Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik bagi bayi, karena pengolahannya telah
berjalan secara alami dalam tubuh ibu. Sebelum anak lahir, makanannya telah dipersiapkan
lebih dahulu. Begitu anak itu lahir, ASI telah dapat dimanfaatkan. Demikian kasih sayang Allah
terhadap makhluk-Nya. Menggunakan makanan lain seperti susu dan tepung yang khusus untuk
bayi, sebenarnya tidak dilarang, tetapi sebagai makanan tambahan saja. Dalam topik ini, titik
beratnya adalah ASI sebagai makanan pokok bayi. Karena begitu pentingnya ASI tersebut,
maka orang mungkin mendapatkannya dari Bank ASI, sekiranya ASI itu tidak memadai atau
karena bayi itu berpisah tempat dengan ibunya.

Salah satu tujuan perkawinan yaitu diantaranya untuk melanjutkan keturunan dan
menenteramkan jiwa. Keturunan tidak diperoleh karena adakalanya si suami mandul (tidak
subur) ataupun sebaliknya, sedangkan suami istri menginginkan anak. Demikian juga halnya
suatu keluarganya tidak merasa tenang dan tenteram, apabila dalam keluarganya tidak ada anak
sebagai penghibur hati. Ada orang yang berupaya untuk mendapatkan anak, dengan jalan
mengangkat atau memungut anak dan adakalanya dengan jalan menerima sperma dari donor
yang telah tersimpan pada Bank Sperma[1].
Maka daripada itu dalam makalah ini, akan dibahas dua masalah yaitu mengenai Bank
ASI dan Bank Sperma.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
a. Apa definisi bank ASI dan bank sperma ?
b. Apa Tujuan dari Bank Asi dan Bank Sperma ?
b. Bagaimana hukum bank ASI dan bank sperma ?
c. Apa tanggapan atas persoalan Bank Asi dan Bank Sperma yang berkembang di masyarakat ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ASI Dalam Al-Quran


Alquran telah menegaskan keharusan seorang ibu untuk menyusui anaknya. Allah telah
berfirman:












Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para
ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena
anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya.
dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah (2): 233).[1]
Dari ayat di atas dapat dipahami keharusan seorang ibu menyusui anaknya. Kaum perempuan,
baik yang masih berfungsi sebagai istri maupun yang dalam keadaan tertalak diwajibkan untuk
menyusui anaknya selama dua tahun penuh dan tidak lebih dari itu, tetapi diperbolehkan kurang
dari masa itu apabila kedua orang tua memandang adanya kemaslahatan.

2.2 Pengertian Bank ASI


Idealnya bayi menyusu dari ibunya sendiri, namun tidak semua ibu beruntung bisa memberikan
ASI ekslusifnya pada bayi mereka. Ada beberapa penyebab mengapa ibu tidak bisa
memberikan ASI untuk bayinya sendiri, antara lain:
a. Kelahiran prematur, sehingga suplai ASI belum memadai untuk kebutuhan si bayi. Stres
ibu yang melahirkan bayi prematur juga menyebabkan ASI tidak keluar.
b. Ibu yang melahirkan bayi kembar dua atau tiga. Suplai ASInya tidak mencukupi kebutuhan
si bayi kembar ini.
c. Jika ibu menderita penyakit yang mengharuskan minum obat tertentu dan membahayakan
kesehatan bayi, misalnya obat kemoterapi.
d. Ibu menderita penyakit menular seperti Hepatitis atau HIV Aids.
e. Mungkin ibu mengalami masalah kesehatan serius yang menyebabkan ASInya sama sekali
tak dapat keluar.
Bank ASI merupakan tempat penyimpanan dan penyalur ASI dari donor ASI yang kemudian
akan diberikan kepada ibu-ibu yang tidak bisa memberikan ASI sendiri ke bayinya. Ibu yang
sehat dan memiliki kelebihan produksi ASI bisa menjadi pendonor ASI. ASI biasanya disimpan
di dalam plastik atau wadah, yang didinginkan dalam lemari es agar tidak tercemar oleh bakteri.
Kesulitan para ibu memberikan ASI untuk anaknya menjadi salah satu pertimbangan mengapa
bank ASI perlu didirikan, terutama di saat krisis seperti pada saat bencana yang sering membuat
ibu-ibu menyusui stres dan tidak bisa memberikan ASI pada anaknya.
Semua ibu donor diskrining dengan hati-hati. Ibu donor harus memenuhi syarat, yaitu non-
perokok, tidak minum obat dan alkohol, dalam kesehatan yang baik dan memiliki kelebihan
ASI. Selain itu, ibu donor harus memiliki tes darah negatif untuk Hepatitis B dan C, HIV 1 dan
2, serta HTLV 1 dan 2, memiliki kekebalan terhadap rubella dan sifilis negatif. Juga tidak
memiliki riwayat penyakit TBC aktif, herpes atau kondisi kesehatan kronis lain seperti multiple
sclerosis atau riwayat kanker. Berapa lama ASI dapat bertahan sesuai dengan suhu ruangannya:
a. Suhu 19-25 derajat celsius ASI dapat tahan 4-8 jam.
b. Suhu 0-4 derajat celsius ASI tahan 1-2 hari
c. Suhu dalam freezer khusus bisa tahan 3-4 bulan.
Negara-negara yang sudah memiliki Bank ASI: AS, Australia, Brazil, Bulgaria, The Czech
Republic, Denmark, Finland, Kanada, Prancis, Jerman, Yunani, India, Inggris, Jepang, Norway,
Swedia, dan Switzerland.

2.3 Hukum Mendirikan Bank ASI


Para ulama kontemporer memandang dari beberapa sudut pandang yang berlainan terhadap
adanya Bank Air Susu Ibu, sehingga yang kita temui dari fatwa mereka pun saling berbeda.
Sebagian mendukung adanya bank air susu tapi yang lainnya malah tidak setuju.
a. Pendapat Yang Membolehkan
Ulama besar semacam Dr. Yusuf Al-Qardhawi tidak menjumpai alasan untuk melarang
diadakannya semacam "bank susu." Asalkan bertujuan untuk mewujudkan maslahat syar'iyah
yang kuat dan untuk memenuhi keperluan yang wajib dipenuhi.[7]
Beliau cenderung mengatakan bahwa bank air susu ibu bertujuan baik dan mulia, didukung oleh
Islam untuk memberikan pertolongan kepada semua yang lemah, apa pun sebab kelemahannya.
Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang baru dilahirkan yang tidak mempunyai
daya dan kekuatan.
Beliau juga mengatakan bahwa para wanita yang menyumbangkan sebagian air susunya untuk
makanan golongan anak-anak lemah ini akan mendapatkan pahala dari Allah, dan terpuji di sisi
manusia. Bahkan sebenarnya wanita itu boleh menjual air susunya, bukan sekedar
menyumbangkannya. Sebab di masa nabi, para wanita yang menyusui bayi melakukannya
karena faktor mata pencaharian. Sehingga hukumnya memang diperbolehkan untuk menjual air
susu.
Bahkan Al-Qardhawi memandang bahwa institusi yang bergerak dalam bidang pengumpulan
air susu itu yang mensterilkan serta memeliharanya agar dapat dinikmati oleh bayi-bayi atau
anak-anak patut mendapatkan ucapan terima kasih dan mudah-mudahan memperoleh pahala.
Selain Al-Qardhawi, yang menghalalkan bank susu adalah Al-Ustadz Asy-Syeikh Ahmad Ash-
Shirbasi, ulama besar Al-Azhar Mesir. Beliau menyatakan bahwa hubungan mahram yang
diakibatkan karena penyusuan itu harus melibatkan saksi dua orang laki-laki. Atau satu orang
laki-laki dan dua orang saksi wanita sebagai ganti dari satu saksi laki-laki.
Bila tidak ada saksi atas penyusuan tersebut, maka penyusuan itu tidak mengakibatkan
hubungan kemahraman antara ibu yang menyusui dengan anak bayi tersebut.
b. Pendapat Yang Menolak
Di antara ulama kontemporer yang tidak membenarkan adanya bank air susu adalah Dr.
Wahbah Az-Zuhayli dan juga Majma' Fiqih Islami. Dalam kitab Fatawa Mua'sirah, beliau
menyebutkan bahwa mewujudkan institusi bank susu tidak dibolehkan dari segi syariah.
Demikian juga dengan Majma' Fiqih Al-Islami melalui Badan Muktamar Islam yang diadakan
di Jeddah pada tanggal 22 28 Disember 1985/ 10 16 Rabiul Akhir 1406. Lembaga ini dalam
keputusannya (qarar) menentang keberadaan bank air susu ibu di seluruh negara Islam serta
mengharamkan pengambilan susu dari bank tersebut.

2.4. Pengertian Bank Sperma


Bank sperma adalah pengambilan sperma dari donor sperma lalu dibekukan dan disimpan ke
dalam larutan nitrogen cair untuk mempertahankan fertilitas sperma. Dalam bahasa medis bisa
disebut juga Cryiobanking. Cryiobanking adalah suatu teknik penyimpanan sel cryopreserved
untuk digunakan di kemudian hari. Pada dasarnya, semua sel dalam tubuh manusia dapat
disimpan dengan menggunakan teknik dan alat tertentu sehingga dapat bertahan hidup untuk
jangka waktu tertentu.
Hal ini dapat dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Teknik yang paling sering digunakan
dan terbukti berhasil saat ini adalah metode Controlled Rate Freezing, dengan menggunakan
gliserol dan egg yolk sebagai cryoprotectant untuk mempertahankan integritas membran sel
selama proses pendinginan dan pencairan. Teknik cryobanking terhadap sperma manusia telah
memungkinkan adanya keberadaan donor semen, terutama untuk pasangan-pasangan infertil.
Tentu saja, semen-semen yang akan didonorkan perlu menjalani serangkaian pemeriksaan, baik
dari segi kualitas sperma maupun dari segi pendonor seperti adanya kelainan-kelainan genetik.
Dengan adanya cryobanking ini, sperma dapat disimpan dalam jangka waktu lama, bahkan
lebih dari 6 bulan (dengan tes berkala terhadap HIV dan penyakit menular seksual lainnya
selama penyimpanan).
Selain digunakan untuk sperma-sperma yang berasal dari donor, bank sperma juga dapat
dipergunakan oleh para suami yang produksi spermanya sedikit atau bahkan akan terganggu.
Hal ini dimungkinkan karena derajat cryosurvival dari sperma yang disimpan tidak ditentukan
oleh kualitas sperma melainkan lebih pada proses penyimpanannya.
Telah disebutkan di atas, bank sperma dapat dipergunakan oleh mereka yang produksi
spermanya akan terganggu. Maksudnya adalah pada mereka yang akan menjalani vasektomi
atau tindakan medis lain yang dapat menurunkan fungsi reproduksi seseorang. Dengan bank
sperma, semen dapat dibekukan dan disimpan sebelum vasektomi untuk mempertahankan
fertilitas sperma.
Latar belakang munculnya bank sperma antara lain adalah sebagai berikut:
1. Keinginan memperoleh atau menolong untuk memperoleh keturunan pada seorang
pasangan suami istri yang tidak mempunyai anak.
2. Memperoleh generasi jenius atau orang super.
3. Menghindarkan kepunahan manusia
4. Memilih suatu jenis kelamin
5. Mengembangkan kemajuan teknologi terutama dalam bidang kedokteran.
Adapun tujuan diadakan bank sperma adalah semata-mata untuk membantu pasangan suami
isteri yang sulit memperoleh keturunan dan menghindarkan dari kepunahan.
Tentang proses pelaksanaan sperma yang akan diambil atau dibeli dari bank sperma untuk
dimasukkan ke dalam alat kelamin perempun (ovum) agar bisa hamil disebut dengan inseminasi
buatan yaitu suatu cara atau teknik memperoleh kehamilan tanpa melalui persetubuhan.
Pertama setelah sel telur dan sperma di dapat atau telah dibeli dari bank sperma yang telah
dilakukan pencucian sperma dengan tujuan memisahkan sperma yang motil dengan sperma
yang tidak motil/mati. Sesudah itu antara sel telur dan sperma dipertemukan. Jika dengan teknik
in vitro, kedua calon bibit tersebut dipertemukan dalam cawan petri, tetapi teknik TAGIT
sperma langsung disemprotkan ke dalam rahim. Untuk menghindari kemungkinan kegagalan,
penenaman bibit biasanya lebih dari satu. Embrio yang tersisa kemudian disimpan beku atau
dibuang.

2.5.

Anda mungkin juga menyukai