MANAJEMEN RISIKO K3
NAMA KELOMPOK :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.
Penulis.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii
DAFTAR ISI………………….………………….………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..12
3.2 Saran………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat
popular. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan
singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Menurut Milyandra
(2009) Istilah “keselamatan dan kesehatan kerja”, dapat dipandang mempunyai
dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu
pendakatan - pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai
pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan
tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai
suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau
memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan
kecelakaan, maupun kerugian -kerugian lainnya yang mungkin terjadi. Jadi dapat
dikatakan bahwa Keselamatan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah
dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan
keselamatan yang mungkin terjadi. (Rijanto, 2010).
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian
materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan ini
merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu - satunya
sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Setiap tahun di
dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit
1
akibat kerja, kematian 2,2 juta dan kerugian financial sebesar 1,25 triliun USD.
Sedangkan di Indonesia menurut data PT.
Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005 terjadi lebih dari 300 ribu
kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi lebih dari Rp.
550 milyar. Konpensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dan 7,5 juta
pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan
kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun, dimana
sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. (DK3N,2007). Melihat angka -
angka tersebut tentu saja bukan suatu hal membanggakan,akan tetapi hendaklah
dapat menjadi pemicu bagi dunia usaha dan kita semua untuk bersama - sama
mencegah dan mengendalikannya. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya
kerjayang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu:
1. Apakah pentingnya manajemen risiko?
2. Bagaimanakah proses manajemen risiko?
3. Bagaimanakah hirarki pengendalian risiko?
4. Bagaimanakah manajemen risiko K3 di dalam gedung?
5. Bagaimanakah manajemen risiko K3 di luar gedung?
Manfaat yang dapat kita ambil dari penulisan makalah adalah menambah
wawasan kita sebagai mahasiswa kesehatan agar mampu mengerti mengenai
Manajemen Risiko.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Selain itu mengurangi risiko dari bahaya dapat dilakukan dengan metode
rekayasa teknik pada alat kerja, melakukan pembuatan prosedur serta aturan, dan
menggunakan alat perlindungan diri sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan.
A : Hampir pasti terjadi dan akan terjadi di semua situasi (almost certain)
5
Minor : bantuan kecelakaan awal, kerugian materi yang medium.
6
2. Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
2. Peralatan K3. Atas dasar memperhitungkan kekuatan dari metode kerja dan
kebutuhan peralatan yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
agar dipersiapkan.
3. Peninjauan ulang kontrak. Pemilihan saat menerima atau membeli barang dan
jasa, mitra kerja perusahaan harus terjamin dalam artian memenuhi persyaratan
K3 agar dipastikan pada saat menggunakan barang dan jasa dapat dijelaskan
kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai
risiko-risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi .
7
4. Komunikasi K3. Komunikasi lewat dua arah yang efektif dan pelaporan secara
rutin merupakan sumber penting pelaksanaan K3, semua kegiatan ini harus
didokumentasikan, prosedur yang ada harus dapat menjamin pemenuhan
kebutuhan tersebut seperti hasil pelaksanaan K3.
10. Pengendalian Administratif. Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus
mempertimbangkan segala aspek K3 pada setiap tahapan, rancangan tinjauan
8
ulang prosedur dan instruksi kerja harus dibuat oleh personel yang mempunyai
kompetensi kerja dengan melibatkan pelaksana yang terkait
1. Ruang bangunan dan halaman : semua ruang/unit dan halaman yang ada
dalambatas pagar RS (bangunan fisik dan kelengkapannya ) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan RS.
4. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek, atau
tidak terdapat genangan air, dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau
tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuiakan dengan luas
halaman.
9
7. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum untuk terjadinya
infeksi silang, masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan terpisah,
masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan air limbah.
9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, sehingga tesedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi
dengan rambu parker
10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu yang
menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah
11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih dan
tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat berenang
dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu
lainnya.
12. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan. Jalur
pejalan kaki :lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang cacat, memiliki
rambu atau marka yang jelas, bebas penghalang dan memiliki rel pemandu.
13. Jalur kendaraan : cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang, drainase
baik, memiliki pembatas kecepatan (polisi tidur),marka jalan jelas, memiliki
tanda petunjuk tinggi atau lebar maksimum, memungkinkan titik perlintasan dan
parkir, menyediakan penyebrangan bagi pejalan kaki.
14. Ketetapan yang diatur oleh the environment protection act 1990
mendefenisikan; polutan: limbah padat dibuang ke tanah,limbah cair dibuang ke
tanah atau saluran air, dibuang ke atmosfir, bising dalam komunitas masyarakat,
limbah terkendali: limbah rumah tangga, limbah industri, limbah usaha
komersial, limbah khusus: limbah terkendali yang berbahaya sehingga
membutuhkan prosedur pembuangan khusus.
10
15. Kriteria limbah berbahaya: dapat menyala/mudah menyala, iritan, berbahaya,
beracun, karsinogenik, korosif, dan produk obat-obatan yang hanya diresepkan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/400039752/Makalah-Manajemen-Risiko-
k3-Dalam-Keperawatan
http://visimediapustaka.com/artikel-buku/323-strategi-antisipasi-risiko-
pidana-pengadaan-barang-dan-jasa
file:///C:/Users/USER/Downloads/Manajemen%20risiko%20-%20Wikipedia
%20bahasa%20Indonesia.%20ensiklopedia%20bebas.htm
13