D. Strategi pemerolehan
Pada usia 12 tahun disebut periode penting (critical period), disebut periode kritis karena pada
usia tersebut berbagai kelengkapan kebahasaannya telah benar-benar siap dan matang.
Strategi dalam belajar suatu bahasa diantaranya sebagai berikut:
1. Mengingat
2. Meniru
3. Mengalami langsung
4. Bermain
5. Penyerderhanaan bahasa
2
Kegiatan Belajar 2
PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
3
b. Tidak memandang rendah kelompok masyarakat B2
c. Persepsi pembelajar tentang pentingnya etnolinguistik
d. Terbuka dan tidak ketat dalam mempersepsikan batas kelompok B1 dengan B2
e. Pembelajar B1 mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya dengan kelompok social
lainnya
3. Teori Wacana
Teori wacana menekankan pentingnya pembelajar B2 menemukan makna bahasa melalui
keterlibatan nya dalam berkomunikasi.
Teori wacana mempunyai sejumlah prinsip utama berikut :
a. Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan sintaksis.
b. Enutur asli akan menyesuaikan tuturannya untuk mencapai makna yang disepakati dan masukan
mempengaruhi kecepatan dan urutan pemerolehan B2.
4. Model Monitor
Monitor adalah proses kontruksi kreatif dalam berbahasa. Model monitor memiliki lima hipotesis
berikut yang mempengaruhi pemerolehan B2, yaitu :
a. Hipotesis pemerolehan – pembelajaran
b. Hipotesis urutan alamiah
c. Hipotesis monitor
d. Hipotesis masukan
e. Hipotesis saringan afektif
5. Model Kompetensi Variabel
Model ini menyatakan bahwa cara seseorang mempelajari bahasa akan mencerminkan cara orang itu
menggunakan bahasa yang dipelajarinya.
Model kompetensi variable menyampaikan prinsip – prinsip berikut :
a. Pembelajar menyimpan pegetahuan tunggal yang berisi kaidah – kaidah bahasa antara
(interlanguae).
b. Pembelajar memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa.
1) Proses wacana primer
2) Proses wacana sekunder
3) Proses kognitif
c. Tampilam B2 merupaka variable yang dihasilkan melalui proses primer dalam wacana yang tidak
terencana atau proses sekunder dalam wacana yang direncanakan.
d. Perkembangan pemerolehan B2 terjadi sebagai akibat :
1) Pemerolehan kaidah kaidah baru dari B2 melalui keterlibatan pembelajar dalam berbagai tipe
wacana.
2) Pengaktifan kaidah kaidah B2 yang sudah ada pada dalam bentuk tidak teranalisis dan tidak
otomatis atau teranalisis sehingga dapat digunakan untuk wacana yang tidak direncanakan.
6. Hipotesis Universal
4
Menyatakan bahwa anak menemukan kaidah kaidah bahasa dengan bentuk gramatika universal, yakni
gramatika inti.
Hipotesis ini menyatakan bahwa terdapat kesemestaan bahasa yang menentukan proses pemerolehan
B2 seperti berikut ini :
a. Kesemestaan bahasa membantu mengatasi hambatan yang berpotensi muncul dalam bahasa
antara ( interlangue)
b. Pembelajar akan merasa lebih mudah memperoleh pola pola yang sesuai dengan kesemestaan
bahasa daripada yang tidak sesuai.
c. Apabila B1 menerapkan kesemestaan bahasa maka B1 cenderung akan membantu
perkembangan penguasaan bahasa antara melalui transfer.
7. Teori Neurofungsional
Teori ini menyatakan adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf. Dua daerah dalam otak,
yaitu belahan otak kanan ( daerah wernickle) dan daerah otak kiri ( daerah Brocka), menentukan
pemerolehan B2.
Dalam kaitannya dengan pemerolehan B2, focus teori ini berkenaan dengan perbedaan usia ( pada usia
kritis otak berada pada kesiapan sempurna untuk belajar bahasa), fosilisasi ( aspek bahasa yang telah
terkuasai bertahun tahun hingga usia dewasa menjadi unsur kompetensi yang otomatis dan memfosil
atau menetap secara permanen), ujaran terpola, dan pola latihan dikelas dalam mempelajari B2.