Anda di halaman 1dari 59

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM KONSELING

OLEH KELOMPOK 2 :

1. I Nengah Alit Tuadi (18089014001)


2. I Ketut Edy Sudarma (18089014020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
2021

1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul KOMUNIKASI
LINTAS BUDAYA DALAM KONSELING. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah VCT.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan oleh penyusun demi sempurnanya tugas ini. 

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan


bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Singaraja, 05 Maret 2021

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
2.1Definisi komunikasi.........................................................................3
2.2Apa sajakah komunikasi lintas budaya.....................................3
2.3Peran perawat terhadap komunikasi lintas budaya.........................5

BAB III KRITISI JURNAL......................................................................8


3.1 Jurnal 1............................................................................................10
3.2 Jurnal 2............................................................................................13
3.3 Jurnal 3............................................................................................13
BAB IV PENUTUP....................................................................................16
4.1 Kesimpulan............................................................................................16
4.2 Saran.......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum masuk dalam ranah pembahasan komunikasi dalam konteks
lintas budaya perlu kiranya meriview mengenai definisi komunikasi, budaya,
dan kesimpulan komunikasi dalam konteks lintas budaya. Sederhananya
komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara kedua
belah pihak yang sedang terlibat komunikasi. Dikatakan minimal karena
kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, agar orang lain mengerti dan
tahu, tetapi juga persuasif, agar orang lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Kebanyakan individu-individu yang berasal dari kebudayaan yang
berbeda mereka akan berkomunikasi dengan bergantung pada bahasa
nonverbal.
Sedangkan definisi budaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan
pikiran dan hasil dari tenaga pikiran tersebut. Oleh karena itu,
disini manfaatnya kita perlu belajar mengenai bagaimana cara
berkomunikasi antar budaya yang berbeda. Tidak hanya dengan satu
bangsa melainkan lintas bangsa, lintas bangsa disini yang dimaksudkannya
adalah kebudayaan dari luar negara indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah yang di maksud dengan Komunikasi ?
1.2.2 Apa sajakah komunikasi lintas budaya ?
1.2.3 Bagaimana peran perawat dalam komunikasi lintas budaya ?

1.3 Tujuan Penulisan


3.1.1 Agar mengetahui pengertian komunikasi
3.1.2 Supaya mengetahui yang di maksud dengan komunikasi lintas budaya
3.1.3 Agar mengetahui peran perawat dalam komuikasi lintas budaya

1.4 Manpaat Penulisan

1
Dalam pembuatan makalah ini, Hasil penulisan ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kepada pasien. Peningkatan pelayanan ini khususnya
pada peran perawat dalam memahami komunikasi lintas budaya dalam
konseling kepada pasien. Peran perawat sebagai advocate dan konsultan dalam
hal ini terkait pengetahuan tentang VCT , kemudian disampaikan kepada klien
dan keluarga sebagai pendidikan kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu
communication yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Kata
sifatnya communius yang bermakna umum atau bersama-sama dengan
demikian komunikasi menurut lexicographer (Ahli kamus bahasa) menunjuk
pada suatu uapaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan.
Menurut Carl I.Havland komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang
memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk
mengubah tingkah laku orang lain. Jadi dengan demikian komunikasi itu
adalah persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang
harus mempengaruhi orang lain dahulu. Sebelum orang itu berpendapat,
bersikap dan bertingkah laku yang sama dengan kita.

2.2 Komunikasi Lintas budaya


a. Definisi
Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian ilmu
komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi
antar pribadi di antara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan. Pada
awalnya, studi lintas budaya berasal dari perspektif antropologi sosial dan
budaya sehingga kajiannya lebih bersifat depth description, yakni
penggambaran yang mendalam tentang perilaku komunikasi berdasarkan
budaya tertentu. Karena konseling lintas budaya melibatkan konselor dan
konselig yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, proses
konseling sangat rawan oleh terjadinya bias-bias budaya pada pihak konselor
yang mengakibatkan konseling tidak berjalan efektif. Agar berjalan efektif,
maka konselor dituntut untuk memiliki kepekaan budaya dan melepaskan diri
dari bias-bias budaya, mengerti dan dapat mengapresiasi diversitas budaya,
dan memiliki keterampilan-keterampilan yang responsif secara kultural.
Dengan demikian, maka konseling dipandang sebagai “perjumpaan budaya”
(cultural encounter) antara konselor dan klien.

b. Konsep Dasar Komunikasi Lintas Budaya


Setiap budaya mempunyai sistem bahasa yang memungkinkan orang
untuk berkomunikasi dengan orang lain. Budaya dibentuk secara kultural, dan
karena itu bisa merefleksikan nilai-nilai dari budaya. Sikap terhadap bahasa

3
dan dialek orang lain mempengaruhi bagaimana cara merespon orang lain,
terlepas dari kita mempelajari bahasa orang lain atau tidak. Ketika kita
menggunakan bahasa dan dialek orang lain maka disitu kita
sedang berinteraksi dengan orang lain yang kita temani berkomunikasi.

c. Tujuan Komunikasi Lintas Budaya


Mengenai tujuan mempelajari komunikasi lintasbudaya, Litvin
menguraikan bahwatujuan itu bersifat kognitif dan afektif, yaitu untuk:
1.Lebih peka secara budaya
2.Memperoleh kapasitas untuk benar-benar terlibat dengan anggota dari
budaya lain untukmenciptakan hubungan yanglanggeng dan memuaskan
orang tersebut.
3.Merangsang pemahaman yanglebih besar atas budaya sendiri
4.Memperluas dan memperdalampengalaman seseorang
5.Mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorangmampu
menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri.
6.Membantu memahami budaya sebagai hal yang menghasilkan dan
memelihara semesta wacana dan makna bagi para anggotanya
7.Membantu memahami kontakantar budaya sebagai suatu caramemperoleh
pandangan kedalam budaya sendiri:asumsi-sumsi,nilai-nilai, kebebasan
kebebasan dan keterbatasannya.
8.Membantu memahami modelmodel,konsep-konsep danaplikasi-aplikasi
bidang komunikasiantar budaya.

d. Definisi Konseling Lintas budaya


Upaya bimbingan dalam merealisasikan fungsi-fungsi pendidikan, terarah
kepada upaya membantu individu untuk memperluas,
menginternalisasi, memperbaharui, dan mengintegrasikan sistem nilai ke
dalam perilaku mandiri. Oleh karena tampak keragaman budaya yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat, maka salah satu pendekatan
komunikasi dalam konseling yang dapat digunakan yaitu komunikasi
konseling lintas budaya.

4
Dalam pandangan Rendon, sebagaimana dikutip Supriatna, perbedaan
budaya bisa terjadi pada rasa tau etnik yang sama ataupun berbeda. Dalam
konseling lintas budaya sensitivitas konselor terhadap budaya konseling
sangatlah penting. Menurut Barna, ada enam kendala dalam tercapainya
komunikasi lintas budaya, yaitu:
a. Asumsi kesamaan. Salah satu alasan mengapa kesalahan terjadi dalam
komunikasi lintas budaya adalah orang secara naïf mengasumsikan bahwa
semua orang sama, atau paling tidak cukup mirip untuk membuat komunikasi
menjadi lebih mudah.
b.Perbedaan bahasa. Saat seseorang berusaha untuk berkomunikasi dalam
bahasa yang ia tidak fasih, ia cenderung berpikir mengenai kata, frasa, atau
kalimat yang memiliki makna tunggal, yaitu makna yang ia berusaha
sampaikan.
c. Kesalahpahaman non-verbal. Seperti yang kita ketahui, perilaku nonverbal
memberikan pesan komunikasi paling banyak dalam seluruh budaya.
d. Perkonsepsi dan stereotipe. Kedua hal ini merupakan proses psikologis
alami dan tidak terelakan yang dapat memengaruhi semua persepsi dan
komunikasi kita.
e. Kecenderungan untuk menilai negatif. Nilai-nilai dalam budaya juga
memengaruhi atribusi kita terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.
f. Kecemasan yang tingi atau ketegangan. Komunikasi lintas budaya
seringkali berhubungan dengan kecemasan dan ketegangan yang tinggi
dibandingkan dengan komunikasi intrabudaya.
Konseling lintas budaya yaitu suatu proses konseling yang melibatkan
antara konselor dan klien yang berbeda budayanya dan dilakukan dengan
memperhatikan budaya subyek yang terlibat dalam konseling.

2.3 Peran Perawat dalam Komunikasi lintas budaya


Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri
dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokad pasien,
pendidik, koordinator, konsultan dan peneliti yang dapat digambarkan
sebagai berikut (Hidayat, 2008) terdiri dari:

5
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran ini dapat dilakukan
perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan.
b. Peran sebagai advokat pasien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu
pasien dan keluarganya dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari
pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
c. Peran educator Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari perilaku
dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Peran coordinator peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan
sehingga pemberian pelayanan kesehtan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan pasien.
e. Peran kolaborator Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja
melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat.
f. Peran konsultan Disini perawat berperan sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
g. Peran pembaharu Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesui
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat dalam komunikasi lintas budaya
-Mempelajari berbagai karakteristik budaya pasien/klien
-Asuhan keperawatan berdasarkan perspektif pasien/klien
-Dorong pasien untuk mempersepsikan berdasarkan budaya terkait dengan
kesehatan, kesakitan dan perawatan kesehatan
-Sensitif terhadap pasien yang unik

6
-Komunikasikan asuhan keperawatan sesuai dengan level pendidikan
pasien
-Evaluasi efetivitas asuhan keperawatan serta memodifikasi rencana
keperawatan jika memungkinkan
-Modifikasi komunikasi berdasarkan budaya yang dimiliki pasien untuk
mengenali rasa ketakutan, kecemasan dan kebingungan pasien
-Kembangkan rasa saling percaya dengan pasien berdasarkan buduaya yang
dimiliki
-Komunikasi yang tepat dan sederhana

7
BAB III
KRITISI JURNAL

3.1 Jurnal 1

1.Judul Jurnal

Dalam Judul Jurnal berjudul “FAKTOR PEMBEDA DALAM


KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA ANTARA WISATAWAN ASING DENGAN
MASYARAKAT LOCAL DI DESA WISATA KANDRI GUNUNG PATI KOTA
SEMARANG” judul tersebut sudah mencerminkan isi artikel karena sudah sesuai
dengan kupasan teori-teori yang relevan yang ada didalam jurnal tersebut ,jumlah
kata pada judul jurnal ini sebanyak 19 kata dan tidak menggunakan kata klise
karena judulnya sudah sangat jelas
2.Penulis (Author)

Artikel ini oleh orang penulis yang bernama “Nurul Khotimah*”


.Penulisan nama penulis pada artikel jurnal sudah benar karena
nama dituliskan tanpa menggunakan gelar

3. Korespondensi

Dalam artikel jurnal ini nama penulis dilengkapi dengan almat email
“(nurulkhoyimah134gmail.com)

“ .Adapun pada jurnal ini juga terdapat ISSN: 2058-3521,E-


ISSN:2548-9054

4. Abstrak

Pada bagian abstrak artikel jurnal ini terdapat penjelasan singkat


mengenai isi tulisan dari latar belakang ,pendekatan /metode
,hasil ,simpulan
-Abstrak di atas terdiri dari satu paragraph yang terdiri dari 200 kata
-Tidak ada singkatan ,kutipan table,gambar ,merk dagang
-Abstrak menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah
dipahami
- Abstrak ditulis dengan dua bahasa ,yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa inggris
-Menurut pendapat saya ,isi abstrak pada artikel ini sudah bagus .

8
5.Kata Kunci

Kata Kunci :
- Dalam artikel sudah terdapat kata kunci
- Kata kunci ditulis dengan 2 bahasa Indonesia dan bahasa
inggris
- Kata kunci terdiri dari 3 istilah yang dibahas didalam artikel
- Istilah “Budaya, Komunikasi, Komunikasi Lintas Budaya”
terdapat pada judul
- Istilah yang digunakan sebagai kata kunci mengacu pada isi
dari artikel yang diteliti
- Menurut pendapat saya istilah yang digunakan sebagai kata
kunci sudah cukup dan bagus untuk menambah pengetahuan
pembaca .

6.Pendahuluan

 Bagian pendahuluan telah berisi paparan tentang masalah dan


ruang lingkup
 Bagian pendahuluan telah berisi argumentasi kenapa penelitian ini
perlu dilakukan
 Bagian pendahuluan telah berisi rumusan masalah /tujuan
penelitian
 Menurut saya bagian pendahuluan pada jurnal ini sudah bagus
.akan tetapi akan lebih bagus lagi apabila pada bagian pendahuluan
terdapat paparan tentang hasil yang diharapkan dari penelitian yang
dilakukan

7.Metodologi penelitian

- Peneliti menggunakan penelitian deskrptif kualitatif .Sumber


data berasal dar web
- Dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik non
interaktif dengan melakukan pembacaan

9
-menurut pendapat saya pada bagian metode penelitian telah beris
paparan tentang prosedur penelitian secara jelas dan ditulis
secara naratif

8.Hasil

- Pada bagian hasil riset selain dalam bentuk verbal juga alangkah
baiknya di paparkan dalam bentuk table. penjelasannya mudah
dipahami ,karena berisi kata-kata yang sering kita jumpai

Pembahasan

- Pada artikel ini sudah ada bagian pembahasan

- Pada bagian pembahasan tidak terdapat hasil analisis yang telah dibandingkan
dengan temuan penelitian sebelumnya yang sejenis

9. Simpulan

 Pada kesimpulan ditulis ringkas dan jelas


 akan tetapi tidak terdapat kekurangan dan kelebihan
 tidak mengandung sesuatu yang baru dalam bidang yang diteliti

10.Daftar pustaka

 Referensi penulisan artikel ini sebanyak 13 sumber


 Pada bagian daftar pustaka sudah memuat semua publikasi
yang direferensi langsung
 Penulis Juga sudah konsisten dalam menggunakan style APA
dalam penulisan artikel

3.2 Jurnal 2

1 Judul Jurnal

Dalam Judul Jurnal berjudul “COUNSELOR ENCAPSULATION :


SEBUAH TANTANGAN DALAM PELAYANAN KONSELING LINTAS BUDAYA”

10
judul tersebut sudah mencerminkan isi artikel karena sudah sesuai dengan
kupasan teori-teori yang relevan yang ada didalam jurnal tersebut ,jumlah kata
pada judul jurnal ini sebanyak 9 kata dan tidak menggunakan kata klise karena
judulnya sudah sangat jelas

2.Penulis (Author)

Artikel ini oleh orang penulis yang bernama “GUSJIGANG*”


.Penulisan nama penulis pada artikel jurnal sudah benar karena
nama dituliskan tanpa menggunakan gelar

3.Korespondensi

Dalam artikel jurnal ini nama penulis dilengkapi dengan almat email
“(masturi@umk.ac.id)

“ .Adapun pada jurnal ini juga terdapat ISSN: 2460-1187

4.Abstrak

Pada bagian abstrak artikel jurnal ini terdapat penjelasan singkat


mengenai isi tulisan dari latar belakang ,pendekatan /metode
,hasil ,simpulan
-Abstrak di atas terdiri dari satu paragraph yang terdiri dari 200 kata
-Tidak ada singkatan ,kutipan table,gambar ,merk dagang
-Abstrak menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami
- Abstrak ditulis dengan dua bahasa ,yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa inggris
-Menurut pendapat saya ,isi abstrak pada artikel ini sudah bagus .

5.Kata Kunci

Kata Kunci :
- Dalam artikel sudah terdapat kata kunci
- Kata kunci ditulis dengan dua bahasa Indonesia dan bahasa
inggris
- Kata kunci terdiri dari 2 istilah yang dibahas didalam artikel

11
- Istilah “Counselor Encapsulation Konseling Lintas Budaya”
terdapat pada judul
- Istilah yang digunakan sebagai kata kunci mengacu pada isi
dari artikel yang diteliti
- Menurut pendapat saya istilah yang digunakan sebagai kata
kunci sudah cukup dan bagus untuk menambah pengetahuan
pembaca .

6. Pendahuluan

 Bagian pendahuluan telah berisi paparan tentang masalah dan


ruang lingkup
 Bagian pendahuluan telah berisi argumentasi kenapa penelitian ini
perlu dilakukan
 Bagian pendahuluan telah berisi rumusan masalah /tujuan
penelitian
 Menurut saya bagian pendahuluan pada jurnal ini sudah bagus
.akan tetapi akan lebih bagus lagi apabila pada bagian pendahuluan
terdapat paparan tentang hasil yang diharapkan dari penelitian yang
dilakukan

7. Metodologi penelitian

metodi penelitianya tidak dicantumkan dengan jelas

8.Hasil

- hasilnya tidak di terangkan secara jelas

9.Pembahasan

- Pada bagian pembahasan tidak terdapat hasil analisis yang telah dibandingkan
dengan temuan penelitian sebelumnya yang sejenis

10. Simpulan

 Pada kesimpulan ditulis ringkas dan jelas


 akan tetapi tidak terdapat kekurangan dan kelebihan
 tidak mengandung sesuatu yang baru dalam bidang yang diteliti

12
11. Daftar pustaka

 Referensi penulisan artikel ini sebanyak 7 sumber


 Pada bagian daftar pustaka sudah memuat semua publikasi
yang direferensi langsung
 Penulis Juga sudah konsisten dalam menggunakan style APA
dalam penulisan artikel

3.3 Jurnal 3

1.Judul Jurnal

Dalam Judul Jurnal berjudul “Konseling Lintas Budaya Berbasis Sumber


Daya Local Dan Kebencanan” judul tersebut sudah mencerminkan isi artikel
karena sudah sesuai dengan kupasan teori-teori yang relevan yang ada didalam
jurnal tersebut ,jumlah kata pada judul jurnal ini sebanyak 9 kata dan tidak
menggunakan kata klise karena judulnya sudah sangat jelas
2.Penulis (Author)

Artikel ini oleh orang penulis yang bernama “Hardiwinarto*”


.Penulisan nama penulis pada artikel jurnal sudah benar karena nama
dituliskan tanpa menggunakan gelar

3.Korespondensi

Dalam artikel jurnal ini nama penulis dilengkapi dengan almat email
“(kyhadiprabuono@yahoo.co.id)

“ .Adapun pada jurnal ini juga terdapat ISSN:print 2549-4511-online


2549-9092

4.Abstrak

Pada bagian abstrak artikel jurnal ini terdapat penjelasan singkat


mengenai isi tulisan dari latar belakang ,pendekatan /metode ,hasil
,simpulan
-Abstrak di atas terdiri dari satu paragraph yang terdiri dari 200 kata
-Tidak ada singkatan ,kutipan table,gambar ,merk dagang

13
-Abstrak menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami
- Abstrak ditulis dengan satu bahasa ,yaitu bahasa inggris
-Menurut pendapat saya ,isi abstrak pada artikel ini sudah bagus .

5.Kata Kunci

Kata Kunci :
- Dalam artikel sudah terdapat kata kunci
- Kata kunci ditulis dengan satu yaitu bahasa inggris
- Kata kunci terdiri dari 4 istilah yang dibahas didalam artikel
- Istilah “cross cultural counseling; human resaources;
psychological social needs of society; social institute ” terdapat
pada judul
- Istilah yang digunakan sebagai kata kunci mengacu pada isi
dari artikel yang diteliti
- Menurut pendapat saya istilah yang digunakan sebagai kata
kunci sudah cukup dan bagus untuk menambah pengetahuan
pembaca .

6. Pendahuluan

 Bagian pendahuluan telah berisi paparan tentang masalah dan


ruang lingkup
 Bagian pendahuluan telah berisi argumentasi kenapa penelitian ini
perlu dilakukan
 Bagian pendahuluan telah berisi rumusan masalah /tujuan
penelitian

7, Metodologi penelitian

- Peneliti menggunakan tehnik purposive sampling


- Dengan teknik pengumpulan data menggunakan focus group
discution
-menurut pendapat saya pada bagian metode penelitian telah berisi
paparan tentang prosedur penelitian secara jelas dan ditulis
secara naratif

14
8. Hasil

- Pada bagian hasil riset selain dalam bentuk verbaljuga dipaparkan


dalam bentuk tabel beserta penjelasannya yang mudah dipahami
,karena berisi kata-kata yang sering kita jumpai

9.Pembahasan

- Pada artikel ini sudah ada bagian pembahasan

- Pada bagian pembahasan tidak terdapat hasil analisis yang telah dibandingkan
dengan temuan penelitian sebelumnya yang sejenis

10 Simpulan

 Pada kesimpulan ditulis ringkas dan jelas


 akan tetapi tidak terdapat kekurangan dan kelebihan
 tidak mengandung sesuatu yang baru dalam bidang yang diteliti

11. Daftar pustaka

 Referensi penulisan artikel ini sebanyak 25 sumber


 Pada bagian daftar pustaka sudah memuat semua publikasi
yang direferensi langsung
 Penulis Juga sudah konsisten dalam menggunakan style APA
dalam penulisan artikel

15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komunikasi lintas budaya merupakan salah satu bidang kajian ilmu
komunikasi yang lebih menekankan pada perbandingan pola-pola komunikasi
antar pribadi di antara peserta komunikasi yang berbeda kebudayaan. Pada
awalnya, studi lintas budaya berasal dari perspektif antropologi sosial dan
budaya sehingga kajiannya lebih bersifat depth description, yakni
penggambaran yang mendalam tentang perilaku komunikasi berdasarkan
budaya tertentu.
budaya mempunyai sistem bahasa yang memungkinkan orang untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Budaya dibentuk secara kultural, dan
karena itu bisa merefleksikan nilai-nilai dari budaya. Sikap terhadap bahasa
dan dialek orang lain mempengaruhi bagaimana cara merespon orang lain,
terlepas dari kita mempelajari bahasa orang lain atau tidak. Ketika kita
menggunakan bahasa dan dialek orang lain maka disitu kita
sedang berinteraksi dengan orang lain yang kita temani berkomunikasi.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, Peningkatan pelayanan ini khususnya
pada peran perawat dalam memahami komunikasi lintas budaya dalam
konseling kepada pasien. Peran perawat sebagai advocate dan konsultan
dalam hal ini terkait pengetahuan tentang VCT ,

16
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/21268019/MAKALAH-

KOMUNIKASI(diakses: 04/3/2021, pukul 13.30)


http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/komunika/ar
ticle/download/ 1282/965/ (diakses: 04/3/2021, pukul 14.00)
http://joural.staikudus.ac.id/idex.php/koselig/article/downl
oad/Suari/pdf  (diakses: 04/3/2021, pukul 14.00)
https://id.scribd.com/document/346967924/makalah-2-
komunikasi-dalam- konseling-lintas-budaya (diakses: 04/3/2021,
pukul 14.00)
https://id.scribd.com/doc/262087795/Komunikasi-
LINTAS-BUDAYA- dalam-keperawatan-pdf (diakses:
05/3/2021, pukul 14.30)

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

Anda mungkin juga menyukai