PENGANTAR KURIKULUM
“Organisasi Kurikulum”
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Dosen Pembimbing :
Suslinda Asmara, MM
Jln. Bindung Langit Lawang Kulon. No. 0799, Telp. (0735) 323689
2023
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan ridhonya semata kami dapat
menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing mata kuliah “Pengantar
Kurikulum” . Sebagai wujud dari pengabdian kami kepada Allah SWT sekaligus bentuk
realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban kami selama mengikuti mata kuliah ini.
Makalah ini berisi materi tentang “Organisasi Kurikulum” pembahasan yang
memaparkan tentang hakikat pendidikan itu sendiri. Sehingga makalah dapat digunakan
untuk penyajian diskusi dan untuk keperluan lainnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
BAB II ............................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
PENUTUP ......................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................................. 8
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian organisasi kurikulum.
2. Menjelaskan berbagai macam bentuk organisasi kurikulum dalam dunia
pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
e. Bentuk kurikulum yang tidak mempertimbangkan kebutuhan, masalah,
dan tuntutandalam masyarakatbyang senantiasa berubah dan
berkembang;
f. Pendekatan metodologi mengajar yang digunakan adalah sistem
penuangan (imposisi) dan menciptakan perbedaan individual di
kalangan para siswa;
g. Guru berperan paling aktif, dengan pelaksanaan sistem guru mata
pelajaran dan mengabaikan unsur belajar aktif di kalangan para siswa;
h. Para siswa sama sekali tidak dilibatkan dalam perencanaan kurikulum
secara kooperatif.
Kelebihan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject
curriculum) adalah sebagai berikut:
Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana, dan mudah
dipelajari.
Kurikulum dapat dilaksanakan untik mewariskan nilai-nilai dan budaya
terdahulu.
Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain, bahkan mudah
untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan
waktu yang ada.
Sementara itu, kekurangan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah
(separated subject curriculum) adalah sebagai berikut:
Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, yang
menggambarkan tidak adanya hubungannya antara materi satu dengan
materi yang lainnya.
Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat
aktual.
Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, sedangkan siswa
cenderung pasif.
Bahan pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial yang
dihadapi siswa maupun kebutuhan masyarakat.
3
Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dari masa
lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan yang akan
datang.
Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memerhatikan bakat, minat,
dan kebutuhan siswa.
4
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pola kurikulum ini.
Kekurangannya adalah sebagai berikut:
Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu
mendalam.
Kurikulum ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual yang
langsung berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.
Kurikulum ini kurang memerhatikan bakat, minat, dan kebutuhan
siswa.
Apabila prinsip penggabungan belum dipahami, kemungkinan bahan
pelajaran yang disampaikan masih terlampau abstrak.
Sementara itu, kelebihan pola mata pelajaran gabungan (correlated
curriculum) adalah sebagai berikut:
Bahan bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata pelajaran.
Memberikan wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu bidang studi.
Menambah minat siswa berdasarkan korelasi mata pelajaran yang
sejenis.
3. Integrated Curriculum (Kurikulum Terpadu/Terintegrasi)
Integrated curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu
membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan
sekitarnya, apa yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan
anak di luar sekolah.
Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi;
b. Berdasarkan psikologi belajar Gestalt atau organismik;
c. Berdasarkan landasan sosiologis dan sosial kultural;
d. Berdasarkan kebutuhan, minat, dan tingkat perkembangan atau
pertumbuhan siswa;
e. Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran
atau bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan, mata pelajaran
5
atau bidang studi baru dapat saja muncul dan dimanfaatkan guna
pemecahan masalah;
f. Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik unit
pengalaman (experience unit) atau unit pelajaran (subject matter unit);
g. Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Bahkan, peran murid
lebih menonjol dalam kegiatan belajar-mengajar, dan guru bertindak
selaku pembimbing.
Ada beberapa kekurangan maupun kelebihan dalam kurikulum
bentuk ini. Kekurangan kurikulum ini di antaranya sebagai berikut:
Ditinjau dari ujian akhir atau tes masuk yang uniform, maka
kurikulum ini akan banyak menimbulkan keberatan.
Kurikulum dan bahan pelajaran tidak memiliki urutan yang logis dan
sistematis.
Diperlukan waktu yang banyak dan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan siswa maupun kelompok.
Guru belum memiliki kemampuan untuk menerapkan kurikulum
bentuk ini.
Masyarakat, orang tua, dan siswa belum terbiasa dengan kurikulum
ini.
Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan
kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan
kurikulum seperti ini.
Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana.
Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda
secara mencolok.
Kemungkinan akan memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang
banyak. Oleh karena itu, perlu adanya pengorganisasian yang lebih
optimal sehingga dapat mengurangi kekurangan-kekurangan
tersebut.
Sementara itu, kelebihan kurikulum ini adalah sebagai berikut:
6
Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan
cara memadukan beberapa mata pelajaran secara penyeluruh dalam
menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan
bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya secara individu.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan
permasalahan secara komprehensif dan dapat mengembangkan
belajar secara bekerja sama (cooperative).
Mempraktikan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara maksimal.
Memberikan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada
pengalaman langsung.
Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan
masyarakat.
Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola
kurikulum yang lain.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA