MAKALAH
Saintifikasi Islam
Oleh
Kelompok 6 :
1. Amelia Febrina (210101110892)
2. Novia Sari (210101110263)
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah .................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan Makalah ................................................................................ 1
BAB IIPEMBAHASAN. ................................................................................................... 2
A. Hubungan Sains Dan Agama… ........................................................................... 2
B. Pengertian Sainstifikasi Islam ............................................................................. 2
C. Contoh Saintifikasi Islam ..................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 5
A. Simpulan ................................................................................................................ 5
B. Saran-saran............................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah lahir sejak 1400 tahun silam. Sepanjang sejarah itu, selain menyiarkan ajaran
agama, para pemimpin Islam juga turut menyebarkan budaya, ilmu pengetahuan, dan
teknologi pada setiap wilayah masyarakat yang didatanginya. Sejak zaman Nabi
Muhammad, Islam telah menyebar luas hingga ke luar wilayah jazirah Arab. Dan pada
masa-masa puncak kejayaan kekuasaan para khalifah agung, Islam merambah masuk
(sebagian menjadi penguasa) di Afrika, Asia Pasifik, dan Eropa bahkan juga ke Amerika.
Islam yang begitu cepat menyebar hampir ke seluruh dunia membawa pandangan
baru dan nilai-nilai baru dalam kehidupan masyarakat. Islam datang dengan membawa
pesan-pesan untuk sebuah kemajuan peradaban yang bernilai dan bertuju pada
kebahagiaan yang haq bagi seluruh ummat manusia. Peradaban yang dibangun di atas
pondasi ilmu yang kuat. Kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam, adalah pegetahuan
sebagai kebudayaan. Islam yang sangat memperhatikan bahkan menjunjung tinggi ilmu
pengetahuan. Intisari peradaban Islam adalah agama Islam atau bahwa intisari peradaban
Islam adalah tauhid, perbuatan yang menegaskan bahwa Islam Allah itu Esa, Pencipta
mutlak lagi utama, Tuhan semesta alam. Tauhid adalah yang memberikan identitas
peradaban Islam, yang mengikat semua bagian-bagian, sehingga menjadikan mereka
suatu badan yang integral dan organis yang kita sebut peradaban. alam semesta adalah
sebuah keutuhan yang integral karena merupakan karya Pencipta Tunggal yang aturan
dan disain-Nya telah memasuki setiap bagian aturan alam semesta tersebut.
Islam memandang bahwa visi mengenai relitas dan kebenaran bukan semata-semata
berkaitan dengan alam fisik dan keterlibatan manusia dalam sejarah, sosial, politik dan
budaya sebagaimana dalam pandangan sekuler Barat terhadap dunia yang dapat dilihat.
Realitas dan kebenaran dimaknai berdasarkan kajian secara metafisis terhadap dunia
yang tampak maupun yang tidak nampak. Dengan demikian Islam memandang realitas
sebagai sesuatu yang kelihatan dan ghaib (dunia-akhirat). Dalam hal ini dunia tidak
dapat dilepaskan dengan akhirat dan akhirat juga dapat dikesampingkan untuk
kepentingan duniawi. Bahwa bagaimanapun preposisi-preposisi al Quran tetap sangat
berpengaruh di dalam apa yang dinamakan sebagai paradigma al Quran itu. Apa yang
dikira lebih penting dikemukakan bahwa dalam epistomologi Islam, wahyu itu sangat
penting. Dan ini yang membedakan dari cabang epistomologi barat yang besar seperti
rasionalisme atau empirisme yang mengakui sumber pengetahuan sebagai hanya berasal
dari akal saja atau observasi saja. Pernyataan bahwa apa yang tidak logis adalah tidak riil
seperti yang menjadi doktrin rasionalisme, sebagaimana pernyataan apa yang tidak riil
adalah tidak logis, seperti dalam doktrin empirisme tampak menjadi terlalu sederhana jika
dilihat dari perspektif epistomologi Islam. Menurut epistomologi Islam, unsur petunjuk
transendental yang berupa wahyu juga menjadi sumber pengetahuan yang penting.
Pengetahuan wahyu, oleh karena itu menjadi pengetahuan apriori. Wahyu menempati
posisisebagai salah satu pembentuk konstruk mengenai realitas, sebab wahyu
diakuisebagai ayat-ayat Tuhan yang memberikan pedoman dalam pikiran dantindakan
seorang Muslim, sehingga dalam konteks ini wahyu menjadi unsurkonstitutif di dalam
paradigma Islam. Sains modern yang berkembang saat ini dianggap mengalami banyak
ketimpangan sehingga menimbulkan dampak sosial masyarakat yang justrusemakin
kehilangan makna fitrah-nya sebagai sebuah kumpulan manusia.Empat puluh tahun
gagasan islamisasi pengetahuan hingga saat ini masihbanyak hanya terdapat dalam tahap
wacana memang belum sepenuhnyamampu memberikan pengaruh yang besar terhadap
diskursus perkembanganilmu dalam Islam. selama ini yang paling marak diwacanakan
adalah ekonomiIslam yang dalam tataran praktis sudah menjamur di berbagai negara di
dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hubungan sains dan agama ?
2. Apa pengertian Saintifikasi Islam ?
3. Contoh Saintifikasi Islam ?
PEMBAHASAN
Contoh lainnya lagi yaitu iman yang sering dipahami sebagai pembenaran
di dalam hati, diucapkan dengan lisan serta diamalkan dengan seluruh anggota tubuh
bisa dibuktikan kebermanfaatannya untuk kesehatan tubuh dengan saintifikasi Islam.
Seorang dokter Mohammad Ali Toha Assegaf meyakinkan secara ilmiah bahwa iman
kuat akan berdampak pada tuntunan hidup, pengendalian diri, harapan hidup, dan
ketenangan jiwa yang membuat orang mukmin tidak akan melakukan bunuh diri jika
menghadapi jalan buntu. Iman dapat menjauhkan diri dari sifat galau, putus asa, dan
ketidak mampuan mengendalikan diri. Seperti ilmuwan Barat yang meyakini adanya
kekuatan pikiran (Mind Power) sebagai kekuatan yang bisa menjadi magnet yang dapat
menggerakkan pada hal-hal positif maupun negatif pada diri seseorang.
Ajaran-ajaran yang seperti itu, pada akhirnya oleh sebagian Muslim berupaya untuk
dijelaskan melalui kaca mata sains. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk
menunjukkan kebenaran agama Islam. Penelitian Saintifikasi Islam ini memang selalu
menarik perhatian bagi kaum muslimin, bahkan kadang-kadang lupa menguji
kebenaran sainfitiknya ketika kesimpulannya sudah seolah-olah mendukung dalil.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Saintifikasi Islam, merupakan sebuah upaya mencari dasar sains pada suatu
pernyataan yang dianggap benar dalam Islam. Pernyataan yang “taken forgranted”
sebagai kebenaran dalam Islam tentu saja adalah yang bersumber dari al-Qur’an
dan al-Hadits, baik mengenai suatu hal yang harus dipercaya atau suatu amal yang
harus dilakukan. Terkait dengan keyakinan (aqidah) seperti keberadaan malaikat,
kiamat dan hal ghaib lainnya, maupun terkait dengan aktifitas ibadah atau
muamalah seperti sholat, puasa, zakat, haji dan lain-lain.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah
diatas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Maka untuk itu
penulis berharap kritikan yang membangun dari para pembaca untuk bisa
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas: Pengembangunan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat daIntervensi Komunitas.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001.
Acikgenc, Alparslan, “Holisitic Approach to Scientific Traditions, Islam & Science”, Journal of
Islamic Perspective on Science,Volume 1, Juni 2003, Number 1
Anshori dan Zainal Abidin. 2014. Format Baru Hubungan Sains Modern dan Islam. Profetika.
Vol. 15 No. 1, Juni 2014.
Ahmad, Aziz. 196. Islamic Modernism in India and Pakistan 1857-1964. London: Oxfort
University Press.
https://ahmadsmantho.wordpress.com/2008/04/16/empat-tipologi-hubungan-sains-dan-
agama/.09-05-2015.