Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

INTEGRASI ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN

Dosen Pengampu:
Ainun Jariah, S.Ag., M.A.

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Sandi (105741102421)
Nur Isra (105741102621)
Reski Aulia (105741103621)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas izin-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW. Beserta keluarga-Nya, para sahabat-Nya, dan seluruh ummat-Nya
yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Al-Islam Kemuhammadiyahan V yang berjudul “Integrasi Islam dan Ilmu
pengetahuan”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Ibu
Ainun Jariah, S.Ag., M.A. selaku dosen Al-Islam Kemuhammadiyahan V
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami memperoleh banyak
manfaat setelah menyusun tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif
demi perbaikan makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak.
Demikian makalah ini saya susun, semoga bisa memberikan manfaat
kepada pembaca.

Makassar, 1 November 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3

A. Integrasi Islam dan Ilmu pengetahuan.............................................3

B. Hakikat ayat-ayat Allah.....................................................................4

C. Kesatuan dan Interkoneksitas ayat qauliyah dan kauniyah...............7

D. Ayat qauliyah dan kauniyah..............................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................10

Kesimpulan.............................................................................................10

Saran....................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Era globalisasi seperti saat ini tidak dipungkiri bahwa


perkembangan teknologi telah mempengaruhi setiap kehidupan
manusia dimuka bumi. Kemajuan dan perkembangan teknologi ini tidak
terlepas dariperan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan.
Dimana manusiamengembangkan ilmu pengetahun dengan harapan
dapat menciptakan sebuahkehidupan yang layak untuk mereka sendiri.
Hal ini merupakan sebuah upayamanusia untuk meningkatkan taraf
hidupnya, dengan mengembangkan ilmupengetahuan ini ternyata
mengakibatkan dampak negatif dalam kehidupanmanusia itu sendiri.
Dampak negatif dapat dirasakan dari perkembangan ilmu pengetahuan ini
salah-satunya terhadap keyakinan umat manusia di mukabumi.
Dimana sebenarnya keyakinan atau ajaran agama merupakan
suatusumber pendidikan untuk akhlak pada kehidupan manusia.

Agama dan ilmu pengetahuan sesungguhnya merupakan dua hal


yang saling melengkapi, mengikat dan menyempurnakan satu dan
yang lain. Terutama dalam al-quran yang menjadi salah -satu
pedoman hidup umat beragama islam. Al-quran yang menjadi
sebuah landasan utama dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,
kemudian juga sebagai ilmu yang digunakan untuk memahami
praktik agama.

Tidak hanya itu, agama dan ilmu pengetahuan memang tidak dapat
dipisahkan karena keduanya mengikat satu sama lain. Walapun ada
beberapa pendapat mengatakan bahwa ilmu agama dan sains berada
ditempat yang berbeda dan masing-masing. Dimana ilmu ilmiah ini
banyak mengandalkan dukungan data empirik secara tepat guna
memastikan suatu itu terjadi secaranyata tidak dapat dinyatakan.

1
B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
a. Definisi Integrasi Islam dan Ilmu pengetahuan
b. Bagaimana hakikat ayat-ayat Allah
c. Bagaimana kesatuan dan Interkoneksitas dalam memahami ayat
qauliyah dan kauniyah
d. Apa ituAyat qauliyah dan kauniyah

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui Integrasi Islam dan Ilmu pengetahuan
b. Untuk mengetahui hakikat ayat-ayat Allah,
c. Untuk mengetahui kesatuan dan Interkoneksitas dalam memahami
ayat qauliyah dan kauniyah
d. Untuk mengetahui ayat qauliyah dan kauniyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Integrasi Islam dan Ilmu pengetahuan


Setelah umat Islam mengalami kemunduran justru pihak Barat
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telah dipelajarinya dari Islam sehingga ia mencapai
masa renaissance, ilmu pengetahuan umum (sains) berkembang pesat
sedangkan ilmu pengetahuan Islam mengalami kemunduran, yang pada
akhimya muncullah dikotomi antara dua bidang ilmu tersebut.
Tak hanya sampai di sini tetapi muncul pula sekularisasi ilmu
pengetahuan. Namun sekularisai ilmu pengetahum ini mendapat tantangan
dari kaum Gereja. Galileo yang dipandang sebagai pahlawan sekularisasi
ilmu pengetahuan mendapat hukuman mati tahan 1633 M, karena
mengeluarkan pendapat yang bertentangan dengan pandangan Gereja
Galileo memperkokoh pandangan Copernicus bahwa matahari adalah
pusat jagad raya berdasarkan fakta empiris melalui observasi dan
eksperimen. Sedangkan Gereja memandang hahwa bumi adalah pusat
jagat raya (Gennentrisane) didasarkan pada informasi Bibel
Pemberian hukuman kepada para ilmuan yang berani berbeda
pandangan dengan kaum Gereja menjadi pemacu lahimya ilmu
pengetahuan yang memisahkan diri dari doktrin agama. Kredibilitas
Gereja sebagai sumber informasi ilmiah merosat, sehingga semakin
mempersubur tumbalnya pendekatan saintifik dalam ilmu pengetahun
menuju ilmu pengetahuan sekuler. Sekularisasi ilmu pengetahuan secara
antologis membuang segala yang bersifat religius dan mistis, karena
dianggap tidak relevan dengan ilmu.
Dalam kondisi ini para cendekiawan muslim berusaha keras dalam
mengintegrasikan kembah ilmu dan agama. Upaya yang pertama kali
diusulkan adalah islamisai ilmu pengetahuan.
3
Upaya Islamisasi ilmu bagi kalangan muslim yang telah lama
tertinggal jauh dalam peradaban dunia moderen memiliki dilema
tersendiri. Dilema tersebut adalah apakah akan membungkus sains Barat
dengan label "Islami" atau "Islam"? Ataukah berupaya keras
menstransformasikan normativitas agama, melalui rujukan utamanya
Alquran dan Hadis, ke dalam realitas kesejarahannya secara empirik?
Kedua-duanya sama-sama sulit jika usahanya tidak dilandasi dengan
berangkat dari dasar kritik epistemologis. Dari sebagian banyak
cendikiawan muslim yang pernah mempendebatkan tentang islamisasi
ilmu di antaranya adalah Ismail Raji Al-Faruqi, Syed Muhammad Naquib
Al-Attas, Fazlur Rahman, dan Ziauddin Sardar. Kemunculan ide:
"Islamisan ilmu tidak lepas dari ketimpangan-ketimpangan yang
merupakan akibat langsung keterpisahan antara sains dan agama. melalui
kajian agama Pemikiran kalangan yang mengusung ide "Islamisasi ilmu”
masih terkesan sporadis, dan belum terpadu menjadi sebuah pemikiran
yang utuh. Akan tetapi, tema ini sejak kurun abad 15 H, telah menjadi
tema sentral di kalangan cendekiawan muslim.

B. Hakikat Ayat-ayat Allah


Allah SWT. telah menyatakan bahwa Al Quran diturunkan
langsung oleh-Nya, sehingga tidak ada keraguan di dalamnya (Qs.
Yunus :37), dan Al Quran merupakan kitab yang menjelaskan segala
sesuatu yang ada di alam ini, sebagai haluan renungan bagi orang-orang
yang berpikir (QS.An Nahl: 89)
Kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sekitar 14 abad
lalu tersebut, baru dapat dibuktikan pada masa sekarang melalui sejumlah
penelitian yang dilakukan. Berikut in beberapa fakta dalam Al-Quran dan
hadist yang telah dibuktikan kebenarannya

4
1. Setiap Ciptaan Allah itu Berpasangan
Allah SWT berfirman:
"Dan segala sesuatu kami telah menciptakan berpasangan agar kalian
dapat menjadikannya pelajaran" (Ad-Dzariyat:49)

Allah menciptakan dunia dengan penah keseimbangan. Dalam setiap


ciptanya, selalu ada pasangannya. Para peneliti menemukan bahwa
dalam jantung atom terdapat bagian positif dan negatif, dalam dunia
matematika ada jumlah positif dan negarif, dalam ilmu pengetahuan,
waktu malam diimbangi waktu siang, ada hawa panas dan dingin,
terang dan gelap, dalam dunia tanaman ada feminin dan maskulin.

Kebenaran ilmiah bahwa setiap tanaman di bumi adalah berpasangan


belum diketahui faktanya saat diturunkan Al Quran. Tetapi Allah
mengatakan kepada kita dalam firman-Nya: "dan semua buah-buahan
di dalamnya dijadikan berpasangan" (Ar- Ra'd:3)

2. Warna Api
Para ilmuwan yang mempelajari api dan hubungannya dengan
temperatur menemukan bahwa wama api adalah merah, kemudian jika
ditinggikan suhunya maka warna api akan menjadi putih dan jika
dinaikkan lagi suhunya maka warna api akan berubah menjadi hitam
dan fenomena ini disebut oleh para ulama radiasi benda hitam dan
yang menakjubkan lagi adalah Nabi saw telah menyebutkan fenomena
ini, adanya perubahan warna api! Nabi Muhammad saw bersabda:
"Api dinaikkan suhunya selama seribu tahun sampai berubah menjadi
merah, lalu dinaikkan lagi selum seribu tahun hingga berubah
menjadi putih, kemudian dinaikkan lagi selama seribu tahun sampai
menghitam, dan inalala yang disebut dengan hitam logam.” (HR. At-
Tirmidzi).
5
3. Ukuran Bumi Berkurang
Para ilmuwan menemukan bahwa bumi itu dulunya lebih besar dari
ukuran saat ini Ukurannya terus menurun dengan berlalunya jutaan
tahun Penemuan ini disebutkan dalam al-Quran dengan jelas:

"Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami


mendatangi daerah- daerah (orang orang kafir), lalu Kami kurangi
daerah-daerah itu sedikit demi sedikit dari tepi-tepinya.” (QS Ar-Rad:
41)
4. Jasad Firaun yang Tetap Utuh
Jasad Firaun yang ditenggelamkan Allah namun tetap utuh telah
membuat bingung para ilmuwan, yang bertanya-tanya bagaimana
mungkin tubuh mayat yang tenggelam di lautan dalam masih bisa utuh
dan bisa disaksikan sampai saat ini.

inilah salah-satu kuasa Allah yang disampaikan dalam firman-Nya

"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan
Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda
kekuasaan.” (QS Yunus: 92)

5. Bangunan Piramida Dibuat dari Tanah Liat

Para peneliti Prancis dan Amerika berpendapat bahwa batu-batu


besar yang digunakan oleh para Firaun untuk membangun piramida
hanyalah "tanah liat" kemudian dipanaskan pada suhu yang tinggi
Pendapat ini sesuai dengan Al-Qur'an yang menyampaikamya secara
akurut dan sempurna, dalam ayat yang diucapkan Firun ketika ia
berkat:
6
"Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah
untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan sesungguhaya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk
orang-orang pendusta (QS Qashash:38)

Kenyataan itu telah dikonfirmasi oleh ilmuwan terkemuka di Amerika


dan Perancis, dengan menampilkan contoh gambar menggunakan
mikroskop elektron dari batu piramida

C. Kesatuan dan Interkoneksitas dalam memahami ayat qauliyah dan


kauniyah
Antara ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah terdapat
hubungan yang sangat erat karena koduanya sama-sama berasal dari Allah.
Kalau kita memperhatikan ayat qauliyah, yakni Al-Qur'an, kita akan
mendapati sekian banyak perintah dan anjuran untuk memperhatikan ayat-
ayat kauniyah Salah satu diantara sekian banyak perintah tersebut adalah
firman Allah dalam (QS Adz-Dzariyat ayat 20-21)

"Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang


yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?”

Dalam ayat diatas, jelas-jelas Allah mengajukan sebuah kalimat


retoris:"Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” Kalimat yang bernada
bertanya ini tidak lain adalah perintah agar kita memperhatikan ayat-ayat-
Nya yang berupa segala yang ada di bumi dan juga yang ada pada diri kita
masing-masing. Inilah ayat-ayat Allah dalam bentuk alam semesta.
7
Dalam QS Yusuf ayat 109, Allah berfirman:

Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang kami
berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah
mereka bepergian idi muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan
orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguh
kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Maka tidakkah kamu memikirkannya

Ini juga perintah dari Allah agar kita memperhatikan jenis lain dari ayat-
ayat kauniyah, yaitu sejarah dan ihwal manusia. Disamping itu, sebagian
diantara ayat-ayat kauniyah juga tidak jarang disebutkan secara eksplisit
dalam ayat qauliyah, yakni Al-Qur'an. Tidak jarang dalam Al-Qur'an Allah
memaparkan proses penciptaan manussa, proses penciptaan alam semesta,
keadaan langit, bumi, gunung-ganung. laut, manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan, dan sebagainya. Bahkan ketika para ilmuwan menyelidik
dengan seksama paparan dalam ayat-ayat tersebut, mereka terkesima dan
takjub bukan kepalang karena menemukan keajaiban ilmiah pada ayat ayat
tersebut, sementara Al Qur'an diturunkan beberapa ratus tahun yang lalu
dimana belum pernah ada penelitian-penelitian ilmiah.

Karena itu, tidak hanya ayat-ayat qauliyah yang menguatkan ayat-


ayat kauniyah Sebaliknya, ayat-ayat kuniyah juga senantiasa menguatkan
ayat-ayat qauliyah. Adanya penemuan-penemuan ilmiah yang menegaskan
kemukjizaran ilmiah pada Al- Qur'an tidak diragukan lagi merupakan
bentuk penguatan ayat-ayat kauniyah terhadap kebenaran ayat-Ayat
Qauliyah
8
 Keserasianayat-ayat Qauliyah dan Kauniyah
Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan-Nya)
melalui jalur formal yaitu ayat qouliyah dan jalurnon-formal yaitu
ayat kauniyah. Ayat qouliyah adalah kalam Allah (Al-Qur'an)
yang diturunkan secara formal kepada Nabi Muhammad SAW
Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya tidak
formal dan manusia mengeksplorasi sendiri
Al-Quran Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu,
menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan, antara lain
menyangkut alam raya dan femmenanya. Uraian-uraian sekitar
persoalan tersebut sering di sebut ayat-ayat kauniyah. Tidak
kurang dari 750 ayat yang secara tegas menguraikan hal-hal
diatas. Jumlah ini tidak termaksud ayat-ayat yang
menyinggungnya secara tersirat

D. Ayat qauliyah dan kauniyah


Ayat Qauliyah, yang terangkum dalam al-Qur'an dan al Hadis atau
as-Sumah. Dalam kepatuhan pada ayat Qur'an, hukum yang terpenting
adalah tauhid (keesaan Allah), Akhlak (moralitas), dar keadilan (hukun
kepasangan positif dan negatif atau maslahat dan mafsadat). Fungsi
terbesar akidah “Tiada Tuhan selain Allah” adalah sebagai kunci ketika
menyeberang dunia menuju akhirat, sedangkan syirik sebagai satu-satunya
dosa yang tidak dapat diampuni Allah kecuali dengan taubat nasuha (benar
benar taubat).
Ayat Kauniyah, yaitu tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di
Jagat raya (kosmos) Tanda kebesaran Allah yang terpenting disini adalah
hukum kepasangan yang dititipkan Allah pada setiap benda alamiah.
Sunnatullah atau takdir Allah (hukum alam) ini memegang paran kunci
dalam menentukan keselamatan atau kedamaian di dunia. Islam pada
tingkat alam adalah menyeimbangkan potensi negatif dan potensi positif
setiap benda..
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada dasarnya panradigma dalam ilmu pengetahuan dan ilmu islam adalah
menemukan kesamaan-kesamaan. Dimana dalam sejarah yang ada bahwa ilmu
pengetahuan ini berawal dari sebuah pemikiran-pemikiran cendekiawan
muslim yang menghasilkan suatu peradaban pengetahuan dalam Islam itu
sendiri. Namun dengan adanya perkembangan zaman tersebut maka ilmu
pengetahuan berkembang begitu pesat tanpa adanya kontrol dari agama Islam
sendiri yang mengakibatkan adanya ilmu pengetahuan yang tidak beretika.
Sehingga seiring dengan berputarnya waktu menimbulkan stigma
mengenai adanya ilmu surga dengan ilmu yang berlumuran dosa yakni ilmu
pengetahuan yang liberal. Dengan begin seakan-akan terjadi pembedaan dari
kedua ilmu tersebut. Dari fenomena tersebut muncullah sebuah cendekiawan
muslim yang mengkritisi mengenal fenomena tersebut dengan memunculkan
gagasan Islamisasi pengetahuan.

B. Saran
Kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki
makalah tersebut dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggung
jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik serta saran mengenai pembahasaan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA

Bintoro, Mustika. 2019. “Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Studi Kritis Pemikiran


Syed
M. Naquib Al-Attas)”. Jakarta: Geupedia The First On-Publisher
InIndonesia.

Darmadi. 2017. “Integrasi Agama Dan Ilmu Pengetahuan”. Yogyakarta:


DiandraKreatif. Mustopo, Ali. 2017. “Integrasi Agama Dan Ilmu
Pengetahuan”.

Solichin, Mohammad Muchlis, dkk. 2021. “Integrasi Ajaran Islam Dengan


IlmuPengetahuan”.
11

Anda mungkin juga menyukai