DOSEN PENGAMPU:
FITRAH QALBINA SAYUTI S.S.I, MIKRH
KELOMPOK 7:
AGIL PANGESTU (2230203074)
ZIKRI (2230203071)
YOGA RAMADHANI ADRYAN (22302030
Assalamua’laikum Wr.Wb.
Segala puji syukur bagi Allah SWT, karena atas rahmat serta hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan”.Makalah ini
dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Ibadah, yang mana
merupakan mata kuliah wajib fakultas Syariah di UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
Penulis dapat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dalam kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.KESIMPULAN..............................................................................................12
B.SARAN ......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan sebuah agama yang dapat dikategorikan sebagai agama
terbesar dan terbanyak dianut oleh masyarakat global sekarang ini. Al Qur’an yang
merupakan sebuah kitab suci agama islam yang langsung diwahyukan oleh Allah
kepada nabi Muhammad SAW menjadi bahan acuan dan juga pengantar hidup kaum
muslim di dunia.
Tetapi tanpa kita sadari bahwa pada ayat-ayat yang terkandung di dalam Al-
Qur’an terdapat ilmu-ilmu duniawi.Selain dapat difungsikan sebagai pedoman hidup
kaum muslim, Al-Qur’an juga banyak mengandung ayat-ayat yang mengharuskan
kita sebagai kaum muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan semasa hidupnya karena
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Kita
sebagai umat muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu agar derajatnya dinaikkan oleh
Allah SWT.
Kajian Alquran sebagai sumber dari segala sumber ilmu telah dilakukan
semenjak zaman sahabat. Namun, secara embrioritas pada zaman Nabi pun telah
dilakukan bentuk suatu kajian Alquran secara mendalam. Hal itu dibuktikan cukup
banyak adanya hadis-hadis yang menjelaskan tentang makna suatu ayat. Melirik pada
zaman kontemporer ini, Alquran tidak hanya sebagai sumber ilmu Islam saja yang
mana pada zaman klasik pembahasan Alquran hanya dinisbatkan kepada kajian
agama seperti fikih, akidah, tasawuf dan disiplin ilmu agama lainya.
Semenjak begesernya era, Alquran mulai dihidupkan dengan kajian-kajian
yang bersifat sosialis, humanis dan saintis. Jika ditelusuri lebih dalam, yang
dinamakan dengan saintis tidak hanya bergelut dengan apa yang dinamakan biologi,
fisika, dan kimia. Hal tersebut hanya segelintir ilmu yang ada di dalam Alquran.
Dengan hadirnya Alquran sebagai sumber ilmu, manusia bisa menjadi suatu makhluk
yang terlepas dari ketidaktahuan akan berkembangnya suatu zaman. Apakah ayat
tersebut relevan dengan masalah yang hadir. Atau hanya mengambil dalil dalam
Alquran sebagai legitimasi atas ideologi yang dianutnya. Hal itu yang sangat
disayangkan dimana Alquran dapat digunakan untuk menambah kecerdasan dan
pengetahuan manusia tetapi disalahgunakan hingga menuju pengdistorsian makna.
Akibatnya, bukan kecerdasan dan pengetahuan manusia yang bertambah akan tetapi
pertumpahan darah, korban, dan kematian yang terus bertambah. Hal ini sungguh
jauh dari apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang memposisikan
Alquran sebagai sumber ajaran ilmu yang tinggi dibandingkan dengan sumber ilmu
lainnya.
v
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Korelasi Antara Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
2. Bagaimana Posisi Al-Qur’an Sebagai Sumber Berbagai Disiplin Ilmu
3. Bagaimana Relvansi Al-Qur’an dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Bagaimana Aliran-Aliran dalam Islam dan Hubungannya dengan Al-Qur’an
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Korelasi Antara Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
2. Untuk Mengetahui Posisi Al-Qur’an Sebagai Sumber Berbagai Disiplin Ilmu
3. Untuk Mengetahui Relvansi Al-Qur’an dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Untuk Mengetahui Aliran-Aliran dalam Islam dan Hubungannya dengan Al-Qur’an
vi
BAB II
PEMBAHASAN
Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber
dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana
keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu
pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan, semuanya
telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik
yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama manusia (Hablum
minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu
agama, umum dan sebagainya.
vii
pisahkan keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?” (Al-Anbiya : 30).
2) Orbit
Pada abad ke-15 seorang ilmuwan bernama Copernicus menemukan
bahwa matahari sebagai pusat peredaran. Tapi perlu diketahui bahwa jauh hari
sebelum Copernicus mengemukakan temuannya tersebut, di dalam Al-Qur’an
sudah dituliskan bagaimana matahari dan bulan beredar. Allah SWT
berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 33,yang artinya:
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masingmasing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (Al-Anbiyak :
33).
Islam bukan hanya terdiri dari satu dua aspek saja, tetapi memiliki
beberapa aspek, yaitu aspek teologi, ibadah, akhlaq, filsafat, kebudayaan, dan lain
sebagainya. Semua aspek itu dtulis dan dibahas oleh para ahli sehingga
melahirkan berbagai ilmu yang kemudian dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman.
Semua disiplin ilmu tersebut bersumber pada Al-Qur’an. Secara singkat dapat
diterangkan sebagai berikut:
viii
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Allah
SWT, sifat-sifat yang wajib ada, sifat-sifat yang mustahil dan sifat-sifat yang
mungkin ada pada-Nya, dan membicarakan tentang Rasul-Rasul Tuhan, sifat
yang wajib, mustahil dan jaiz padanya. Dalam ilmu tauhid juga dibahas tentang
orang-orang yang beriman, kafir, musyrik dan sebagainya. Semua masalah
yang dibahas ilmu tauhid ini terdapat di dalam Al-Qur’an dan banyak juga ayat
Al-Qur’an yang menerangkan tentang tauhid, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta
kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya. (Q.S.
An-Nisa’ : 136)
2. Ilmu Hukum
Hukum islam atau fiqh dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas
tentang hukum-hukum syari’at yang bersifat amaliah praktis, yang diambil dari
dalil-dalil yang terperinci. Dalil-dalil yang dimaksud itu bersumber antara lain
dari al-Qur’an, yang menjadi wahyu Allah yang paling sempurna dan terakhir
untuk manusia, yang arus dijadikan pedoman utama bahkan tunggal bagi
manusia untuk dijadikan sumber hukum. Di dalam al-Qur’an juga terdapat
pernyataan terperinci tentang hukum dalam semua hal. Dan ayat-ayat yang
mengandung masalah hukum disebut ayat ahkam. Ayat-ayat yang menjadi
dasar bagi hukum yang dipakai untuk mengatur masyarakat dalam Islam.
Dalam ayat al-Qur’an, ayat ahkam hanya sedikit. Menurut penjelasan
Abdul al-Wahhab Khallaf. Jumlah itu hanya 5,8 persen dari seluruh ayat al-
Qur’an yang terdiri dari, sbb: 140 ayat tentang ibadah, shalat, puasa, haji zakat,
dll. 70 ayat tentang hidup berkeluarga, 70 ayat mengenai perdagangan, 30 ayat
tentang soal criminal, 25 ayat tentang hubungan Islam dan non Islam. 13 ayat
mengenai soal pengadilan, 10 ayat tentang kaya dan miskin, yang terakhir 10
ayat tentang kenegaraan.
3. Ilmu Tasawuf
ix
bahwa ia berada di hadirat Tuhan. Dan ajaran tasawuf itu juga terdapat dalam
al-Qur’an dalam Q.S. al-Baqarah ayat 186, yang artinya:
Kata da’a dalam ayat diatas oleh sufi diartikan bukan berdo’a dalam arti yang lazim
dipakai, tetapi mereka artikan berseru maupun memanggil.
Filsafat Islam adalah ilmu yang berbicara tentang segala sesuatu yang
ada untuk dicari hakikat atau dasar serta prinsip-prinsipnya secara sistematik,
radikal dan universal. Ilmu ini muncul berdasarkan dengan filsafat Yunani
yang dijumpai kaum Muslimin di Alexandria, Mesir, Syiria dan Persia sebelah
timur. Namun dalam pengembangan ilmu filsafat islam ini menyesuaikan
dengan rajaran yang ada didalam al-Qur’an.
Dalam dunia filsafat itu ditandai dengan penggunaan akal atau logika secara
benar dan sehat, sewsuai dalam al-Qur’an, misalnya : afala ta'qiluun
x
C. RELVANSI AL-QURAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI
Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat dengan
sains dan teknologi, seperti menunaikan ibadah haji, berdakwah, semua itu
membutuhkan kendaraan sebagai alat transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis
besar sains dan ilmu pengetahuan dalam Alquran, manusia hanya tinggal menggali,
mengembangkan konsep dan teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat
dalam QS. Ar-Rahman ayat 33 yang artinya:
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya
kecuali dengan kekuatan.”
Ayat di atas pada masa empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat
secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah
dipersilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya
kemampuan dan kekuatan (sulthan). Kekuatan yang dimaksud di sini sebagaimana di
tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, hal ini telah
terbukti di era modern sekarang ini, dengan di temukannya alat transportasi yang
mampu menembus luar angkasa, bangsa-bangsa yang telah mencapai kemajuan
dalam bidang sains dan teknologi telah berulang kali melakukan pendaratan di Bulan,
Pelanet Mars, Jupiter dan planet-pelanet lainnya.
Kemajuan yang telah diperoleh oleh bangsa-bangsa yang maju (bangsa barat)
dalam bidang ilmu pengetahuan, sains dan teknologi di abad modern ini, sebenarnya
merupakan kelanjutan dari tradisi ilmiah yang telah dikembangkan oleh ilmuan-
ilmuan muslim pada abad pertengahan atau dengan kata lain ilmuan muslim banyak
memberikan sumbangan kepada ilmuan barat, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh
Yatim (1997) dalam bukunya Sejarah Perdaban Islam: “Kemajuan Barat pada
mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol” (p.
2).
Hal ini diakui oleh sebagian mereka. Sains dan teknologi baik itu yang
ditemukan oleh ilmuan muslim maupun oleh ilmuan barat pada masa dulu, sekarang
dan yang akan datang, semua itu bukti kebenaran informasi yang terkandung di dalam
Alquran, karena jauh sebelum peristiwa penemuanpenemuan itu terjadi, Alquran telah
memberikan isyarat-isyarat tentang hal itu dan ini termasuk bagian dari kemukjizatan
Alquran, dimana kebenaran yang terkandung di dalamnya selalu terbuka untuk dikaji,
didiskusikan, diteliti, diuji dan dibuktikan secara ilmiah oleh siapa pun.
Lebih lanjut Baiquni (1997) mengatakan bahwa sebenarnya segala ilmu yang
diperlukan manusia itu tersedia di dalam Alquran (p. 17). Salah satu kemukjizatan
xi
(keistimewaan) Alquran yang paling utama adalah hubungannya dengan ilmu
pengetahuan, begitu pentingnya ilmu pengetahuan dalam Alquran sehingga Allah
menurunkan ayat yang pertama kali QS. Al-‘Alaq: 1-5, yang artinya:
Namun demikian, Alquran dan hadis selalu mengajak untuk ke arah titik temu
(kalimah sawa), bukan hanya sesama umat Islam, melainkan juga untuk seluruh
agama dan berbagai etnik.Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan aliran dan
mazhab itu muncul. Ada faktor internal dan ada faktor eksternal. Dalam soal aliran,
misalnya, terdapat beberapa isyarat yang berbeda-beda (tapi tidak bertentangan)
tentang otonomi manusia.
Apakah perbuatan manusia itu otonom atau share dengan Tuhan? Kalau
share, siapa yang memiliki share lebih besar?Aliran Jabariyah berpendapat perbuatan
manusia sesungguhnya adalah perbuatan Tuhan, manusia sama dengan robot.
xii
kepada Alquran dan hadis.Soal perbedaan aliran dan mazhab serta hukum demikian
pula halnya.
Meskipun berlawanan jenis dan bukan muhrim, kalau masih belum dewasa,
tidak membatalkan wudu.Dalam pendapat lamanya (qaul qadim), Imam Syafi’i tidak
memasukkan laki-laki dan perempuan tua membatalkan wudu. Akan tetapi, ketika
pindah ke Mesir, ia menjumpai sepasang kakek-nenek berpelukan mesra tanpa diikat
tali perkawinan, lalu ia mengeluarkan kakek-nenek sebagai orang yang tidak
membatalkan wudu.
Imam Malik berpendapat bahwa kata lamasa dalam ayat tadi berarti
menyentuh dengan syahwat; sepanjang tidak ada nafsu syahwat di dalam bersentuhan
dengan lawan jenis maka wudu tidak batal. Imam Abu Hanifah berpendapat, kata
lamasa (’bersentuhan') sesungguhnya bahasa simbolik, berarti bersetubuh. Sepanjang
tidak melakukan persetubuhan maka yang bersangkutan tidak batal wudunya. Allahu
a’lam
xiii
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Membahas hubungan antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari
banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya,tetapi
yang lebih utama adalah melihat adakah Al-Qur’an atau jiwa ayat-ayatnya
menghalangi atau mendorong ilmu pengetahuan. Di samping itu, tujuan mencari ilmu
adalah untuk meningkatkan amal ibadah 'ang kita tu0ukan dalam men2ariridho-+'a,
sekaligus untuk meningkatkan kualitas amal saleh bagi kepentingan hidup
kemanusiaan. Orang yang paling baik dalam pandangan islam adalah orang yang
paling bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Pemaparan ayat-ayat Al-Qur’an
tentang pentingnya ilmu tersebut lebih bertujuan untuk menunjukkan kebesaran Allah
SWT, serta mendorong manusia seluruhnya mengadakan observasi dan penelitian
agar lebih menguatkan iman Kepadanya. Pemaparan-pemaparan dalam bab
pembahasan secara tidak langsung menerangkan, bahwa ilmu pengetahuan dan Al-
Qur’an memiliki kaitan erat. Akan tetapi keterkaitan antara keduanya disesuaikan
dengan porsi yang sesuai.
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk
bagi manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Secara garis besar, al-Qur’an
mengandung ajaran tentang aqidah, syariah, dan akhlak, namun al-Qur’an juga
mengandung isyarat-isyarat ilmiah yakni mengandung ayat-ayat sains dan teknologi.
Untuk dapat mengenal, memahami, dan menafsirkan al-Qur’an tidak hanya berbekal
pengetahuan bahasa Arab, melainkan dibutuhkan berbagai macam ilmu guna untuk
mengungkap makna yang terkandung dalam al-Qur’an. Mata kuliah ini mengkaji
tentang ayat-ayat sains dalam al-Qur’an. Materi ini sangat penting bagi mahasiswa
untuk memperluas pandangan dan pengetahuan tentang al-Qur’an guna untuk
membantu dalam memahami dan menafsirkannya.
B. SARAN
Penulis berharap semoga materi dan hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan pembaca. Sehingga bertambahnya pengetahuan dan wawasan
pada materi dari judul makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi membangun kesempurnaan makalah ini. Semoga hasil
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
xv
xvi