Anda di halaman 1dari 17

Teori Pemerolehan Bahasa

Kedua
Mukadimah

 Pengertian pemerolehan bahasa (language acquisition) berbeda dengan pembelajaran


bahasa (language learning).
 Menurut Stephen D. Krashen, Pemerolehan bahasa mengacu pada kemampuan linguistic
yang telah diinternalisasikan secara alami atau tanpa disadari dan memusatkan pada
bentuk-bentuk linguistic (kata-kata). Adapun pembelajaran bahasa memiliki pengertian
yang sebaliknya, dilakukan dengan sadar dan merupakan hasil situasi belajar formal
Pengertian dan Pemerolehan Bahasa Kedua (Second Language Acquisition)

 Menurut Stren (1983 dalam Akhadiah, S., dkk ,1997:2.2) menyamakan istilah bahasa
kedua dengan bahasa asing. Tetapi bagi kondisi di Indonesia kita perlu membedakan
istilah bahasa kedua dengan bahasa asing. Bagi kondisi di first languange yang berwujud
bahasa daerah tertentu, bahasa kedua second languange yang berwujud bahasa Indonesia
atau bahasa asing (foreign languange). Bahasa kedua biasanya merupakan bahasa resmi
di negara tertentu. Oleh sebab itu bahasa kedua sangat diperlukan untuk kepentingan
politik, ekonomi, dan pendidikan.
 Bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai oleh seseorang melalui belajar secara formal.
 Secara umum tipe pemerolehan bahasa kedua dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Secara terpimpin Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin dilakukan melalui
aktivitas pembelajaran, baik di sekolah maupun kursus atau les. Bahasa yang dipelajari
bersifat formal dan baku.
2. Secara alamiah Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah dilakukan secara spontan.
3. Secara terpimpin dan alamiah Kunci keberhasilan belajar bahasa kedua adalah
kemauan belajar, keberanian mempraktekkan dalam situasi real, dan keintensifan
dalam berkomunikasi dengan bahasa kedua
 Konteks pemerolehan bersifat alami, sedangkan pembelajaran
mengacu pada kondisi formal dengan konteks yang terprogram.
Perbedaan antara pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua

1. Penguasaan kemampuan bahasa.


 Dalam pemerolehan bahasa pertama, penguasaan kemampuan berbahasa berlaku secara
bertahap. Contohnya; mulai dari mengeluarkan bunyi, kemudian mencantumkan unit
bunyi atau silabi, menjadi kata, setelah itu menjadi kata dalam berupa ungkapan atau
kalimat.
 Sedangkan dalam pemerolehan bahasa kedua adalah merupakan proses yang mekanis
yang membentuk sikap baru yaitu kemampuan berbahasa yang baru melalui memungut
bahasa dan latihan-latihan yang diberikan untuk membentuk kebiasaan berbahasa melalui
belajar bahasa.
2. Penguasaan aspek bahasa
 Dalam pemerolehan bahasa pertama setiap kemampuan berbahasa dapat dikuasai dengan cara yang
perlahan. Cara ini memperlihatkan bahwa beberapa aspek bahasa dapat dikuasai secara sekaligus,
contohnya bahasa mememiliki tataran dan aturan, semuanya itu dapat dikuasai secara serentak oleh
anakanak umpamanya bunyi, kata, makna, dan penggunaanya dalam kalimat sekaligus. Sedangkan dalam
pemerolehan bahasa kedua, penguasaan kemampuan bahasa kedua melalui tahapan-tahapan yang tidak
bida sekaligus yakni dimulai dengan kemampuan menyimak atau mendengar, kemudian berbicara,
membaca, dan menulis.
3. Penggunaan bahasa
 Dalam pemerolehan bahasa pertama, seorang anak memperoleh bahasa tanpa mengkaji tata bahasa untuk
menggunakan dan menguasai bahasa tersebut. Sementara dalam pemerolehan bahasa kedua, seseorang
anak akan ada pada tahapan belajara bahasa untuk menyempurnakan pemerolehan bahasa kedua memlalui
latihan-latihan dan belajar mengenai kaidah-kaidah atau tata bahasa tersebut.
4. Pelaku dalam pemerolehan bahasa
 Dalam pemerolehan bahasa pertama atau yang dikenal dengan bahasa ibu, bahasa
diperoleh melalui interaksi ibu dan anak serta anggota keluarga atau kelompok.
Sedangkan dalam pemerolehan bahasa kedua terjadi diperoleh dalam lingkungan sosial
yang lebih besar atau kelompok baru diluar keluarga atau kelompok lainnya, memalau
memunggut dan belajar bahasa.
5. Cara pemerolehan
 Dalam pemerolehan bahasa pertama melalui proses yang tidak formal, sedangkan
pemerolehan bahasa kedua melalui cara alamiah dan cara formal.
6. Fungsi pemerolehan bahasa
 Dalam pemerolehan bahasa pertama berfungsi sebagai pemerolehan bahasa untuk tujuan
berkomunikasi seeorang atau anak dengan ibu, keluarga atau kelompok kecil
terdekatnya, dan juga sebagai kemampuan anak untuk menciptakan identitas budaya
yang kuat. Sedangkan pemerolehan bahasa kedua biasanya berfungsi sebagai alat
komunikasi umum, untuk menyesuaikan diri terhadap lingkuangan dan tujuan tertentu,
seperti ilmu pengetahuan, pendidikan, sosial, dan ekonomi
Teori pemerolehan bahasa kedua

1. Model Akulturasi
 Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru. Akulturasi ditentukan oleh jarak
sosial dan jarak psikologis antara pembelajar(B1) dengan budaya bahasa sasaran(B2).
 Faktor-faktor yang menentukan jarak sosial antara kelompok B1 dan B2 adalah :
a) Kesamaan derajat sosial
b) Timbulnuya keinginan asimilasi
c) Saling terlibatnya antar dua kelompok
d) Kelompok belajar B2 kecil dan kohesif
e) Kesesuaian budaya
f) Saling memiliki sikap positif
g) Lama tidaknya berasimilasi antara kelompok B1 da B2
2. Teori Akomodasi
 Teori akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam berinteraksi sangat
menentukan pemerolehan B2.
 Faktor-faktor berikut akan mempermudah dan mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam
mempelajari B2.
a) Anggapan pembelajar B2 bahwa dirinya merupakan anggota dari masyarakat B2
b) Tidak memandang rendah masyarakat B2
c) Persepsi pembelajar tentang pentingnya etnolinguistik
d) Terbuka dan ketat dalam mempersepsikan batas kelompok B1 dengan B2
e) Pembelajar B1 mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya dengan kelompok sosial lainnya
3. Teori Wacana
 Teori wacana menekankan pentingnya pembelajar B2 menemukabn makna bahasa
melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi. Teori wacana mempunyai sejumlah
prinsip utama berikut:
a) Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan sintaksis
b) Penutur asli akan menyesuaikan tuturannya untuk mencapai makna yang disepakati
bersama penutur nonasli
c) Strategi percakapan yang ditempuh untuk mencapai makna yang disepakati dan
masukan mempengaruhi kecepatan dan urutan pemerolehan data terbaik bagi
pembelajar
4. Model Monitor
 Teori ini menyatakan bahwa tampilan berbahasa pembelajar (B2) ditentukan oleh cara mereka
menggunakan monitor (proses konstruksi kreatif). Penggunaan bahasa yang berlebihan akan
menghambat penguasaan bahasa pembelajar.
5. Model Kompetensi Variable
 Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuanan B2 dapat direfleksikan dari
bagaimana bahasa itu digunakan. Produk bahasa terdiri atas produk yang terencana dan produk
yang tidak terencana. Produk yang terencana adalah produk yang sebelum diekspresikan
terlebih dahulu dipikir secara matang, misalnya, pidato dalam situasi resmi. Sebaliknya,
produk yang tidak terencana adalah produk bahasa yang tidak melalui pemikiran mendalam
sebelum diekspresikan, misalnya, percakapan spontanitas dalam percakapan sehari-hari.
Model kompetensi variabel mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Anak memiliki alat penyimpanan yang berisi bahasantara. Penyimpanan ini akan aktif
jika diekploitasi untuk berlatih;
2) Anak memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa, yang berbentuk proses
wacana primer (penyederhanaan semantik : dhahar = makan), wacana sekunder
(penyuntingan performansi bahasa), proses kognitif (penyusunan, perbandingan, dan
pengurangan unsur)
3) Tampilan berbahasa anak adalah proses primer dalam perkembangan wacana yang
tidak terencana atau proses sekunder dari wacana terencana;
4) Perkembangan pemerolehan adalah akibat pemerolehan kaidah baru dan pengaktifan
kaidahkaidah itu.
6. Teori Hipotesis Universal
 Teori ini berkeyakinan bahwa terdapat kesemestaan linguistik yang menentukan jalannya
pemerolehan B2.
 Kesemestaan itu adalah : (1) Kendala berbahasa diambil alih oleh bahasantara; (2) Anak
lebih mudah memperoleh pola-pola yang sesuai dengan kesemestaan linguistik daripada
yang tidak. (3) Kesemestaan linguistik yang dimanifestasikan oleh B1 dapat membantu
pengembangan bahasantara melalui transfer.
7. Teori Neurofungsional
 Teori ini menyatakan adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf. Dua daerah
otak. Dua daerah dalam otak, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri,
menentukan pemerolehan B2. Pemerolehan B2 dapat diterangkan menurut fungsi syaraf
dengan memperhatikan dua hal. Pertama, fungsi syaraf yang mana yang digunakan untuk
berkomunukasi. Kedua, tingkatan mana dalam system syaraf tersebut yang dilibatkan
 Sesungguhnya model pemerolehan bahasa kedua (second language acquisition/SLA)
sangat beraneka ragam.

behavioris
kognitif

model
Nativis
humanitis

Anda mungkin juga menyukai