Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU TAFSIR

ILMU YANG BERHUBUNGAN DENGAN TAFSIR AL-QUR’AN

Dosen Pengampu:

Ust. H Ahmad Anshoruddin, SQ. MA

Disusun oleh:

Ahmad Khairan (201310090)

Muhamad Farel Ashrofi (201310081)

Naufal Zaidan (201310065)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA

2021 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
rahmat dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
tentang Ilmu yang berhubungan dengan Tafsir Al-Qur’an ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada bidang
studi/mata kuliah Ilmu Tafsir. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang topik makalah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kemudian kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengempu Ustadz H
Ahmad Anshoruddin, SQ. MA. yang telah memberikan bimbingan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagia
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwasannya makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari teman-teman semua
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga kitab isa menjadi lebih
baik lagi.

Jakarta, 16 Oktober 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 23

A. Ilmu yang Berkaitan dengan Tafsir Al-Qur’an ..................................... 3

BAB III PENUTUP ................................................................................ 8

A. Kesimpulan ................................................................................ 8
B. Saran ................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tafsir merupakan ilmu syari’at yang paling agung dan tinggi
kedudukannya. Ia merupakan ilmu yang paling mulia objek pembahasannya dan
tujuannya, serta sangat dibutuhkan bagi umat Islam dalam mengetahui makna dari
Al-Qur’an sepanjang zaman. Tanpa tafsir seorang muslim tidak dapat menangkap
mutiara-mutiara berharga dari ajaran Ilahi yang kandung dalam Al-Qur’an.
Tafsir adalah salah satu upaya dalam memahami, menerangkan maksud,
mengetahui kandungan ayat-ayat Al-Qur‟an. Upaya ini telah dilakukan sejak masa
Rasulullah SAW, sebagai utusan-Nya yang ditugaskan agar menyampaikan ayat-
ayat tersebut sekaligus menandainya sebagai mufassir awwal (penafsir pertama).
Sepeninggalan nabi hingga saat ini, tafsir telah mengalami banyak perkembangan
yang sangat bervariatif dengan tidak melepas kategori masanya. Dan tak lepas
keanekaragaman secara metode (manhaj thariqah), corak (laun’) maupun
pendekatan-pendekatan (alwan) yang digunakan merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dalam sebuah karya tafsir hasil manusia yang tak pernah sempurna.
Para shahabat dan tabi’in tidak menaruh perhatian kepada ilmu tafsir, i’rab
dan majaz pada masa permulaan pembukuan tafsir, bahkan metode yang mereka
gunakan sama dengan metode ahli hadits dalam melakukan periwayatan makna-
makna Al-Qur’an. Kemudian kondisi demikian berubah pada masa berikutnya
(Ulama mutaakhirin) disebabkan semakin bertambah meluasnya interaksi bangsa
Arab dengan non Arab dan hilangnya rasa kebahasaan, maka para mufasir merasa
sangat memerlukan ilmu-ilmu tentang bahasa Arab yang telah dibukukan, untuk
menggambarkan makna-makna dan menjelaskan maksud dari Al-Qur’an yang
mulia. Sehingga sampailah pada kondisi sebagaimana sekarang ini. Ilmu tafsir
senantiasa akan terus tumbuh berkembang dan bercabang sejalan dengan
perkembangan kualitas keilmuan para mufasir dan ilmu-ilmu pengetahuan modern.
Maka dari itu penulis tertarik membuat makalah tentang Ilmu yang Berkaitan
dengan Tafsir Al-Qur’an.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada sedikit uraian pada latar belakang maka penulis membuat
rumusan masalah yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan sebagai
berikut:
1. Apa Ilmu yang Berhubungan dengan Tafsir Al-Qur’an.

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui Ilmu yang Berhubungan dengan Tafsir Al-Qur’an.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ilmu Yang Berhubungan dengan Tafsir Al-Qur’an


Ilmu tafsir Al-Qur’an merupakan induk dari segala ilmu, dikarenakan Al-
Qur’an sumber segala ilmu, bahkan disebut juga dengan jaringan Ilmu. lmu
tafsir adalah ilmu dengannya dipahami kalam Allah yang diturunkan kepada
nabi Muhammad SAW yang mencangkup penjelasan terhadap maknanya,
menyimpulkan hukum dan hikmahnya serta sumber ilmu bahasa, nahwu,
tashrif, ilmu ushul fiqh, ilmu qiraat, dan dibarengi dengan pengetahuan Asbab
nuzul, nashikh dan mansyukh.
“Keutamaan Kalam Allah (Al-Qur’an) kepada umat, sama seperti
keutamaan Allah kepada seluruh hambanya,” terang Hazim yang juga
penasehat Dar al-Thullab al-Wafidin. Ilmu tafsir termasuk ilmu paling luas
dimana sangat sulit mendapatkan ujung dari pembahasan ini. Suatu ketika
Ibnu Abbas tidak segera menjawab pertanyaan terhadap tafsiran sebuah surah
karena keberadaan para kibar sahabat. Hal ini merupakan adab seorang
penuntut ilmu karena ada yang lebih tua di majelis itu, diantaranya Adab
sebelum Ilmu.
Barang siapa yang memuliakan Al-Qur’an Allah, maka akan dimuliakan
orang tersebut. Jika ada orang yang meremehkannya, maka Allah akan
hinakan kehidupannya. Al-Qur’an menjadi petunjuk kepada semua orang
(Hudan Linnas) tanpa kecuali. Bagi siapa yang mau menjadikannya sebagai
petunjuk akan mendapatkannya bagi siapa yang mengabaikannya maka dia
telah jauh dari petunjuk tersebut. “Allah turunkan Al-Qur’an sebagai syifa
(kesembuhan) dari penyakit jasad, sosial dan sakit hati, bahkan kesembuhan
dari rasa khawatir bahkan obat bagi kehidupan,”.
Al-Qu'ran juga sebagai Manhaj Al-Hayah Al-Mutakimil merupakam
kurikulum kehidupan yang lengkap, hal itu menuntut manusia dari segala sisi
kehidupan. “Orang-orang yang jauh dari Al-Qur’an, dia sebenarnya dalam
kekurangan dari segala hal walaupun dia menunjukkan sebaliknya,”.
Untuk menafsirkan Alquran, ada beberapa ilmu yang harus dikuasai. Dalam
kitab Fadhilah Amal yang ditulis oleh Maulana Zakariyya Al Khandahlawi
3
disebutkan, Ibnu Mas'ud RA berkata, “jika kita ingin memperoleh ilmu, maka
pikirkan dan renungkanlah makna-makna Al-Qur’an, karena di dalamnya
terkandung ilmu orang-orang dahulu dan sekarang.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “barangsiapa mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang isi Al-Qur’an, maka ia telah melakukan kesalahan
walaupun pendapatnya itu benar”. Untuk menafsirkan kandungan Al-Qur’an,
diperlukan keahlian dalam 15 bidang ilmu.
Untuk diketahui, Al-Qur’an Al-Karim memiliki zahir dan batin. Adapun
maksud zahir Al-Qur’an adalah lafaz-lafaz Al-Qur’an yang dapat dibaca oleh
semua orang. Sedangkan Batin Al-Qur’an adalah makna atau maksud Al-
Qur’an yang dapat dipahami menurut keahlian masing-masing.
Ibnu Mas’ud RA berkata, “Jika kita ingin memperoleh ilmu, maka pikirkan
dan renungkanlah makna-makna Al-Qur’an, karena di dalamnya terkandung
ilmu orang-orang dahulu dan sekarang.” Namun untuk memahaminya,
seseorang harus menunaikan syarat dan adab-adabnya terlebih dahulu.
Jangan hanya bermodalkan pengetahuan beberapa lafaz bahasa Arab atau
melihat terjemahan Al-Qur’an, seseorang berani menafsirkan Al-
Qur’andengan pendapatnya sendiri. Berikut 15 bidang ilmu yang harus
dikuasai jika ingin menafsirkan Al-Qur’an.

1. Ilmu Lughat.
Ilmu lughat ialah ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur’an.
Mujahid r.a berkata, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari
akhirat, maka tidak layak baginya berkomentar tentang tentang ayat-
ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui ilmu lughat. Sedikit pengetahuan
tentang lughat tidaklah cukup karena kadang kala satu kata mengandung
berbagai arti. Jika hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup.
Bisa jadi kata itu mempunyai arti dan maksud yang berbeda."

2. Ilmu Nahwu (tata bahasa)


Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena sedikit saja I’rab hanya
didapat dalam ilmu nahwu.

4
3. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata).
Mengetahui ilmu sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit
bentuk suatu kata akan mengubah maknanya.

Ibnu Faris berkata, “jika seseorang tidak mempunyai ilmu sharaf, berarti
ia telah kehilangan banyak hal.” Dalam Ujubatut Tafsir, Syaikh
Zamakhsyari r.a. menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan
ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
ٍ ‫َﻳ ْﻮ َﻡ َﻧﺪْﻋ ُْﻮﺍ ُﻛ ﱠﻞ ﺃُﻧ‬
‫َﺎﺱ ِﺑﺎ َﻣﺎﻣِ ِﻬﻢ‬
“(ingatlah) pada suatu hari (yang pada hari itu) Kami panggil setiap
umat dengan pemimpinnya.” (Qs. Al Isra [17]: 71)

Karena ketidaktahuannya tentang ilmu Sharaf, ia menerjemahkan ayat


itu seperti ini: “pada hari ketika manusia dipanggil dengan ibu-ibu
mereka.” Ia mengira bahwa kata ‘imaam’ (pemimpin) yang merupakan
bentuk mufrad (tunggal) adalah bentuk memahami ilmu sharaf, tidak
mungkin akan mengartikan ‘imaam’ sebagai ibu-ibu.

4. Ilmu Isytiqaq (akar kata).


Mengetahui ilmu isytiqaq sangatlah penting. Dengan ilmu ini dapat
diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata
yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata ‘masih’ berasal
dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.

5. Ilmu Ma’ani.
Ilmu ini sangat penting diketahui, karena dengan ilmu ini susunan
kalimat dapat diketahui dengan melihat maknanya.

6. Ilmu Bayaan.
Yaitu ilmu yang mempelajari makna kata yang zhahir dan yang
tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.

5
7. Ilmu Badi’.
yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu
diatas juga disebutsebagai cabang ilmu balaghah yang sangat penting
dimiliki oleh para ahli tafsir. Alquran adalah mukjizat yang agung, maka
dengan ilmu-ilmu diatas, kemukjizatan Alquran dapat diketahui.

8. Ilmu Qira’at.
Ilmu ini sangat penting dipelajari, karena perbedaan bacaan dapat
mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling
tepat diantara makna-makna suatu kata.

9. Ilmu Aqa’id.
Ilmu yang sangat penting dipelajari ini mempelajari dasar-dasar
keimanan. Kadangkala ada satu ayat yang arti zhahirnya tidak mungkin
diperuntukkan bagi Allah Swt. Untuk memahaminya diperlukan takwil
ayat itu.

10. Ilmu Ushul Fiqh.


Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting, karena dengan ilmu ini
kita dapat mengambil dalil dan menggali hukum dari suatu ayat.

11. Ilmu Asbabun-Nuzul.


Yaitu ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya, maka maksud
suatu ayat mudah dipahami. Karena kadangkala maksud suatu ayat itu
bergantung pada asbabun nuzul-nya.

12. Ilmu Nasikh Mansukh.


Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hukum yang sudah dihapus dan
hukum yang masih tetap berlaku.

13. Ilmu Fiqih.


Ilmu ini sangat penting dipelajari. Dengan menguasai hukum-hukum
yang rinci akan mudah mengetahui hukum global.

6
14. Ilmu Hadits.
Ilmu untuk mengetahui hadits-hadits yang menafsirkan ayat-ayat Al-
Qur’an.

15. Ilmu Wahbi.


Ilmu khusus yang diberikan kepada Allah kepada hamba-Nya yang
istimewa, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
‫ﻋﻠ َِﻢ َﻭ َﺭﺛَﻪُ ﷲ ﻋ ِْﻠ َﻢ َﻣﺎ َﻟ ْﻢ َﻳ ْﻌ َﻠ ْﻢ‬ َ ‫َﻣ ْﻦ‬
َ ‫ﻋﻤِ َﻞ ِﺑﻤﺎ‬

“Barangsiapa mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan


memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui”.
Juga sebagaimana disebutkan dalam riwayat, bahwa Ali RA pernah
ditanya oleh seseorang, “Apakah Rasulullah telah memberimu suatu
ilmu atau nasihat khusus yang tidak diberikan kepada orang lain?” maka
ia menjawab, “Demi Allah, demi Yang menciptakan Surga dan Jiwa.
Aku tidak memiliki sesuatu yang khusus kecuali pemahaman Al-Qur’an
yang Allah berikan kepada hamba-Nya.” Ibnu Adi Dunya berkata,
“Ilmu Al-Qur’an dan pengetahuan yang didapat darinya seperti lautan
yang atk bertepi.”

Menurut Maulana Zakariyya, ilmu-ilmu yang telah diterangkan di atas


adalah alat bagi para mufassir Al-Qur’an. "Seseorang yang tidak
memiliki ilmu-ilmu tersebut lalu menafsirkan Al-Qur’an, berarti ia telah
menafsirkan menurut pendapatnya sendiri, yang larangannya telah
disebutkan dalam banyak hadits," kata Maulana Zakariyya.
Para sahabat telah memperoleh ilmu bahasa arab secara turun temurun,
dan ilmu lainnya mereka dapatkan melalui cahaya Nubuwwah. Imam
Suyuthi rah.a. berkata, “Mungkin kalian berpendapat bahwa ilmu
Wahbi itu berada diluar kemampuan manusia. Padahal tidak demikian,
karena Allah sendiri telah menunjukan caranya, misalnya dengan
mengamalkan ilmu yang dimiliki dan tidak mencintai dunia.”

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
lmu tafsir adalah ilmu dengannya dipahami kalam Allah yang diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW yang mencangkup penjelasan terhadap
maknanya, menyimpulkan hukum dan hikmahnya serta sumber ilmu bahasa,
nahwu, tashrif, ilmu ushul fiqh, ilmu qiraat, dan dibarengi dengan
pengetahuan Asbab nuzul, nashikh dan mansyukh.
Untuk menafsirkan Alquran, ada beberapa ilmu yang harus dikuasai. Ibnu
Mas'ud RA berkata, “jika kita ingin memperoleh ilmu, maka pikirkan dan
renungkanlah makna-makna Al-Qur’an, karena di dalamnya terkandung ilmu
orang-orang dahulu dan sekarang. Rasulullah SAW pernah bersabda,
“barangsiapa mengemukakan pendapatnya sendiri tentang isi Al-Qur’an,
maka ia telah melakukan kesalahan walaupun pendapatnya itu benar”. Untuk
menafsirkan kandungan Al-Qur’an, diperlukan keahlian dalam 15 bidang
ilmu. Adapun ke15 bidang ilmu itu ialah:
1. Ilmu Lughat.
2. Ilmu Nahwu (tata bahasa).
3. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata).
4. Ilmu Isytiqaq (akar kata).
5. Ilmu Ma’ani.
6. Ilmu Bayaan.
7. Ilmu Badi’.
8. Ilmu Qira’at.
9. Ilmu Aqa’id.
10. Ilmu Ushul Fiqh.
11. Ilmu Asbabun-Nuzul.
12. Ilmu Nasikh Mansukh.
13. Ilmu Fiqih.
14. Ilmu Hadis.
15. Ilmu Wahbi.

8
B. Saran
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, makalah kami ini masih banyak sekali memiliki kekurangan dan
kekhilafan, baik dari segi penulisan, isi, kaidah dll. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan
kami, makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya pagi para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Hafil. Ilmu yang Diperlukan Untuk Tafsir Al-Qur’an.


https://www.republika.co.id/berita/qbeh9m430/ilmu-yang-diperlukan-untuk-tafsir-
alquran dibuat pada tanggal 5 Juni 2020. Diakses pada tanggal 2 November
2021: 20.15

Admin. 15 Bidang Ilmu yang Harus Dikuasai Sebelum Menafsirkan Al-


Qur’an. https://ekbisnews.com/15-bidang-ilmu-yang-harus-dikuasai-sebelum-
menafsirkan-al-quran/ dibuat pada 23 Juni 2020. Diakses pada tanggal 2
November 2021: 20.40

Agenda, Stain. Ilmu Tafsir Induk dari Segala Ilmu.


https://staindirundeng.ac.id/2020/08/ilmu-tafsir-induk-dari-segala-ilmu/ dibuat
pada 18 Agustus 2021. Diakses pada tanggal 2 November 2021: 20.50

10

Anda mungkin juga menyukai