Anda di halaman 1dari 20

PROSES DAN TAHAPAN KARYA TULIS ILMIAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia

Disusun oleh : Kelompok 2


Abdul Halim Sahdani (021011560)
Agiesta Sera Rati (021011563)
Alya Nur Syafitri (021011564)
Hilya Annisa Fitri (021011572)

Dosen Pengampu:
Ahmad Ridwan Hasibuan, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARULARAFAH
LAU BEKERI-DELI SERDANG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga saya dan teman-teman dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam tak lupa diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para
keluarganya, sahabat, dan umatnya.

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Bahasa Indonesia Dalam


penyusunan makalah ini yang berjudul “Proses dan Tahapan Karya Tulis
Ilmiah” dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah
berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semakin mungkin
dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi
kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Oleh sebab itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya khususnya kepada Ustad Ahmad Ridwan Hasibuan, M.Pd
selaku dosen pengampu Bahasa Indonesia Kami menyadari bahwa dalam
penulisan dan pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk dapat
menyempurnakannya dimasa yang akan datang.

Lau Bekeri, 18 February 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah......................................................................3
B. Klasifikasi Karya Tulis Ilmiah......................................................................5
C. Proses dan Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah..............................................6
D. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah...........................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan
tertentu. Aturan tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang
telah dibakukan oleh masyarakat akademik. Secara umum, proses penulisan
karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu : tahap prapenulisan, tahap
penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah
mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah
itu. Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek
penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang
diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian
harus diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran
akhir penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak
terkait. Oleh karena itu,  menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting
dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang
membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis dan  pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting.
Supaya di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas
sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam
pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini
sebagai bahan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan karya tulis ilmiah?
2. Bagaimana tahapan dan proses pembuatan karya tulis ilmiah?

1
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menjawab rumusan masalah
diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian karya tulis ilmiah.
2. Untuk mengetahui proses dan tahapan pembuatan karya tulis ilmiah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah.
Membicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang
dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu
penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak
hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu
permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan,
pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian.
Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang
sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan
yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian,
penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu
masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari
penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang
berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh
komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati.
Dalam karya tulis ilmiah cirri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat
dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah
mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan
ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah
yang digunakan dalam penulisan.
Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan
subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat
kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata
harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai
dengan pesan apa yang harus disampaikannya.

3
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis
ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan
penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacam-
macam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan
tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep,
atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada
suatu argumentasi. Pernyataan ilmiah yang harus kita gunakan dalam tulisan
harus mencakup beberapa hal, yaitu :
a. Harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat pernyataan
tersebut.
b. Harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana
pernyataan disampaikan apakah dalam makalah, buku, seminar,
lokakarya dan sebagainya.
c. Harus dapat diindentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi
ilmiah tersebut beserta tempat domisili dan waktu penerbitan itu
dilakukan. Sekiranya publikasi ilmiah tersebut tidak diterbitkan maka
harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan kegiatan
tersebut.
Cara kita mencantumkan ketiga hal tersebut dalam karya tulis ilmiah
disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah
yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama. Catatan
kaki merupakan informasi dari pernyataan yang kita kutip. Di samping itu
catatan kaki dapat digunakan sebagai infor- masi tambahan yang tidak
langsung berkaitan dengan pernyataan dalam badan tulisan. Kutipan yang
digunakan dalam karya tulis ilmiah ada dua jenis yaitu kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita
tulis dalam karya tulis ilmiah susunan kalimat aslinya tanpa mengalami
perubahan sedikit pun. Kutipan tak langsung merupakan kutipan pendapat
atau pernyataan orang lain dengan melakukan perubahan kalimat yang dikutip
disesuaikan dengan bahasa penulis itu sendiri.

4
B. Klasifikasi Karya Tulis Ilmiah
Adapun jika dilihat dari panjang pendek uraian serta kedalamannya,
maka karya ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian:
1. Karya Ilmiah Populer
Yaitu tulisan ilmiah yang biasanya ditulis dengan menggunakan
bahasa yang mudah difahami oleh orang kebanyakan. Contohnya, artikel
ilmiah di media masa, dan buku-buku ilmiah populer untuk kalangan
awam.
2. Makalah
Makalah merupakan bagian dari kegiatan akademik terstruktur. Di
samping itu makalah juga disusun untuk diajukan di dalam kegiatan
ilmiah (seminar, simposium, kongres, dan sebagainya), atau untuk
dimuat di dalam penerbitan, panjangnya lebih kurang 5 hingga 15
halaman (relative). Pada umumnya makalah merupakan penyajian yang
bersifat deskriptif dan ekspositoris. Namun, ada juga makalah yang di
sana-sini mengandung uraian yang bersifat argumentatif.
3. Kertas kerja
Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam
daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan atau kepustakaan;
data itu bersifat empiris dan objektif.
4. Laporan Penelitian
Jika dibandingkan dengan makalah, laporan penelitian lebih panjang,
sekurang-kurangnya 70 halaman. Sesuai dengan sebutannya “laporan
penelitian” ,analisisnya lebih mendalam serta uraiannya lebih luas dan
tuntas. Di dalam bagian pendahuluan dinyatakan secara eksplisit teori,
metode, dan tehnik yang digunakan di dalam penelitiannya; juga
dinyatakan sistematika penyusunan karya tersebut. Dalam beberapa hal,
ada perbedaan tehnik dan sistematika penyusunan makalah dan laporan
penelitian. Walaupun demikian, biasanya lembaga pendidikan, instansi
penyelenggara pertemuan ilmiah, atau pengelola penerbitan mempunyai
persyaratan khusus tentang tehnik dan sistematika ini.

5
5. Skripsi
Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S-1). Karya ilmiah
ini ditulis untuk meraih gelar sarjana.
6. Tesis
Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan
baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini
sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya ilmiah S-2). Karya
ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister.
7. Disertasi
Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau
dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan
objektif (karya ilmiah S-3). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar
doktor.

C. Proses dan Tahapan Pembuatan Karya Ilmiah


Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah
menurut Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka
dan Rati Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah
terdapat lima tahap, yaitu :
1. Persiapan
a. Pemilihan Topik/Masalah
Topik/Masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam
memilih topik/masalah, Arifin (2003:8) memberikan beberapa
pertimbangan :
1) Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar
pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah
topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita
ketika menggarapnya.
2) Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian
kita.

6
3) Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit
dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada
pengumpulan informasi yang beraneka ragam.
4) Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
Hindari topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau
angan-angan kita.
5) Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya,
walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah
terlalu baru bagi kita.
6) Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki
bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang
pokok masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat
berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat
keputusan, situs web, atau undang-undang.
b. Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan
petunjukpetunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu
betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum
dan mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul
karya ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada
dasarnya langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik
sama saja dengan langkah-langkah dalam penentuan judul.
Perbedaannya adalah pembatasan topik harus dilakukan sebelum
penulisan karya ilmiah, sedangkan penentuan judul dapat dilakukan
sebelum atau sesudah penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik
yang terbatas, karya ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun
judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah
dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan
masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja,
tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul.
Dalam sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul.

7
Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai
penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara
judul utama dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).
c. Pembuatan Kerangka Karya (outline)
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah
proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-
kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.
Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan
yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari
topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan kerja,
yaitu ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari
ragaan buram. Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan
untu mengembangkan karya (Moeliono, 1998:1; Arifin, 2003:15).
Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab
dan judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab
dan judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya
ilmiah yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah
berikutnya adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Kita
perlu membuat rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal
dilengkapi dengan tajuk prakata, daftar isi, daftar table (jika ada),
daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada). Bab
Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi
masalah, cakupan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kegunaan penelitian. Kemudian dalam bagian terakhir daftar isi
dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran, daftar pustaka dan
lampiran (jika ada).
Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif
untuk menyusun daftar isinya sendiri. Akan tetapi, paling sedikit
sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau
analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat
memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah
menjadi empat bab atau lebih.

8
2. Pengumpulan Data
Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui
pengamatan (observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan).
Adapun langkahlangkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan data
adalah :
a. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku,
surat kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah
yang akan ditulis
c. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti
d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium
3. Pengorganisasian dan Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan
mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data
menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang
akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan
menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan.
Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis
dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep
karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
4. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya.
Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan yang
berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan tambahkan
penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan. Secara
ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan cara
penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.
5. Penyajian/Pengetikan.
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi
kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-

9
unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang
tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-
unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.

D. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah


Di atas telah dijelaskan bahwa karya ilmiah memiliki banyak varian.
Setiap varian tersebut memiliki sistematika yang berbeda. Dalam kesempatan
ini, penulis hanya akan mendeskripsikan sistematika penulisan karya ilmiah
jenis makalah. Pertimbangannya, jenis makalah merupakan jenis karya ilmiah
yang paling sering disusun oleh mahasiswa. Sehingga diharapkan akan lebih
bermanfaat secara praktis.
Deskripsi tentang sistematika penulisan makalah berikut ini dikutip dari
buku “Teknik Menulis Karya Ilmiah”karya Bambang Dwiloka dan Rati
Riana.
Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang dan
makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya
lebih dari 20 halaman. Secara garis besar, makalah panjang terdiri dari atas
tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.

Bagian Awal
Halaman Sampul
Daftar Isi
Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)
Bagian Inti Pendahuluan
Latar Belakang Penulisan Makalah
Masalah atau Topik Bahasan
Tujuan Penulisan Makalah
Teks Utama
Penutup
Bagian Akhir
Daftar

10
Rujukan
Lampiran (jika ada)
Setiap bagian dari sistematika di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Bagian Penjelasan

Halaman Sampul Dicantumkan judul makalah, keperluan atau maksud


ditulisnya makalah, nama penulis makalah dan tempat serta
waktu penulisan makalah. Terkait dengan pembuatan judul
makalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
(1) Judul harus mencerminkan isi makalah atau
mencerminkan topik yang diangkat.
(2) Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau
klausa, bukan dalam bentuk kalimat. Itulah sebabnya
judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik (.).
(3) Judul makalah hendaknya singkat dan jelas, sebaiknya
berkisar 5-15 buah kata.
(4) Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk
mengetahui isinya. Namun, judul makalah harus tetap
mencerinkan isi makalah.
Daftar Isi Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20
halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan (1)
judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil
(kecuali awal kata selain kata tugas), (2) penulisan judul
bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman
tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan daftar

11
Bagian Penjelasan

isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan


antarbagian dua spasi.
Daftar Tabel dan Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama)
Gambar dituliskan secara lengap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu
buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan
terpisah, tetapi jika hanya terdapat sebuah tabel atau gambar,
sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi
makalah.
Bagian Inti Ada tiga macam cara penulisan yang dapat dipakai dalam
susunan bagian inti, yaitu :
(1) Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau
Arab),
(2) Penulisan dengan menggunakan angka
yang
dikombinasikan dengan abjad, dan
(3) Penulisan tanpa menggunakan angka maupun abjad
Pendahuluan Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan cara
seperti berikut :
(1) Setiap unsur bagian pendahuluan ditonjolkan dan
disajikan sebagai subbagian.
(2) Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan
tidak dituliskan sebagai subbagian, sehingga tidak
dijumpai adanya subbagian dalam bagian pendahuluan.
Untuk menandai pergantian unsur, dapat dilakukan
dengan pergantian paragraf.
Latar Belakang Butir-butir yang seyogyanya ada dalam latar belakang adalah
hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. hal-hal
dimaksud dapat berupa paparan teoretis atau pun paparan
yang bersifat praktis, tetapi juga bukan alasan yang bersifat
pribadi. Yang pokok, bagian ini harus dapat mengantarkan

12
pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam
makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut
memang perlu dibahas.
Masalah atau Masalah atau topik bahasan tidak terbatas pada persoalan
Topik Bahasan yang memerlukan pemecahan, tetapi juga mencakupi
persoalan yang memerlukan penjelasan, deskripsi atau
penegasan lebih lanjut. Beberapa pertimbangan dalam
menentukan topik adalah :
(1) Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari
segi praktis maupun segi teoritis dan layak untuk dibahas.
(2) Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan
minat penulis.
(3) Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak
terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis.
(4) Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut
memungkinkan untuk diperoleh
Tujuan Penulisan Makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang
Makalah diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi
lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan
makalah tersebut.
Teks Utama Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik
makalah. Isi bagian teks utama sangat bervariasi, tergantung
topik yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah
dibahas

Bagian Penjelasan

13
tiga topik, ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti
kegiatan penulisan makalah. kemampuan seserang dalam
menulis bagian teks utama makalah merupakan cerminan
tinggi-rendahnya kualitas makalah yang disusun. Penulisan
bagian teks utama yang baik adalah yang dapat membahas
topik secara mendalam dan tuntas, dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Pengertian mendalam dan tuntas
ini tidak selalu berarti panjang dan bertele-tele. Dalam
penulisan teks utama, hindarilah penggunaan kata-kata tanpa
makna dan cara penyampaian yang melingkar-lingkar.
Hindarilah kata-kata seperti : dan sebagainya, dan lain-lain
(yang lain itu apa), yang sebesar-besarnya (seberapa
besarnya).
Penulisan teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan
penulisan makalah berhasil dikumpulkan. Bahan penulisan
dapat berupa bahan yang bersifat teoritis (yang diperoleh dari
buku teks, laporan penelitian, jurnal, majalah dan barang cetak
lainnya) atau dapat juga dipadukan dengan bahan yang
bersifat factual-empiris (yang terdapat dalam kehidupan
nyata).
Penutup Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan
dan saran (jika dipandang perlu). Bagian ini menandakan
berakhirnya makalah. Penulisan bagian penutup dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik berikut.
(1) Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang
telah dilakukan, tanpa diikuti dengan simpulan. Hal ini
dilakukan karena masih belum cukup bahan untuk
memberikan simpulan terhadap masalah yang dibahas,
atau dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan
sendiri.
(2) Menarik simpulan dari apa yang telah dibahas pada teks

14
utama makalah.
Selain itu, pada bagian ini juga dapat disertakan saran atau
rekomendari sehubungan dengan masalah yang dibahas. Saran
harus relevan dengan apa yang telah dibahas. Saran yang
dibuat haris eksplisit, kepada siapa saran ditujukan dan
tindakan atau hal apa yang disarankan.
Daftar Rujukan Teknik penulisan daftar rujukan dibahas dalam materi teknik
notasi ilmiah dalam makalah ini.
Lampiran Bagian ini berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang
dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Bagian ini
hendaknya juga bernomor halaman.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah
ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang
disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam
penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek
data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan karya
ilmiah yang baik adalah:
1. Objektif
2. Pola berfikir deduktif – induktif
Sistematika Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan
kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Adapun bentuk – bentuk karya
ilmiah meliputi :
1. Karya tulis
2. Makalah
3. Skripsi
4. Thesis
5. Disertasi
6. Laporan hasil peneliti

16
DAFTAR PUSTAKA
BAUAK INISNU Jepara, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program
Sarjana (S1) INISNU Jepara, Jepara: INISNU Press, 2007
Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005, Cet. 1
Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
Singarimbun, M., Effendi, S., Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1995
Soemanto, Wasty, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah), Jakarta:
Bumi Aksara, 2005, Cet. 8

17

Anda mungkin juga menyukai