Anda di halaman 1dari 11

Etika Keilmuan

Dalam Filsafat Pendidikan Islam


Etika Keilmuan Dalam Filsafat Pendidikan Islam
Dalam teori aksiologi

Etika yg mengacu pada nilai nilai benar salah

Secara subtansi pragmatis bahwa kebenaran


adalah jika segala sesuatu memiliki fungsi dan
manfaat bagi kehidupan.
Pragmatis
Positivisme adalah kebenaran pengetahuan
Positivisme
terletak pada fakta-fakta yang konkret dan
Renaissance indrawi.
humanisme
Renaissance, humanisme adalah berarti kebangkitan
kembali
Etika Keilmuan Dalam Filsafat Pendidikan Islam

Sejarah Etika dalam Filsafat berasal dari bahasa Yunani istilah yang berarti : adat
istiadat
Jadi etika atau akhlak menurut Ibnu Miskawaih (etika-pragmatis-dalam-
pendidikan-islam ) adalah sikap mental yang mengandung daya dorong untuk
berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Sikap mental terbagi dua, yaitu
yang berasal dari watak dan yang berasal dari kebiasan dan latihan.
Karena itu Ibnu Miskawaih sangat menekankan pentingnya pendidikan untuk
membentuk akhlak yang baik terutama dalam lingkungan keluarga.
Menurut Al- Ghazali dengan pendidikan bertujuan untuk mengembangkan budi
pekerti yang mencangkup penanaman kualitas moral dan etika epatuhan,
kemanusiaan, kesederhanaan dan membenci hal-hal yang buruk seperti
melanggar perintah atau kehendak tuhan
Pentingnya Etika Dalam Pendidikan Islam

Etika Pragmatis Dalam Pendidikan Islam


Upaya filsafat dalam memandang pentingnya etika keilmuan dibahas dalam
Aliran pragmatis, aliran ini muncul pada abad 20.
Etika keilmuan dalam perspektif pragmatis, Pragmatis berasal dari kata pragma
(bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan. Jadi Pragmatis adalah
aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran apakah
sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata.
Secara subtansi pragmatis bahwa kebenaran adalah jika segala sesuatu memiliki
fungsi dan manfaat bagi kehidupan.

Dalam filsafat Islam, pragmatis tentu ada karena tujuan pendidikan Islam adalah
membentuk anak didik yang bertaqwa kepada Allah SWT, berkepribadian luhur,
berpengetahuan yang luas, terampil, dan dapat diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Agar anak didik memiliki keahlian duniawi dan ukhrowi, dan
keduanya bisa memberikan keuntungan.
Etika keilmuan yang harus ada dalam pendidikan Islam

Secara subtansi etika dalam pendidikan Islam ( Drs. Hasan Basri,


M.Ag.Filsafat Pendidikan Islam, (Pustaka setia bandung: 2009) hal : 100) yakni :

1. Keilmuan yang bersumber pada Al Qur’an dan As-Sunnah.


2. Keilmuan yang berbasis kepada pola pendidikan tradisional Islam.
3. Keilmuan sebagai alat yang merumuskan prinsip-prinsip pendidikan
4. Keilmuan yang mengarahkan pendidikan kepada tujuan umum dalam
beragama Islam.
5. Keilmuan yang mengacu pada doktrin agama Islam dan kebergantungan
kepada tokoh agama
Positivisme Dalam Etika Keilmuan
Etika keilmuan yang menganut Positivisme akan mempertegas tentang
kebenaran pengetahuan terletak pada fakta-fakta yang konkret dan indrawi.
Hukum itu menyatakan bahwa umat manusia berkembang melalui tiga tahap
hidup. Tahap-tahap ini ditentukan menurut cara berpikir yang dominan,
teologis, metafisik, dan positif.

Pengetahuan yg bersumbar
Teologis dari ketuhanan

Metafisik ditandai dengan hukum-hukum


alam yg temukan oleh akal

Positif kepercayaan akan data empiris


Etika Keilmuan Pada Zaman Renaissance Dan Humanisme

Istilah Renaissance berasal dari bahasa perancis yang berarti kebangkitan


kembali. Orang yang pertama menggunakan istilah ini adalah Jules Michelet.
Etika keilmuan atas dasar Humanisme adalah etika meterealisme karena
sesungguhnya manusia adalah materi, karena manusia akan berakhir
sebagaimana benda yang lain, hanya keberakhiran materi yang merupakan
perubahan abadi.
Secara Humanisme kemuliaan manusia karena Allah memuliakanya,
sebagaimana firmanya dalam surat At-Tin ayat 4-5 :
‫سا ِف ِلين‬ ََّ َ‫ثُمَّ َر َد ْدنَاَّهُ أ َ ْسف‬. َّ‫ن َّت َ ْق ِويم‬
َ ‫ل‬ َ ‫ان ِفي أ َ ْح‬
َِّ ‫س‬ َ ‫لَقَ َّْد َخلَ ْقنَا اإل ْن‬
ََّ ‫س‬
Artinya :
“ sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. Kemudian, kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-
rendahnya (neraka).” (Q.S. At-Tin : 4-5)
Yang menyebabkan kemulyaan manusia terjaga dan harkat martabatnya tetap
tingi adalah keilmuannya yang dapat membangun keimanan dan ketakwaan,
sebagaimana disebutkan dalam surat At-Tin ayat 6 :
َّ‫ْر َم ْمنُون‬ َ َّ‫ت فَلَ ُه َّْم َّأ َ ْجر‬
َُّ ‫غي‬ َِّ ‫ع ِملُوا الصا ِل َحا‬
َ ‫ين آ َمنُوا َو‬
ََّ ‫ِإال ال ِذ‬
Artinya :
“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi
mereka, pahala yang tiada putus-putusnya”. (Q.S. At-Tin : 6)
Jadi etika keilmuan dalam konteks pendidikan islam yakni etika keilmuan yang
harus dibangun dalam dua tahap :
1. Semua ilmu bersumber dari Alloh SWT. Karena Alloh Robbul “alamin.
2. Semua ilmu wajib digali dan dicari sebanyak mungkin karena islam
mewajibkan mencari ilmu sejak manusia dari buaian hingga keliang lahat
S e k i a n
Elements

Anda mungkin juga menyukai