BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belaka
Seiring dengan perkembangan zaman yang selalu berubah dan disertai dengan
munculnya berbagai persoalan baru dalam kehidupan manusia, maka menjadi sebuah
keniscayaan untuk memahami agama sesuai dengan zamannya. Oleh karena itu, berbagai
pendekatan dalam memahami agama yang bersumber dari Alquran dan Hadits memiliki
peran yang sangat strategis. Dengan demikian pemahaman umat Islam dan pemerhati agama
akan semakin komprehensif dan akan bersikap sangat toleran dengan perbedaan pemahaman.
Saat ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut terlibat secara aktif di dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya
sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan dalam khutbah,
melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam
memecahkan masalah.
Harapan dan tuntutan terhadap agama yang demikian itu dapat dijawab manakala
pemahaman agama yang selama ini banyak menggunakan pendekatan teologis normatif
dilengkapi dengan pemahaman agama yang menggunakan pendekatan lain yang secara
operasional konseptual dapat memberikan jawaban terhadap masalah yang timbul.
Studi agama pada akhir-akhir ini telah mengalami perkembangan cukup pesat, seiring
dengan semakin beragamnya objek kajian dan metode kajiannya. Sebagai objek kajian,
agama Islam dapat diposisikan sebagai doktrin, realitas sosial atau fakta social.
Kajian yang memposisikan agama sebagai doktrin menggunakan pendekatan teologis
(normatif), sedangkan kajian yang memposisikan agama sebagai realitas sosial lebih tepat
menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi, sejarah,
hermeneutika dan lain-lain. Terdapat beberapa istilah yang mempunyai arti hampir sama dan
menunjukkan tujuan yang sama dengan pendekatan, yakni theoretical framework, conceptual
framework, approach, perspective, point of view dan paradigm. Semua istilh ini dapat
diartikan sebagai cara memandang dan cara menjelaskan sesuatu gejala atau peristiwa.
Berkenaan dengan pemikiran tersebut di atas, maka pada kegiatan belajar pertama
pembaca akan diajak untuk mengkaji berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam
memahami agama. Hal demikian perlu dilakukan, karena melalui pendekatan tersebutlah
kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya. Sebaliknya tanpa
mengetahui berbagai pendekatan tersebut, maka tidak mustahil agama menjadi sulit dipahami
atau bahkan salah dipahami oleh masyarakat, tidak fungsional dan akhirnya masyarakat
mencari pemecahan masalah kepada selain agama dan hal ini tidak boleh terjadi. Selanjutnya
utuk lebih jelasnya apa dipaparkan dalam bab pembahasan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan maslah yang saya ambil disini ialah:
1. Apakah pengertian pendekatan normatif itu ?
2. Bagaimana pendekatan normatif dalam study islam dengan study al-Qur’an?
3. Bagaimana pendekatan normatif dalam studi islam dengan study Hadis?
4. Apakah teologi Islam sebagai pendekatan normatif ?
C. Tujuan
Dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Menjelaskan pengertian pendekatan normatiF
2. Menjelaskan pendekatan normatif dalam study islam dengan study Al-Qur’an
3. Menjelaskan pendekatan normatif dalam study islam dengan study hadis
4. Menjelaskan teologi Islam sebagai pendekatan normatif.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tafsir Bil-Ma’tsur
Tafsir bil-ma’tsur ialah tafsir yang berdasarkan pada kutipan-kutipan yang shahih
menurut urutan yang telah disebutkan di muka dalam syarat-syarat mufasir. Yaitu
menafsirkan Qur’an dengan Qur’an, dengan sunnah karena ia berfungsi menjelaskan
Kitabullah.[3]
2. Tafsir Bil-Ra’yu
Tafsir bil-ra’yu ialah tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya para mufasir hanya
berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan (istinbat) yang didasarkan pada ra’yu
semata.Ra’yu semata yang tidak disertai bukti-bukti akan membawa penyimpangan terhadap
Kitabullah.[4]
Al-Farmawi membagi metode tafsir yang bercorak penalaran ini kepada empat macam
metode, yaitu :
a. Metode Tahlily
Metode tahlily yaitu metode tafsir yang mufassirnya berusaha menjelaskan kandungan
ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat al-
Qur’an sebagaimana tercantum di dalam mushaf. Dalam hubungan ini mufassir mulai dari
ayat ke ayat berikutnya, atau dari surat ke surat berikutnya dengan mengikuti urutan ayat atau
surat sesuai dengan yang termaktub di dalam mushaf. Segala segi yang dianggap perlu oleh
seorang mufassir tahlily diuraikan. Yaitu bermula dari kosa kata, asbabun nuzul, munasabat,
dan lain-lain.
b. Metode Ijmali
Metode ijmali yaitu metode yang menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan
menunjukkan kandungan makna yang terdapat pada suatu ayat secara global. Dengan metode
ini seorang mufassir cukup dengan menjelaskan kandungan yang terkandung dalam ayat
tersebut secara garis besar saja.
c. Metode Muqarin
Metode muqarin dilakukan dengan cara membandingkan ayat Al-Qur’an yang satu
dengan yang lainnya. Penafsiran ini dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Menginventarisasi ayat-ayat yang mempunyai kesamaan dan kemiripan redaksi
2) Meneliti kasus yang berkaitan dengan ayat-ayat tersebut
3) Mengadakan penafsiran
d. Metode Maudlu’iy
Metode ini berupaya menghimpun ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai surat yang
berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya.
Dengan mengetahui berbagai corak penafsiran al-Qur’an seperti di atas, maka kita
akan mengetahui isi kandungan al-Qur’an, memahami makna-maknanya, dan
mengaplikasikan ajaran al-Qur’an dengan kehidupan sehari-hari.
Adapun tafsir yang harus diikuti dan dipedomani ialah tafsir ma’tsur. Karena ia
adalah jalan pengetahuan yang benar dan merupakan jalan paling aman untuk menjaga diri
dari tergelincir dari kesesatan dalam memahami Kitabullah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan normatif yaitu suatu pendekatan yang memandang agama dari segi
ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya belum terdapat
penalaran pemikiran manusia. Dalam pendekatan teologis ini agama dilihat sebagai suatu
kebenaran mutlak dari Tuhan, tidak ada kekurangan sedikit pun dan tampak bersikap ideal.
Dalam kaitan ini agama tampil sangat prima dengan seperangkat cirinya yang khas. Untuk
agama Islam misalnya, secara normative pasti benar, menjunjung nilai-nilai luhur. Untuk
bidang social, agama tampil menawarkan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan,
kesetiakawanan, tolong menolong, tenggang rasa, persamaan derajat dan sebagainya. Untuk
bidangekonomi agama tampil menawarkan keadilan, kebersamaan, kejujuran, dan saling
menguntungkan. Ada beberapa pendekatan yang pemakalah bias paparkan yakni.
1. Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam dengan Studi Al-Qur’an.
2. Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam dengan Studi Hadis.
3. Pendekatan teologis.
B. Komentar
Saya penulis makalah ini berpesan kepada kita semua agar istikomah kepada apa yang telah
kita terima berupa ilmu dari guru, ustas, kiyai, tuan guru kita karena apa yang di ajarkan
mereka berdasarkan sumber yang nash yakni Al-Qur’an dan Hadis dan kita sudah merasakan
manfaat dari apa yang kita terima berupa hikmah ilmu. Istiqomahlah dengan keyakinan kita
jangan kita terombang ambing dengan ajaran yang akan menyesatkan kita, jika ada ilmu baru
yang bertentangan dengan keyakinan kita maka kita cerna dulu dengan verifikasi ilmiah dan
mencari sumber dan dalilnya. Namun, jika keyakinan sebelumnya lebih kuat maka
istiqomahlah, akan tetapi jika ilmu baru itu lebih kath’i maka beradaptasilah.
Daftar Pustaka
Ahmad Hanafi, Pengantar Teologi Islam Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1991.
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan Jakarta : UI-Press, 1998
M. Syuhudi Ismail, Cara Praktis Mencari Hadit Jakarta : Bulan Bintang, 1991
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Bogor : Litera AntarNusa, 1996
Muhammad Ahmad dan M.Muzakkir, Ulumul Hadits Bandung : Pustaka Setia, 2004
Nawir Yuslem, Kitab Induk Hadis Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006