Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN”


Disusim imtuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam
yang diampu oleh Ibu Siti Aminah M.Pd.

Disusun oleh :

Ummul Azkiyah NIM : 20862081101

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL


2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga, sehingga
penulis bisa menulis makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tercurah
kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW semoga kita selalu mendapat syafa’at dari-Nya.

Kami menyadari penulisan laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, antara lain:
1. Ibu Siti Aminah selaku dosen mata kuliah Islam di IAIN Laa Roiba Bogor.
2. Ibu dan Bapak tercinta atas limpahan kasih sayang , bimbingan serta memberikan bantuan
materi dan nonmaterial dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapakan demi penyempurnaan
karya ilmiah ini.

Demikian makalah ini saya tulis, semoga dapat menambah referensi pembelajaran
khususnya di IAIN Laa Roiba Bogor dan sekitarnya . Umumnya untuk semua pembaca

Bogor, 7 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah.............................................................................................................................. 1
Tujuan............................................................................................................................................... 1
BAB II PENJELASAN....................................................................................................................... 2
Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif Al Quran................................................................................... 2
Keterkaitan Antara Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al Quran........................................................3
Kontradiksi Ilmu Pengetahuan dengan Al-Qur’an............................................................................. 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 10
Kesimpulan.................................................................................................................................. 10
Saran........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Al-Qur ’ an merupakan Kalamullah. Satu-satunya kitab yang menjadi pembenar atas kitab- kitab
sebelumnya. Al-Qur’an menjadi mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW. Beliau di utus untuk
menyampaikan wahyu yang beliau dapatkan kepada umat. Memberi contoh sikap yang sesuai
dengan tuntunan Al-Qur’an Kalamullah. Al-Qur’an juga memiliki berbagai kemukjizatan yang luar
biasa. Di antaranya adalah jawaban dari segala permasalah kehidupan.

Tentu saja jauh sebelum Ilmu Pengetahuan di temukan, Al-Qur’an lebih dulu menjadi pedoman
hidup masyarakat Arab pada zaman dahulu. Al-Qur’an juga turun secara berangsur- angsur sesuai
dengan permasalah pada masa itu. Hal itu saja sudah cukup membuktikan bahwa Al-Qur’an sudah
membahas soal Ilmu Pengetahuan modern, jauh sebelum di temukannya Ilmu Pengetahuan.

Hal ini tidak membuat Al-Qur’an luput dari masalah kontradiksi dengan Ilmu Pengetahuan Modern.
Dan sebisa mungkin, kami mencoba memberikan jawaban dari beberapa masalah kontradiksi
Al-Qur’an dengan Ilmu Pengetahuan Modern. Seperti kontradiksi tentang bagaimana terciptanya
manusia. Semua yang kami singgung, akan kami sampaikan pada pembahasan selanjutnya.

1
Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah hubungan antara Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur’an?


b. Apa saja bukti bahwa Ilmu Pengetahuan Modern begitu berhubungan dengan Al-
Qur’an?
c. Apakah muncul kontradiksi tentang Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an

Tujuan
a. Mengetahui, memahami, dan mengerti hubungan antara Ilmu Pengetahuan dengan AL-Qur’an.
b. Memberikan bukti jelas bahwa Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur ’ an berhubungan
sangat erat.
c. Menjelaskan beberapa kontradiksi tentang Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur’an dan memberikan
jawaban tentang kontradiksi tersebut secara ilmiah dan bukti dalam Al- Qur’an.

1
BAB II

PENJELASAN

1. Ilmu Pengetahuan dalam Presfektif Al-Qur’an

Ilmu Pengetahuan biasa akrab dengan bahasa kita adalah sains atau,
dapat di rumuskan sebagai himpunan pengetahuan manusia yang di
kumpulkan melalui suatu proses pengajian dan dapat di terima oleh
rasio, atau dapat di nalar.

Prinsip Ilmu Pengetahuan juga dengan jelas tertera dalam Al-Qur’


an. Adalah wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah. Surah al-
‘Alaq ayat 1-5.

“ Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang


menciptakan manusia dari segumpal darah. Yang mengajarkan dengan
petunjuk. Yang mengajar kan manusia apa-apa yang tidak di
ketahuinya.”

Ayat tersebut merupakan dasar Ilmu sains dan teknologi dalam


islam. Dalam ayat tersebut dengan jelas Allah memerintahkan kepada
kita untuk membaca, menulis, meneliti, menghkaji, dan membahas
dengan kemampuan intelektual. Kewajiban membaca, menulis, dan
meneliti menjadi inheren dalam Islam. Dan tentu saja, penguasaan dan
keberhasilan suatu penelitian atas restu dari Allah.

Dari wahyu pertama tersebut, ada dua cara perolehan dan


pengembangan ilmu. Antara lain; (dengan pena dan tanpa pena.)
Tentu saja bukan hanya wahyu pertama yang berkaitan erat dengan
Ilmu Pengetahuan. Beberapa ayat dalam Al-Qur’an juga membuktikan
tentang keterkaitan Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al-Qur ’ an,
yang turun jauh sebelum Ilmu Pengetahuan Modern di temukan.

2
Salah satu hal yang menakjubkan Al-Qur ’ an adalah isinya yang
sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Saat diturunkan Al-Qur’an
kepada Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 tidak terbayangkan
oleh masyarakat saat itu bahwa Al-Qur ’ an mengandung ilmu
pengetahuan modern saat ini. Adanya isyarat-isyarat Al-Qur ’ an
tentang ilmu pengetahuan ini secara tidak langsung menunjukkan
bahwa tidak adanya kontradiksi antara agama dan ilmu pengetahuan.

Seperti yang dikatakan seorang ilmuwan yang cukup terkenal


yakni Albert Einstein bahwa “ pengetahuan tanpa agama adalah
pincang dan agama tanpa pengetahuan adalah buta ” . Pernyataan
tersebut menunjukkan bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat
dipertentangkan karena keduanya merupakan kedua hala yang perlu
disatuakan untuki membuat manusia berada dalam kemajuan namun
sekaligus tetap religius.

Sains dan ilmu pengetahuan merupakan salah satu isi pokok


kandungan kitab suci Al-Qur’an. Ilmu pengetahuan merupakan salah
satu kebutuhan agama islam, hal ini dibuktikan dengan adanya fakta
bahwa setiap kali umat melaksanakan ibadah memerlukan ilmu
pengetahuan. Salah satu contoh misalnya dalam puasa seseorang
memerlukan pengetahuan tentang cara menentukan awal bulan
Ramadhan.

Di dalam Al-Qur ’ an terdapat banyak ayat yang membicarakan


tentang ilmu pengetahuan alam. Maurice Buccaile3 menyebutkan
bahwa ada 40 ayat Al-Qur ’ an yang membicarakan secara khusus
tentang astronomi. Selain dalam astronomi di dalam Al-Qur’an juga
banyak menyebutkan berbagai pengetahuan lain secara lengkap.

3
2. Keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan Modern dengan Al- Qur’an
Berikut adalah beberapa ayat yang menjelaskan keterkaitan Ilmu Pengetahuan Modern
dengan Al-Qur’an :
Al-Qur’an dan Astronomi
Diantara persoalan-persoalan terkait dengan astronomi yang diisyaratkan oleh Al-Qur’an antara
lain adalah :

a. Teori Big Bang

Telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah al-Anbiya’ : 30 “dan apakah orang-

orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan dari air Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga yang beriman? ” . Ayat ini dijelaskan
bahwasannya matahari, bintang dan bumi merupakan suatu kesatuan kemudian melalui proses
alamiah kemudian berpisah menjadi bagian-bagian yang terpisah dengan lainnya, hal ini menurut
Wahbah az- Zuhayli persis apa yang dikatakan para ahli astronomi bahwa asal mula alam ini
dahulunya menjadi satu.

b. Matahari dan Bulan

Saat merujuk kedalam matahari dan bulan didalam Al-Qur’an, dijelaskan bahwa

masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu. “dan Dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan masing-masing dan keduanya itu beredar didalam garis
edarnya”.

Disebutkan pula dalam ayat yang lain, bahwa matahari tidak pernah diam, tetapi bergerak dengan
garis edarnya, “dan matahari berjalan di tepat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui

4
c. Langit

Dalam Al-Qur’an Allah mengarahkan perhatian kepada sifat yang sangat menarik tentang langit.
“ dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara,sedang mereka berpaling dari
tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya”.

d. Benda – benda langit berasal dari Nebula/Kabut (Teori Nebula)

Ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan persoalan ini adalah Qs. Fussilat : 11 kemudian Dia menuju
kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi: “ Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa ”.
Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati”.

3. Kontradiksi Ilmu Pengetahuan dengan Al-Qur’an

Terdapat banyak pokok persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur’an yang mengundang manusia
untuk beriman atau sebaliknya. Mereka sering diingatkan bagaimana mereka sampai di bumi.
Namun semua kontradiksi yang ada dan membuat sebagian manusia mempertanyakan
kebenarannya, jauh sebelum itu telah dituliskan “ Kami telah menciptakan kamu, maka kenapa
kamu tidak membenarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami yang
menciptakannya?”

Mengenai banyaknya pertanyaan sebagian manusia, sebenarnya juga telah dijelaskan dalam
Al-Qur’an mengenai penciptaan manusia secara bertahap secara lengkap dan lugas. Fakta bayi lahir
sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak
memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang ada itu berada jauh
diluar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan
abad ke-20.

a. Setetes Mani

“Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)”

.Ayat tersebut menegaskan bahwah nutfah adalah ekstrak dari sperma, informasi ayat ini sejalan
dengan penemuan ilmiah yang menginformasikan bahwa pancaran sperma yang menyembur dari
alat kelamin mengandung sekitar dua ratus benih manusia, sedangkan yang berhasil bertemu
dengan ovum hanya satu, inilah yang dimaksut dalam ayat ini.”

5
b. Segumpal Darah

Pada bagian ini, satu keajaiban penting dari Al-Qur ’ an terungkap saat merujuk pada zigot yang
tumbuh pada rahim ibu, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, dia telah
menciptakan manusia dari ‘ alaq (segumpal darah). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha
Pemurah”.

Arti kata “alaq” dalam bahasa arab adalah “sesuatu yang menempel pada suatu tempat”. Kata ini
secara harfiah digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk
menghisap darah.

c. Tahapan Penciptaan Manusia Secara Embriologis

Selanjutnya dalam rahim terdapat tiga tahapan yang berbeda. Sungguh biologi modern

telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda
dalam rahim ibu. Sama halnya yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an “...Dia menjadikan kamu
dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu
Allah, Tuhan Kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”.

Hal ini juga dijelaskan oleh seorang ilmuan, “ kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan:
pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu kedelapan, dan
janin; dari minggu kedelapan sampai kelahiran”

Sehingga dapat dilihat bahwa proses penciptaan manusia dan aspek-aspek yang luar biasa
ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi didalam sebagian ayat-ayat tersebut sangat rinci
sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa diantaranya
sebagai berikut :

1. Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (spermazoa)

2. Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi

3. Janin manusia melekat pada rahim ibu bagaikan lintah

4. Manusia berkembang ditiga kawasan yang gelap di dalam rahim

6
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah al-Mu’minun: 12-14 yaitu :

“dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ilmu pengetahuan tentu saja berhubungan sangat erat dengan


ayat-ayat dalam Kalamullah. Menegaskan dengan jelas, bahwa segala
yang ada di alam semesta, berpusat pada Sang Khaliq (Sang Maha Kuasa).
Dalam ayat-ayat yang disebutkan diatas juga, Allah berkali-kali
menunjukan segala kuasa-Nya pada mereka yang beriman maupun tidak.
Serta mengisyaratkan pada seluruh makhluk bahwa apa yang mereka
terima adalah dari Allah SWT. Sehingga tugas kita sebagai manusia
hanyalah bersyukur, mengamalkan, dan menjaga. Bersyukur atas rizki tak
terhitung yang Allah hujankan kepada kita.
Harusnya kita sadar diri dan merendah dihadapan-Nya, Sang
pemilik kuasa atas segala hal di alam semesta. Mengamalkan ilmu yang
kita dapat, sehingga tidak berhenti dan mati. Semakin banyak orang yang
menyerukan nama Allah atas keagungannya, dan tentu saja menjaga.
Menjaga diri kita, usia kita, kesehatan kita. Dan tentu saja menjaga iman
dan ikhlas dalam diri kita.

Saran
Setelah membaca susunan kalimat diatas yang kami buat, kami
berharap susunan itu tidak hanya sekedar menjadi susunan kalimat untuk
pembaca, tetapi juga sebuah sumber ilmu yang bermanfaat, yang juga
tidak berhenti sampai disini begitu saja. Agar manusia dapat mengingat
Allah sebagai Maha Kuasa.

DAFTAR PUSTAKA
Zuhdi Achmad, dkk. 2017. Studi Al-Qur ’ an. Surabaya : UINSA Press.
Cetakan 7. Hermawan, Rika. 2016. Keajaiban Al-Qur ’ an. E-Book :
ALASTA.com.

Anda mungkin juga menyukai