OLEH KELOMPOK 2 :
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul KOMUNIKASI
LINTAS BUDAYA DALAM KONSELING. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah VCT.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
2.1Definisi komunikasi.........................................................................3
2.2Apa sajakah komunikasi lintas budaya.....................................3
2.3Peran perawat terhadap komunikasi lintas budaya.........................5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum masuk dalam ranah pembahasan komunikasi dalam konteks
lintas budaya perlu kiranya meriview mengenai definisi komunikasi, budaya,
dan kesimpulan komunikasi dalam konteks lintas budaya. Sederhananya
komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua
belah pihak yang sedang terlibat komunikasi. Dikatakan minimal karena
kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, agar orang lain mengerti dan
tahu, tetapi juga persuasif, agar orang lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Kebanyakan individu-individu yang berasal dari kebudayaan yang
berbeda mereka akan berkomunikasi dengan bergantung pada bahasa
nonverbal.
Sedangkan definisi budaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pikiran dan hasil dari tenaga pikiran tersebut. Oleh karena itu,
disini manfaatnya kita perlu belajar mengenai bagaimana cara
berkomunikasi antar budaya yang berbeda. Tidak hanya dengan satu
bangsa melainkan lintas bangsa, lintas bangsa disini yang dimaksudkannya
adalah kebudayaan dari luar negara indonesia.
1
Dalam pembuatan makalah ini, Hasil penulisan ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kepada pasien. Peningkatan pelayanan ini khususnya
pada peran perawat dalam memahami komunikasi lintas budaya dalam
konseling kepada pasien. Peran perawat sebagai advocate dan konsultan dalam
hal ini terkait pengetahuan tentang VCT , kemudian disampaikan kepada klien
dan keluarga sebagai pendidikan kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communication yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata
sifatnya communius yang bermakna umum atau bersama-sama dengan
demikian komunikasi menurut lexicographer (Ahli kamus bahasa) menunjuk
pada suatu uapaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Menurut Carl I.Havland komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang
memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk
mengubah tingkah laku orang lain. Jadi dengan demikian komunikasi itu
adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang
harus mempengaruhi orang lain dahulu. Sebelum orang itu berpendapat,
bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan kita.
3
dan dialek orang lain mempengaruhi bagaimana cara merespon orang lain,
terlepas dari kita mempelajari bahasa orang lain atau tidak. Ketika kita
menggunakan bahasa dan dialek orang lain maka disitu kita
sedang berinteraksi dengan orang lain yang kita temani berkomunikasi.
4
Dalam pandangan Rendon, sebagaimana dikutip Supriatna, perbedaan
budaya bisa terjadi pada rasa tau etnik yang sama ataupun berbeda. Dalam
konseling lintas budaya sensitivitas konselor terhadap budaya konseling
sangatlah penting. Menurut Barna, ada enam kendala dalam tercapainya
komunikasi lintas budaya, yaitu:
a. Asumsi kesamaan. Salah satu alasan mengapa kesalahan terjadi dalam
komunikasi lintas budaya adalah orang secara naïf mengasumsikan bahwa
semua orang sama, atau paling tidak cukup mirip untuk membuat komunikasi
menjadi lebih mudah.
b.Perbedaan bahasa. Saat seseorang berusaha untuk berkomunikasi dalam
bahasa yang ia tidak fasih, ia cenderung berpikir mengenai kata, frasa, atau
kalimat yang memiliki makna tunggal, yaitu makna yang ia berusaha
sampaikan.
c. Kesalahpahaman non-verbal. Seperti yang kita ketahui, perilaku nonverbal
memberikan pesan komunikasi paling banyak dalam seluruh budaya.
d. Perkonsepsi dan stereotipe. Kedua hal ini merupakan proses psikologis
alami dan tidak terelakan yang dapat memengaruhi semua persepsi dan
komunikasi kita.
e. Kecenderungan untuk menilai negatif. Nilai-nilai dalam budaya juga
memengaruhi atribusi kita terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
f. Kecemasan yang tingi atau ketegangan. Komunikasi lintas budaya
seringkali berhubungan dengan kecemasan dan ketegangan yang tinggi
dibandingkan dengan komunikasi intrabudaya.
Konseling lintas budaya yaitu suatu proses konseling yang melibatkan
antara konselor dan klien yang berbeda budayanya dan dilakukan dengan
memperhatikan budaya subyek yang terlibat dalam konseling.
5
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran ini dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan.
b. Peran sebagai advokat pasien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu
pasien dan keluarganya dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari
pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
c. Peran educator Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari perilaku
dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Peran coordinator peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehtan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan pasien.
e. Peran kolaborator Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat.
f. Peran konsultan Disini perawat berperan sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
g. Peran pembaharu Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesui
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat dalam komunikasi lintas budaya
-Mempelajari berbagai karakteristik budaya pasien/klien
-Asuhan keperawatan berdasarkan perspektif pasien/klien
-Dorong pasien untuk mempersepsikan berdasarkan budaya terkait dengan
kesehatan, kesakitan dan perawatan kesehatan
-Sensitif terhadap pasien yang unik
6
-Komunikasikan asuhan keperawatan sesuai dengan level pendidikan
pasien
-Evaluasi efetivitas asuhan keperawatan serta memodifikasi rencana
keperawatan jika memungkinkan
-Modifikasi komunikasi berdasarkan budaya yang dimiliki pasien untuk
mengenali rasa ketakutan, kecemasan dan kebingungan pasien
-Kembangkan rasa saling percaya dengan pasien berdasarkan buduaya yang
dimiliki
-Komunikasi yang tepat dan sederhana
7
BAB III
KRITISI JURNAL
3.1 Jurnal 1
1.Judul Jurnal
3. Korespondensi
Dalam artikel jurnal ini nama penulis dilengkapi dengan almat email
“(nurulkhoyimah134gmail.com)
4. Abstrak
8
5.Kata Kunci
Kata Kunci :
- Dalam artikel sudah terdapat kata kunci
- Kata kunci ditulis dengan 2 bahasa Indonesia dan bahasa
inggris
- Kata kunci terdiri dari 3 istilah yang dibahas didalam artikel
- Istilah “Budaya, Komunikasi, Komunikasi Lintas Budaya”
terdapat pada judul
- Istilah yang digunakan sebagai kata kunci mengacu pada isi
dari artikel yang diteliti
- Menurut pendapat saya istilah yang digunakan sebagai kata
kunci sudah cukup dan bagus untuk menambah pengetahuan
pembaca .
6.Pendahuluan
7.Metodologi penelitian
9
-menurut pendapat saya pada bagian metode penelitian telah beris
paparan tentang prosedur penelitian secara jelas dan ditulis
secara naratif
8.Hasil
- Pada bagian hasil riset selain dalam bentuk verbal juga alangkah
baiknya di paparkan dalam bentuk table. penjelasannya mudah
dipahami ,karena berisi kata-kata yang sering kita jumpai
Pembahasan
- Pada bagian pembahasan tidak terdapat hasil analisis yang telah dibandingkan
dengan temuan penelitian sebelumnya yang sejenis
9. Simpulan
10.Daftar pustaka
3.2 Jurnal 2
1 Judul Jurnal
10
judul tersebut sudah mencerminkan isi artikel karena sudah sesuai dengan
kupasan teori-teori yang relevan yang ada didalam jurnal tersebut ,jumlah kata
pada judul jurnal ini sebanyak 9 kata dan tidak menggunakan kata klise karena
judulnya sudah sangat jelas
2.Penulis (Author)
3.Korespondensi
Dalam artikel jurnal ini nama penulis dilengkapi dengan almat email
“(masturi@umk.ac.id)
4.Abstrak
5.Kata Kunci
Kata Kunci :
- Dalam artikel sudah terdapat kata kunci
- Kata kunci ditulis dengan dua bahasa Indonesia dan bahasa
inggris
- Kata kunci terdiri dari 2 istilah yang dibahas didalam artikel
11
- Istilah “Counselor Encapsulation Konseling Lintas Budaya”
terdapat pada judul
- Istilah yang digunakan sebagai kata kunci mengacu pada isi
dari artikel yang diteliti
- Menurut pendapat saya istilah yang digunakan sebagai kata
kunci sudah cukup dan bagus untuk menambah pengetahuan
pembaca .
6. Pendahuluan
7. Metodologi penelitian
8.Hasil
9.Pembahasan
- Pada bagian pembahasan tidak terdapat hasil analisis yang telah dibandingkan
dengan temuan penelitian sebelumnya yang sejenis
10. Simpulan
12
11. Daftar pustaka
3.3 Jurnal 3
1.Judul Jurnal
3.Korespondensi
Dalam artikel jurnal ini nama penulis dilengkapi dengan almat email
“(kyhadiprabuono@yahoo.co.id)
4.Abstrak
13
-Abstrak menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami
- Abstrak ditulis dengan satu bahasa ,yaitu bahasa inggris
-Menurut pendapat saya ,isi abstrak pada artikel ini sudah bagus .
5.Kata Kunci
Kata Kunci :
- Dalam artikel sudah terdapat kata kunci
- Kata kunci ditulis dengan satu yaitu bahasa inggris
- Kata kunci terdiri dari 4 istilah yang dibahas didalam artikel
- Istilah “cross cultural counseling; human resaources;
psychological social needs of society; social institute ” terdapat
pada judul
- Istilah yang digunakan sebagai kata kunci mengacu pada isi
dari artikel yang diteliti
- Menurut pendapat saya istilah yang digunakan sebagai kata
kunci sudah cukup dan bagus untuk menambah pengetahuan
pembaca .
6. Pendahuluan
7, Metodologi penelitian
14
8. Hasil
9.Pembahasan
- Pada bagian pembahasan tidak terdapat hasil analisis yang telah dibandingkan
dengan temuan penelitian sebelumnya yang sejenis
10 Simpulan
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian ilmu
komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi
antar pribadi di antara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan. Pada
awalnya, studi lintas budaya berasal dari perspektif antropologi sosial dan
budaya sehingga kajiannya lebih bersifat depth description, yakni
penggambaran yang mendalam tentang perilaku komunikasi berdasarkan
budaya tertentu.
budaya mempunyai sistem bahasa yang memungkinkan orang untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Budaya dibentuk secara kultural, dan
karena itu bisa merefleksikan nilai-nilai dari budaya. Sikap terhadap bahasa
dan dialek orang lain mempengaruhi bagaimana cara merespon orang lain,
terlepas dari kita mempelajari bahasa orang lain atau tidak. Ketika kita
menggunakan bahasa dan dialek orang lain maka disitu kita
sedang berinteraksi dengan orang lain yang kita temani berkomunikasi.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, Peningkatan pelayanan ini khususnya
pada peran perawat dalam memahami komunikasi lintas budaya dalam
konseling kepada pasien. Peran perawat sebagai advocate dan konsultan
dalam hal ini terkait pengetahuan tentang VCT ,
16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/21268019/MAKALAH-
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55