Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2021 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
tentang Ilmu yang berhubungan dengan Tafsir Al-Qur’an ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada bidang
studi/mata kuliah Ilmu Tafsir. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang topik makalah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kemudian kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengempu Ustadz H
Ahmad Anshoruddin, SQ. MA. yang telah memberikan bimbingan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagia
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwasannya makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga kitab isa menjadi lebih
baik lagi.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................ 8
B. Saran ................................................................................ 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir merupakan ilmu syari’at yang paling agung dan tinggi
kedudukannya. Ia merupakan ilmu yang paling mulia objek pembahasannya dan
tujuannya, serta sangat dibutuhkan bagi umat Islam dalam mengetahui makna dari
Al-Qur’an sepanjang zaman. Tanpa tafsir seorang muslim tidak dapat menangkap
mutiara-mutiara berharga dari ajaran Ilahi yang kandung dalam Al-Qur’an.
Tafsir adalah salah satu upaya dalam memahami, menerangkan maksud,
mengetahui kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an. Upaya ini telah dilakukan sejak masa
Rasulullah SAW, sebagai utusan-Nya yang ditugaskan agar menyampaikan ayat-
ayat tersebut sekaligus menandainya sebagai mufassir awwal (penafsir pertama).
Sepeninggalan nabi hingga saat ini, tafsir telah mengalami banyak perkembangan
yang sangat bervariatif dengan tidak melepas kategori masanya. Dan tak lepas
keanekaragaman secara metode (manhaj thariqah), corak (laun’) maupun
pendekatan-pendekatan (alwan) yang digunakan merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dalam sebuah karya tafsir hasil manusia yang tak pernah sempurna.
Para shahabat dan tabi’in tidak menaruh perhatian kepada ilmu tafsir, i’rab
dan majaz pada masa permulaan pembukuan tafsir, bahkan metode yang mereka
gunakan sama dengan metode ahli hadits dalam melakukan periwayatan makna-
makna Al-Qur’an. Kemudian kondisi demikian berubah pada masa berikutnya
(Ulama mutaakhirin) disebabkan semakin bertambah meluasnya interaksi bangsa
Arab dengan non Arab dan hilangnya rasa kebahasaan, maka para mufasir merasa
sangat memerlukan ilmu-ilmu tentang bahasa Arab yang telah dibukukan, untuk
menggambarkan makna-makna dan menjelaskan maksud dari Al-Qur’an yang
mulia. Sehingga sampailah pada kondisi sebagaimana sekarang ini. Ilmu tafsir
senantiasa akan terus tumbuh berkembang dan bercabang sejalan dengan
perkembangan kualitas keilmuan para mufasir dan ilmu-ilmu pengetahuan modern.
Maka dari itu penulis tertarik membuat makalah tentang Ilmu yang Berkaitan
dengan Tafsir Al-Qur’an.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada sedikit uraian pada latar belakang maka penulis membuat
rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan sebagai
berikut:
1. Apa Ilmu yang Berhubungan dengan Tafsir Al-Qur’an.
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Ilmu yang Berhubungan dengan Tafsir Al-Qur’an.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ilmu Lughat.
Ilmu lughat ialah ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur’an.
Mujahid r.a berkata, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang tentang ayat-
ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan
tentang lughat tidaklah cukup karena kadang kala satu kata mengandung
berbagai arti. Jika hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup.
Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan maksud yang berbeda."
4
3. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata).
Mengetahui ilmu sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit
bentuk suatu kata akan mengubah maknanya.
Ibnu Faris berkata, “jika seseorang tidak mempunyai ilmu sharaf, berarti
ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir, Syaikh
Zamakhsyari r.a. menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan
ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
ٍ َﻳ ْﻮ َﻡ َﻧﺪْﻋ ُْﻮﺍ ُﻛ ﱠﻞ ﺃُﻧ
َﺎﺱ ِﺑﺎ َﻣﺎﻣِ ِﻬﻢ
“(ingatlah) pada suatu hari (yang pada hari itu) Kami panggil setiap
umat dengan pemimpinnya.” (Qs. Al Isra [17]: 71)
5. Ilmu Ma’ani.
Ilmu ini sangat penting diketahui, karena dengan ilmu ini susunan
kalimat dapat diketahui dengan melihat maknanya.
6. Ilmu Bayaan.
Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan yang
tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
5
7. Ilmu Badi’.
yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu
diatas juga disebutsebagai cabang ilmu balaghah yang sangat penting
dimiliki oleh para ahli tafsir. Alquran adalah mukjizat yang agung, maka
dengan ilmu-ilmu diatas, kemukjizatan Alquran dapat diketahui.
8. Ilmu Qira’at.
Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat
mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling
tepat diantara makna-makna suatu kata.
9. Ilmu Aqa’id.
Ilmu yang sangat penting dipelajari ini mempelajari dasar-dasar
keimanan. Kadangkala ada satu ayat yang arti zhahirnya tidak mungkin
diperuntukkan bagi Allah Swt. Untuk memahaminya diperlukan takwil
ayat itu.
6
14. Ilmu Hadits.
Ilmu untuk mengetahui hadits-hadits yang menafsirkan ayat-ayat Al-
Qur’an.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
lmu tafsir adalah ilmu dengannya dipahami kalam Allah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW yang mencangkup penjelasan terhadap
maknanya, menyimpulkan hukum dan hikmahnya serta sumber ilmu bahasa,
nahwu, tashrif, ilmu ushul fiqh, ilmu qiraat, dan dibarengi dengan
pengetahuan Asbab nuzul, nashikh dan mansyukh.
Untuk menafsirkan Alquran, ada beberapa ilmu yang harus dikuasai. Ibnu
Mas'ud RA berkata, “jika kita ingin memperoleh ilmu, maka pikirkan dan
renungkanlah makna-makna Al-Qur’an, karena di dalamnya terkandung ilmu
orang-orang dahulu dan sekarang. Rasulullah SAW pernah bersabda,
“barangsiapa mengemukakan pendapatnya sendiri tentang isi Al-Qur’an,
maka ia telah melakukan kesalahan walaupun pendapatnya itu benar”. Untuk
menafsirkan kandungan Al-Qur’an, diperlukan keahlian dalam 15 bidang
ilmu. Adapun ke15 bidang ilmu itu ialah:
1. Ilmu Lughat.
2. Ilmu Nahwu (tata bahasa).
3. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata).
4. Ilmu Isytiqaq (akar kata).
5. Ilmu Ma’ani.
6. Ilmu Bayaan.
7. Ilmu Badi’.
8. Ilmu Qira’at.
9. Ilmu Aqa’id.
10. Ilmu Ushul Fiqh.
11. Ilmu Asbabun-Nuzul.
12. Ilmu Nasikh Mansukh.
13. Ilmu Fiqih.
14. Ilmu Hadis.
15. Ilmu Wahbi.
8
B. Saran
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, makalah kami ini masih banyak sekali memiliki kekurangan dan
kekhilafan, baik dari segi penulisan, isi, kaidah dll. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan
kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya pagi para pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
10