Anda di halaman 1dari 6

RUMUSAN KESATUAN SILA SILA PANCASILA SEBAGAI

SUATU SISTEM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA MALANG


PRODI EKONOMI SYARIAH

Tri Handayani
Rumusan kesatuan sila sila Pancasila
sebagai suatu sistem

Yang dimaksud dengan system adalah suatu


kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan,
saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu
dan secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
Susunan Kesatuan Sila Sila Pancasila yang
Bersifat Organis
Kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis tersebut pada
hakikatnya secara filosofis bersumber pada hakikat dasar
ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila
Pancasila yaitu hakikat manusia “monopluralis” yang memiliki
unsur-unsur, “susunan kodrat” jasmani-rokhani, “sifat kodrat”
individu-makhluk sosial, dan “kedudukan kodrat” sebagai
pribadi berdiri sendiri-makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-
unsur hakikat manusia tersebut merupakan suatu kesatuan yang
bersifat organis dan harmonis. Setiap unsur memiliki fungsi
masing, namun saling berhubungan. Oleh karena sila-sila
Pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia
“monopluralis”yang merupakan kesatuan organis maka sila-sila
Pancasila juga memiliki kesatuan yang bersifat organis pula.
Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkhis
dan Berbentuk Piramidal
Pengertian matematis piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila
Pancasila dalam urut-urutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal isi sifatnya (kwalitas). Kalau
dilihat dari intinya urut-urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan
isi sifatnya merupakan pengkhususan dari sila-sila di mukanya.
Berdasarkan hakikat yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dan Pancasila sebagai dasar filsafat
negara, maka segala hal yang berkaitan dengan sifat dan hakikat negara harus sesuai dengan
landasan sila-sila Pancasila. Hal itu berarti hakikat dan inti sila-sila Pancasila adalah sebagai
berikut: sila pertama Ketuhanan adalah sifat-sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan sifat
dan hakikat Tuhan, sila kedua kemanusiaan adalah sifat-sifat dan keadaan negara yang harus
sesuai dengan hakikat manusia, sila ketiga persatuan adalah sifat-sifat dan keadaan negara yang
harus sesuai dengan hakikat satu, sila keempat kerakyatan adalah sifat-sifat dan keadaan negara
yang harus sesuai dengan hakikat rakyat, dan sila kelima keadilan adalah sifat-sifat dan keadaan
negara yang harus sesuai dengan hakikat adil.
Kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaian antara hakikat nilai-nilai silai-sila Pancasila dengan
negara, dalam pengertian kesesuaian sebab dan akibat. Maka kesesuaian tersebut adalah sebagai
berikut: bahwa hakikat manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa (sebagai sebab) (hakikat
sila I dan II) yang membentuk persatuan mendirikan negara dan persatuan manusia dalam suatu
wilayah disebut rakyat (hakikat sila III dan IV), yang ingin mewujudkan suatu tujuan bersama yaitu
suatu keadilan dalam suatu persekutuan hidup masyarakat negara (keadilan sosial) (hakikat sila
V). Demikianlah maka secara konsisten negara haruslah sesuai dengan hakikat Pancasila.
Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila
yang Saling Mengisi dan Saling Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang
“Majemuk Tunggal”, “Hierarkhis
Piramidal” juga memiliki sifat saling
mengisi dan saling mengkualifikasi. Hal ini
dimaksudkan bahwa dalam setiap sila
terkandung nilai keempat sila lainnya,
atau dengan kata lain dalam setiap sila
senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila
lainnya.
Pancasila Sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang dengan
sendirinya memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang berbeda-beda pula.
Namun demikian bahwa perbedaan itu harus disadari sebagai sesuatu yang
memang senantiasa ada pada setiap manusia (suku bangsa) sebagai makhluk
pribadi, dan dalam masalah ini bersifat biasa. Namun demikian dengan adanya
kesatuan asas kerokhanian yang kita miliki, maka perbedaan itu harus dibina ke
arah suatu kerjasama dalam memperoleh kebahagiaan bersama. Maka disinilah
letak fungsi dan kedudukan asas kerokhanian Pancasila sebagai asas persatuan,
kesatuan dan asas kerjasama bangsa Indonesia. Dalam masalah ini maka
membina, membangkitkan, memperkuat dan mengembangkan persatuan dalam
suatu pertalian kebangsaan menjadi sangat penting artinya, sehingga persatuan
dan kesatuan tidak hanya bersifat statis namun harus bersifat dinamis.
Perbedaan-perbedaan itu tidaklah mempengaruhi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, karena memiliki daya penarik ke arah kerjasama yang saling
dapat diketemukan dalam suatu perpaduan dan sintesa yang memperkaya
masyarakat sebagai suatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai