Anda di halaman 1dari 14

PROSES TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA

DAN PENGHUNINYA BERDASARKAN KAJIAN


SAINS DAN ISLAM
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : IAD/IBD/ISD

Dosen Pengampu : Nur Syamsi, M.H

Disusun Oleh :

1. Azwan Nasrul (2021407001)


2. Adinda Intan Mutia (2021407023)
3. Ghina Ariyanti (2021407038)

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah


SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Maha Rahim, yang telah menyempurnakan
agama-Nya dan memberikan nikmat yang tidak ada batasnya kepada kita semua.
Sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu
yang singkat. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada utusan-Nya,
Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat-sahabatnya, para pejuang
dan syuhada yang telah membela kalimat Allah, sehingga pada momen ini kita
dapat menikmati nikmat teragung di muka bumi ini, yaitu nikmat iman dan Islam.

Makalah ini telah selesai disusun atas beberapa tujuan dan kepentingan.
Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
dari mata kuliah IAD/IBD/ISD dari dosen yang bersangkutan, Ibu Nur Syamsi,
M.H. Kami berterima kasih kepada beliau atas bimbingan dan pengarahannya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dalam waktu yang disepakati.
Tujuan lain pembuatan makalah ini adalah untuk membagi sedikit ilmu yang kami
miliki yang kami dapatkan dari para dosen dan literatur yang ada.

Samarinda, 3 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .................................................................................................. 6
A. Pengertian Alam Semesta Menurut Sains dan Al-Qur’an ........................... 6
B. Proses Terbentuknya Alam Semesta dan Penghuninya Berdasarkan Kajian
Sains ................................................................................................................ 7
1. Teori Oselasi.......................................................................................... 7
2. Teori Ledakan (Big Bang)...................................................................... 7
3. Teori Ekspansi dan Kontraksi ................................................................ 9
C. Proses Terbentuknya Alam Semesta dan Penghuninya Berdasarkan Kajian
Islam ................................................................................................................ 9
BAB III.............................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................... 13
Kesimpulan .................................................................................................... 13
Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu umum dan ilmu agama pada dasarnya berbicara mengenai


realitas yang sama, dengan sudut pandang dan titik tolak yang berbeda. Ilmu
umum dan ilmu agama membicarakan keterkaitan beragam realitas kehidupan
manusia dan hal-hal yang berhubungan dengan manusia, baik dengan alam
nyata maupun ghaib. Kesamaan relitas yang menjadi objek keilmuan umum
dan islam merupakan titik keberangkatan yang memungkinkan bagi
perkembangan ilmu-ilmu tersebut menyatu dalam suatu paradigma ilmu
umum dan ilmu agama.

Ilmu membagikan kepastian dengan menghalangi lingkup


pemikirannya, dan kepastian ilmu- ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu
bukan hanya pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan bersumber pada teori- teori yang disepakati dan secara
sistematik diuji dengan seperangkat tata cara yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Mengulas ikatan Al- Qur’an serta ilmu pengetahuan bukan dinilai
dari banyak atau tidaknya cabang- cabang ilmu pengetahuan yang di
milikinya, namun lebih utama adalah melihat adakah Al- Qur’an atau ayat-
ayatnya membatasi ilmu pengetahuan, sebab kemajuan ilmu pengetahuan
tidak cuma diukur melalui pemikiran yang diberikan kepada masyarakat
ataupun kumpulan inspirasi serta tata cara yang dikembangkannya, namun
pula pada sekumpulan syarat- syarat psikologis serta sosial yang diwujudkan,
sehingga memiliki pengaruh (positif ataupun negatif) terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan. Pada dasarnya, secara tidak langsung Allah SWT telah
menampilkan bahwasanya Al- Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan.

4
B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian dari alam semesta menurut sains dan Al-Qur’an?


2) Bagaimana proses terbentuknya alam semesta beserta penghuninya
berdasarkan kajian sains?
3) Bagaimana proses terbentuknya alam semesta beserta penghuninya
berdasarkan kajian Islam?

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui pengertian dari alam semesta menurut sains dan Al-
Qur’an
2) Untuk mengetahui proses terbentuknya alam semesta beserta isinya
berdasarkan kajian sains
3) Untuk mengetahui proses terbentuknya alam semesta beserta penghuninya
berdasarkan kajian Islam

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alam Semesta Menurut Sains dan Al-Qur’an

Alam semesta adalah seluruh ruang waktu tempat kita berada, dengan
energi dan materi yang dimilikinya. Usaha untuk memahami pengertian alam
semesta dalam lingkup ada pada ilmu kosmologi, ilmu pengetahuan yang
berkembang dari fisika dan astronomi. Menurut beberapa sumber
menyebutkan bahwa, alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya
terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam
yang dapat diungkapkan maupun tidak. Sehingga alam semesta dalam
persfektif Al-Qur’an dapat dipahami sebagai perbentangan unsur-unsur yang
saling mempunyai keterkaitan. Pada hakikatnya, alam semesta haruslah
dipahami sebagai wujud dari keberadaan Allah SWT, sebab alam semesta dan
seluruh isinya serta hukum-hukumnya tidak ada tanpa keberadaan Allah Yang
Maha Esa. Segala sesuatu termasuk langit dan bumi merupakan ciptaan Allah
Yang Maha Kuasa (Ibrahim 14:11). Allah adalah pemilik mutlak dari alam
semesta dan penguasa alam semesta serta pemeliharanya.

Alam menurut segi bahasa adalah segala hal yang ada di langit dan di
bumi. Ilmuwan menyatakan bahwa alam semesta adalah kosmos yakni ruang
angkasa serta semua benda langit yang terdapat di dalamnya. Menurut
definisi ilmu agama ālam/alam adalah segala sesuatu selain Allah. Alam
bukan saja benda-benda angkasa, atau bumi dengan segala isinya, tetapi juga
yang terdapat antara keduanya, bahkan semua yang maujud, baik yang telah
diketahui manusia maupun yang belum mereka ketahui. Kata ālam/alam
seakar dengan kata alāmah/alamat artinya sesuatu yang menjelaskan sesuatu
selainnya. Alam semesta adalah alamat yang sangat jelas menunjuk Allah,
Pencipta yang Maha Esa, Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui.

6
B. Proses Terbentuknya Alam Semesta dan Penghuninya
Berdasarkan Kajian Sains

Sejak dahulu kala, manusia dari masa ke masa selalu mempertanyakan


proses penciptaan alam semesta. Berawal dari pertanyaan sederhana itu,
kemudian tercipta beragam teori tentang penciptaan alam semesta. Di antara
beragam teori itu, terdapat tiga teori sebagai berikut:

1. Teori Oselasi
Teori Oselasi menjelaskan bahwa alam semesta tidak ada
awal dan tidak ada akhirnya. Dalam model Osilasi dikemukakan
bahwa sekarang alam semesta tidak konstan, melainkan berekspansi
yang dimulai dengan dentuman besar (Big Bang), kemudian
beberapa waktu yang akan datang gravitasi mengatasi efek ekspansi
sehingga alam semesta akan mulai mengempis (collapse), akhirnya
mencapai titik koalisensi (gabungan) asal dimana temperatur dan
tekanan tinggi akan memecahkan semua materi kedalam partikel-
partikel elementer (dasar) sehingga terjadi dentuman besar baru dan
ekspansi mulai lagi. Alam semesta mungkin telah memulai dalam
sebuah dentuman besar (Big Bang), atau mungkin berada dalam
keadaan tetap atau dalam keadaan berosilasi.

Kita sebagai manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti


tentang terjadinya alam semesta, melainkan hanya dengan berasumsi
yang dapat diterima oleh akal sehingga dari segi keilmiahan dapat
dipertanggung jawabkan.

2. Teori Ledakan (Big Bang)


Para ahli sains banyak mengemukakan teori yang
menjelaskan asal muasal terciptanya alam semesta. Salah satunya
teori Big Bang yang sampai sekarang tetap diterima sebagai

7
permulaan awal semesta. Meskipun beberapa ahli astronomi lain
agak meragukan teori tersebut. Teori Big Bang mengemukakan
bahwa alam semesta pernah sangat padat. Pendapat lain mengatakan
bahwa alam semesta berawal pada waktu tertentu melalui ledakan
"telur kosmik" yang disebut dentuman besar, yang kira-kira 10 miliar
sampai 20 miliar tahun yang lalu dan mengembangnya alam semesta
sekarang adalah kelanjutan dari dentuman besar.

Teori Big Bang menyatakan bahwa alam semesta pada


mulanya adalah sangat padat dan sangat panas. Pada peristiwa awal,
ia mengalami ledakan kosmis yang dikenal dengan Big Bang yang
terjadi pada sekitar 10 hingga 20 milyar tahun lalu, sejak saat itu
alam semesta mulai mengembang dan mendingin.

Menurut teori Big Bang, seluruh alam semesta ini pada


awalnya adalah sebuah kesatuan massa besar (Nebula Utama).
Kemudian terjadilah ledakan besar (Big Bang) sangat dahsyat yang
menghasilkan terbentuknya galaksi. Peristiwa ini disebut juga
dengan istilah Pemisahan Sekunder yang membentuk susunan benda-
benda ruang angkasa, seperti bintang planet, matahari, bulan, dan
lain-lain.1

Pencetus teori Big Bang ini adalah Stephen Hawking.


Menurutnya, jagad raya (alam semesta) ini berawal dari adanya suatu
massa yang sangat besar dan panjang dengan berat jenis yang besar
pula dan mengalami ledakan dan dentuman yang sangat dahsyat
karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar
itu, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan dan terpental
menjauhi pusat dari ledakan. Setelah miliaran tahun kemudian,
1
R amadhani, dkk, Al-Qur’an Vs Sains Modern Menurut Dr. Zakir Naik Sesuai atau Tidak
Sesuai?, (Yogyakarta: SKETSA, 2016), h. 22.

8
bagian-bagian yang terpental tersebut membentuk kelompok-
kelompok yang dikenal sebagai galaksi dalam sistem tata surya. 2

3. Teori Ekspansi dan Kontraksi

Teori ini dilandasi adanya pemikiran bahwa alam semesta


mengalami siklus setiap 30 miliar tahun sekali, yaitu terjadinya
massa ekspansi dan massa kontraksi. Pada masa ekspansi,
terbentuklah galaksi-galaksi beserta bintang-bintangnya. Ekspansi ini
disebabkan adanya tenaga yang berasal dari reaksi inti hidrogen yang
membentuk berbagai unsur. Kemudian unsur ini menyusut kembali
karena mengeluarkan tenaga panas yang sangat tinggi.
Kedua teori tentang pembentukan alam semesta tersebut
mendukung suatu kebenaran bahwa partikel yang ada pada zaman
sekarang berasal dari partikel yang ada pada zaman dulu. Dengan
demikian, berdasarkan teori ekspansi dan kontraksi, sebenarnya alam
semesta ini tidak berawal dan tidak berakhir.

C. Proses Terbentuknya Alam Semesta dan Penghuninya


Berdasarkan Kajian Islam

Sekian lama para Ilmuwan berpendapat bahwa alam semesta bersifat


azali (sudah demikian semenjak diciptakan) dan constan (tidak berubah).
Namun pada abad 20 membuktikan bahwa Ilmu Astronomi mengalami
perkembangan dan signifikan, sehingga mampu menguap misteri yang oleh
para Ilmuwan disebut dengan “Pemuaian Alam Semesta”.

Hingga awal pada abad ke-20, para Ilmuwan tetap berpendirian bahwa
alam semesta ini stagnan, tidak mengalami perubahan. Demikian adanya
2
Ahmad Atabik, “Konsep Penciptaan Alam: Studi Komparatif-Normatif antar Agama-Agama”,
dalam Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan edisi no. 1, Vol. III, 2015, h. 103.

9
sejak diciptakan akan terus menerus seperti itu sampai kepada batas yang
tidak terhingga.

Teori Big Bang dalam perspektif agama Islam, dalam salah satu teori
mengenai terciptanya alam semesta (teori Big Bang) tercipta dari sebuah
ledakan kosmis sekitar 10-20 miliar tahun yang lalu yang mengakibatkan
adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta (Wright, 2009). Teori Big
Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya satu
wujud yang kemudian terpisah-pisah. Ini berarti bahwa keseluruhan materi
diciptkan melalui ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk
alam semesta.3

Di dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa dahulunya langit dan


bumi adalah suatu yang padu yang kemudian kami pisahkan antara keduanya,
seperti halnya yang diterangkan teori Big Bang.

َ‫ض َكانَتَا َرتْقًا فَفَت َ ْقنَاهُ َما ۖ َو َج َع ْلنَا ِمن‬


َ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫س َم َاوا‬َّ ‫أَ َولَ ْم يَ َر الَّذِينَ َكفَ ُروا أَ َّن ال‬
َ‫َيءٍ َحي ٍ ۖ أَفَ ََل يُؤْ ِمنُون‬
ْ ‫اء ُك َّل ش‬ ِ ‫ْال َم‬

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya


langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S Al-Anbiyaa: 30)

Disebutkan bahwa kata ratk dalam bahasa Arab merujuk sebagai suatu
yang padu, bercampur, atau bersatu. Kata itu digunakan untuk menyebut dua
zat yang berbed yang bercampur menjadi satu. Kalimat “Kami pisahkan”
merupakan terjemahan dari kata kerja bahasa Arab yaitu fatk yang berarti

3
Yayuk Cicilia, dkk, “Analisis Pemahaman Guru MI Tentang Alam Semesta Meluas dalam
Perspektif Islam dan Sains”, dalam Jurnal Basicedu edisi no. 1, Vol. IV, 2020, h. 111.

10
terjadi pemisahan dari struktur fatk. Jadi menurut ayat ini, langit dan bumi
pada awalnya bersatu (ratk) kemudian dipisahkan (fatk).4

Dalam hal ini, M. Quraish Shihab juga menuturkan penggunaan


kalimat “fataqhana” memiliki arti terbelah ataupun terpisah setelah
sebelumnya bersatu seperti gumpalan yang padu.

Alam semesta ini seperti sebuah balon karet yang ditiup. Galaksi dan
langit lainnya terletak pada permukaan balon yang terus membesar, itulah
sebabnya alam semesta terus mengembang sehingga jarak antara galaksi terus
bertambah.

Dalam hal ini, Al-Qur’an menyebutkan bahwa alam adalah gumpalan


asap, asap adalah gumpalan-gumpalan yang mungkin saja terpisah ataupun
terbelah sehingga menimbulkan jarak yang terus bertambah dan
mengembang.

Jika dibandingkan anatara keduanya, teori ilmuwan mengibaratkan


bumi seperti balon dan Al-Qur’an menyebutkan seperti gumpalan asap. Akan
lebih tepat jika alam disebut gumpalan asap. Karena balon semakin membesar
akan pcah dan habis, sementara asap tidak seperti itu. Ia membelah dan
mengembang.

M. Quraish Shihab dalam hal ini menafsirkan tentang ayat Al-Qur’an


yang menyebutkan alam seperti asap adalah gumpalan asap yang
mengandung benda-benda kecil dan kukuh. Tentu pendapatnya jauh berbeda
dengan pendapat para Ilmuwan alam.

Jika ditinjau lagi dari teori ekspansi dan kontraksi. Menurut teori ini
alam tercipta dengan sendirinya, tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Sementara menurut Al-Qur’an alam ini terjadi selama enam hari. Hal ini tentu
mengindikasi bahwa alam itu ada awalnya dan akan berakhir. Seperti tafsir

4
Ramadhani, dkk, Al-Qur’an Vs Sains Modern Menurut Dr. Zakir Naik Sesuai atau Tidak
Sesuai?, (Yogyakarta: SKETSA, 2016), h. 27.

11
dalam surah Al-Qari’ah yang menerangkan akan terjadinya kiamat besar-
besaran sebagai titik akhir dari alam semesta.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Alam menurut segi bahasa adalah segala hal yang ada di langit dan di
bumi. Menurut definisi ilmu agama ālam/alam adalah segala sesuatu selain Allah.
Alam bukan saja benda-benda angkasa, atau bumi dengan segala isinya, tetapi
juga yang terdapat antara keduanya, bahkan semua yang maujud, baik yang telah
diketahui manusia maupun yang belum mereka ketahui.

Alam semesta adalah seluruh ruang waktu tempat kita berada, dengan
energi dan materi yang dimilikinya. Menurut beberapa sumber menyebutkan
bahwa, alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik
maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan
maupun tidak.

Berdasarkan kajian sains, terbentuknya alam semesta dan penghuninya


tercipta beragam teori tentang hal ini, diantaranya; teori oselasi, teori ledakan (big
bang), serta teori ekspansi dan kontraksi. Sedangkan berdasarkan kajian Islam, di
dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa dahulunya langit dan bumi adalah suatu
yang padu yang kemudian kami pisahkan antara keduanya, seperti halnya yang
diterangkan teori big bang.

Saran

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kami sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan demi
kemaslahatan kita semua. Terima Kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhani, dkk. Al-Qur’an Vs Sains Modern Menurut Dr. Zakir Naik Sesuai atau

Tidak Sesuai?. Yogyakarta: SKETSA. 2016.

Atabik, Ahmad. “Konsep Penciptaan Alam: Studi Komparatif-Normatif antar

Agama-Agama”, dalam Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan edisi

no. 1, Vol. III, 2015.

Cicilia, Yayuk, dkk, “Analisis Pemahaman Guru MI Tentang Alam Semesta

Meluas dalam Perspektif Islam dan Sains”, dalam Jurnal Basicedu edisi

no. 1, Vol. IV, 2020.

Rusli, Muhammad. Konsep Penciptaan Alam Semesta dalan Tafsir Al-Misbah

(Tinjauan Tafsir Tematik dan Sains). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas

Ushuluddin. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim: Riau. 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai