Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN RISIKO K3

NAMA KELOMPOK :

Ni Luh Eka Dewi Agustini (18089014021)

Komang Fermia Koriana Dewi (18089014026)

Ni Desak Ketut Ayu Indah Sari (18089014009)

Ni Kadek Ayu Desi Dian Wulandari (18089014009)

Linda Fitriani (18089014031)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik
lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 17 Maret 2020

Penulis.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….ii

DAFTAR ISI………………….………………….………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………….……..…………….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………….……………..3
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………….……..………..3
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………...…………..……..3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Manajemen Risiko…………………………………………….4

2.2 Proses Manajemen Risiko……………………………………………….…5

2.3 Hirarki Pengendalian Risiko……………………………………………….6

2.4 Manajemen Risiko K3 Didalam Gedung………………………………….7

2.5 Manajemen Risiko K3 di Luar Gedung……………………………………9

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..12

3.2 Saran………………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat
popular. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan
singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Menurut Milyandra
(2009) Istilah “keselamatan dan kesehatan kerja”, dapat dipandang mempunyai
dua sisi pengertian. Pengertian yang pertama mengandung arti sebagai suatu
pendakatan - pendekatan ilmiah (scientific approach) dan disisi lain mempunyai
pengertian sebagai suatu terapan atau suatu program yang mempunyai tujuan
tertentu. Karena itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat digolongkan sebagai
suatu ilmu terapan (applied science). Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai
suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau
memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan
kecelakaan, maupun kerugian -kerugian lainnya yang mungkin terjadi. Jadi dapat
dikatakan bahwa Keselamatan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah
dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan
keselamatan yang mungkin terjadi. (Rijanto, 2010).

Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian
materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang
tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan ini
merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu - satunya
sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Setiap tahun di
dunia terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit

1
akibat kerja, kematian 2,2 juta dan kerugian financial sebesar 1,25 triliun USD.
Sedangkan di Indonesia menurut data PT.

Jamsostek (Persero) dalam periode 2002-2005 terjadi lebih dari 300 ribu
kecelakaan kerja, 5000 kematian, 500 cacat tetap dan konpensasi lebih dari Rp.
550 milyar. Konpensasi ini adalah sebagian dari kerugian langsung dan 7,5 juta
pekerja sektor formal yang aktif sebagai peserta Jamsostek. Diperkirakan
kerugian tidak langsung dari seluruh sektor formal lebih dari Rp. 2 triliun, dimana
sebagian besar merupakan kerugian dunia usaha. (DK3N,2007). Melihat angka -
angka tersebut tentu saja bukan suatu hal membanggakan,akan tetapi hendaklah
dapat menjadi pemicu bagi dunia usaha dan kita semua untuk bersama - sama
mencegah dan mengendalikannya. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya
kerjayang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Manajemen risiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi


juga komitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada konsep ini,
bahaya sebagai sumber kecelakaan kerja harus teridentifikasi,kemudian diadakan
perhitungan dan prioritas terhadap risiko dari bahaya tersebut dan terakhir adalah
pengontrolan risiko. Ditahap pengontrolan risiko, peran manejemen sangat
penting karena pengontrolan risiko membutuhkan ketersediaan semua sumber
daya yang dimiliki, karena pihak manejemen yang sanggup memenuhi
ketersediaan ini.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu:
1. Apakah pentingnya manajemen risiko?
2. Bagaimanakah proses manajemen risiko?
3. Bagaimanakah hirarki pengendalian risiko?
4. Bagaimanakah manajemen risiko K3 di dalam gedung?
5. Bagaimanakah manajemen risiko K3 di luar gedung?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pentingnya manajemen risiko

2. Untuk mengetahui proses manajemen risiko

3. Untuk mengetahui hirarki pengendalian risiko

4. Untuk mengetahui manajemen risiko K3 di dalam gedung

5. Untuk mengetahui manajemen risiko K3 di luar gedung

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat kita ambil dari penulisan makalah adalah menambah
wawasan kita sebagai mahasiswa kesehatan agar mampu mengerti mengenai
Manajemen Risiko.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Manajemen Risiko

Konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang Kesehatan dan


Keselamatan kerja (K3) pada era tahun 1980 an setelah berkembangnya teori
accident model (investigasi kecelakaan) Internaltional Loss Control Institute
(ILCI). Manajemen Risiko K3 merupakan usaha atau proses untuk mengelola
risiko agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan atau kecelakaan secara
komprehensif (logis), terencana dan terstruktur. Hal ini memungkinkan
manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang ada dalam suatu proyek. Pendekatan manajemen risiko
ini dapat meningkatkan perbaikan berkelanjutan dalam suatu proyek kedepannya.

Penerapan Manajemen Risiko K3 menjadi suatu keutuhan dari sistem


manajemen suatu perusahaan / organisasi. Proses ini dapat diterapkan di semua
tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen Risiko
akan memberikan dampak yang optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan.
Meskipun demikian, Manajemen Risiko sering dilakukan pada tahap pelaksanaan
kegiatan. Manfaat penerapan manajemen Risiko K3 ini selain mengurangi
peluang kecelakaan juga bermanfaat untuk memberikan pemahaman kepada
semua pihak mengenai petensi bahaya yang ada pada setiap kegiatan / aktivitas di
suatu proyek perusahaaan, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan serta
kewaspadaan dan kesadaran akan keselamatan kerja.

Pengendalian risiko berperan dalam meminimalisir / mengurangi tingkat


risiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan yang dapat
ditolerir. Cara pengendalian risiko dilakukan dengan menghilangkan sumber
bahaya (hazard), mengganti proses, mengganti input dengan yang lebih rendah
risikonya.

4
Selain itu mengurangi risiko dari bahaya dapat dilakukan dengan metode
rekayasa teknik pada alat kerja, melakukan pembuatan prosedur serta aturan, dan
menggunakan alat perlindungan diri sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dilakukan.

2.2 Proses Manajemen Risiko

Proses yang dilalui dalam manajemen risiko adalah:

1. Perencanaan Manajemen Risiko, perencanaan meliputi langkah memutuskan


bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk
proyek.

2. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah


mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh setiap
pelaku bisnis.

3. Analisis Risiko Kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah


proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah
diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan efeknya
terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran yang digunakan dalam analisa
kualitatif adalah Australian Standard/New Zealand Standard (AS/NZS)
4360:2004. Skala pengukurannya sebagai berikut:

A : Hampir pasti terjadi dan akan terjadi di semua situasi (almost certain)

B : Kemungkinan akan terjadi di semua situasi (likely)

C : Moderat, seharusnya terjadi di suatu waktu (moderate)

D : Cenderung dapat terjadi di suatu waktu (unlikely)

E : Jarang terjadi (rare)

Skala pengukuran analisa konsekuensi menurut NA/NZS 4360:2004


Tidak Signifikan : tanpa kecelakaan manusia dan kerugian materi.

5
Minor : bantuan kecelakaan awal, kerugian materi yang medium.

Moderat : diharuskan penanganan secara medis, kerugian materi

yang cukup tinggi.

Major : kecelakaan yang berat, kehilangan kemampuan

operasi/ produksi, kerugian materi yang tinggi.

Bencana kematian : bahaya radiasi dengan efek penyebaran yang luas,

kerugian yang sangat besar.

4. Analisis Risiko Kuantitatif adalah proses identifikasi secara numeric


probabilitas dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek.

5. Perencanaan Respon Risiko. Risk response planning adalah proses yang


dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai batas yang
dapat diterima.

6. Pengendalian dan Monitoring Risiko. Langkah ini adalah proses mengawasi


risiko yang sudah diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa, dan
mengidentifikasikan risiko baru, memastikan pelaksanaan risk management plan
dan mengevaluasi keefektifannya dalam mengurangi risiko.

2.3 Hirarki Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam


keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam
meminimalisir/ mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau
sampai tingkatan yang dapat ditolerir. Cara pengendalian risiko dilakukan
melalui:

1. Eliminasi : pengendalian ini dilakukan dengan cara menghilangkan sumber


bahaya (hazard).

6
2. Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.

3. Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa teknik


pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.

4. Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan pembuatan


prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan
seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan
dan pelabelan.

5. Alat Pelindung Diri : mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan


alat perlindungan diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety, coverall,
kacamata keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan.

2.4 Manajemen Risiko K3 Di Dalam Gedung

Untuk mewujudkan pelaksanaan dari rencana program K3 harus adanya


upaya-upaya dalam tindakan pada proses pelaksanaan yang berkelanjutan
(Khurnia, 2012). Upaya-upaya berikut dapat seperti :

1. Alat Pelindung Diri (APD). Mempersiapkan peralatan/alat pelindung diri guna


mengurangi cidera dan mencegah timbulnya penyakit akibat kerja.

2. Peralatan K3. Atas dasar memperhitungkan kekuatan dari metode kerja dan
kebutuhan peralatan yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan
agar dipersiapkan.

3. Peninjauan ulang kontrak. Pemilihan saat menerima atau membeli barang dan
jasa, mitra kerja perusahaan harus terjamin dalam artian memenuhi persyaratan
K3 agar dipastikan pada saat menggunakan barang dan jasa dapat dijelaskan
kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai
risiko-risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi .

7
4. Komunikasi K3. Komunikasi lewat dua arah yang efektif dan pelaporan secara
rutin merupakan sumber penting pelaksanaan K3, semua kegiatan ini harus
didokumentasikan, prosedur yang ada harus dapat menjamin pemenuhan
kebutuhan tersebut seperti hasil pelaksanaan K3.

5. Training & Pelatihan. Organisasi harus menyediakan Sumber Daya Manusia


(SDM), sarana dan dana yang memadai untuk menjamin pelaksanaan K3 sesuai
dengan persyaratan sistem K3 yang ditetapkan. Dalam memenuhi ketentuan
tersebut, organisasi harus membuat prosedur.

6. Inspeksi dan Perbaikan K3. Personel yang terlibat mempunyai kompetensi


cukup pengalaman, catatan, rekaman hasil inspeksi, pengujian, dan pemantauan
dipelihara dan tersedia dengan baik bagi tenaga kerja, kontraktor yang terkait dan
manajemen.

7. Prosedur Pemeriksaan. Pemeriksaan yang bersifat inspeksi dapat dilaksanakan


secara harian (daily), mingguan (weekly), bulanan (monthly), yang harus
dijalankan secara tetap dan kontinyu untuk mempertahankan hasil yang telah
dicapai.

8. Tindakan Perbaikan. Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan bersifat


memperbaiki keadaan situasi terhadap bahaya yang akan timbul. Tindakan
perbaikan yang dilaksanakan dilapangan secara umum menjadi tanggung jawab
pimpinan unit kerjanya, dan perbaikan dapat dilakukan dengan temuan
menyimpang dari ketentuan/strandar yang ditentukan dalam sasaran dan program
Kerja K3.

9. Prosedur Pengendalian. Pengendalian disini maksudnya adalah untuk


memantau dan mengukur pencapaian kinerja K3, yang meliputi proses K3
didasarkan dengan adanya kinerja masing-masing proses kegiatan dan sasaran.

10. Pengendalian Administratif. Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus
mempertimbangkan segala aspek K3 pada setiap tahapan, rancangan tinjauan

8
ulang prosedur dan instruksi kerja harus dibuat oleh personel yang mempunyai
kompetensi kerja dengan melibatkan pelaksana yang terkait

11. Fasilitas Kesehatan dan Testing Perobatan. Diperlukan pengaturan terhadap


Rumah Sakit terdekat dan Dokter untuk membantu bila terjadi kecelakaan setelah
dilakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di lapangan, seperti
halnya menetapkan dan menyiapkan peralatan P3K sendiri .

2.5 Manajemen Risiko K3 di Luar Gedung

1. Ruang bangunan dan halaman : semua ruang/unit dan halaman yang ada
dalambatas pagar RS (bangunan fisik dan kelengkapannya ) yang dipergunakan
untuk berbagai keperluan dan kegiatan RS.

2. Lingkungan bangunan RS harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi


dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan
keluar masuk dengan bebas

3. Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir, jika berlokasi di daerah


rawan banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.

4. Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek, atau
tidak terdapat genangan air, dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau

tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuiakan dengan luas
halaman.

5. Pencahayaan : jalur pejalan kaki harus cukup terang, lingkungan bangunan RS


harus dilengkapi penerangan dengan intensitas cahaya yang cukup terutama pada
area dengan bayangan kuat dan yang menghadap cahaya yang menyilaukan.

6. Kebisingan : terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu


atau membahayakan kesehatan. Dengan menanam pohon (green belt),
meninggikan tembok dan meninggikan tanah (bukit buatan) yang berfungsi untuk
penyekatan/ penyerapan bising.

9
7. Kebersihan : halaman bebas dari bahaya dan risiko minimum untuk terjadinya
infeksi silang, masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

8. Saluran air limbah domestic dan limbah medis harus tertutup dan terpisah,
masing-masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan air limbah.

9. Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan, sehingga tesedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi
dengan rambu parker

10. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat tertentu yang
menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah

11. Lingkungan, ruang, dan bangunan RS harus selalu dalam keadaan bersih dan
tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat berenang
dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu
lainnya.

12. Jalur lalulintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan. Jalur
pejalan kaki :lebar, tidak licin, mengakomodasi penyandang cacat, memiliki
rambu atau marka yang jelas, bebas penghalang dan memiliki rel pemandu.

13. Jalur kendaraan : cukup lebar, konstruksi kuat, tidak berlubang, drainase
baik, memiliki pembatas kecepatan (polisi tidur),marka jalan jelas, memiliki
tanda petunjuk tinggi atau lebar maksimum, memungkinkan titik perlintasan dan
parkir, menyediakan penyebrangan bagi pejalan kaki.

14. Ketetapan yang diatur oleh the environment protection act 1990
mendefenisikan; polutan: limbah padat dibuang ke tanah,limbah cair dibuang ke
tanah atau saluran air, dibuang ke atmosfir, bising dalam komunitas masyarakat,
limbah terkendali: limbah rumah tangga, limbah industri, limbah usaha
komersial, limbah khusus: limbah terkendali yang berbahaya sehingga
membutuhkan prosedur pembuangan khusus.

10
15. Kriteria limbah berbahaya: dapat menyala/mudah menyala, iritan, berbahaya,
beracun, karsinogenik, korosif, dan produk obat-obatan yang hanya diresepkan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen Risiko secara umum didefinisikan sebagai proses,


mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi
untuk mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan
melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer proyek
maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan minimasi
probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.

Kemdian ada 5 cara untuk mengendalikan manajemen-manajemen risiko


yaitu eliminasi, substitusi, engineering, administratif dan alat pelindung diri.

3.2 Saran

Para perawat dan tenaga medis lannya, sebaiknya untuk memperhatikan


K3 untuk mengurangi risiko-risko hazard yang dapat terjadi. Sebelum memberi
tindakan ke pasien, perawat dan tenaga medis lainnya harus memperhatikan diri
sendiri terutama untuk masalah personal hygiene.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/400039752/Makalah-Manajemen-Risiko-
k3-Dalam-Keperawatan

http://visimediapustaka.com/artikel-buku/323-strategi-antisipasi-risiko-
pidana-pengadaan-barang-dan-jasa

file:///C:/Users/USER/Downloads/Manajemen%20risiko%20-%20Wikipedia
%20bahasa%20Indonesia.%20ensiklopedia%20bebas.htm

13

Anda mungkin juga menyukai