DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud penulis
membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami tentang PANCASILA
SEBAGAIDASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat, khususnya bagi penulisyang membuat dan umumnya bagi yang
membaca makalah ini. Aamiin.
1
Daftar isi
Halaman ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
Daftar isi ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN .................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 3
1.2 Indentifikasi Masalah........................................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 5
BAB II .......................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 7
2.1 Ilmu Dalam Perspektif Historis ........................................................................... 7
2.1.1 Zaman Yunani Kuno ........................................................................................ 8
2.1.2 Zaman Abad Pertengahan ................................................................................ 8
2.1.3 Zaman Renaissance .......................................................................................... 8
2.1.4 Zaman Modern ................................................................................................. 9
2.1.5 Zaman Kontemporer (abad 20 – dan seterusnya) ............................................. 9
2.2 Pengertian dan Ciri-Ciri Ilmu ................................................................... 11
2.3 Pilar- Pilar Penjaga Eksistensi Ilmu ................................................................ 15
2.3.1 Pilar Ontologi (Ontology) .............................................................................. 16
2.3.2 Pilar Epistemologi (Epistemology) ................................................................ 17
2.3.3 Pilar Aksiologi (Axiology) ............................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak 18 Agustus 1945, secara epistomologis, Pancasila dikaji oleh para ahli
Pancasila telah menunjukkan ketangguhannya hingga pada saat ini. Pengujian secara
kognitif telah dilakukan oleh para ahli dengan berbagai pendekatan. Notonegoro
dengan analisis teori causal, Driarkara dengan pendekatan antroplogi metafisik, Eka
Darmaputra dengan etika, Suwarno dengan pendekatan historis, Filosofis dan sosio-
dan banyak para ahli dan kalangan akademisi membuktikan Pancasila sebagai filsafat.
berpikir manusia. Istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda
makna, ilmu dan pengetahuan. Segala sesuatu Yang kita ketahui merupakan
manusia. Hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh manusia, baik itu
suatu teori maupun materi menjadi lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Itulah
terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nil
ai-nilai kemanusiaan.
dan konstitusional di dalam UUD 1945 baik sebelum amandemen maupun setelah
amandemen. Nilai - nilai Pancasila ini juga telah teruji dalam dinamika
sebenarnya telah menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila merupakan tatanan nilai
yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia, yaitu kelima sila yang
rus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya saja perlu diakui
bahwa meski telah terjadi amandemen hingga ke-4, namun dalam implementasi
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembahasan dalam makalah ini diantaranya:
1.4 Manfaat
Manfaat dari membaca dan memahami isi makalah ini adalah pembaca
diharapkan dapat:
6
BAB II
PEMBAHASAN
dan menciptakan jamannya, dimulai dari jaman Pra Yunani Kuno, Yunani Kuno, Abad
Yunani Kuno Pada masa ini manusia masih menggunakan batu sebagai peralatan. Oleh
karena itu zaman pra Yunani Kuno disebut juga Zaman Batu yang berkisar antara
empat juta tahun sampai 20.000 tahun Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan :
b. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan sikap
Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa
Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap
Para ilmuwan pada masa ini hampir semua adalah para theolog, sehingga
aktivitas ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu
pada masa ini adalah Ancilla Theologia atau abdi agama. Zaman Renaissance
ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-
Pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Manusia pada zaman
ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai
kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi.
Renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang
9
sejak Zaman Renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak
filsafat modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu
pasti adalah sistem koordinat yang terdiri dari dua garis lurus X dan Y dalam bidang
datar. Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya
struggle for life (perjuangan untuk hidup). J.J Thompson dengan temuannya electron
bahwa alam itu tak berhingga besarnya dan tak terbatas, tetapi juga tak berubah status
totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan
materi. Ini berarti bahwa alam semesta itu bersifat kekal, atau dengan kata lain tidak
mengakui adanya penciptaan alam. Disamping teori mengenai fisika, teori alam
semesta, dan lain-lain maka Zaman Kontemporer ini ditandai dengan penemuan
berbagai teknologi canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu
yang mengalami kemajuan sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer, berbagai
satelit komunikasi, internet, dan lain sebagainya. Bidang ilmu lain juga mengalami
10
Melalui kajian historis tersebut yang pada hakikatnya pemahaman tentang sejarah
pengetahuan itu mengandung dua aspek, yaitu aspek fenomenal dan aspek struktural.
dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai masyarakat, ilmu pengetahuan
menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau kelompok elit yang dalam kehidupan
disebut universalisme, komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah. Sebagai
proses, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok
elit tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan ilmu melalui
pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi berupa teori,
(metode) tertentu tanpa mengenal titik henti. Suatu paradoks bahwa ilmu pengetahuan
diperoleh kemudian disusun dalam suatu kesatuan sistem (Koento Wibisono, 1985)
mempercayai akan kemampuan rasio yang menjadikan mereka optimis, bahwa segala
sesuatu dapat diketahui, diramalkan, dan dikuasai. Melalui optimisme ini, mereka
dibuktikan kebenarannya secara sah, tetapi di pihak lain sebagian mengenal pula aneka
keterangan serba gaib yang tak mungkin diuji sahnya untuk menjelaskan rangkaian
pengetahuan ilmiah dan penjelasan gaib itu terdapatlah persoalan persoalan ilmiah
yang merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji tetapi belum secara sah
pengetahuan ilmiah, penjelasan gaib, dan persoalan ilmiah tersebut dapat diperjelan
dengan bagan :
12
I. Scientific
Knowledge
II. Scientific
Problems
III. Mystical
Explanations
Dalam bagan tersebut terdapat tiga bidang yang saling berhubungan, yaitu :
terbukti sah.
II. Bidang Persoalan Ilmiah. Ini merupakan kumpulan hipotesis yang dapat diuji,
III. Ini merupakan kumpulan hipotesis yang tak dapat diuji sahnya.
Para ilmuwan mencurahkan tenaga dan waktunya dalam bidang II yakni terus
kumpulan pengetahuan ilmiah itu menjadi semakin luas dapatlah dicakup dengan
meluasnya bidang I maka bidang III lalu menjadi semakin kecil. Oleh karena itu
ternyatalah bahwa ada hubungan yang sangat erat antara ilmu dengan penelitian. Pada
13
Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari
bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.
The Liang Gie ( 1987) memberikan pengertian ilmu adalah rangkaian aktivitas
secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan
manusia.
dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan
Menurut The Liang Gie (1987) pengetahuan ilmiah mempunyai 5 ciri pokok :
3. Objektif , ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan
kesukaan pribadi;
dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan
dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan
sebagaimana yang kita kehendaki. Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini
yang didasarkan pada percobaan dan data yang dapat diamati. Ilmu pengetahuan
sebagai masyarakat artinya dunia pergaulan yang tindak-tanduknya, perilaku dan sikap
serta tutur katanya diatur oleh empat ketentuan yaitu universalisme, komunalisme,
Van Melsen (1985) mengemukakan ada delapan ciri yang menadai ilmu, yaitu :
1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara
logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode) maupun harus
(susunan logis).
15
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan tanggung
jawab ilmuwan.
4. Obyektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh obyek dan tidak didistorsi oleh
prasangka-prasangka subyektif.
5. Ilmu pengetahuan harus dapat diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
baru lagi.
7. Kritis, artinya tidak ada teori yang difinitif, setiap teori terbuka bagi suatu
berubah dari paradigma lama yang dibangun oleh fisika Newton yang ingin selalu
sesuatu entitas yang abadi, bahkan ilmu tidak pernah selesai meskipun ilmu itu
16
kuantitas dan kualitas.Aspek Kuantitas berbicara tentang : Apakah yang ada itu
kemungkinan kombinasi antar ilmu.Misal masalah krisis moneter, tidak dapat hanya
ditanganioleh ilmu ekonomi saja. Ontologi menyadarkan bahwa ada kenyataan lain
yang tidak mampu dijangkau oleh ilmu ekonomi, maka perlu bantuan ilmu lain seperti
politik,sosiologi.
keilmuan.
pengembangan ilmu secara imperatif mengacu ketiga pilar filosofis keilmuan yang
Dari ketiga pilar ini telah membentuk prinsip-prinsip siklus berpikir ilmiah yang
otorita.
intuitif).
langkah prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki target dan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
saling mempersyaratkan.
dan sistematis.
Konsekuensi yang timbul adalah dampak positif dan negative. Positif, dalam
sendiri.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
paradigma.
Melson, Van, AGM., (1985), Ilmu Pengetahuan Dan Tanggung Jawab Kita, Jakarta:
Verantwoondelijkheid”.
Mustansyir, Rizal dan Misnal munir, (2001), Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ghalia Indonesia.
The Liang Gie, (1987), Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Yayasan Studi Ilmu Dan
Teknologi.
23
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fak. Filsafat UGM Yogyakarta, (1996), Filsafat Ilmu,
Zubair, Achmad Charris, (2002), Dimensi Etik dan Asketik Ilmu Pengetahuan
Manusia: Kajian Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam (LESFI).
24
Pertanyaan Pancasila :
1. Apa point yang bisa diambil dari zaman reinessance hingga berubah menjadi
zaman modern !
2. Jelaskan & sebutkan prinsip ilmiah yg objektif, rasional, logis, metologis, &
sistematis !
Jawaban :
1. Dijaman reinessance era kembalinya atau kebangkitan pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama, sebelum lebih jauh. Arti kata dogma-dogma itu artinya kaya
aturan agama. Nah, sebelum jaman reinessance ada aturan dari agama Kristen
dijaman romawi kuno, misalkan ada usulan-usulan yang melanggar agama tersebut
akan dihukum mati, itu sebabnya dijaman reinessance semua perlahan hilang, dan
beralih kezaman modern. Banyak penemuan-penemuan ilmiah dikarenakan saat
dizaman reinessance penemu ilmiah kaya sudah memiliki progress dan sudah
memperlihatkan hasil kinerja mereka, maka dari itu dijaman sekarang yang kita
nikmati mungkin adalah hasil dari zaman kuno.
2. Objektif : Isi karya ilmiah sesuai dengan objek yang diteliti dan apa adanya
Sistematis : Penulisan karya ilmiah harus disusun runtut dan halus saling
berhubungan atau berkaitan.
Rasional : Semua data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan
pemikiran logis atau bisa diterima akal sehat.