Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN SAINS dalam AL-QURAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Al-quran dan Sains Modern
Di ampuh oleh :
Muhammad Saefullah.,M.pd

DISUSUN OLEH:
Aida Wafiq Nahda (2021040024)
Mellyana (2021040025)
Kelas : PBA B.3

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNVERSITAS SAINS AL-QUR’AN WONOSOBO
TAHUN 2023

pg. 1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karuniaNya, saya dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Tak
lupa pula shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan kita Rasululah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir kepada kita kelak.
Penulisan makalah judul ‘’Perkembangan Sains dalam Al-quran’’ bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Al-quran dan Sains Modern dari Bapak Muhammad
Saefullah.,M.pd dan saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Saefullah.,M.pd
yang telah memberikan tugas ini, serta teman-teman yang telah membagi sebagian ilmunya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Harapan saya agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Wonosobo, 7 Maret 2023

Penulis

pg. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pernyataan Al Qur'an terhadap Perkembangan Sains dalam Al-qur’an.........................5

B. Perkembangan sains dalam Al Qur'an ............................................................................6

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................10

Kesimpulan........................................................................................................................10

Daftar pustaka....................................................................................................................11

pg. 3
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an dan Sains Modern adalalah Ilmu yang Mempelajari tentang


Worldvieww(cara pandang) Sains dalam Al-Qur’an, Relasi Al-Qur’an dan Sains, Konsep
Sains dalam Al-Qur’an, Perkembangan dan Ilmuawan Islam, Al-Qur’an dan Sainstek,
Kesehatan, Arkeologi, Astronomi, Biologi, Fisika, Geografi, Geologi, Genetika dan
Oceanologi. Al-qur’an adalah petunjuk suci umat islam dalam semua aspek kehidupan
dunia dan akhirat. Al-Qur’an sangat menekankan pentingnya membaca (baca: mengamati)
gejala alam dan merenungkannya. AlQur’an mengambil contoh dari kosmologi, fisika,
biologi, ilmu kedokteran dan lainnya sebagai tanda kekuasaan Allah untuk dipikirkan oleh
manusia. Tidak kurang dari tujuh ratus lima puluh ayat – sekitar seperdelapan al-Qur’an–
yang mendorong orang beriman untuk menelaah alam, merenungkan dan menyelidiki
dengan kemampuan akal budinya serta berusaha memperoleh pengetahuan dan
pemahaman alamiah sebagai bagian dari hidupnya. Kaum muslim zaman klasik
memperoleh ilham dan semangat untuk mengadakan penyelidikan ilmiah di bawah sinar
petunjuk al-Qur’an, di samping dorongan lebih lanjut dari karya-karya Yunani dan sampai
batas-batas tertentu oleh terjemahan naskah-naskah Hindu dan Persia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pernyataan Al Qur'an terhadap Perkembangan Sains dalam Al-qur’an?
2. Bagaimana perkembangan sains dalam Al Qur'an terhadap Islam?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pernyataan Al Qur'an terhadap Perkembangan Sains dalam Alqur’an.
2. Mengetahui perkembangan sains dalam Al Qur'an terhadap Islam.

pg. 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pernyataan Al Qur'an dalam berkembangnya Sains


Harus diyakini sepenuhnya bahwa semua yang diciptakan oleh Allah memiliki
kerangka tujuan ilahiyah. Berpijak pada ajaran Tauhid –di mana Allah adalah
Pencipta alam semesta, segala sesuatu berasal dari-Nya dan kembali kepada-Nya
seyogyanya setiap langkah yang diambil ditujukan untuk memperoleh keridlaan-Nya
dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Penyelidikan untuk menyingkap rahasi alam
semesta tanpa terkecuali terkait dengan kerangka tujuan ini.Al-Qur’an tidak
menghendaki penyelidikan terhadap alam semesta hanya untuk pemuasan keinginan
(science for science),seperti yang berlaku di Barat. Menurut al-Qur’an, sains hanyalah
alat untuk mencapai tujuan akhir. Pemahaman seseorang terhadap alam harus mampu
membawa kesadarannya kepada Allah Yang Maha Sempurna dan Maha Tak Terbatas.
Dalam perspektif inilah al-Qur’an menampakkan dimensi spiritual dalam kisah Nabi
Ibrahim a.s.di dalam surat al-An’am: 76-79.
Sebagai bagian yang terpisah dari dirinya, melainkan kesalinghubungan dalam
kesatuan di balik keragaman. Inilah yang diisyaratkan al-Qur’an bahwa setiap benda
yang diciptakan oleh Allah berada dalam satu kerangka tujuan, sehingga benda
terkecilpun memiliki nilai.Sejak pertama kali diturunkan, al-Quran telah
mengisyaratkan pentingnya ilmu pengetahuan dan menjadikan proses pencariannya
sebagai ibadah. Di samping itu, al-Quran juga menegaskan bahwa satu-satunya
sumber ilmupengetahuan adalah Allah SWT. Hal ini mengindikasikan bahwa
sebenarnya tidak ada dikotomi ilmu dalam pandangan al-Quran. Tidak ada satu ayat
pun di dalam al-Quran, yang secara tegas maupun samar, yang memberi petunjuk
bahwa agama dan sain merupakan dua sisi yang berbeda. Dengan demikian, dalam
pandangan al-Quran, sains dan agama merupakan dua hal yang terintegrasi.
Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu
sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang
alam yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara
rasional mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang
diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah
himpunan pengetahuan manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang
diperoleh dari penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis
(Baiquni, 1995: 58-60).
Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang
bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains
dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara gamblang. Akan
tetapi, dalam kapasitasnya sebagai huda li al-nas, al-Qur’an memberikan informasi
stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh ratus
lima puluh ayat (Ghulsyani, 1993: 78). Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang

pg. 5
diterima Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses investigasi
(penyelidikan). Informasi alQur’an tentang fenomena alam ini, menurut Ghulsyani,
dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia kepada Pencipta alam Yang Maha
Mulia dan Maha Bijaksana dengan mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud
alam serta mendorong manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya (Ghulsyani,
1993). Dalam visi al-Qur’an, fenomena alam adalah tanda-tanda kekuasaan Allah.
Oleh sebab itu, pemahaman terhadap alam itu akan membawa manusia lebih dekat
kepada Tuhannya.Pandangan al-Qur’an tentang sains dan teknologi dapat ditelusuri
dari pandangan al-Qur’an tentang ilmu. Al-Qur’an telah meletakkan posisi ilmu pada
tingkatan yang hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al-Mujadalah
ayat 11:“… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Perkembangan Sains di Dunia Barat


Sejarah pemikiran para filosuf oleh dunia Barat terbagi menjadi empat periode, yakni
zaman yunani kuno, zaman pertengahan (zaman di mana alam pikiran dikungkung atau
didominasi oleh Gereja). Zaman Modern (zaman sesudah abad pertengahan berakhir
hingga sekarang).
Zaman Yunani Kuno (abad 6 SM-6 M), dianggap sebagai zaman keemasan ilmu
pengetahuan yang ditandai, (1). Pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan ide-ide nya. (2). Masyarakat pada masa ini tidak lagi mempercayai
mitologi-mitologi yang dianggap sebagai suatu bentuk pseudo-rasional. (3). Masyarakat
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap reseptif attitude (sikap
menerima begitu saja) melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap
yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Di antara ilmuan zaman Yunani kuno
antara lain adalah, Thales,' Demokritus (460-370 SM), Plato (428-348 SM),' dan
Aristoteles (384-322 SM).
Zaman Pertengahan (Middle Age: 6-16 M), pada zaman ini par ilmuwan hampir
semua adalah para theolog, sehingga aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan
(Kristen). Semboyan yang berlaku bag ilmu pada masa ini adalah Ancilla Theologia (abdi
agama). Pada zaman pertengahan ini, Eropa berada dalam masa tidur panjang a dogma-
dogma agama." akibat pengaruh Zaman Renaissance (abad 14-16 M). Zaman Renaissance
ditanda sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dog agama.8
Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini adalah bidang astromoni. Tokohnya
yang terkenal seperti: Nicolus copernicus (1473 1543) dengan teorinya "Heliloisme" di
mana matahari adalah pusat jagar raya bukan bumi sebagaimana dikemukakan oleh
Ptolomeus yang diperkuat olch Gereja. Ilmuwan lainnya adalah Kepler dan Gelileo
Gelilei.
Zaman Modern (Abad 17-19 M). Perkembangan ilmu pengetahuan zaman ini
sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman Renaissance. Tokoh yang terkenal zaman ini
adalah Rene Descrates. Descrates telah mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi
landasan berfikir dalam ilmu pengetahuan modern."Perkembangan ilmu pengetahuan pada
massa ini mencapai puncak kejayaan di tangan Newton. Ilmuwan Inggris yang
merumuskan teon gaya berat dan kaidah-kaidah mekanika.

pg. 6
B. Perkembangan Sains dalam Islam
Islam sangat Menghargai ilmu, ini terlihat sejak kemunculan agama Islam yan dibawa oleh
Nabi Muhammad Saw, saat beliau menerima wahyu pertama dengan perintah “iqra’(bacalah).
Menurut Harun Nasution, Keilmuan berkembang dalam Islam dipengaruhi oleh persepti
tentang bagaimana tingginya kedudukan akal seperti yang terdapat dalam al-Qur’an dan
hadits.
1. Sains Zaman Rasulullah

Rasul sangat perhatian terhadap ilmu pengetahuan, bahkan Rasulullah Saw. Memberi
contoh revolusioner bagaimana seharusnya mengembangkan ilmu. Di antara gerakan yang
dilakukanRasul Saw.adalah dengan menggiatkan budaya membaca yang merupakan
pencanangan dan pemberantasan buta huruf, suatu tindakan awal untuk membebaskan
manusia dari ketidaktahuan. Rasulullah Saw.juga memerintahkan kepada para sahabatnya
untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan cara ini selain untuk menjaga kemurnian Al-
Qur’an, juga media untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Rasulullah Saw. Juga
mengembangkan tradisi menulis wahyu pada kulit, tulang, pelepah kurma dan lain-lain.
Pada masa Rasulullah Saw, ilmu pengetahuan lebih banyak berkembang dibidang
ilmu-ilmu pokok tentang agama (ushuluddin), dan ilmu akhlak (moral), namun pada saat itu
pun mulai terjadi proses pengkajian ilmu yang lebih sistematis, di antaranya dasar-dasar ilmu
tafsir yang dikembangkan oleh para sahabat.

2. Sains Zaman Khulafaurrasyidin

Masa ini sering disebut dengan masa klasik awal (650-690 M). Masa ini merupakan
peletakan dasar-dasar perdaban Ilam yang berjalan selama 40 tahun. Kemajuan yang dicapai
dibidang ilmu pengetahuan dan sains pada masa ini terpusat pada usaha untuk memahami Al-
Qur'an dan Hadits Nabi, untuk memperdalam pengajaran akidah, akhlak, ibadah, mu'amalah
dan kisah-kisah dalam Al-Qur'an.
Pada masa khulafaurrasyidin Ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Ulum an-Naqliyah (Ilmu yang bersumber dari Al- Qur'an dan Al-Hadits) atau disebut ilmu
syariat, dan Ulum al-Aqliyah (Ilmu yang bersumber dari akal) atau ilmu ajam. Ilmu yang
lahir dan berkembang pada periode Khulafaurrasyidin antara lain adalah Ilmu Qiraat," Tafsir
Al-Qur'an," Ilmu Hadits," Ilmu Nahwu," Khat Al- Qur'an," Ilmu fikih," Ilmu Sastra, dan Ilmu
arsitektur.

3. Sains Zaman Daulah Bani Umayyah

Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa
Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750. Pada masa ini perhatian
pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sangat besar. Penyusunan ilmu
pengetahuan lebih sistematis dan telah dilakukan pembidangan ilmu pengetahuan." Pada
masa Bani Umayyah ini Ilmu pengetahuan yang berkembang di antaranya adalah:
a. Fiqih

pg. 7
Dalam bidang fiqih, karena Spanyol Islam menganut mazhab Maliki. maka para
ulama memperkenalkan materi-materi fiqih dari mazhab Imam Maliki. Para Ulama yang
memperkenalkan mazhab ini adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya
adalah Abu bakar idn Al-Quthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi dan Ibn Hazm.
b. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi dan bahasa administrasi dalam pemerintah
Islam di Andalusia. Bahasa Arab ini diajarkan kepada murid-murid dan para pelajar, baik
yang Islam maupun non-Islam. Hal ini dapat diterima oleh masyarakat dan bahkan banyak
yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, sehingga mereka terampil dalam berbicara dalam
tatabahasa. Di antara ahli bahasa tersebut yang termasyhur ialah Ibnu Malik pengarang kitab
Alfiah, Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf, Ibn Al Haj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-hasan Ibn Usfur,
dan Abu Hayyan Al- Garnathi.
c. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik Islam di Andalusia mencapai kecemerlangan dengan tokohnya
al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. la selalu tampil mempertunjukan kebolehannya.
Kepiawaiannya bermusik dan seni membuatnya menjadi orang termasyhur dikala itu, ilmu
yang dimilikinya diajarkan kepada anak-anaknya, baik laki-laki maupun perempuan dan juga
kepada para budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
d. Filsafat

Tokoh filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih
dikenal dengan Ibn Bajjah. Masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis.
Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid. Tokoh lainya adalah Abu bakr ibn Thufail,
karya filsafatnya yang paling terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan. Islam di Andalusia juga telah
melahirkan filosof Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova yang memiliki cirri khas yaitu
kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah
Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah klasik tentang keserasian
filsafat dalam agama. Selain ahli filsafat Ibn Rusyd juga ahli fiqih dengan karyanya yang
termasyhur Bidayah al-Mujtahid.
e. Bidang Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain- lain juga
berkembang dengan baik. Abbas Ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia
adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya Al-
Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. la dapat menentukan waktu terjadinya gerhana
matahari an menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang
dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang- bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova
adalah ahli dalam bidang obar- obatan. Umm Al-Hasan bint Abi Ja'far dan saudara
perempuan Al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita. Tokoh terkenal
dalam bidang kedokteran adalah Ibn Rusdy. Selain sebagai filosof ia juga ahli kedokteran.
Namun kemahirannya dalam filsafat membuat keahlian dalam kedokterannya tertutupi. Karya
Monumentalnya dalam bidang kodektoran adalah al-Kulliyat fi al-Thibb (generalitas dalam
kedokteran).

pg. 8
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian Barat melahirkan banyak
pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri
muslim di Mediterania Sicilia. Dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai
samudra Pasai dan Cina. Ibn Al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada,
sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah.

4. Sains Zaman Dinasti Abbasiyah


Bani Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Bagdad. Pada masa
pemerintahan Abbasiyah Islam mencapai puncak kejayaan dalam bidang ilmu pengetahuan
dan sains. Pada massa ini Ilmu pengetahuan dipandang sesuatu yang sangat penting dan
mulia," di antara bidang-bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pada massa ini antara
lain adalah Bidang Pendidikan," Bidang Agama," bidang Filsafat." Pada bidang sains pada
massa ini telah berkembang bidang astronomi, kedokteran, matematika dan lain sebagainya.
a) Astronomi

Ahli astronomi Islam yang terkenal adalah al-Fazzari yang hidup pada masa khalifah
al-Mansyur beliau yang pertama kali yang menyusun astrolober (alat yang dahulu dipakai
sebagai pengukur tinggi bintang), sedang al-Farqani yang dikenal di Eropa mengarang
ringkasan tentang ilmu astronomi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa latin lalu
diterjemahkan oleh Gewrar Cremona dan Johannes Hispalensis." Astronom Islam yang lainya
seperti Ya'qub bin Thariq, Muhammad bin Umar al- Balkhi dengan karyanya seperti al-
Battani yang menulis al-Madhal al-Kabir, dan al-Khawarizmi dengan karyanyan menulis
buku al-Zaij al-Shabi.

b) Kedokteran

Pada masa Dinasti Abbasiyah ilmu kedokteran mencapai puncaknya sehingga


melahirkan para dokter yang terkenal. Di antaranya adalah Yuhannah bin Musawai bukunya
yang terkenal al-Asyr al-Maqalat fi al- Ain tentang pengobatan penyakit mata. Abu Bakar al-
Razi dengan karyanya yang sangat terkenal Kitab Asrar, kitab al-Manshuri, al-Juwadi wa al-
Hasbah serta al-Hawi yang merupakan Ensiklopedi tentang medis dan telah diterjemahkan ke
dalam bahasa latin pada tahun 1279." Kemudian Ibnu Sina juga seorang dokter yang sangat
mashur karangannya dalam bentuk ensiklopedi berjudul al-Qanun fi al-Thib, yang
diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan menjadi buku-buku standar untuk universitas-
universi- tas di Eropa sampai akhir abad ke 17 M. Buku ini pernah diterbitkan di Roma pada
tahun 1593 M. dan di India pada tahun 3123 H.
c) Matematika
Ilmuwan Islam bidang ilmu pasti (matematika), di antaranya adalah Muhammad ibn
Musa al-khawarizmi, beliau yang menemukan ilmu al jabar wa al-Muqabalah yang sangat
mempengaruhi ilmuan sesudahnya seperti Umar Khayam.

d) Kimia
Setelah ilmu kedokteran, astronomi dan matematika, Perkembangan sains pada masa
dinasti Abbasiyah memberikan kontribusi ilmiah terbesar dalam bidang kimia. Bapak kimia

pg. 9
adalah Jabir ibn Hayyan (Geber), hidup di Kuffah sekitar 776 M setelah al-Razi (w. 925 M),
Beliau adalah tokoh terbesar dalam bidang ilmu kimia pada abad pertengahan. Salah satu
keberhasilan Jabir ibn Hayyan adalah berhasil menggambarkan secara ilmiah dua operasi
utama kimia yaitu kalnikasi dan reduksi kimiawi. la memperbaiki berbagai metode
penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Persepsi umat Islam tentang ilmu dan persepsi-persepsi lain yang terkait
dengan ilmu, seperti sekolah agama dan ulama, harus diluruskan. Islam tidak
mengenal dikotomi ilmu agama (ilmu naqli) dan ilmu non agama (ilmu aqli). Persepsi
yang membuat dikotomi itu telah menjauhkan umat Islam dari kemajuan sains dan
teknologi. Sains yang maknanya adalah ilmu dianggap begitu asing dalam pemikiran
sebagian besar umat Islam masa kini. Akibatnya, karena kata ulama (yang memiliki
akar kata yang sama dengan ilmu) dipersepsi sebatas orang yang berilmu di bidang
pengetahuan agama, tidak mengherankan apabila tokoh-tokoh sains Muslim tidak
dikenali sebagaimana tokoh-tokoh ulama (agama). Demikian pula dengan terminologi
amal shalih dan ihsan amat perlu diterjemahkan dalam konteks yang meliputi karya
sains dan teknologi, bukan kebajikan dalam arti sempit. Umpamanya, seseorang yang
mencipta teori baru di bidang sains dan teknologi yang bermanfaat bagi manusia dan
kemanusiaan harus dihargai sebagai orang yang berbuat shalih. Pengembangan
pemahaman umat Islam terhadap agamanya itu mudah-mudahan dapat memotivasi
untuk menekuni sains dan teknologi dengan landasan nilai-nilai Al-Qur’an.

pg. 10
DAFTAR PUSTAKA

pg. 11

Anda mungkin juga menyukai