Di susun oleh :
Kelompok 3 (Tiga)
1. Iin Sundosia (204103040016)
2. Afny Wahdiatul Hikmah (205103040016)
3. Muhammad Zainul Wafa (20510304002)
11
KATA PENGANTAR
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ulum al-
Hadis dan Hadis Dakwah”sekaligus untuk medeskripsikan hal yang berkaitan
dengan “Ilmu Mukhtalif Islam”, agar dapat bermanfaat bagi para pembaca, dimana
kita dapat mengetahui ilmu dan bermacam hal yang berkaitan dengan hadits lebih
dalam lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
2.1 Pengertian Ilmu Mukhatlif al-Hadits.................................................................2
2.2 Objek kajian Ilmu Mukhatlif al-Hadits...............................................................3
2.3 Faedah Ilmu Mukhatlif al-Hadits.......................................................................5
2.4 Kaedah Ilmu Mukhatlif al-Hadits.......................................................................6
2.5 Kitab-kitab Ilmu Mukhatlif al-Hadits beserta contoh haditsnya....................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................15
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ajaran agama Islam banyak sekali jenis ilmu hadits, diantaranya
Ilmu Mu’talif Hadits. Mu’talif merupakan isim fa’il dari kata ikhtilafa artinya
lawan dari kata sepakat (ittifaq). Makna dari hadis mukhtalif adalah hadis-
hadis yang sampai kepada kita, namun satu sama lain saling bertentangan
maknanya. Dengan kata lain, maknanya saling konradiktif.
Ilmu Mukhtalif Hadits ialah ilmu yang membahas hadits-hadits yang
secara lahiriyahnya tampak bertentangan, untuk kemudian dapat
menghilangkan pertentangan tersebut atau untuk dapat menemukan
pengkompromiannya. Sebagaimana pembahasan tentang hadits-hadits yang
sulit memahami atau menggambarkannya, untuk kemudian dihilangkan
kesulitan-kesulitan itu serta menjelaskan hakikat pemahamannya. Para ulama
memberikan nama yang berbeda terhadap ilmu ini, ada yang menyebutnya
ilmu musykil al hadis, dan sebagian yang lain menamakannya dengan ilmu
talfiq al hadis. Walaupun berbeda nama, tetapi ilmu yang dimaksud tetap
bertujuan yang sama, yaitu menjelaskan tentang hadis-hadis yang
bertentangan.
Di dalam kajian Ḥ adīts, untuk diketahui pula, terdapat istilah lain sebagai
sinonim dari mukhtalif al-Ḥ adīts, yaitu istilah musykil al-Ḥ adīts. Namun
sebagian besar ulama Ḥ adīts menolak penyamaan tersebut dengan alasan-
alasan sebagai berikut. Mukhtalif al-Ḥ adīts terjadi karena ada kontradiksi
semata, sementara musykil al-Ḥ adīts bukan saja pertentangan tetapi juga
terkadang peralihan makna secara syara„ dan akal. Mukhtalif al-Ḥ adīts
khusus bertentangan antara dua Ḥ adīts dari segi dalil-dalil syara„, sedangkan
musykil al-Ḥ adīts bukan hanya itu, tetapi juga kontradiksi antara Ḥ adīts
dengan dalil-dalil yang lain seperti al-Qur‟ān, ijma„ (ijmā‘) dan qiyas (qiyās.)
Singkat kata, poin perbedaan dan cakupan pembahasan musykil al-Ḥ adīts
lebih besar daripada mukhtalif al-Ḥ adīts.
Dalam makalah tentang Ilmu Mu’talif al Hadits ini, saya bersama
kelompok akan mencoba untuk mendeskripsikan Ilmu Mu’talif al Hadits
berdasarkan sumber-sumber yang sudah saya peroleh. Pemahaman yang tepat
akan memberikan kita suatu pandangan baru terhadap suatu hal, bahwa kita
harus mencoba memahami berbagai sudut pandang. Karena dalam Ilmu
Mu’talif al Hadits ini bertujuan mengatasi pertentangan antara hadits satu
dengan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Bila air telah mencapai dua qullah, maka tidak akan membawa najis.
Yang terakhir ini menunjukkan, bahwa bila air itu kurang dari dua qullah, maka
akan membawa najis. Ini jelas berbeda dengan hadits yang pertama. Ibn Qutaibah,
dikatakan bahwa hadits kedua itu tidak bertentangan dengan hadits yang pertama.
Rasul Saw, menyabdakan hadits yang pertama berdasarkan kebiasaan dan yang
paling banyak terlihat. Karena biasanya air yang ada di sumur-sumur ataupun
kolam-kolam jumlahnya banyak. Sehingga pernyataan beliau tersebut memiliki
pengertian spesifik. Ini sama dengan orang yang mengatakan, “Banjir tak dapat
dibendung oleh sesuatu pun”. Padahal ada banjir yang terbendung oleh tembok.
Yang dimaksud adalah banjir bandang, bukan banjir kecil. Sama juga dengan
orang yang mengatakan, “Api tak dapat dimatikan oleh sesuatu pun”. Yang
dimaksudkannya adalah bukan api lentera yang akan mati tertiup angin, bukan
pula percikan api, tetapi yang dimaksudkannya adalah api yang membara.
Kemudian beliau menjelaskan ukuran air dua qullah, suatu ukuran yang tidak bisa
dinajiskan, yakni air yang terbilang banyak.
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA