Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP KURIKULUM DALAM PERSPEKTIF ISLAM


“Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu :

Tirta Yogi Aulia, M.Pd

Disusun oleh :

Chairunnisa

Hamidatussa’diyah Nasution

M. Alanuari

Ramlah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARULARAFAH

DELI SERDANG - SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Swt atas nikmat karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat dan salam tidak lupa pula kita
panjatkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad saw,yang mana beliau
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang menderang.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak banyaknya
kepada dosen kami Ustad Tirta Yogi Aulia, M.Pd
Dan kami juga meminta maaf kepada dosen,dan teman teman sekalian apabila
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga
mengharapkan kritik dan saran masukan dari teman-teman sekalian.

Lau Bekeri, 12 Februari 2022


Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Hakikat Kurikulum.......................................................................................2
B. Ruang Lingkup dan Karakteristik Pendidikan Islam....................................8
1. Ruang Lingkup Pendidikan Islam.............................................................8
2. Karakteristik Pendidikan Islam Secara Umum.......................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Generasi yang sukses dan sumber daya manusia yang berkualitas
bergantung pada beberapa sektor yang memupuknya. Salah satu sektor yang
paling penting dalam membangun generasi yang siap menghadapi persaingan
dunia adalah sektor pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor penting dalam mengarahkan generasi
bangsa. Pendidikan yang baik akan menghasilkan SDM yang memiliki
keilmuan yang baik. Pendidikan sendiri merupakan wadah besar dari
rangkaian alat dan kegiatan untuk menuju sebuah pembelajaran. Pendidikan
berkaitan dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik harus memiliki
rambu-rambu yang jelas yang hendak dicapai oleh sang pembelajar. Salah
satu hal yang penting yang menjadi jantung dari pendidikan adalah
kurikulum. Oleh karena itu dalam makalah ini akan diperkenalkan mengenai
hakikat dan asal-usul kurikulum.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana hakikat kurikulum?
2. Bagaimana ruang lingkup dan karakteristik Pendidikan Islam?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab rumusan masalah
diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui hakikat kurikulum.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan karakteristik Pendidikan Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Kurikulum
Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pendidikan.
Kurikulum membicarakan tentang apa yang harus diajarkan dan
mengombinasikan pemikiran, tindakan, serta tujuan. Kurikulum adalah suatu
subjek yang jelas dan spesifik dalam suatu sekolah, tepat ibadah, institusi,
lembaga nirlaba, maupun program pemerintah. (Mulyasa, 2002)
Kurikulum adalah tentang mengambil suatu subjek, mempersiapkannya
untuk digunakan di kelas, dan untuk menindaklanjuti sehingga memberikan
dampak yang berkelangsungan lama pada siswa.
Kurikulum berasal dari kata curir dan curere yang berarti jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari, mulai dari garis start hingga garis finish.
Namun sekarang istilah kurikulum juga digunakan dalam bidang pendidikan.
Kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Secara tradisional kurikulum
diartikan sebagai apa yang seharusnya guru lakukan dalam pembelajaran.
(Syaodih, 2010)
Berbeda dengan pandangan tradisonal tersebut, Nunan (1987)
mengemukakan bahwa kurikulum sebagai sesuatu yang dilakukan guru,
bukan hanya rencana yang seharusnya dilakukan dalam pembelajaran. Selain
itu, Null (1973) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan jantung dari
pendidikan karena kurikulum ialah kombinasi pemikiran, tindakan dan tujuan
yang kemudian akan diajarkan dalam berbagai institusi, baik sekolah ataupun
yang lain.
Kurikulum dapat diartikan juga sebagai perencanaan pengalaman belajar,
program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah
dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun. Namun
pada dasarnya kurikulum memliki beberapa konsep, yaitu kurikulum sebagai

2
mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar dan kurikulum sebagai
perencanaan program pembelajaran.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kurikulum berbeda dengan
pendidikan, karena kurikulum merupakan bagian dari pendidikan itu sendiri
yang berfungsi sebagai jantung dari tataran tersebut. Kurikulum merupakan
suatu syarat teleologis yang pasti. Oleh karena itu, kurikulum harus
memperhatikan tujuan dan pencapaian akhir. Pada era kini, pendidikan
didiskusikan seolah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang terputus dengan
pencapaian akhir. Namun, kurikulum telah mempertahankan identitas
institusional pada era modern ini. Kurikulum membantu untuk menemukan
kembali idealisme yang lebih dalam dari pondasi pendidikan yang pernah
ada.
Ketika kita menyadari perbedaan antara kurikulum dan pendidikan, hal
itu dapat membantu kita menjadi guru yang lebih efektif, pembuat kurikulum
yang lebih bijaksana dan pengguna yang lebih cerdik dalam retorika
pendidikan. Kurikulum memaksa kita untuk berpikir mengenai etika, dalam
hal ini dimaksudkan mengenai substansi apa yang harus diajarkan. Kurikulum
adalah sentral dari masalah pendidikan yang kontroversial dan mengenai
pendidikan saat ini. Oleh karena itu, kurikulum memiliki peranan penting
dalam dunia pendidikan.
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi
yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada
kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum menempati peran utama dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan. Menurut Sanjaya terdapat tiga peranan
kurikulum yang sangat penting, yaitu: peranan konservatif, peranan kreatif,
peranan kritis dan evaluatif. Ketiga peranan ini sama penting dan harus
dilaksanakan secara seimbang. (Sanjaya, 2008)
1. Peran Konservatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk
mentrans-misikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap
masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini
para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya

3
menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini
sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa
pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosial. Salah satu tugas
pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku siswa sesuai
dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya.
2. Peran Kreatif
Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang
terjadi dan kebutuhankebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan
masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat
membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada
dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-
kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam
kehidupannya.
3. Peran Kritis dan Evaluatif
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai
dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada
siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.
Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa
mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Karena itu,
peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada
atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga
memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta
pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini,
kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial.
Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan
masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan.
Selain peran, kurikulum juga memiliki beberapa fungsi yang vital dalam
pendidikan. Kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi Pendidikan Umum

4
Merupakan fungsi untuk mempersiapkan anak didik agar menjadi
anggota masyarakat yang bertanggung jawab , menjadi warga negara
yang baik dan bertanggung jawab. Karena itu kurikulum harus
memberikan pengalaman belajar kepada anak didik agar mampu
menginternalisaasi nili-nilai dalam masyarakat, memahami hak dan
kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan makhluk sosial, Fungsi ini
harus ada dan diikuti setiap siswa di semua jenis dan jenjang pendidikan.
2. Fungsi Suplementasi
Kurikulum harus dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa
sesuai dengan perbedaan kemampuan, minat, maupun bakat yang ada
pada diri masing-masing siswa. Setiap siswa berhak menambah wawasan
yang lebih baik sesuai dengan minat dan bakatnya. Siswa yang meiliki
kemapuan di atas rata-rata haraus terlayani sehingga dapat
mengembangkan kemampuannya secara optimal, sebaliknya siswa
berkemampuan di bawah rata-rata juga harus terlayani sesuai dengan
kemampuannya.
3. Fungsi Eksplorasi
Kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan
bakat masing-masing anak didik, sehingga diharapkan anak didik dapat
belajar sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa ada paksaan. Fungsi ini
merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena terkadang berlawanan
dengan kenyataan, bahwa sering ada pemaksaan dari pihak-pihak
tertentu, seperti orangtua, untuk memilih suatu pilihan yang sebenarnya
tidak sesuai dengan minat dan bakat siswa. Para pengembang kurikulum
harus dapat menggali bakat dan minat anak didik yang terkadang
tersembunyi.
4. Fungsi Keahlian
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak didik
dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat anak didik.
Kurikulum harus dapat memberikan pilihan berbagai bidang keahlian,
seperti perdagangan, pertanian, industri atau disiplin akademik. Dengan
bidang-bidang pilihan tersebut anak didik diharapkan memiliki

5
keterampilan sesuai dengan bidangnya. Untuk itu dalam pengembangan
kurikulum perlu melibatkan para ahli atau spesialis untuk menentukan
kemampuan yang harus dimiliki anak didik yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
Dari segi perspektif, kurikulum dapat berfungsi untuk berbagai pihak
dalam lingkungan sekolah. Di antaranya:
1. Kurikulum bagi kepala sekolah
Bagi kepala sekolah kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
mengatur dan membimbing kegiatan sehari-hari di sekolah, baik kegiatan
intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler.
2. Fungsi Kurikulum bagi Guru
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Dalam praktik, guru merupakan ujung tombak
pengembangan kurikulum sekaligus sebagai pelaksana kurikulum. Guru
juga sebagai faktor kunci (key factor) dalam keberhasilan kurikulum.
Bagaimanapun baiknya suatu kurikulum disusun, pada akhirnya akan
sangat bergantung pada kemampuan guru di lapangan. Efektivitas suatu
kurikulum tidak akan tercapai, jika guru tidak dapat memahami dan
melaksankan kurikulum dengan baik sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran.
3. Fungsi Kurikulum bagi Siswa
Bagi siswa sendiri, kurikulum berfunsi sebagai pedoman belajar,
melalui kurikulum siswa dapat memahami apa tujuan yang hendak di
capai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus dikuasai dan pengalaman
belaajr apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Alexander
Inglis (Sanjaya: 2010: 14 ) mengemukakan enam fungsi kurikulum untuk
siswa, yaitu kurikulum berfungsi sebagai fungsi penyesuaian, fungsi
pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan
dan fungsi diagnostik.
a. Fungsi Penyesuaian, Kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan
menuju individu yang well adjusted, yang membekali anak didik
dengan kemampuan-kemampuan sehingga setelah selesai

6
pendidikan, diharapkan dapat membawa dirinya untuk berperilaku
sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat,
maupun dengan lingkungan yang lain.
b. Fungsi Pengintegrasian, Kurikulum berfungsi mendidik pribadi-
pribadi yang terintegrasi. Individu merupakan bagian integral dari
masyarakat, maka dengan pembentukan pribadi-pribadi yang
terintegrasi, akan memberikan sumbangan dalam rangka
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
c. Fungsi Diferensiasi, Kurikulum perlu memberikan pelayanan
terhadap perbedaan-perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada
dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan
kreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
d. Fungsi Persiapan, Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar
mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk jangkauan yang lebih
jauh atau terjun ke masyarakat. Sekolah tidak mungkin memberikan
semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat
mereka, tetapi melalui kurikulum harus dapat memberikan
kemampuan yang diperlukan anak didik untuk melanjutkan studinya
ataupun mencari pekerjaan.
e. Fungsi Pemilihan, antara perbedaan dan pemilihan mempunyai
hubungan yang erat. Pengakuan atas perbedaan berarti pula
diberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang
dinginkan atas sesuatu yang menarik minatnya. Ini merupakan
kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat yang demokratis,
sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel, memberikan
kesempatan pada semua anak didik untuk memperoleh pendidikan
sesuai pilihannya berdasarkan minat dan bakatnya.
f. Fungsi Diagnostik, Salah satu segi pelayanan pendidikan adalah
membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu
memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan
semua potensi yang dimiliki. Ini dapat dilakukan bila mereka
menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang dimiliki melalui

7
eksplorasi dan prognosa. Di sini Fungsi kurikulum adalah
mendiagnosa dan membimbing anak didik agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
5. Fungsi Kurikulum bagi Pengawas
Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebgai
pedoman, patokan, atau ukuran dalam membimbing kegiatan guru di
sekolah. Kurikulum juga dapat digunakan pengawas untuk menetapkan
hal-hal apa saja yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam
usaha pengembangan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
6. Fungsi Kurikulum bagi Orangtua/Masyarakat
Bagi masyarakat, kurikulum dapat memberikan pencerahan dan
perluasan wawasan pengetahuan dalam berbagai bidang kehidupan.
Melalui kurikulum, masyarakat dapat mengetahui apakah pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkannya relevan atau
tidak dengan kurikulum sekolah. Orangtua juga perlu memahami
kurikulum dengan baik, sehingga dapat dijadikan bahan untuk
memberikan bantuan, bimbingan, dan fasilitas lainnya agar anak
mencapai hasil belajar yang lebih optimal.

B. Ruang Lingkup dan Karakteristik Pendidikan Islam

C. Ruang Lingkup Pendidikan Islam


Bahwasanya ada beberapa ruang lingkup pendidikan Islam antara
lain : (Ramayulis, 2004)
a. Tujuan Pendidikan Ilmu
Secara umum, pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik
tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(GBPP PAI, 1994). Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada

8
hakekat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya
tentang :
1) Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia yaitu konsep tentang
manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan
seperti fitrah, bakat minat, dan karakter yang berkecenderungan
pada Al-Hanif (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama
Islam sebatas kapasitas dan ukuran yang ada. Allah SWT.
Bersabda :
Artinya : “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari
Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah
ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang
zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika
mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang paling jelek”. ( QS. Al Kahfi : 29).[9]

2) Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam. Dimensi-dimensi


kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk
mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di
akherat.
b. Pendidik

Saat ini pendidik diposisikan sebagai fasilitator/mediator yang


bertugas menfasilitasi atau membantu siswa selama proses
penbelajaran berlangsung. Pendidik tidak lagi dianggap sebagai satu-
satunya sumber informasi, sebab informasi juga bisa diperoleh dari
peserta didik. Penciptaan suasana menyenangkan dan adanya
kesadaran emosional yang tidak dalam keadaan tertekan akan
mengaktifkan potensi otak dan menimbulkan daya berpikir yang
intuitif dan holistik.
c. Peserta Didik

Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan memegang


peranan yang sangat strategis. Artinya bahwa siswa dapat dijadikan

9
sebagai salah satu indikator terwujudnya sekolah berkualitas. Siswa
sebagai salah satu input di sekolah, sangat mempengaruhi
pembentukan sekolah yang berkualitas. Hal ini tentunya dipengaruhi
oleh banyak faktor, misalnya latar belakang peserta didik,
kemampuan peserta didik, prinsip hidup, dan sebagainya.
d. Model Pendidikan Islam
Model-model pembelajaran :
1) Model pemprosesan informasi guru menjelaskan bagaimana
siswa selaku individu memberi respon yang datang dari
lingkungannya.
2) Model pribadi diorientasikan kepada perkembangan diri siswa
selaku individu.
3) Model interaksi sosial menekankan hubungan siswa dengan
lingkungannya di sekolah, terutama di dalam kelas.
4) Model perilaku siswa diarahkan kepada suatu pola belajar yang
lebih terfokus pada hal-hal yang spesifik.
5) Materi Pendidikan Islam
Materi pendidikan Islam yang harus dipahami oleh peserta
didik adalah Al-Qur’an. Baik ketrampilan membaca, menghafal,
menganalisa, dan sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar ajaran
yang terkandung di dalam Al-Qur’an tertanam dalam jiwa anak
didik sejak dini.
6) Alat Pendidikan Islam
Merupakan alat-alat yang dapat digunakan selama
melaksanakan pendidikan Islam, agar tujuan pendidikan Islam
tersebut lebih berhasil.
7) Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem
pembelajaran pada khususnya, dan sistem pendidikan pada
umumnya. Artinya evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
tidak mungkin dielakkan dalam setiap proses pembelajaran.

10
Dengan kata lain, kegiatan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar
maupun evaluasi pembelajaran, merupakan bagian integral yang
tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan.

D. Karakteristik Pendidikan Islam Secara Umum


Menurut Djamaludiddin dan Abdullah Aly, karakteristik pendidikan
Islam ada lima, yaitu :
a. Pendidikan Islam selalu mempertimbagkan dua sisi kehidupan dunia
ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya. Pendidikan Islam
memiliki 2 sisi:
1) Sisi keagamaan yang merupakan wahyu Allah dan sunnah
Rasul, berisikan hal-hal mutlak dan berada diluar jangkauan
indera dan akal ( keterbatasan akal dan indera). Disis wahyu dan
sunnah berfungsi memberikan petunjuk dan mendekatkan
jangkauan indera dan akal budi manusia untuk memahami
hakikat kehidupan.
2) Sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin dapat diindera
dan diakali, berbentuk pengalaman faktual maupun pengalaman
pikir, baik yang berasaal dari wahyu dan sunnah maupun dari
oemeluknya ( kebudayaan).
b. Pendidikan Islam merujuk pada aturan-aturan yang sudah pasti,
harus selalu mengikuti aturan atau garis-garis yang sudah dan pasti,
serta tidak dapat ditolak atau ditawar.
c. Pendidikan Islam bermisikan pembentukan akhlakul karimah.
Pendidikan Islam selalu menekankan pada pembentukan hati nurani,
menanamkan dan megembangkan sifat-sifat ilahiyaj yang jelas dan
pasti, dalam hubungan dengan manusia, hubungan dnegan Maha
pencipta, maupun dengan alam sekitar.
d. Pendidikan Islam diyakini sebagai tugas suci
Pada umumny, kaum muslimin berkayakinan bahwa
penyelenggaraan pendidikan Islam merupakan bagian dari misi
risalah. Karena itu, mereka menganggapnya sebagai misi suci.

11
Dengan menyelenggarakan pendidikan Islam itu berarti pula
menegakkan agama
e. Pendidikan Islam bermotifkan ibadah Karakteristik ini menjelaskan
bahwa berperilaku didalam pendidikan Islam merupakan ibadah
yang akan mendapat pahala dari Allah SWT. (Syafaat & Sahrani,
2008)

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam


itu memiliki beberapa ciri dan ciri pendidikan Islam itu selalu
memperhatikan kebahagiaan dunia akhirat. Ajarannya berdasarkan Al-
qur’an dan hadist. Diantara ajarannya dapat dilihat dari pendidikan
akhlak sesuai dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW keduna ini,
pendidikan Islam sebagai tugas suci dan ciri pendidikan Islam yang
terakhir yaitu bermotifkan ibadah.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan jantung dari pendidikan. Kurikulum berkembang
dari masa ke masa. Kurikulum memiliki peran penting dalam pendidikan.
Kurikulum memiliki beberapa peran, di antaranya peran konservatif, peran
kreatif, dan peran kritis serta evaluatif. Selain itu, kurikulum berperan penting
bagi para implementatornya di antaranya kepala sekolah, guru, maupun
siswa. Bagian kecil dari kurikulum adalah silabus, silabus merupakan alat
yang menyediakan hal-hal yang akan dipelajari nantinya, mencakup isi dan
kegiatannya. Silabus terdiri dari beberapa jenis yang dikembangkan oleh Mc
Kay dan dikembangkan lagi oleh Brown menjadi tujuh jenis.
Komponen ruang lingkup Pendidikan Islam hendaknya dapat terlaksana
seiring sejalan sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam. Semua faktor
pendidikan Islam sangat penting dalam mewujudkan peserta didik sebagai
manusia yang cerdas dan berpegang teguh pada keimanan dan ketaqwaan di
era sekarang yang penuah dengan perubahan dan multi cultural. Kerja sama
semua pihak baik dari guru sebagai pendidik, peserta didik dan lingkungan
sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan diri menghadapi segaal
kemungkinan kondisi individu atau social.
Ada beberapa karakteirtik pembelajaran PAI diantaranya, pembelajaran
PAI merupakan rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-
ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, Pembelajaran PAI

13
tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi juga
afektif dan psikomotoriknya dan karakteristik lainnya.

B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi
seluruh Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat
meningkatkan pemikiran dan pengetahuan bagi rekan-rekan Mahasiswa/i.
Demi penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Ramayulis. (2004). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Syafaat, A., & Sahrani, S. (2008). Peranan Pendidikan Islam Dalam Mencegah
Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Press.
Syaodih, N. S. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai