Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakaang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya.
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal,
maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum kemerdekaan.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional,
definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II Tahun 1998 yakni
kebudayaan nasional yang berlandaskan pancasila adalah perwujudan cipta, karya
dan karsa bangsa Indonesia, dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia
Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta
diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna bangunan nasional dalam
segenap bidang kehidupan bangsa. Dalam bidang pariwisata budaya adalah salah
satu faktor yang menarik wisatawan. Kebudayaan Indonesia yang beragam ,salah
satunya tarian tradisional yang dimilki setiap daerah, contoh Tari Suanggi dari
Papua, Tari Rejang dari Bali, dan Tari Reog dari Ponorogo. Budaya Indonesia
bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu bahasa, sistem religi, sistem cara hidup
masyarakat , dan lain – lain.
Hans Hofer (1991) dalam bukunya Insight Guides Thailand menyebutkan
tentang sekilas asal muasal masyarakat Thai. Menurutnya, ditinjau dari
pendekatan Linguistik, Cina Selatan merupakan daerah asal darimana masyarakat
Thailand terbentuk, khususnya dari bangsa Yunan yang bermigrasi ke Asia
Tenggara pada sekitar abad ke 7 – 13. Jika dilihat dari sisi lain, asal muasal
masyarakat Thai disebutkan telah ada sejak dua abad yang lalu, dimana pada
pedesaan Ban Chieng ditemukan artefak-artefak dengan peradaban yang sudah
tinggi. Hal ini dibuktikan oleh penemuan piring, perhiasan, dan perunggu. Hal ini
pula lah yang mengindikasikan bahwa Bangsa Yunan bukan satu-satunya nenek
moyang dari penyebaran suku di Asia Tenggara, khususnya Thailand . Terlepas
dari hal ini, pemahaman tentang asal muasal masyarakat Thailand di berbagai
literatur lebih banyak disebutkan berasal dari bangsa Yunan yang bermigrasi dari
Cina bagian Selatan. Walaupun penemuan artefak di pedesaan Ban Chieng
merupakan sejarah yang telah lama berdiri sebelum bangsa Yunan menempati
Thailand, akan tetapi sumber dan informasi dari peradaban ini masih sedikit dan
terkesan abstrak sehingga belum dapat dijadikan sumber yang objektif. Saat ini,
Tahiland merupakan salah satu negara yang maju dibidang pariwisatanya,
disamping keindahan alam, Thailand juga memiliki kebudayaan asli yang menjadi
daya tarik tersendiri. Pemahaman lintas budaya, sangat diperlukan untuk menjaga
keharmonisan diantara masyarakat Indonesia dan Thailand. Pariwisata yang telah
berkembang , mengakibatkan perjalanan keluar negara menjadi lebih mudah.
Lintas budaya terjadi ketika manusia dengan budayanya berhubungan dengan
manusia lain yang berasal dari budaya berbeda, berinteraksi dan bahkan saling
mempengaruhi. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas
mengenai komparasi antara budaya Indonesia dan Thailand.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memiliki satu rumusan masalah
yaitu, bagaimana perbandingan antara budaya Indonesia dengan budaya Thailand,
dilihat dari 7 unsur universal kebudayaan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarakan rumusan masalah di atas, tujuan penulis yaitu untuk mengetahui
perbandingan antara budaya Indonesia dengan budaya Thailand, dilihat dari 7
unsur universal kebudayaan.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Akademis
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu
makalah baru yang dapat mendukung dalam pengembangan ilmu
pengetahuan
2. Bagi peneliti merupakan bagian dari proses perkuliahan mata
kuliah Pemahaman Lintas Budaya
3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan
ilmu yang telah peroleh
4. Bagi penelitidapat mengetahui perbandingan antara budaya
Indonesia dan Thailand, serta lebih memahami teori lintas budaya.
2. Manfaat Praktis
1. Hasil laporan ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi
mahasiswa yang bekerja di industry pariwisata, untuk lebih
memahami karakteristik wisatawan Thailand.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komparasi
Komparasi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dan atau
menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Penelitian komparasi juga adalah
penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek
penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan
hubungan sebab-akibatnya.Metode komparasi adalah suatu metode yang
digunakan untuk membandingkan data-data yang ditarik ke dalam konklusi baru.
Komparasi sendiri dari bahasa inggris, yaitu compare, yang artinya
membandingkan untuk menemukan persamaan dari kedua konsep atau lebih.
Dengan menggunakan metode komparasi ini peneliti bermaksud untuk
menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan ide-ide, pendapat-pendapat
dan pengertian agar mengatahui persamaan dari ide dan perbedaan dari standar
pelayanan minimal Bus Trans Jogja dan Peraturan Menteri 29 tahun 2015.
Komparasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
perbandingan. Menurut Winarno Surakhmad dalam bukunya Pengantar
Pengetahuan Ilmiah (1986 : 84), komparasi adalah penyelidikan deskriptif yang
berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang hubungan sebab akibat,
yakni memilih faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau
fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor lain.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparasi adalah sejenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu. Studi komparasi adalah suatu suatu bentuk penelitian yang
membandingkan antara variable-variabel yang saling berhubungan dengan
mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun persamaan-persamaan dalam
sebuah kebijakan dan lain-lain.
2.2 Pengertian Lintas Budaya
Lintas budaya terjadi ketika manusia dengan budayanya berhubungan dengan
manusia lain yang berasal dari budaya berbeda, berinteraksi dan bahkan saling
mempengaruhi. Lintas budaya adalah istilah yang sering digunakan untuk
menjabarkan situasi ketika sebuah budaya berinteraksi dengan budaya lain dan
keduanya saling memberikan pengaruh dan dampak baik positif maupun negatif,
seperti yang terjadi dalam setiap kegiatan wisata, para wisatawan dipastikan
melakukan interaksi dan memberikan dampak baik positif maupun maupun
negatif kepada masyarakat setempat. Adanya perbedaan budaya karena budaya
bersifat dinamis dan selalu berevolusi sehingga perlu beragam pendekatan untuk
memahami kebudayaan, antara lain, dengan cara melakukan asimilasi, integrasi,
dan pemahaman lintas budaya. Lintas budaya menciptakan nilai untuk
menentukan mana yang dapat diterima oleh budaya lain. Lintas budaya

3
menjadikan manusia dapat berkomunikasi dengan baik dan pada akhirnya, lintas
budaya dapat mempererat ikatan manusia dengan manusia lain serta memberikan
keunikan pada diri manusia dan masyarakat. Dengan berbagi pengalaman dan
pengetahuan, saling memahami dan melengkapi melalui komunikasi lintas budaya
akan tercipta perdamaian dan harmonisasi kehidupan.
2.3Tujuan dan Manfaat Pemahaman Lintas Budaya

Pemahaman lintas budaya dapat mengurangi  dampak gegar budaya (culture


shock), dan meningkatkan dan membangkitkan pengalaman-pengalaman positif
antarbudaya. Bagi seorang manajer dalam industri pariwisata dan hospitalitas,
pemahaman lintas budaya merupakan suatu pengetahuan atau suatu alat yang
berperan besar untuk meningkatkan pengembangan profesional dan keefekifan
berkomunikasi-berinteraksi dengan para pegawai, pelanggan, dan orang-orang
lain yang dihadapi dalam kegiatan sehari-hari. Bagi petugas atau pegawai hotel
misalnya, yang berinteraksi langsung dengan tamu, pemahaman lintas budaya
yang baik akan meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri dalam
memberikan pelayanan lebih baik kepada para tamunya, meningktakan reputasi
industri dan organisasi, serta meningkatkan ‘jumlah pelanggan’ atau return
business.

2.3.1Tujuan Pemahaman Lintas Budaya

Litvin dalam Mulyana (2005) secara lebih rinci mengemukakan bahwa


tujuan pemahaman lintas budaya atau mempelajari komunikasi lintas budaya itu
bersifat kognitif dan afektif. Berikut ini, paling tidak, ada 10 tujuan pemahaman
lintas budaya, yaitu untuk:
1. Menyadari bias budaya sendiri.
2. Lebih peka secara budaya.
3. Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari
budaya lain untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memuaskan
orang tersebut.
4. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri.
5. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang.
6. Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu
menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri.
7. Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan
memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya.
8. Membantu memahami kontak atar budaya sebagai suatu cara memperoleh
pandangan ke dalam budaya sendiri: asumsi-asumsi, nilai-nilai,
kebebasan-kebebasan dan keterbatasan-keterbatasannya.

4
9. Membantu memahami model-model, konsep-konsep, dan aplikasi-aplikasi
bidang komunikasi antar budaya.
10. Membantu menyadari bahwa sistem-sistem nilai yang berebeda dapat
dipelajari secara sistematis, dibandingkan, dan dipahami.

2.3.2 Manfaat Memahami Lintas Budaya

Pariwisata yang sarat dengan lintas budaya memberikan banyak manfaat


terutama ketika terjadi komunikasi, hubungan sosial dan pelayanan. Dalam
kegiatan wisata, wisatawan (guest) dipastikan melakukan interaksi dengan
masyarakat (host). Interaksi dengan masyarakat setempat akan dijembatani oleh
jasa pramuwisata. Akan tetapi, jasa pramuwisata sering dianggap tidak cukup bagi
wisatawan untuk memperoleh informasi seluas-luasnya di suatu destinasi wisata.
Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman lintas budaya bagi pelaku wisata,
baik wisatawan, pramuwisata maupun masyarakat setempat. Perbedaan budaya
timbul karena sifatnya dinamis dan berevolusi sehingga perlu beragam pendekatan
untuk memahami kebudayaan seperti dengan berasimilasi, melakukan integrasi
dan menyadari lintas budaya. Pada saat melakukan komunikasi, hubungan sosial
dan pelayanan seringkali elemen tersebut merupakan potensi dasar yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman dan bahkan mengarah kepada konflik. Disinilah
peran pemahaman lintas budaya berlaku. Pemahaman lintas budaya memberikan
manfaat yang cukup besar dalam kepariwisataan, manfaat tersebut yaitu :

1. Bagi Wisatawan, dalam suatu kegiatan wisata, dipastikan wisatawan


melakukan interaksi sosial budaya dengan masyarakat setempat.
Wisatawan dapat mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan
masyarakat setempat yang bisa menyebabkan gegar budaya. Dengan
pemahaman lintas budaya, wisatawan akan lebih mudah memahami
karakter umum masyarakat setempat. Nilai-nilai budaya yang
melatarbelakangi suatu masyarakat akan mencerminkan karakter
masyarakat tersebut.Oleh karena itu, wisatawan akan menghormati nilai-
nilai budaya masyarakat setempat yang tercermin melalui berbagai aspek
budaya. Wisatawan yang terlibat langsung dalam suatu aktivitas
masyarakat setempat akan cenderung berhati-hati dalam bersikap dan
bertingkahlaku terhadap masyarakat tersebut. Apabila wisatawan telah
memiliki pengetahuan lintas budaya, maka persiapan sebelum menuju ke
destinasi akan lebih terencana dan matang. Selain itu, kemudahan dan 
keleluasaan dalam kegiatan wisata terutama yang melibatkan diri dengan
masyarakat setempat akan terwujud.
2. Bagi Masyarakat Setempat, pariwisata hendaknya dibudayakan atau
dijadikan ajang untuk saling bertukar pengetahuan dengan memanfaatkan
interaksi atau pertemuan yang terjadi antara wisatawan dan masyarakat
setempat atau antara wisatawan dengan unsur-unsur budaya yang dimiliki
masyarakat setempat. Kesiapan yang diharapkan dari suatu destinasi bukan
hanya kesiapan fisik prasarana dan sarananya tetapi juga kesiapan
masyarakat untuk menjadi tuan rumah yang baik.Dalam konteks
pariwisata, budaya dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk melakukan

5
kunjungan dan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
proses pemberian pelayanan. Pemahaman budaya yang baik akan
meningkatkan pemahaman seseorang terhadap orang lain dan membantu
dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya yang
ada.Dalam hal ini masyarakat lokal tidak hanya belajar bagaimana
bersikap dalam situasi tertentu tetapi juga mampu menjelaskan mengapa
melakukan ini itu, nilai-nilai dasar, kepercayaan, dan anggapan yang
mendasar pada sikap masyarakat tersebut. Semakin banyak interaksi, maka
pengetahuan semakin berkembang, dan pengalaman terhadap
permasalahan budaya akan berkurang.

3. Bagi Pramuwisata, banyak hal yang dapat digali dari pemahaman lintas
budaya karena perbedaan budaya tidak terbatas hanya pada makanan,
bahasa dan tari-tarian tetapi juga berkaitan dengan interaksi antar manusia
termasuk perilaku non-verbal, kepercayaan, orientasi waktu, sikap,
kebiasaan, tradisi, cara berpakaian gerakan tubuh dan hal lainnya. Manfaat
lain juga dirasakan ketika memberikan pelayanan kepada wisatawan, cara
bersikap, cara menanggapi permintaan, cara memenuhi pengharapan atau
ekspektasi, cara menghargai pelayanan terutama berkaitan dengan
tingkatan pelayanan serta terciptanya atmosfir yang ramah. Pengaruh
perbedaan dalam budaya adalah penting dipahami terutama di dalam
industri pariwisata, industri yang sarat dengan suasana antar budaya dan
lintas budaya. Jika perbedaan ini jika tidak pahami secara mendalam akan
menimbulkan gegar budaya atau kaget budaya.
2.4 Komunikasi Budaya

Komunikasi budaya adalah suatu proses mengirimkan dan menerima pesan-


pesan antar orang-orang yang latar belakang budayanya dapat membawa mereka
mengartikan tanda-tanda verbal dan nonverbal dengan cara yang berbeda.
Keterampilan komunikasi yang diperoleh akan memudahkan perpindahan
seseorang dari pandangan yang monokultural ke pandangan lebih multicultural,
sehingga kemungkinan besar bisa membantu kelancaran studi lanjut di luar negeri.

Ada dua jenis budaya dalam berkomunikasi, yaitu high culture context dan
low culture context. Kedua jenis konteks berkomunikasi tersebut dapat
diterangkan sebagai berikut (Nishimura et al., 2009):

1. High Context Culture (budaya dengan konteks tinggi): budaya ini sangat
bergantung pada isyarat non-verbal dan halus dalam komunikasi. Apa
yang disampaikan belum tentu maknanya seperti yang terungkapkan.
Dalam budaya Jawa, hal yang seperti ini sangat sering digunakan. Orang
berkomunikasi dengan sanepa, isyarat mata, bahasa tubuh, dan lain-lain.

2. Low Context Culture (budaya dengan konteks rendah): budaya yang ini
sangat bergantung pada kata-kata untuk menyampaikan makna dalam
komunikasi. Apa yang disampaikan, maknanya dengan ucapan verbal.

6
Oleh karena itu, biasanya orang dengan budaya seperti ini akan betul-betul
memperhatikan apa yang dibicarakan oleh lawan bicaranya.

Dalam berkomunikasi, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar
maksud sebenarnya dari apa yang ingin kita sampaikan dapat terutarakan dengan
baik. Selain harus memperhatikan komunikasi verbal, kita juga harus
memperhatikan komunikasi non-verbal kita. Beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah:

1. Komuniksi verbal , dalam komunikasi verbal, pilihan kata yang digunakan


dapat memengaruhi baik tidaknya komunikasi kita. Meskipun disuatu daerah
kata-kata yang digunakan dianggap normal, ada kemungkinan ditempat lain
kata-kata tersebut dianggap kurang sopan atau kasar, sehingga ada
kemungkinan akan menyebabkan ketersinggungan. Volume dan nada suara
juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi kita. Volume
suara yang keras bisa menandakan ketegasan, yang lemah berarti kurang
tegas. Nada suara tinggi secara umum dianggap sedang marah dan lain
sebagainya.

2. Non-verbal , tidak kalah menentukan dalam keberhasilan berkomunikasi


adalah komunikasi non-verbal. Pada saat kita berkomunikasi dengan orang
lain harus diperhatikan: ruang pribadi (beberapa kebudayaan tidak suka
apabila kita berbicara terlalu dekat jaraknya, sementara yang lain lebih suka
kalau saling berdekatan), sentuhan (sentuhan di beberapa bagian tubuh
merupakan penghinaan bagi beberapa budaya, sentuhan antara lelaki dan
perempuan juga harus diperhatikan), ekspresi wajah (bisa menunjukkan
emosi kita), kontak mata (orang-orang berkebudayaan barat lebih
menginginkan kita untuk menatap mata mereka apabila sedang berbicara
karena itu menunjukkan keseriusan kita), sikap tubuh (termasuk cara duduk,
posisi tangan ketika berbicara, dll).

2.5Pengertian Tujuh Unsur Kebudayaan


Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan
tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem
peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup,
sistem religi, serta kesenian.

A. Unsur Kebudayaan - Sistem Bahasa

Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan


sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam
ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi
linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi
budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan
secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat

7
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang
penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan
manusia secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi
tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang
bersangkutan beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari
bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya
dalam klasifikasi bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun keluarga
dan subkeluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukanbatas daerah
penyebaran suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat
tinggal individu merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi
sehingga proses saling memengaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.

B. Unsur Kebudayaan - Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem


peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuanbersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya
karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang
digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam
antropologi adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk
mempertahankan hidupnya. Misalnya, masyarakat biasanya memiliki
pengetahuan akan astronomi tradisional, yakni perhitungan hari berdasarkan
atas bulan atau benda-benda langit yang dianggap memberikan tandatanda
bagi kehidupan manusia.Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan
memiliki sistem kalender pertanian tradisional yang disebut sistem
pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan oleh nenek moyang untuk
menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono pranatamangsa dalam
masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara tingkat
curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan mengetahui
kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil
pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam.
Menurut Koentjaraningrat, sistem pengetahuan pada awalnya belum
menjadi pokok perhatian dalam penelitian para antropologkarena mereka
berasumsi bahwa masyarakat atau kebudayaan di luar bangsa Eropa tidak
mungkin memiliki sistem pengetahuan yang lebih maju. Namun, asumsi
tersebut itu mulai bergeser secara lambat laun karena kesadaran bahwa tidak
ada suatu masyarakat pun yang bisa hidup apabila tidak memiliki
pengetahuan tentang alam sekelilingnya dan sifat-sifat dari peralatan hidup
yang digunakannya.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak
mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah
ke hulu sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila
tidak mengetahui dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk
membuat alat-alat tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu
himpunan pengetahuan tentang alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda,

8
dan manusia yang ada di sekitarnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku
bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai, antara lain
1. alam sekitarnya
2. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya
3. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
4. zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
5. tubuh manusia
6. sifat-sifat dan tingkah laku manusia
7. ruang dan waktu.

C. Unsur Kebudayaan - Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi sosial merupakan


usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk
masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap
kelompok masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-
aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia
hidup dan bergaul dari hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan
dasar adalah kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain.
Selanjutnya, manusia akan digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas
geografis untuk membentuk organisasi sosial dalam
kehidupannya.Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan
dalam suatu masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar
pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial. Perkawinan diartikan
sebagai penyatuan dua orang yang berbeda jenis kelamin untuk membagi
sebagian besar hidup mereka bersamasama. Namun, definisi perkawinan
tersebut bisa diperluas karena aktivitas tersebut mengandung berbagai unsur
yang melibatkan kerabat luasnya.

D. Unsur Kebudayaan -  Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi

Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga


mereka akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian
awal para antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan
unsur teknologi yang dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang
dijadikan sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih
sederhana. Dengan demikian, bahasan tentang unsur kebudayaan yang
termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan
kebudayaan fisik.Menurut Koentjaraningrat, pada masyarakat tradisional
terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik yang
digunakan oleh kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah atau
masyarakat pertanian, antara lain sebagai berikut:

1. Alat-Alat Produktif, alat-alat produktif adalah alat-alat untuk


melaksanakan suatu pekerjaan berupa alat sederhana seperti batu untuk
menumbuk gandum atau untuk menumbuk padi dan alat-alat berteknologi
kompleks seperti alat untuk menenun kain. Jenis - jenis alat-alat produktif
ini dapat dibagi berdasarkan bahan mentahnya, yaitu yang terbuat dari

9
batu, kayu, logam, bambu, dan tulang binatang. Berdasarkan teknik
pembuatannya alatalat produktif dibedakan berdasarkan teknik pemukulan
(percussion flaking), teknik penekanan (pressure flaking), teknik
pemecahan (chipping),dan teknik penggilingan (grinding).Berdasarkan
pemakaiannya, alat-alat produktif dapat dibedakan menurut fungsinya dan
menurut jenis peralatannya. Berdasarkan fungsinya, alat-alat produktif
dapat dibedakan berdasarkan jenis alat potong, alat tusuk, pembuat lubang,
alat pukul, alat penggiling, dan alat pembuat api. Berdasarkan jenis
peralatannya, alat-alat produktif dapat dibedakan menjadi alat tenun, alat
rumah tangga, alat-alat pertanian, alat penangkap ikan, dan jerat perangkap
binatang.
2. Senjata, sebagai alat produktif, senjata digunakan untuk mempertahankan
diri atau melakukanaktivitas ekonomi seperti berburu dan menangkap
ikan. Namun, sebagai alat produktif senjata juga digunakan untuk
berperang. Berdasarkan bahannya, senjata dibedakan menurut bahan dari
kayu, besi, dan logam.
3. Wadah, alat produktif berupa wadah dalam bahasa Inggris disebut
container. Wadah adalah alat untuk menyimpan, menimbun, dan memuat
barang. Peralatan hidup berupa wadah banyak dipakai pada zaman
prasejarah pada saat manusia mulai memanfaatkan alam untuk
memenuhikebutuhan hidupnya. Pada zaman prasejarah anyaman dari kulit
atau serat kayu menjadi pilihan masyarakat. Selanjutnya, terjadi
perkembangan alat produksi dengan ditemukannya teknik membuat
gerabah (pottery) yang banyak dibuat dari bahan tanah liat. Seiring dengan
meningkatnya aktivitas ekonomi manusia maka bentuk dan jenis wadah
pun mulai berkembang. Misalnya, di dalam aktivitas pertanian menuntut
suatu tempat penyimpanan hasil pertanian sehingga dibuatlah wadah
berupa lumbung padi permanen.
4. Alat-alat menyalakan api, masyarakat zaman prasejarah membuat
teknologi untuk menyalakan api dengan menggesek-gesekkan dua buah
batu. Dengan ditemukannya bahan bakar minyak dan gas maka pembuatan
api menjadi lebih mudah dan efisien. Api merupakan unsur penting dalam
kehidupan manusia sehingga pembuatannya menuntut teknologi yang
semakin maju.
5. Makanan, Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan Jamu-jamuan,dalam
sistem pengetahuan cara-cara memasak menarik untuk dikaji karena setiap
kelompok masyarakat dan kebudayaan memiliki sistem pengetahuan dan
kebiasaan yang berbeda-beda dalam mengolah makanan atau minuman. Di
dalam antropologi jenis - jenis dan bahan makanan tertentu memberikan
arti atau simbol khusus bagi masyarakat tertentu atau dikaitkan dengan
konsepsi keagamaan tertentu. Misalnya, babi dan katak adalah binatang
yang diyakini haram oleh kaum muslim sehingga tidak boleh dimakan.
Sebaliknya, dalam masyarakat Papua, babi menjadi simbol makanan
penting karena merupakan binatang yang dijadikan mahar dalam pesta
perkawinan. Dalam kajian antropologi masyarakat kontemporer,
pembahasan mengenai makanan dan minuman disebut dengan istilah
kuliner (culinair).

10
6. Pakaian dan Tempat Perhiasan , pakaian merupakan kebutuhan dasar
manusia untuk melindungi diri dari perubahan cuaca. Pembahasan fungsi
pakaian sebagai alat produktif dalam antropologi adalah pada bagaimana
teknik pembuatan serta cara-cara menghias pakaian dan tempat perhiasan.
Dalam suatu masyarakat pakaian seolah menjadi bagian dari tradisi atau
adat istiadat sehingga setiap negara atau sukubangsa memiliki pakaian adat
atau kebesarannya sendiri.
7. Tempat Berlindung dan Perumahan, rumah atau tempat berlindung
merupakan wujud kebudayaan yang mengandung unsur teknologi.
Manusia membuat tempat tinggalnya senyaman mungkin disesuaikan
dengan lingkungan alam sekitarnya. Masyarakat Eskimo yang tinggal di
daerah kutub utara membuat rumahnya dari susunan balok - balok es
untuk menahan serangan dingin.
8. Alat-Alat Transportasi, manusia memiliki sifat selalu ingin bergerak dan
berpindah tempat. Mobilitas manusia tersebut semakin lama semakin
tinggi sehingga dibutuhkan alat transportasi yang bisa mencukupi
kebutuhan untuk memudahkan manusia dan barang. Kebutuhan mobilitas
manusia tidak hanya muncul di zaman modern seperti sekarang ini, namun
sudah ada sejak saat zaman prasejarah. Menurut fungsinya alat-alat
transpor yang terpenting adalah sepatu, binatang, alat seret, kereta beroda,
rakit, dan perahu.

E. Unsur Kebudayaan - Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus


kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata
pencaharian mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok
masyarakat atau sistem perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Sistem ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain:

1. berburu dan meramu


2. beternak
3. bercocok tanam di ladang
4. menangkap ikan
5. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Lima sistem mata pencaharian tersebut merupakan jenis mata pencaharian
manusia yang paling tua dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada
masa lampau dan pada saat ini banyak masyarakat yang beralih ke mata
pencaharian lain. Mata pencaharian meramu pada saat ini sudah lama
ditinggalkan karena terbatasnya sumber daya alam karena semakin
banyaknya jumlah penduduk. Misalnya, mata pencaharian meramu
masyarakat Papua. Dalam masyarakat Papua sampai saat ini masih dilakukan
kebiasaan mengumpulkan sagu dari pohon sagu di hutan atau mencari
tombelo (sejenis jamur) yang tumbuh pada batang pohon yang sudah lapuk
untuk dijadikan sebagai sumber makanan.Pada masa praaksara, mata
pencaharian manusia pun mengalami perubahan dari jenis mata pencaharian
yang sederhana ke jenis mata pencaharian yang kompleks. Pada saat sistem

11
bercocoktanam mulai berhasil diterapkan dan kontak sosial antarindividu
semakin sering maka lahirlah sistem pertukaran barang pertama yang
dilakukan oleh manusia yang disebut dengan sistem barter. Sistem barter
adalah menukarkan sebagian hasil produksi dengan hasil produksi yang
dihasilkan oleh orang lain. Misalnya, orang yang tinggal di daerah
pegunungan menukarkan sayur mayur hasil produksi ladangnya dengan ikan
atau garam yang dihasilkan penduduk daerah pesisir pantai. Dikenalnya mata
uang dalam sistem ekonomi, mengubah prinsip pertukaran barter yang
didasarkan atas uang sebagai nilai tukarnya sehingga terbentuklah sistem
pasar.Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi
suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian.Artinya,
pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah
pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi. Pada saat ini
pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama
dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah
pola hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya
dari subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat
F. Unsur Kebudayaan - Sistem Religi

Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi


dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya
kepada adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih
tinggi daripada manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara
untuk berkomunikasi dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-
kekuatan supranatural tersebut. Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan
mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal mula religi tersebut, para
ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku bangsa di luar Eropa adalah
sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut oleh seluruh umat manusia
pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.Kajian
antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak
dapat dipisahkan dari religious emotion atau emosi keagamaan. Emosi
keagamaan adalah perasaan dalam diri manusia yang mendorongnya
melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi keagamaan ini
pula yang memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dan
profan dalam kehidupan manusia.Dalam sistem religi terdapat tiga unsur yang
harus dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem
upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu. Secara
evolusionistik, religi manusia juga berkembang dari bentuk yang sederhana
ke bentuk yang kompleks.

G. Unsur Kebudayaan - Kesenian

Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi


mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakattradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau
artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan

12
etnografi awal tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah
pada teknikteknik dan proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu,
deskripsi etnografi awal tersebut juga meneliti perkembangan seni musik,
seni tari, dan seni drama dalam suatu masyarakat.Berdasarkan jenisnya, seni
rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni lukis, dan seni rias.
Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental, sedangkan seni sastra
terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan seni tari, yakni
seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.
Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong.
Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture,
yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan foto. Dua
media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta
kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto
mengenai aktivitas kebudayaan suatu masyarakat

2.6 Komparasi Budaya Indonesia Dengan Thailand


A. Sistem Bahasa

 Indonesia
Bahasa Indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa melayu, pada zaman
dahulu lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu
banyak digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di plosok
nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di gunakan sebagai bahasa
perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar
nusantara. Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan
dengan penyebaran agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya
karena bahasa melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara karena
bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar suku, antar pulau,
antar pedagang, dan antar kerajaan. Bahasa melayu mulai dipakai
dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. bukti-bukti yang menyatakan
itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit karangka
tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M
(Palembang), kota kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang
Birahi berangka tahun 688 M (Jambi) prasasti-prasasti itu bertuliskan
huruf pranagari berbahasa melayu kuno.Perkembangan bahasa Melayu di
wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa
persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para
pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara
sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi
bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928). Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada
tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Secara
Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui
pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga sesuai
dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun
secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945

13
atau setelah Kemerdekaan Indonesia. Ada empat faktor yang
menyebabkan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia yaitu:
1. Bahasa melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdangangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dielajari karena dalam
bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan
bahasa halus).
3. Suku jawa, suku sunda dan suku suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional
4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

 Thailand
Bahasa yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Thai adalah bahasa
thai. Hampir seluruh penduduk Thailand menguasai bahasa thai.
Sebagaian kata-kata Thai banyak yang meminjam dari bahasa Khmer,
Pali (Bahasa yang digunakan oleh kaum Buddha Theravada, atau
Sangkrit (bahasa yang digunakan orang Hindu, terutatama di India) .
Alfabet bahasa Thai pertama kali diperkenalkan oleh Raja
Ramakamhaeng pada masa Sukhotai pada 1283. Bahasa Thai dibaca ke
arah horizontal dari kiri ke kanan. Bahasa Thai ini terdiri dari 76 huruf,
yakni 44 konsonan dan 32 vowel. Bahasa ini juga mempunya intonasi
dalam setiap kata. Intonasi di dalam Bahasa Thai dibagi menjadi lima,
yaitu rendah (ee/low), tinggi (to/high), menurun (catawa/falling),
mentinggi (tri/raising), dan datar (samak). Suatu kata yang memiliki
intonasi yang berbeda akan memiliki makna yang berbeda pula. Selain
itu, Bahasa Thai digunakan menjadi dua yaitu Bahasa Thai biasa yang
digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat luas dan Bahasa Thai
untuk Kerajaan (Royal Language) atau dikenal dengan Rachasap yaitu
dengan kata-kata yang lebih sopan dan memiliki tingkatan yang lebih
tingi. Tidak semua orang Thai menguasai bahsa ini dan biasanya hanya
sekedar keluarga dan anggota kerajaan. Rachasap ini biasanya digunakan
untuk acara-acara Kerajaan yang formal, misalnya dalam suatu pidato.
Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional mulia berkembang di
masyarakat Thai pada saat Raja Mongkhut (Rama IV) berkuasa. Bahasa
Inggris dikiranya sangat diperlukan oleh Raja Rama V, sampai bahkan
dia mendatangkan guru yang bernama Anna dari Inggris. Akan tetapi saat
ini, sebagaian masyarakat Thai cenderung tidak familiar dengan bahasa
Inggris.Hanya minoritas orang Thai yaitu yang memiliki etnik Thai dan
Melayu menguasai bahasa melayu.

B. Komparasi Sistem Pengetahuan

 Indonesia
Memasuki tahun 1995, pendidikan Indonesia menekankan pada
pengembangan SDM yang mampu menjawab tantangan masa depan.
Terdapat empat prioritas utama pelaksanaan pendidikan yaitu:

14
1. Penuntasan pelaksanaan wajib belajar 9 tahun.
2. Peningkatan mutu semua jenis, jenjang, dan jalur pendidikan.
3. Menghubungkan kebutuhan antara pendidikan dan industri.
4. Peningkatan kemampuan penguasaan iptek.
Pemerintah juga berusaha meningkatkan mutu pendidikan melalui
peningkatan jumlah dan mutu pengajar, peningkatan mutu proses belajar
mengajar, dan peningkatan kualitas lulusan. Pemerintah juga
berusahamenciptakan sekolah unggul dan mengembangkan kurikulum
yang menekankan perbaikan metode mengajar dan perbaikan guru. Pada
tahun 1998, suasana politik di Indonesia mengalami gejolak yang
menyebabkan lahirnya era reformasi. Sistem pemerintahan berubah dari
model sentralisasi menjadi desentralisasi. Penerapan otonomi daerah
membuat penyelenggaraan pendidikan berubah menjadi otonomi
pendidikan, terutama di jenjang pendidikan tinggi. Pada masa peralihan
kekuasaan, pendidikan di Indonesia masih menerapkan kurikulum yang
berlaku pada zaman orde baru. Kurikulum ini masih digunakan pada
masa pemerintahan presiden Abdurrachman Wahid dengan beberapa
perbaikan.Sistem pendidikan di Indonesia mengalami perubahan pada
masa kepresidenan Megawati melalui kurikulum berbasis kompetensi.
Kurikulum ini berbasis pada 3 aspek utama yaitu aspek afektif, aspek
kognitif, dan aspek psikomotorik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) memperbarui kurikulum tersebut menjadi kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP) yang mencakup tujuan pendidikan, tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, serta silabus. Pemerintahan presiden
SBY berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di
Indonesia. Upaya tersebut diawali penerbitan Instruksi Presiden No. 5
pada 09 Juni 2006 yang bertujuan mempercepat penyelesaian wajib
belajar 9 tahun. Upaya ini membuat pemerintah melibatkan program
pendidikan penyetaraan seperti paket A, B, dan C agar dapat
mengadopsi kurikulum sesuai dengan standar yang berlaku. Jenjang
pendidikan di Indonesia secara umum tidak banyak berubah. Akan
tetapi, terdapat lebih banyak lembaga penyedia pendidikan untuk setiap
jenjang pendidikan dimana melibatkan partisipasi pendidikan non-
formal. Struktur pendidikan di Indonesia secara umum dapat
digambarkan sebagai berikut (data Kementerian Pendidikan tahun
2007).
 Thailand
Pada masa tradisional(1220–1868), masyarakat thai mendapatkan ilmu
pengetahuan di candi-candi dan ilmu yang diterima hanya sekedar ilmu
agama dan sosial. Akan tetapi, pendidikan baru pertama kali disadarkan
perlu pada saat Raja Rama IV berkuasa. Dia mendatangkan guru dari
Inggris yang bernama Anna. Kedatangannya ini terutama untuk belajar
Bahasa Inggris yang dikiranya sangat diperlukan dan sangat penting oleh
Raja Rama IV. Kemudian berkembang dan timbulah lembaga-lembaga
pendidikan di Thailand.Saat ini, anak-anak sudah mendapatkan ilmu
pengetahuan dari sekolah-sekolah yang memberikan pelajaran di segala

15
bidang. Akan tetapi, ajaran Agama Buddha jarang bahkan tidak diajarkan
di sekolah-sekolah Thailand. Biasanya murid-murid Thailand
mendapatkan ajaran-ajaran agama di candi-candi oleh para biksu dan
orang tua. Pendidikan di Thailan mulai berkembang dengan baik pada
tahun 1997 (setelah terjadi kudeta), dimana pemerintah berprihatin untuk
meningkatkan kemampuan generasi-generasi muda Thai untuk mampu
bersaing pada arena globalisasi.Thailand merupakan suatu negara yang
belum pernah dijajah oleh negara kolonial. Oleh karena itu, Thailand
tidak memiliki keuntungan dari pengaruh-pengaruh yang diberikan
negara kolonial pada sistem ilmu pengetahuann dan sosial. Masyarakat
Thai bisa menikmati pendidikan yang baik di Thailan dengan adanya
sarana sekolah dari Playgroup, Kindergarden, Sekolah Dasar (Enam
Tingkat), Sekolah Menengah Pertama(Tiga Tingkat), Sekolah Menengah
Atas (Tiga Tingkat¬), dan berbagai universitas. Pusat pendidikan
Thailand ada di Kota Bangkok. Pendidikan di Thailand diselanggarakan
oleh Menteri Pendidikan (Ministry of Education). Hukum di Thailand
menwajibkan untuk setidaknya mendapatkan pendidikan wajib belajar 12
tahun. Orang Thai sudah memilki kesadaran penuh akan pentingnya
pendidikan, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

C. Komparasi Sistem Sosial

 Indonesia
Dalam struktural sosial masyarakat Indonesia pada dasarnya terdapat dua
dimensi sosial, yaitu dimensi horizontal dan dimensi vertikal. Dua
dimensi ini dapat mengganggu proses integrasi atau persatuan
masyarakat Indonesia. Dimensi horizontal mencakup keterkaitan bersama
kelompokkelompok sosial yang berbeda-beda, seperti etnik, keluarga,
bahasa, agama, dan rasial di dalam kerangka loyalitas dan lembaga
nasional. Secara horizontal, masalah integrasi nasional di Indonesia tidak
begitu mengkhawatirkan. Tidak seperti Malaysia, Indonesia tidak terbagi
secara tajam menurut garis ras, meskipun di dalamnya terdapat minoritas
Cina, India, Arab, dan lainnya. Indonesia juga tidak terbagi secara tajam
menurut garis bahasa karena di Indonesia ada bahasa pemersatu, yaitu
bahasa Indonesia.Namun, di sisi lain Indonesia juga menghadapi
problemintegrasi yang serius. Misalnya, batas-batas provinsi dan
kabupaten di Indonesia identik dengan batas kesukuan. Hal itu
merupakan warisan kolonial Belanda. Antara satu provinsi dan provinsi
lain umumnya berbeda secara kesukuan dan agama. Misalnya, antara
Provinsi Aceh dan Sumatra Utara, keduanya berbeda dalam hal suku
bangsa, yaitu Aceh dan Batak dan dalam hal agama, yaitu Islam dan
Kristen. Demikian pula antara Bali dan Lombok di Nusa Tenggara
Timur. Bali didiami suku bangsa Bali yang mayoritas penduduknya
beragama Hindu, sedangkan Lombok didiami suku bangsa Sasak yang
mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal itu memudahkan
munculnya sentimen primordial kedaerahan yang tinggi sehingga mudah
menimbulkan perpecahan nasional.Dimensi vertikal meliputi
kesenjangan politik, ekonomi, dan budaya antara perkotaan dan

16
pedesaan, antara orang berpendidikan Barat dan tidak berpendidikan,
antara kaum elite nasional dan kaum tradisional serta antara orang kaya
dan miskin. Penduduk perkotaan, kaum elite politik nasional, dan kaum
terdidik pada umumnya memiliki budaya modern metropolitan di dalam
bidang politik, gaya hidup, dan kekayaan material. Sementara itu,
penduduk pedesaan dengan pola pertanian tradisional umumnya memiliki
budaya tradisional yang menjalankan praktik hidup berdasarkan tradisi
turun-temurun dan tolok ukur daerah masing-masing. Meskipun dalam
masyarakat majemuk ada potensi timbulnya perbedaan sosial yang tajam
di antara kelompok-kelompok sosial yang ada, tetapi bukan berarti
bahwa di dalam masyarakat majemuk tidak bisa terjadi proses integrasi.

 Thailand
Struktur sosial masyarakat Thai berbentuk patembayan karena sudah
cenderung menuju modernisasi. Selain itu, Raja dan keluarga Raja
merupakan orang-orang yang sangat digemari dan dihormati oleh
masyarakat Thai atas jasa-jasa keluarga raja yang telah diberikan rakyat.
Raja di Thailand dipilih berdasarkan keturunannya (The Cakri Kings),
yakni dari His Majesty King Buddha Yod Fa Chulalok the Great (King
Rama I) sampai sekarang His Majesty King Bhumibol Adulyadej (King
Rama IX). Walaupun begitu, Biksu dianggap orang yang paling suci dan
memiliki status tertinggi di kalangan masyarakat Thai, bahkan melebihi
kedudukan suatu raja dan keluarga raja.Orang Thai memiliki
nasionalisme yang kuat terhadap negaranaya. Orang Thai memiliki
peradaban dimana orang Thai yang muda sangat menghormati dan
menghargai orang yang lebih tua. Saat ini (masa modern), diskriminasi
gender antara kaum laki-laki dan perempuan sudah dihapuskan dalam
sistem sosial Thai.

D. Komparasi Sistem Teknologi

 Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang hidup dalam
lingkungan global, maka mau tidak mau juga harus terlibat dalam maju
mundurnya penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan, khususnya
untuk kepentingan bangsa sendiri. Sebagai negara yang masih
berkembang, Indonesia dianggap belum terlalu maju dalam penguasaan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut mantan
Menteri dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida
Alisjahbana, kemajuan teknologi di Indonesia masih rendah. Ada
beberapa indikator yang membuktikan rendahnya tingkat teknologi di
Indonesia, seperti kurangnya kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi
di sektor industri, sinergi kebijakan masih lemah, dan sedikitnya jumlah
ilmuwan di Indonesia. Berdasarkan data United Nation for Development
Program (UNDP) pada tahun 2013, indeks pencapaian teknologi
Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 72 negara. Ukurannya
berdasarkan kepada penciptaan teknologi yang dilihat dari perolehan hak
paten dan royalti atas karya dan penemuan teknologi, difusi inovasi

17
teknologi mutakhir yng diukur dari jumlah pengguna internet dan besaran
sumbangan ekspor teknologi terhadap barang ekspor, difusi inovasi
teknologi lama yang dilihat dari jumlah pengguna telepon dan pemakai
listrik, tingkat pendidikan penduduk berdasarkan rata-rata lama sekolah
penduduk usia 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi kasr penduduk
yang menempuh pendidikan tinggi di bidang iptek. Rendahnya kemajuan
teknologi di Indonesia terlihat di Indonesia terlihat dari minimnya
anggaran pemerintah untuk riset. Walaupun pada tahun 2010 pemerintah
Indonesia telah mengalokasikan dana sejumlah 1,9 triliun rupiah (sekitar
$205 juta) untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, ternyata dana ini hanya 0,85 dari pendapatan domestik bruto
(PDB) per tahun. Jika dibandingkan dengan dana riset di Cina yang
berjumlah 2%, Jepang yang berjumlah 3,4%, dan Korea Selatan 4,04%
dari PDB, maka bisa disimpulkan bahwa Indonesia cukup tertinggal jauh.
Selain itu, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang sektor
produksi di Indonesia juga masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari
kurangnya efisiensi, rendahnya produktivitas, dan minimnya kandungan
teknologi dalam barang ekspor. Ekspor produk manufaktur didominasi
oleh produk dengan teknologi rendah sebanyak 60%.

 Thailand
Kehidupan masyarakat Thai terutatama di Kota Bangkok tidak pernah
lepas dari teknologi yang terus berkembang. Masyarakat Thai telah
menerima teknologi dalam kehidupan mereka dan bahkan
mengembangkan dan menciptakan teknologi yang lebih
maju.Berdasarkan survey mengenai teknologi dan kominikasi yang
dilakukan, dari 832,043 orang yang digunakan sebagai sampel di seluruh
Kingdom Thailand, 20,5% (170,744) orang menggunakan dan memakai
komputer dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam survey internet,
dikatakan bahwa dari 831,559 unit komputer sebagai sampel di seluruh
Thailand, 47,2% (7392,632) unit komputer tersebut telah menggunakan
fasilitas internet. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan National
Statistic Office, diungkapkan bahwa rumah sakit merupakan tempat yang
paling sering ditemukan komputer, yakni rata-rata sekitar 64 komputer
setiap rumah sakit. Internet paling banyak ditemukan di perusahaan-
perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang travel agencies.Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat Thai cenderung tidak
menggunakan internet yakni karena biaya/pengeluaran yang terlalu tinggi
(23,7%), merasa tidak diperlukan untuk kegiatan bisnis dan jasa (79%),
kekurangan dalam kemampuan penggunaan internet (14,8), kurang
menguntungkan (8,7), dan kekhawatiran pada sekuritas (13,5). Dalam
pemakaian web, hampir 87% orang thailand telah memiliki website
sendiri dan sisanya merupakan penggunaan web portal lainnya.
Penggunaan web ini (84%) digunakan terutama untuk marketing product.

E. Komparasi Ekonomi atau Sistem Mata Pencaharian

 Indonesia

18
Mata pencaharian penduduk Indonesia pada dasranya adalah disektor
pertanian, terbagi menjadi tiga macam yaitu pertanian lahan basah,
pertanian lahan kering dan perkebunan. Pertanian lahan basahdilakukan
di lahan pertanian yang memiliki cadangan air cukup banyak. Bertempat
di dataran rendah dengan jenis tanaman utamanya padi. Disebut juga
pertanian sawah. Sumber air utamanya air hujan dan irigasi. Sawah yang
sumber airnya dari air hujan disebut sawah tadah hujan dan sawah yang
airnya dari irigasi disebut sawah irigasi. Sawah irigasi mendapat pasokan
air secara teratur dari saluran irigasi, oleh karena itu bisa ditanami sampai
tiga kali setahun. Sedangkan sawah tadah hujan hanya ditanami satu kali
pada musim hujan. Tetapi ada juga yang memanfaatkan sawah tadah
hujan pada musim kemarau untuk menanam palawija.Pertanian lahan
keringdilakukan di tempat yang cadangan airnya rendah atau hanya
mengandalkan air hujan. Di Indonesia di sebut juga perladangan. Di Jawa
Barat dan Kalimantan di sebut huma. Dikenal juga ada yang di sebut
ladang berpindah dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berpindah-pindah tempat.
2. Sangat bergantung pada tanah hutan.
3. Hutan di babat setelah kering di bakar.
4. Alat-alat yang dipergunakan masih sederhana.
5. hanya ditanami musim hujan.
Perkebunandilihat dari segi skala pengusahaannya perkebunan terbagi
menjadi dua macam yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan
besar.Perkebunan rakyat, ciri-cirinya adalah:
1. Lahan garapan sempit
2. Jumlah tenaga kerja sedikit
3. Peralatan sederhana
4. Modal kecil
5. Produksi kecil

Perkebunan besar ciri-cirinya adalah:


1. Lahan garapan luas
2. Jumlah tenaga kerja banyak dan sudah ada spesifikasi tenaga kerja
3. Peralatan modern menggunakan teknologi maju
4. Modal besar
5. Produksi besar dan ada orientasi ekspor

Selain bidang pertanian ,mata pencaharian penduduk Indonesia dibidang


non pertanian yaitu di sektor industri, dan perdagangan. Dalam
pengertian luas yang dimaksud dengan industri ialah semua kegiatan
manusia yang bersifat produltif dan komersial. Sedangkan dalam
pengertian sempit yang dimaksud dengan industri ialah semua usaha
pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau menjadi
barang jadi.Terdapat tiga faktor yang mendukung industri di Indonesia,
yaitu potensi sumber daya alam yang cukup baik, jumlah penduduk yang
banyak, dan letak geografis yang menguntungkan.Pengelompokkan

19
industri di Indonesia dibagi empat macam, yaitu: aneka industri dan
kerajinan, logam dan elektronika, kimia serta sandang dan tekstil.
Berdasarkan luas dan kompleksnya kegiatan, industri terbagi menjadi:
industri besar dan industri kecil. Berdasarkan kebutuhan bahan mentah,
indudtri terbagi menjadi 2 bagian, yaitu industri berat dan industri
ringan. Berdasarkan sifat perolehan bahan mentahnya, industri terbagi
menjadi industri primer dan industri sekunder.Industri primer adalah
industri yang memgolah bahan mentah sedangkan industri sekunder
adalah industri yang mengolah lebih lanjut barang yang sudah dihasilkan
oleh industri lain.Berdasarkan daya serap tenaga kerja, industri terbagi
manjadi:
1. Industri besar; yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja di atas 200
orang.
2. Industri menengah; yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja 50
sampai. 200 orang.
3. Industri kecil; yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja kurang dari
50 orang.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah tenaga kerja dengan modal
yang digunakan, industri terbagi menjadi, industri padat modal dan
industri padat karya. Perdagangan dapat diartikan sebagai pertukaran
barang dan/atau jasa, baik antar individu maupun antar kelompok
masyarakat. Tetapi juga dapat diartikan sebagai aktivitas jual beli antara
penjual dengan pembeli dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Berdasarkan jarak geografis, perdagangan terbagi menjadi perdagangan
lokal, perdagangan interegional dan perdagangan internasional.
Perdagangan di Indonesia masih didominasi oleh usaha kecil menengah,
khususnya masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah. Usaha
– usaha dagang seperti warung, toko kerajinan dan souvernir, pedagang
bahan makanan dipasar tradisional, dan pedagang pada kios – kios
sedang.Manfaat perdagangan antara lain:
1. Mengaktifkan pertukaran barang.
2. Meningkatkan penghasilan.
3. Memperluas lapangan kerja.
4. Memenuhi kebutuhan berbagai jenis barang dan jasa secara merat

Selain perdagangan masyarakat yang tingggal di pesisir pantai, sebagian


besar berprofesi sebagai nelayan, dikarenakan wilayah maritime
Indonesia yang luas. Nelayan merupakan mata pencaharian tradisional
kedua setelah pertanian yang masih dikerjakan oleh masyarakat.

20
Gambar 2.1 Petani Indonesia

Sumber: budaya.com

 Thailand
Sebagai negara Agraris, masyarakat Thailand masih bermata pencaharian
terbesar sebagai petani yang bertani dan berkebun yakni sebesar 49%.
Pertanian dan perkebunan dilakukan terutama di Utara dan Selatan
Thailand.  Selain itu, 39% persen dari masyarakat Thai bekerja dalam
bidang service atau jasa. Bidang jasa ini terutama merupakan bidang
pariwisata. Adapun 13% dari masyarakat Thai yang bermata pencaharian
dalam bidang industri dan sisanya merupakan pekerja-pekerja dalam
bidang lainnya. Pada tahun 2006, jumlah tenaga kerja Thailand adalah
sebanyak 36.41 juta penduduk dan hanya 1.144.688 penduduk Thailand
menganggur. Selain itu, jumlah pendapatan rata-rata orang Thai adalah
sebanyak 9100$ per tahun (capital per income). Partner utama
masyarakat Thai (Thailand) dalam ekonomi adalah dengan negara
Jepang, Cina, Malaysia, dan Cina.

Gambar 2.2 Petani Thailand

21
Sumber: budaya.com

F. Komparasi Sistem Religi atau Kepercayaan

 Indonesia
Setiap orang Indonesia wajib untuk merangkul salah satu agama tersebut
yang merupakan data pribadi yang disebutkan di dalam dokumen resmi
seperti paspor dan kartu identitas lain.Atheisme tidak merupakan suatu
pilihan. Bahkan ateisme merupakan sebuah filsafat yang secara umum
tidak diterima oleh masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir ini pernah
terjadinya kasus orang Indonesia mengumumkan pandangan atheisme di
media sosial yang kemudian berujung pada ancaman dari masyarakat
setempat dan penangkapan oleh polisi atas dasar penghinaan Tuhan.

Table 2.1 Komposisi Agama di Indonesia

      Persentase Angka Absolut


 
(dari populasi total)         (juta)

Muslim             87.2        207.2

Kristen              6.9         16.5

Katolik              2.9          6.9

Hindu              1.7          4.0

Buddha              0.7          1.7

Konghucu             0.05          0.1


Sumber: Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 2010

22
Mayoritas masyarakat Indonesia menganut agama Islam. Tetapi ini tidak
berarti bahwa umat Islam itu merupakan umat yang koheren. Karena
daerah-daerah di Indonesia mempunyai sejarah sendiri-sendiri, diwarnai
oleh pengaruh yang berbeda, keadaan aliran-aliran Islam yang kini ada
berbeda juga. Meskipun sebuah proses PAN-Islamisasi sudah mulai sejak
beberapa abad yang lalu, Indonesia tidak kehilangan keragaman dalam
varietas Islam. Saat ini ada lebih dari 207 juta orang muslim yang tinggal
di Indonesia, sebagian besar muslim sunni. Perdagangan memainkan
peran penting dalam proses Islamisasi Indonesia. Namun, ini bukan
proses cepat dan mudah dan kadang-kadang dipaksa oleh kekuatan
pedang. Proses Islamisasi Indonesia terjadi dalam serangkaian
gelombang yang melibatkan perdagangan global, pendirian berbagai
kesultanan muslim yang berpengaruh, dan gerakan sosial.Salah satu
contoh dampak dari pengaruh berkelanjutan Eropa dan pemerintahan
kolonial Belanda pada masyarakat Indonesia adalah adanya rata-rata 23
juta orang Kristen serta Katolik yang saat ini tinggal di Indonesia. Agama
Kristen merupakan agama terbesar kedua dan agama Katolik terbesar
ketiga, namun dua-duanya relatif kecil dibanding Islam. Agama Kristen
di Indonesia lebih dikenal sebagai Protestantisme di dunia Barat.
Penganut agama Kristen dan Katolik kebanyakan ditemukan di Indonesia
bagian timur. Meskipun telah terjadi beberapa insiden kekerasan antara
kaum Muslim dan Kristen (yang paling terkenal yaitu konflik Muslim-
Kristen di Maluku pada tahun 1999-2002) serta penutupan paksa
beberapa gereja, penyembah kedua agama ini umumnya hidup dalam
harmoni sosial. Terlepas dari gereja Kristen dan Katolik yang tradisional,
gerakan karismatik (yang - seperti Pentakosta - menempatkan penekanan
pada karunia Roh Kudus) bertumbuh pesat di kota-kota besar di
Indonesia.Agama Hindu mempunyai sejarah yang paling panjang di
Indonesia dibanding dengan agama resmi lain. Namun, sebagian besar
masa lalu agama Hindu ini dilenyapkan di banyak pulau karena
penaklukan atau 'dimakan waktu'. Hanya pulau Bali yang dari dulu
sangat populer di kalangan wisatawan merupakan pengecualian yang
nyata. Hingga kini mayoritas penduduk pulau ini menganut agama Hindu
Bali, salah satu alasan turis dari seluruh dunia datang ke pulau ini.
Sebelum agama Hindu dan Buddha tiba di Nusantara, penduduk pribumi
mempraktekkan aliran-aliran animisme. Namun, waktu agama Hindu tiba
di bagian barat Nusantara melalui jaringan perdagangan yang
membentang dari Cina ke India pada abad pertama Masehi, penguasa
lokal menganggap agama baru ini sebagai alat yang bisa bantu untuk
meningkatkan kekuasaan mereka. Dengan menggambarkan diri sebagai
dewa Hindu, mereka berhasil menumbuhkan status mereka.
 Thailand
Berdasarkan sensus yang dilakukan pada 2000, 95% dari orang Thai
memiliki kepercayaan Buddha Theravada. Kepercayaan Buddha
Theravada yang diambil dan diserap dari Sri Langka menggunakan
bahasa Pali sebagai bahasa keagamaan. Keluarga Kerajaan juga memilki
kepercayaan Buddha Theravada dan melihatnya sebagai suatu hal yang

23
suci. Bahkan, biksu memiliki tingkatan status yang lebih tinggi daripada
Raja Thailand dalam kehidupan sosial. Seseorang laki-laki yang
beragama Buddha Theravada diwajibkan untuk menjadi seorang biksu
pada usia sebelum bekerja. Akan tetapi, akibat dampak globalisasi, nilai-
nilai budaya yang semakin luntur menyebabkan semakin sedikitnya
ditemukan remaja-remaja Thai yang menjadi seorang biksu. Masyarakat
Thai cenderung mendapatkan pendidikan agama Buddha di candi-candi.
Biasanya kegiatan menyembah wat-wat dilakukan oleh masyarakat Thai
dengan menyembah patung biksu dan memberikan sajian-sajian untuk
mendapatkan keberuntungan dan dikabulkan permohonannya.Selain itu,
sisanya (5%) merupakan orang Thai yang memiliki kepercayaan
Hinduism, Christianity, Taoism, animism, dan Islam. Daerah Pattani,
Yala, Narathiwat dan bagaian dari Songkhla didominasi oleh penduduk
Muslim, karena terdiri dari etnik Thai dan Malay. Pemerintahan Thai
sering kali memandang Thai-Muslim sebagai teroris dan seperatis.
Sedangkan Thai-Muslim yang mengalami kecemburuan ekonomi
biasanya tidak menyukai pemerintah pusat yang korupsi dan tidak
bersikap adil. Hal ini menyebabakan sering terjadinya konflik antara dua
pihak.Terdapat taboos pula yang dipercayai oleh masyarakat Thai yaitu
memeggang kepala orang yang lebih tua itu dan menunjuk seseorang
dengan menggunakan kaki merupakan suatu hal yang melecehkan.
Masyarakat Thai menganggap bahwa kepala merupakan bagian tubuh
yang paling suci dan kaki sebagai bagian tubuh yang paling kotor,
sehingga menginjak makanan dan melangkahi seseorang tidak
diperkenankan

G. Komparasi Kesenian

 Indonesia
Indonesia yang telah merdeka mempunyai hak penuh dalam mengelola
keseniannya. Berbagai aliran seni telah lahir dan berkembang pada masa
ini. Pelukis-pelukis kenamaan dari Jawa dan Bali telah hadir dan
memberi warna segar dalam perkembangan seni di tanah air. Basuku
Abdullah, Afandi dalan seantero nama-nama orang besar dalam
perkembangan seni di nusantara. Pun juga denga seni-seni yang lain yang
tak kalah hebatnya mulai merambah dalam berbagai sektor. Pertunjukan,
drama, opera hingga musik (dangdut) telah menjadi komoditi utama
dalam menyerap masa yang begitu getolnya mengkomsumsi aliran musik
ini. Namun perkembangan musik ini tidak berhenti hingga ini saja.
Seiiring dengan berjalannya waktu perkembangan seni di nusantara tetap
akan hadir senafas dengan semakin kompleksnya masyarakat yang begitu
butuhnya akan keberadaan seni. Semakain tinggi tingkat pemikiran
mereka, maka semakin maju pula keingginan mereka untuk mewujudkan
seni yang mandiri, kompleks dan penuh inovasi. Indonesia kaya
akan ragam seni budaya sudah semestinya Indonesia berbangga, maka
sudah selayaknya bagi bangsa dan masyarakat negeri ini untuk
melestarikan dan menjaga ragam seni budaya yang ada di Indonesia
ini. Jadi tidak mustahil jika banyak hasil cipta rasa dan karya dalam

24
berbagai adat dan ragam seni budaya yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia ini selalu dilirik oleh bangsa lain. Kebudayaan nasional adalah
kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Indonesia memiliki
beragam kesenian yang ada dari sabang sampai merauke. Seperti halnya
seni lukis dan seni ukir, tari daerah, dan pertunjukan daerah, seni
bangunan, dan seni musik. Beberapa kesenian tersebut adalah warisan
turun temurun dari nenek moyang masyarakat, contohnya tari pendet dari
Bali, dan Tari Reog dari Ponorogo.

Gambar 2.3 Kesenian Reog Ponorogo

Sumber: pdf.kesenian.blogspot.com
 Thailand
Sastra di Thailand sudah berkembang pada abad ke-13 dimana penulisan-
penulisan tersebut bergaya serperti puisi dan biasanya berhubungan
dengan Agama dan Kerajaan, misalnya Maha Cham Kham Luang. Hal
ini disebabkan karena Penulisan sastra-sastra sangat dihargai pada
Agama Buddha.Di bidang melukis, objek-objek yang dilukiskan untuk
masyarakat Thai adalah objek-objek Buddha, seperti patung buddha,
candi, istana, suasana di neraka dan surga, serta kejadian-kejadian yang
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Seni melukis ini telah
berkembang sejak zaman Sukhotai (1249-1438 AD). Selain itu, juga
banyak ditemukan alat-alat instrumen-instrumen musik di Thailand yang
digunakan untuk musik tradisional dan calassical di Thailand. Alat-alat
ini digunakan oleh mayoritas masyarakat Thai dan juga etnik-etnik

25
minoritas. Di sistem organologi, instumen-instrumen musik tradisional
Thai dikenal menjadi empat kategori berdasarkan cara bermainnya, yakni
meniup (instrumen angin) contohnya khlui (seruling yang terbuat dari
bambu), memetik (memetik senar instrumen) contohnya adalah saw
duang (instrumen dengan dua senar dan digunakan untuk musik klasik),
menarik (menarik senar alat instrumen contohnya adalah grajaphi, dan
memukul atau menggetarkan (memukul alat instrumen) contohnya adalah
angklung yang dibunyikan dengan digetarkan.Tarian Thai, seperti banyak
negara-negara lainnya di Asia, dibagikan menjadi dua kategori utama,
yaitu high art (tarian klasik) dan disticnction (tarian foklore). Salah satu
tarian Thai adalah Lakhon dan Khon.Kesenian dalam berbagai bidang
yang dimiliki oleh masyarakat Thai ini memiliki banyak kemiripan-
kemiripan yang hampir sama dengan kesenian di negara-negara Asia
Tenggara lainnya, terutama negara-negara tetangga Thailand.Selain itu,
Budaya Amerika sangat mempengaruhi budaya Thai dalam bidang seni
akting. Pada mulanya, banyak pemuda-pemuda Thai mencari pendidikan
di Amerika dalam bidang seni akting. Hal ini menyebabkan banyak artis
Thai yang menggunakan ide-ide atau gaya budaya Amerika dalam bidang
akting. Pada masa Sukhotai dan Ayyuthaya, orang Thai menggunakan
konsep-konsep dari Khmer dan India dalam hal design.Pada zaman
modern ini, bidang Theatre masyarakat Thai telah berkembang dengan
pesat. Salah satu bidang seni theatre yang terkenal di Thailand alalah
Khon, yang bersumber dari Indian Ramayana. Unsur-unsur kesenian
budaya thai seperti drama, buku/literature, perfilman, dan bidang seni-
seni lainnya saat ini tidak sekedar hanya terbatas pada lingkungan
Kerajaan saja, tetapi saat ini telah bisa dinikmati oleh masyarakat luas
dan orang-orang asing. Orang Thai menerima westernisasi dalam semua
sektor, termasuk dalam bidang seni. Hal ini bisa dilihat dalam teknik
perfilman, costum design, dll.

Gambar 2.4 Drama Tari Topeng Khon

Sumber: agung-phambudy.blogspot.com

26
Tabel 2.2 Komparasi Budaya Thailand Dengan Indonesia

NO Unsur Budaya Indonesia Thailand

1 Sistem Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Thai

2 Sistem Wajib belajar 9 tahun Wajib belajar 12 tahun


Pengetahuan

3 Sistem Sosial Dimensi horizontal dan Struktur sosial


dimensi vertikal masyarakat Thai
berbentuk patembayan

4 Sistem Teknologi Indonesia dianggap belum Kehidupan masyarakat


terlalu maju dalam penguasaan Thai terutatama di
dan perkembangan ilmu Kota Bangkok tidak
pengetahuan dan teknologi. pernah lepas dari
teknologi yang terus
berkembang.

5 Ekonomi atau Pertanian, industri,perdagangan Pertanian dan


Sistem Mata dan Nelayan Perkebunan
Pencaharian

6 Sistem Religi Setiap orang Indonesia wajib Berdasarkan sensus


atau Kepercayaan untuk merangkul salah satu yang dilakukan pada
agama tersebut yang 2000, 95% dari orang
merupakan data pribadi yang Thai memiliki
disebutkan di dalam dokumen kepercayaan Buddha
resmi seperti paspor dan kartu Theravada
identitas lain

7 Kesenian Seni lukis dan seni ukir, tari Theatre, seni lukis,

27
daerah, dan pertunjukan seni musik, seni Tari
daerah, seni bangunan, dan seni
musik.

28
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Berdasarkan paparan materi di atas Kami dapat menyimpulkan bahwa dalam
budaya antara Indonesia dan Thailand jika dikaji dari tujuh unsur kebudayaan
memilki perbedaan dan kesamaan. Kesamaan yang terdapat yaitu dibidang mata
pencaharian hidup, masyarakat Indonesia dan Thailand sebagian besar berprofesi
sebagai petani dan menjadi negara agraris, lalu terdapat perbedaan dalam bidang
sistem bahasa, Indonesia lebih menerapkan bahasa melayu sedangkan Thailand
menggunakan bahasa Thai yang lebih mirip dengan bahasa sansekerta dari India.
Perbedaan dan kesamaan kebudayaan di antara negara – negara dunia khususnya
di wilayah asia tenggara wajar terjadi, dikarenakan cara hidup masyarakat yang
berbeda. Dalam hal ini pemahaman lintas budaya sangat penting untuk
diterapkan, untuk menjaga keharmonisan antar bangsa dan menumbuhkan sikap
saling menghargai.
3.2 Saran
Penulis memiliki beberapa saran yang ditujukan untuk mahasiswa dan
masyarakat umum, yaitu:
1. Mengembangkan sikap saling menghargai dan toleransi antara masyarakat
yang memiliki budaya yang berbeda.
2. Ilmu pemahaman lintas budaya, sebaiknya diterapkan pada kehidupan
sehari – hari, guna menjaga keharmonisan dilingkungan tempat tinggal dan
negara.

29
DAFTAR PUSTAKA
Anastasya, dkk.2013. Makalah : Perkembangan Budaya dan
MasyarakatThailand.Jakarta: Universitas Nasional.(hlm.4-5)
Anonim.Sejarah Pendidikan di Indonesia dan Perkembanganya antar Generasi .
Available from https://forumbitcoin.co.id. Access 5 Maret 2017.
Anonim. Budaya dan Agama.Availbale from http://www.indonesia-investments
.com. Access 5 Maret 2017.
Anonim.2014.Sejarah Bahasa Indonesia . Avalaibel from http://www.
Seputarpendidikan. com.Access 5 Maret 2017
Anonim.2016.Struktur Sosial Masyarakat Indonesia.Available from http://www.
latarbelakang.com. Access 5 Maret 2017.
Iqbalul Fikri, Ade Nur.Makalah : Wujud dan Unsur Kebudayaan.Tegal:
Universitas Pancasari.
Irmmeriatul.2013. Pentingnya Pemahaman Lintas Budaya. Availbale from
http://blog.ub.ac.id/irmameriatul/2013/03/08/pentingnya-pemahaman-lintas-
budaya/. Access 5 Maret 2017.
Kompasiana.Perkembangan Teknologi di Indonesia.Available fro http://www.
kompasiana.com.Access 5 Maret 2017.
L, Siany., Atiek Catur B. (2009). Khazanah Antropologi 1: Untuk Kelas XI SMA
dan MA, Jakarta: Depdiknas.
Meikalyan.2016.Jurnal : Studi Komparasi. Available from e journal .uajy.ac.id
/8883/3/2MTS02204.pdf. Access 21 Maret 2017.

30

Anda mungkin juga menyukai