Anda di halaman 1dari 2

Ruang lingkup Studi Islam

Di kalangan para ahli, masih terdapat perdebatan sekitar permasalah apakah studi
islam dapat dikategorikan sebagai sebuah disiplin ilmu atau tidak. Mengingat sifat dan
karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda. Perdebatan sekitar masalah
tersebut menyebabkan sulitnya menentukan dan mengembangkan ruang lingkup studi Islam.
Amin Abdullah menyatakan, pangkal tolak kesulitan pengembangan ruang lingkup
kajian studi Islam berakar pada kesukaran seorang agamawan untuk membedakan antara
yang normativitas dan historisitas. Pada tataran normativitas, Islam kelihatan kurang tepat
untuk dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, sedang pada tataran historisitas Islam dapat
dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu.
Dari segi normatif, Islam merupakan agama yang tidak dapat diperlakukan kepadanya
paradigma ilmu pengetahuan. Yaitu paradigma analitis, kritis, metodologis, dan empiris.
Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak, romantis, apologis dan subyektif. Sedangkan
jika dilihat dari segi historis yakni Islam dalam pengertian yang dipraktekkan oleh manusia,
serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah kehidupan manusia, maka Islam dapat dikatakan
sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu keislaman atau Islamic studies.1[39]
Menurut Jacques Waardernburg, ada tiga kajian yang menjadi ruang lingkup dalam
studi Islam :
a) Studi normatif tentang agama Islam : kajian ini biasanya dilakukan oleh orang muslim dalam
rangka mendapatkan pengetahuan tentang kebenaran agamanya. Yang mencakup kajian
tentang ilmu-ilmu keagamaan seperti tafsir, ilmu hadits, fiqih, ilmu kalam dan lain-lain.
Namun, kajian ini juga dapat dilakukan oleh orang-orang non muslim yang ingin
mempelajari agama Islam karena ketertarikan dan keinginannya untuk menjadi muslim.
b) Studi non-normatif tentang agama Islam : kajian ini biasanya dilaksanakan di tingkat
universitas. Kajian ini bertujuan untuk mencari fakta-fakta kebenaran ajaran Islam dan
mengkaji sikap keberagamaan muslim secara faktual (living Islam). Studi non-normatif ini
dapat dilakukan oleh seorang muslim atau non-muslim melalui penelitian-penelitian ilmiah.
Penelitian inilah yang secara umum dikatakan Islamic studies.
c) Studi non-normatif tetang aspek keislaman dari kebudayaan dan masyarakat muslim. Makna
lebih luas dari studi ini tidak berhubungan dengan Islam saja. Dalam konteks lebih luas
membutuhkan perhatian dan pertimbangan, suatu pendekatan Islam dari sudut pandang
sejarah dan literatur atau sudut antropologi budaya sosiologi, dan tidak secara spesifik dilihat
dari perspektif studi agama.2[40]
Sementara menurut Affandi Mochtar, kajian keislaman modern menaruh perhatian
penuh pada hampir semua aspek keislaman. Secara umum, bidang-bidang perhatian yang
sejauh ini dikembangkan meliputi : latar belakang kemunculan Islam – bangsa Arab pra-
Islam – figur Muhammad, kitab Alquran, hadits, kalam, fiqih, tasawuf, filsafat, beberapa
konsep kunci tentang agama dalam Islam dan praktik-praktik keislaman dalam masyarakat.
Selain bidang-bidang tersebut di atas, mulai muncul juga kajian keislaman yang menyangkut
perkembangan Islam kontemporer, baik di negara-negara Islam sendiri maupun di Barat
modern.3[

Anda mungkin juga menyukai