Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN JUDUL

RUMUS SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI


Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kimia Dasar (TPB 18204)

Dosen Pengempu :
Khairiatul muna S.pd,M.pd

Penyusun :
Kelompok 6
1. Nurul Huda 210101110893
2. Hidayana Asna 210101110150
3. Annisa Nurrahmatina 210101110654
4. Havina 210101110894

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

‫الرحيــم‬
ّ ‫الرحمن‬
ّ ‫بــسم هللا‬
Segala puji hanyalah bagi Allah SWT, atas segala limpahan karunia, nikmat, dan
petunjuk-Nya sehingga pada akhirnya makalah ini dapat selesai. Shalawat serta
salam selalu kita haturkan kepada panutan kita, Nabi Besar Muhammad Saw,
keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Alhamduillah atas
izin-Nya dan atas kerja sama yang baik dari teman-teman yang telah memberikan
ide-idenya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah yang
berjudul “RUMUS SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI”
dengan tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Kami sampaikan terima kasih banyak kepada Khairiatul muna S.pd,M.pd,
selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Dasar yang telah mempercayakan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Juga kepada
kedua orang tua serta teman-teman sekalian yang selalu memberikan dukungan
kepada kami.
Harapan kami, semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dalam
meningkatkann pengetahuan sekaligus wawasan kepada kita semua. Penulis
berharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 15 Maret 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1


A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................ 1
D. Manfaat ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2


A. Rumus Senyawa......................................................................................... 2
B. Persamaan Reaksi ..................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ..............................................................................................10


A. Simpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, manusia tidak terlepas
dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan ,olehnya para ilmuan selalu mengkaji persoalan
yang terjadi baik dalam lingkungan maupun alam secara keseluruhan. Zaman sekarang cepat
perkembangan ilmu semakin banyak zat-zat kimia dan unsur kimia yang ada di muka bumi.
banyak produk yang kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari yang
termasuk dari andil ilmu kimia.
Di dalam tubuh manusia terjadi reaksi kimia yang berlangsung spontan tanpa bisa anda
atur. Sebagai contoh reaksi kimia pada proses pencernaan makanan, pernapasan, dan
metabolisme tubuh. Apakah manusia dapat mengatur proses kimia di dalam tubuhnya ? tentu
saja tidak, meskipun dapat harus membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Mengapa rambu-rambu lalu lintas dibuat lebih besar dan jelas dibanding tulisan ? karena
penggunaan simbol akan lebih praktis dan akan mudah diingat. Hal yang sama berlaku pada
penulisan persamaan reaksi. Misalnya jika kita mereaksikan antara unsur A yang berwujud
padat dan unsur B yang berwujud gas, akan sangat panjang dan tidak praktis jika kita
menggunakan tulisan.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang dapat dijadikan sebagai objek pembahasan dari makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Apakah senyawa dapat dibedakan?
2. Apa saja senyawa yang mengandung atom karbon?
3. Apa saja aturan penulisan persamaan reaksi kimia?
4. Bagaimana cara menentukan Koefisien Reaksi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari rumus senyawa.
2. Untuk mengetahui aturan aturan penulisan persamaan reaksi kimia
3. Untuk mengetahui cara menentukan Koefisien Reaksi.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dri penulisan makalah ini ialah sebagai berikut.
1. Menginformasikan diskusi dari rumus senyawa dan persamaan reaksi kepada
pembaca dan peserta.
2. Menginformasikan tujuan akhir dari penentuan Koefisien Reaksi.
3. Memberi tahu mengenai aturan aturan penulisan persamaan reaksi kimia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rumus Senyawa
Senyawa adalah zat kimia murni, terdiri dari dua atau lebih unsur yang
bisa dipecah kembali menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan reaksi kimia.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, contoh senyawa adalah dihidrogen
monoksida atau H2O, mungkin kita lebih mengenalnya dengan sebutan air. Air
adalah senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen (H) untuk setiap atom
oksigen (O). Perbandingan senyawa air ini selalu tetap karena sifat fisikanya.
Perbandingan ini bukan dibuat oleh manusia yang dapat diubah -ubah.
Perbandingan antara atom H dan O yang berbeda akan membentuk senyawa
yang berbeda. Misalnya, H2O2 (2 atom H dan 2 atom O) merupakan senyawa
hidrogen peroksida.
Ciri-ciri yang bisa membedakan antar senyawa adalah adanya rumus
kimia senyawa tersebut. Rumus kimia senyawa memberikan perbandingan
atom-atom dalam zat, dan juga jumlah atom dalam molekul tunggalnya.
Senyawa terbentuk dari dua atau lebih atom yang berbeda. Dalam rumus kimia
senyawa ada angka yang menunjukkan jumlah atom suatu unsur disetiap
molekulnya yang disebut indeks. Angka indeks ditulis dibelakang agak ke
bawah dari lambang unsur tersebut. Secara umum rumus molekul suatu
senyawa ditulis sebagai berikut; Ax By atau Ax By Cz dengan A,B, dan C =
lambang unsur (tanda atom) penyusun senyawa x,y, dan z = indeks tiap unsur,
yaitu jumlah tiap-tiap unsur yang menyusun didalam satu molekul senyawa.
Secara umum rumus molekul suatu senyawa ditulis sebagai berikut .
Ax
By
atau Ax
By
Cz
Dengan A, B, dan C = lambang unsur (tanda atom) penyusun senyawa x,
y, dan z =indeks tiap unsur, yaitu jumlah tiap-tiap unsur yang menyusun di
dalam satu molekulsenyawa. Selanjutnya perhatikan contoh penulisan molekul
senyawa pada Tabel di bawah ini!
Nama senyawa
Rumuskimia

Jumlah atom
Karbon dioksida Air Kapur Gula Cuka CO2 H2O CaCO3
C12 H22 O11 CH3
COOH3 atom: 1 atom C dan 2 atom O3 atom: 2 atom H dan 1 atom O5
atom: 1 atom Ca, 1 atom C, dan 3 atom O45 atom: 12 atom C 2 atom H, 11
atom O8 atom: 2 atom C, 4 atom H, dan 2 atom OPenulisan rumus kimia dapat
mempunyai pengertian sebagai berikut. NaCl artinya : - 1 molekul senyawa
garam dapur terdiri atas 1 atom Na dan 1 atomCl, tersusun 2 macam atom
yaitu: Na dan Cl 5Fe artinya : 5 atom besi 2H2 SO4artinya: - 2 molekul
senyawa asam sulfat terdiri atas 4 atom H, 8 atom O, dan2 atom S, tersusun 3
macam atom yaitu H, S, dan O.
Berdasarkan asalnya, senyawa dibedakan menjadi senyawa organik dan
senyawa anorganik.

1. Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Contoh senyawa organik
antara lain gula (C12H22O11 ), alkohol (C2H5OH), dan urea (CO(NH2)2).
Bersumber dari buku Mudah dan Aktif Belajar Kimia, senyawa organik
diklasifikasikan ke dalam senyawa hidrokarbon dan turunan hidrokarbon.
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang hanya terdiri dari atom karbon dan
hidrogen. Senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi alkana, alkena dan alkuna.
Alkana adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung ikatan kovalen tunggal
di antara atom-atom karbonnya. Alkena mengandung ikatan kovalen rangkap
dua karbon, sedangkan alkuna mengandung ikatan rangkap tiga karbon.

a. Tata Nama Alkana


Senyawa alkana yang paling sederhana adalah metana (CH4), etana
(C2H6), propana (C3H8), dan butana (C4H10). Keempat nama senyawa
ini sudah dikenal umum. Senyawa alkana lain dengan jumlah karbon
lebih tinggi dari keempat alkana tersebut diberi nama berdasarkan
aturan IUPAC dengan menambahkan akhiran -ana.
Contoh senyawa alkana:
C5H12 dinamakan pentana (penta: lima).
C6H12 dinamakan heksana (heksa: enam).
C7H14 dinamakan heptana (hepta: tujuh).
b. Tata Nama Alkena dan Alkuna
Tata nama senyawa alkena dan alkuna sama seperti alkana dengan
pengganti akhiran -ana menjadi -ena.
Contoh senyawa alkena:
C2H4 dinamakan etena.
C3H6 dinamakan propena.
Sedangkan senyawa alkuna menggunakan akhiran -una.
Contoh senyawa alkuna:
C2H2 adalah etuna.
C3H4 adalah propuna.
Untuk tata nama senyawa yang mengandung atom karbon lebih banyak
seperti alkena dan alkuna, perlu diketahui posisi ikatan rangkapnya. Posisi
ikatan rangkap alkena dan alkuna ada pada atom karbon dengan nomor urut
terkecil.

2. Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik adalah golongan senyawa yang tersusun dari unsur -
unsur yang tidak mengandung atom karbon organik . Contoh senyawa
anorganik adalah:
Kalsium karbonat (CaCO3).
Natrium Hidroksida (NaOH).
Silika (SiO4).
Tawas (Al2(SO4)3).
Garam dapur (NaCl).
Umumnya senyawa anorganik relatif sederhana dan dikelompokkan ke
dalam senyawa biner dan poliatom. Senyawa biner adalah senyawa yang
tersusun dari dua macam unsur. Senyawa poliatom adalah senyawa yang
disusun oleh lebih dari dua jenis unsur. Senyawa poliatom terdiri dari senyawa
ionik dan senyawa kovalen.
a. Tata Nama Senyawa Biner.
Penamaan senyawa biner didasarkan pada nama unsur
pembentuknya yang ditulis secara berurutan sesuai penulisan rumus
kimia (lambang senyawa) dan akhiran dari unsur keduanya diganti -ida.
Contoh senyawa biner:
Senyawa KCl tersusun dari unsur kalium dan klorin sehingga
disebut kalium klorida.
Senyawa Na2O terdiri dari unsur natrium dan oksigen sehi ngga
dinamakan natrium klorida.
Jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, seperti
NO, NO2, dan N2O4, penambahan -ida tidak cukup karena akan muncul
senyawa dengan nama yang sama.
Oleh sebab itu, nama senyawa ditambah dengan kata mono- (satu),
di- (dua), tri- (tiga), atau tetra- (empat) yang menunjukkan jumlah
unsur.
Contoh senyawa biner:
NO adalah nitrogen monoksida.
NO2 adalah nitrogen dioksida.
N2O4 adalah dinitrogen tetraoksida atau nitrogen tetraoksida.

b. Tata Nama Senyawa Poliatom.


Senyawa poliatom umumnya mengandung oksigen. Tata nama
senyawa poliatom yang mengandung oksigen didasarkan pada jumlah
atom oksigen yang terkandung. Senyawa dengan jumlah oksigen paling
banyak diberi akhiran -at, sedangkan yang paling sedikit diberi akhiran
-it.
Contoh senyawa poliatom:
Na2SO4 (natrium sulfat).
Na2SO3 (natrium sulfit).
KClO3 (kalium klorat).
KClO2 (kalium klorit).
Senyawa yang mengandung atom oksigen lebih banyak diberi
awalan per-, sedangkan senyawa yang lebih sedikit diberi awalan hipo-
.
Contoh senyawa poliatom:
KClO4 adalah kalium perklorat.
KClO3 adalah kalium klorat.
KClO adalah kalium hipoklorit.
*Aturan Penamaan Senyawa
Bersumber dari buku Ipa 1A, terdapat beberapa aturan penamaan
senyawa yang biasa digunakan. Aturan penamaan senyawa ini bersifat
sistematis dan berlaku universal.
1) Senyawa yang Terdiri Atas Unsur Logam dan Nonlogam
Senyawa yang terdiri atas unsur logam dan nonlogam ditulis
dengan menggunakan nama logam sebagai nama depan (ditulis
terlebih dahulu) dan diikuti nama nonlogam untuk nama
belakang.Contohnya, logam magnesium (Mg) bereaksi dengan
nonlogam oksigen (O2) membentuk senyawa MgO yang disebut
magnesium oksida.
Berikut tabel senyawa dan unsur penyusunnya.
Unsur Logam Unsur Nonlogam Rumus Kimia Nama Senyawa
Magnesium Oksigen MgO Magnesium oksida
Kalium Klor KCl Kalium klorida
Plumbum/timbal Sulfur PbS Timbal sulfide
Kalium Brom KBr Kalium bromide
Kalsium Oksigen CaO Kalsium oksida
2) Senyawa yang Terdiri Atas Unsur Nonlogam
Senyawa yang terdiri atas dua unsur nonlogam ditulis dengan
akhiran -ida. Jika ada pasangan unsur yang bersenyawa lebih dari
satu jenis senyawa, maka penamaan senyawa tersebut dibedakan
dengan menyebutkan angka indeksnya. Contohnya karbon
monoksida (CO) yang terdiri dari satu unsur karbon dan oksigen.
Contoh lain adalah karbon dioksida (CO2) yang terdiri dari satu
unsur karbon dan dua unsur oksigen.Penulisan angka menggunakan
bahasa Yunani sebagai berikut. Angka Nama 1 Mono 2 Di 3 Tri 4
Tetra 5 Penta 6 Heksa 7 Hepta 8 Okta 9 Nona 10 Deka.
3) Senyawa yang Terdiri Atas Unsur Hidrogen dan Nonlogam
Senyawa yang terdiri atas unsur hidrogen dan nonlogam dibentuk
dari unsur-unsur golongan IA (unsur hidrogen) dengan unsur -unsur
golongan VIIA. Reaksi yang terjadi antara kedua golongan unsur
tersebut menghasilkan senyawa seperti HF, HCl, HBr, dan
HI.Aturan penamaan senyawa yang terdiri atas unsur hidrogen dan
nonlogam dijelaskan sebagai berikut. Menggunakan kata hidrogen
sebagai nama depan, nama unsur nonlogam sebagai nama belakang,
dan diakhiri dengan kata -ida. Contohnya, HF adalah hydrogen
fluorida. Menggunakan kata asam sebagai nama depan, na ma unsur
nonlogam sebagai nama belakang. Dan diakhiri dengan kata -ida.
Misalnya, senyawa HF dapat juga disebut asam fluorida.
4) Senyawa yang Terdiri Atas Unsur Logam, Oksigen, dan Hidrogen
Aturan penamaan senyawa yang terdiri atas unsur logam, oksigen,
dan hidrogen menggunakan nama unsur logam sebagai nama depan
dan kata hidroksida (gabungan unsur hidrogen dan oksigen) sebagai
nama belakang. Misalnya, NaOH adalah natrium hidroksida dan
KOH adalah kalium hidroksida.
B. Persamaan Reaksi
a. Pengertian Persamaan Reaksi Kimia
Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan hubungan zat-
zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia.
Contoh persamaan reaksi adalah :
Karat besi (Fe2O3) terjadi karena zat besi (Fe) bereaksi dengan gas oksigen
(O2). Karat besi juga sering disebut dengan besi oksida. Penulisan peristiwa reaksi besi
dengan gas oksigen adalah :
Fe + O2 → Fe2O3
Keterangan : Fe + O2 = Zat pereaksi
Fe2O3 = Hasil reaksi
→ dibaca “bereaksi menjadi”

Aturan penulisan persamaan reaksi kimia sebagai berikut :


1) Reaksi kimia di tandai dengan tanda panah dibaca ” bereaksi menjadi ”. Tidak boleh
diganti dengan tanda sama dengan
2) Zat-zat sebelah kiri tanda panah disebut “pereaksi/reaktan” sedangkan zat-zat sebelah
kanan tanada panah disebut “hasil reaksi/produk”
3) Wujud dari zat-zat tersebut harus dinyatakan dengan tanda dibelakang rumus kimia zat-
zat masing-masing.
Misalnya : s (solid) untuk padat,
(liquid) untuk cair
g (gas) untuk gas
aq (aqueus) untuk larut dalam air
4) Reaksi harus memenuhi Hukum Kekekalan Massa, yaitu ditunjukkan oleh jumlah atom
setiap unsur dari zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi harus sama.
Jumlah atom ruas kiri = jumlah atom ruas kanan
5) Menyetarakan persamaan reaksi dengan cara menambahkan bilangan koefisien (angka
yang terletak didepan rumus kimia )
Untuk reaksi : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Koefisien N2 = 1 ( koefisien tidak perlu ditulis) , H2 = 3 dan NH3 = 2.
Persamaan reaksi tersebut menyatakan bahwa perbandingan molekul N2 dan H2 yang
bereaksi menghasilkan molekul NH3 adalah 1 : 3 : 2

b. Cara menentukan Koefisien Reaksi


1. CARA LANGSUNG
Penyelesaian persamaan reaksi cara langsung (cara pingpong) yaitu dengan melirik
ke kiri dan ke kanan. Untuk reaksi yang sederhana cara penyetaraan jumlah atom
(koefisien) dapat langsung dengan memberi angka yang cocok di depan tanda atom.
Contoh:
a. P4 + O2 → P2O5
karena disebelah kiri ada 4 atom P, maka disebelah kanan juga harus ada 4 atom P
sehingga di depan rumus kimia P2O5 diberi angka 2
P4 + O2 → 2P2O5
PERINGATAN !!!
Untuk menyatakan jumlah atom-atom sebelum dan sesudah reaksi hanya
diperbolehkan mengubah angka didepan tanda atom (koefisien) tidak boleh mengubah
rumus kimia.
Ternyata jumlah atom O disebelah kanan menjadi 10 ( 2 x 5 ) , agar atom O
disebelah kiri juga menjadi 10, didepan tanda zat O2 harus diberi angka 5 dan di
dapat persamaan reaksi sebagai berikut :
P4 + 5O2 → 2P2O5
b. Bilangan koefisien merupakan perbandingan jumlah molekulnya
Pada umumnya merupakan bilangan bulat dan sederhana
Fe + O2 → Fe2O3 ( belum setara )
2Fe + O2 → Fe2O3 ( jumlah atom Fe setara tetapi O belum setara )
2Fe +2
3 O2 → Fe2O3 ( sudah setara tetapi terdapat bilangan koefisien pecahan )
Agar bilangan koefisien pada persamaan reaksi diatas menjadi bilangan bulat
dan utuh maka dikalikan 2, sehingga persamaan reaksi secara lengkap dapat
ditulis
2Fe +2
3 O2 → Fe2O3
X2
4Fe + 3O2 → 2Fe2O3

c. CARA TIDAK LANGSUNG/ MATEMATIKA


Jika kita menghadapi persamaan reaksi yang dianggap sulit dan rumit, atau persamaan
reaksi agak panjang. Maka barulah kita gunakan cara tidak langsung/metode abjad
yaitu dengan memisahkan koefisien zat-zat sebelum dan sesudah reaksi menggunakan
huruf a, b, c, d, dan seterusnya.
Contoh ; tentukan bilangan koefisien a, b, c, d, dan e agar persamaan reaksi menjadi
setara !
aHNO3 + bH2S → cNO + dS + eH2O
Jawab : INGAT ; Jumlah atom-atom ruas kiri = jumlah atom-atom ruas kanan
Atom H ; a + 2b = 2e ...........(1)
Atom N ; a = c ...........(2)
Atom O ; 3a = c + e ........(3)
Atom S ; b = d ...........(4)
Misalkan harga agar persamaan dapat diselesaikan sehingga :
Persamaan (2) a = c
c=1
a=1
6
Persamaan (3) 3a = c + e
3.1=1+e
e=3-1
=2
Persamaan (1) a + 2b = 2e
1 + 2b = 2.2
2b = 4 - 1
b =2
3
Persamaan (4) karena b = d
d =2
3
Jadi bilangan koefisien a = 1, b =2
3 , c = 1, d =2
3,e=2
Agar diperoleh bilangan koefisien bulat untuk semua harga, koefisien dikalikan 2
sehingga diperoleh bilangan koefisien a = 2, b = 3, c = 2, d = 3, e = 4.
Sehingga persamaan reaksi kimia diatas secara lengkap dapat ditulis :
2HNO3 + 3H2S → 2NO + 3S + 4H2O
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Rumus kimia suatu senyawa menyatakan lambang dan jumlah atom unsur yang
menyusun suatu senyawa tanpa menyebut senyawa tersebut termasuk senyawa ionik atau
kovalen. Rumus kimia sendiri terbagi menjadi rumus empiris dan rumus molekul. Rumus
molekul dan rumus empiris suatu senyawa hanya terjadi perbedaan jumlah atom, sedangkan
atom unsur penyusun senyawa tetap. Namun demikian beberapa senyawa memiliki rumus
molekul dan rumus empirisnya yang sama, misalnya H2O (air) dan NH3 (amoniak).
Di dalam tubuh manusia terjadi reaksi kimia yang berlangsung spontan tanpa bisa anda
atur. Sebagai contoh reaksi kimia pada proses pencernaan makanan, pernapasan, dan
metabolisme tubuh. Persamaan reaksi kimia adalah persamaan yang menggambarkan hubungan
zat-zat kimia yang terlibat sebelum dan sesudah reaksi kimia.
Suatu reaksi dikatakan setara apabila jumlah atom di ruas kiri sama dengan jumlah atom
di ruas kanan. Jika belum setara, maka persamaan reaksi tersebut harus disetarakan. Cara
menyetarakan reaksi adalah menambahkan angka koefisien di depan rumus kimia. Koefisien
adalah angka yang ditulis di depan rumus kimia yang menunjukkan jumlah molekul. Dalam
menyetarakan suatu reaksi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : secara langsung (reaksi
sederhana) dan secara matematika (reaksi yang sukar/rumit).

B. Saran
Cara menyetarakan reaksi kimia dapat dilakukan secara sederhana dan secara matematis.
Dalam penyetaraan reaksi kimia kita harus tahu terlebih dahulu jumlah atom dari masing-
masing unsur di ruas kiri dan kanan.
DAFTAR PUSTAKA

Husita, Djamaluddin dkk. 2007. KIMIA SMA dan MA kelas X. Banda Aceh : Dinas
Pendidikan Provinsi Aceh.

Purnawan, Candra dan Rohmatyah A.N. 2013. KIMIA SMA dan MA kelas X kurikulum
2013. Sidoarjo : Masmedia.

http://www.Nurmungil.com/Menyetarakanpersamaanreaksikimiasederhana

https://pdfcoffee.com/makalah-kimia-dasar-rumus-senyawa-dan-rumus-molekul-pdf-free.html

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f35711b00b0/senyawa-terdiri-dari-dua-unsur-atau-
lebih-pahami-penjelasannya

Anda mungkin juga menyukai