Kedua
Mukadimah
Menurut Stren (1983 dalam Akhadiah, S., dkk ,1997:2.2) menyamakan istilah bahasa
kedua dengan bahasa asing. Tetapi bagi kondisi di Indonesia kita perlu membedakan
istilah bahasa kedua dengan bahasa asing. Bagi kondisi di first languange yang berwujud
bahasa daerah tertentu, bahasa kedua second languange yang berwujud bahasa Indonesia
atau bahasa asing (foreign languange). Bahasa kedua biasanya merupakan bahasa resmi
di negara tertentu. Oleh sebab itu bahasa kedua sangat diperlukan untuk kepentingan
politik, ekonomi, dan pendidikan.
Bahasa kedua adalah bahasa yang dikuasai oleh seseorang melalui belajar secara formal.
Secara umum tipe pemerolehan bahasa kedua dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Secara terpimpin Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin dilakukan melalui
aktivitas pembelajaran, baik di sekolah maupun kursus atau les. Bahasa yang dipelajari
bersifat formal dan baku.
2. Secara alamiah Pemerolehan bahasa kedua secara alamiah dilakukan secara spontan.
3. Secara terpimpin dan alamiah Kunci keberhasilan belajar bahasa kedua adalah
kemauan belajar, keberanian mempraktekkan dalam situasi real, dan keintensifan
dalam berkomunikasi dengan bahasa kedua
Konteks pemerolehan bersifat alami, sedangkan pembelajaran
mengacu pada kondisi formal dengan konteks yang terprogram.
Perbedaan antara pemerolehan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa kedua
1. Model Akulturasi
Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru. Akulturasi ditentukan oleh jarak
sosial dan jarak psikologis antara pembelajar(B1) dengan budaya bahasa sasaran(B2).
Faktor-faktor yang menentukan jarak sosial antara kelompok B1 dan B2 adalah :
a) Kesamaan derajat sosial
b) Timbulnuya keinginan asimilasi
c) Saling terlibatnya antar dua kelompok
d) Kelompok belajar B2 kecil dan kohesif
e) Kesesuaian budaya
f) Saling memiliki sikap positif
g) Lama tidaknya berasimilasi antara kelompok B1 da B2
2. Teori Akomodasi
Teori akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam berinteraksi sangat
menentukan pemerolehan B2.
Faktor-faktor berikut akan mempermudah dan mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam
mempelajari B2.
a) Anggapan pembelajar B2 bahwa dirinya merupakan anggota dari masyarakat B2
b) Tidak memandang rendah masyarakat B2
c) Persepsi pembelajar tentang pentingnya etnolinguistik
d) Terbuka dan ketat dalam mempersepsikan batas kelompok B1 dengan B2
e) Pembelajar B1 mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya dengan kelompok sosial lainnya
3. Teori Wacana
Teori wacana menekankan pentingnya pembelajar B2 menemukabn makna bahasa
melalui keterlibatannya dalam berkomunikasi. Teori wacana mempunyai sejumlah
prinsip utama berikut:
a) Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan sintaksis
b) Penutur asli akan menyesuaikan tuturannya untuk mencapai makna yang disepakati
bersama penutur nonasli
c) Strategi percakapan yang ditempuh untuk mencapai makna yang disepakati dan
masukan mempengaruhi kecepatan dan urutan pemerolehan data terbaik bagi
pembelajar
4. Model Monitor
Teori ini menyatakan bahwa tampilan berbahasa pembelajar (B2) ditentukan oleh cara mereka
menggunakan monitor (proses konstruksi kreatif). Penggunaan bahasa yang berlebihan akan
menghambat penguasaan bahasa pembelajar.
5. Model Kompetensi Variable
Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa kemampuanan B2 dapat direfleksikan dari
bagaimana bahasa itu digunakan. Produk bahasa terdiri atas produk yang terencana dan produk
yang tidak terencana. Produk yang terencana adalah produk yang sebelum diekspresikan
terlebih dahulu dipikir secara matang, misalnya, pidato dalam situasi resmi. Sebaliknya,
produk yang tidak terencana adalah produk bahasa yang tidak melalui pemikiran mendalam
sebelum diekspresikan, misalnya, percakapan spontanitas dalam percakapan sehari-hari.
Model kompetensi variabel mengemukakan prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Anak memiliki alat penyimpanan yang berisi bahasantara. Penyimpanan ini akan aktif
jika diekploitasi untuk berlatih;
2) Anak memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa, yang berbentuk proses
wacana primer (penyederhanaan semantik : dhahar = makan), wacana sekunder
(penyuntingan performansi bahasa), proses kognitif (penyusunan, perbandingan, dan
pengurangan unsur)
3) Tampilan berbahasa anak adalah proses primer dalam perkembangan wacana yang
tidak terencana atau proses sekunder dari wacana terencana;
4) Perkembangan pemerolehan adalah akibat pemerolehan kaidah baru dan pengaktifan
kaidahkaidah itu.
6. Teori Hipotesis Universal
Teori ini berkeyakinan bahwa terdapat kesemestaan linguistik yang menentukan jalannya
pemerolehan B2.
Kesemestaan itu adalah : (1) Kendala berbahasa diambil alih oleh bahasantara; (2) Anak
lebih mudah memperoleh pola-pola yang sesuai dengan kesemestaan linguistik daripada
yang tidak. (3) Kesemestaan linguistik yang dimanifestasikan oleh B1 dapat membantu
pengembangan bahasantara melalui transfer.
7. Teori Neurofungsional
Teori ini menyatakan adanya hubungan antara bahasa dengan anatomi syaraf. Dua daerah
otak. Dua daerah dalam otak, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri,
menentukan pemerolehan B2. Pemerolehan B2 dapat diterangkan menurut fungsi syaraf
dengan memperhatikan dua hal. Pertama, fungsi syaraf yang mana yang digunakan untuk
berkomunukasi. Kedua, tingkatan mana dalam system syaraf tersebut yang dilibatkan
Sesungguhnya model pemerolehan bahasa kedua (second language acquisition/SLA)
sangat beraneka ragam.
behavioris
kognitif
model
Nativis
humanitis