Anda di halaman 1dari 23

PENULISAN UNSUR SERAPAN DAN

PEMAKAIAN TANDA BACA

Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia Jurusan Program Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

RISNAH

PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


(PIAUD)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


STAI DDI PANGKEP
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “ Penulisan
Unsur Serapan Dan Pemakaian Tanda Baca “. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami harap makalah ini dapat
memberikan panduan dalam pembelajaran dalam penulisan unsur serapan dan
pemakaian tanda baca.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dosen yang selalu
membimbing kami . kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman sangat
kami harapkan agar dalam membuat makalah-makalah selanjutnya dapat lebih
baik lagi. Kami berharap makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Pangkep, 22 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Penulisan Unsur Serapan .............................................. 2
B. Pemakaian Tanda Baca ................................................. 3
C. Contoh Wacana ............................................................. 13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................... 16
B. Saran .................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia yang benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia di antaranya
meliputi ejaan, kaidah penggunaan dan penulisan huruf, penggunaan tanda baca,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta pelafalan huruf. Ejaan yang berlaku di
Indonesia sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD ), yang selama ini
penggunaannya sering tidak sesuai kaidah yang berlaku. Pemahaman tentang ejaan
sangat penting karena dibuatnya kaidah dalam berbahasa Indonesia tentunya untuk
memberi batasan penggunaan bahasa.
Pada masa perkuliahan sangat sering melakukan pembuatan karya
tulis. Baik itu makalah, laporan- laporan, proposal, skripsi maupun thesis,
yang membutuhkan kemampuan penulisan bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu
dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam
makalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf dan penulisan
kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah menggunakan penulisan unsur serapan yang sesuai dengan Ejaan
Yang Disempurnakan ?
2. Bagaimana menggunakan tanda baca yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan
Yang Disempurnakan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara- cara penulisan unsur serapan maupun tanda baca sesuai
dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
2. Mahasiswa dapat menerapkan dalam pembuatan laporan- laporan, makalah,
karya tulis, dan skripsi yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.

ii
3. Untuk masyarakat umum setidaknya mengetahui beberapa isi dari kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan dengan membaca makalah ini.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENULISAN UNSUR SERAPAN


Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari
pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing
seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Dilihat dari
taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:

(1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa


Indonesia, misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu,
kamar, botol, sekolah, dan ember.

(2) Kata asing yang dipertahankan karena sifat


keinternasionalannya, penulisan dan pengucapan masih mengikuti
cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out, check in,
built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux,
microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.

(3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis


sesuai dengan EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi
( calculation), matematika(mathematic), infiltrasi (infil
rasio) , influensa (influenza), bisnis (bussines), dan karakter
(character). 

1. Penyesuaian Ejaan Kata Serapan


Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah
yang sudah baku. Kurang lebih terdapat 53 jenis yang perlu
diperhatikan. Berikut ini beberapa kasus penulisan yang perlu

ii
mendapat perhatian.

Kata Asing Kata Baku Kata Asing Kata Baku

acceleration akselerasi hydraulic hidraulik

Acceptor Akseptor iatrogenic iatrogenik

acculturation akulturasi iota iota

Aerodynamics aerodinamika materiaal material

Aquarium Akuarium orthography ortografi

athlete atlet orthopne ortopne

 Barrier Barier orthosthatic ortostatik

Carrier Karier pharmachology farmakologi

caustic kaustik physiology fisiologi


Cavalry Kavaleri psycologhy Psikologi

charisma karisma quorum kuorum

chronic kronik quality kualitas

dystocia distocia scleritis skleritis

exclusivme ekslusif trailer trailer

fanatiek fanatik yeast yeast

gorghum gorgum yoghuurt yoghurt

haemmoglobhin hemoglobin zymology zimologi

B. PEMAKAIAN TANDA BACA

1. Tanda Titik (.)

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan


atau seruan. Contoh : Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak
satu ketukan.

ii
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Contoh:
Irawan S. Gatot, George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak
dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa

c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,


pangkat, dan sapaan. Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana
ekonomi), Kol. (kolonel), Bpk. (bapak).

d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang


sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga
huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan sebagainya), tgl.
(tanggal).

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik


yang menunjukan waktu atau jangka waktu.
Contoh : Pukul 7.10.12 (Pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatanya. Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156
orang.

g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan


atau kelipatan yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak
tebal. Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.

h. Tanda titik tidak dipakai singkatan nama resmi lembaga


pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta

ii
nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
Contoh: DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) SIM (Surat Izin
Mengemudi), PT (Perseroan Terbatas)

i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia,


satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh: Cu (tembaga), 53 cm, 1 (liter), Rp350,00.

j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan


kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh: Latar Belakang Pembentukan, Sistem Acara, Lihat
Pula

2. Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu


pembilangan. Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
Penggunaan yang salah : Saya membeli udang, kepiting dan
ikan.

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang


satu dari kalimat setara berikutnya, yang didahului oleh
kata seperti, tetapi, dan melainkan. Contoh: Saya bergabung
dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari


induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya.
Contoh : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

ii
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi
induk kalimat.
Contoh: Sata tidak akan datang kalau hari hujan.

e. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung


antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan
tetapi.
Contoh : Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.

f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah,


aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Wah, bukan main.

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari


bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, ―Saya sedih sekali‖. 

h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-
bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat
dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984

i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang


dibalik susunanya dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid
5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

ii
j. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan
kaki. Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia.
(Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama
diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Ronto Jiang, S.E.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di


antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 33,5 m ; Rp10,50

m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan


yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: Pengurus wikipedia favorit saya, Borgx, pandai
sekali.

n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di


belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita
memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.

o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan


langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat
jika petikan langsung itu berakhir denagan tanda tanya atau
tanda seru.
Contoh: ―Di mana Rex tinggal?‖ tanya Stepheen.

3. Tanda Titik Koma (;)

ii
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-
bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat


yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamanya dikebun; ibu sibuk
bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan
nasional; saya sendiri sedang asyik menulis laporan makalah
bahasa Indonesia.

4. Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap


bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga:
kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan
Ekonomi Perusahaan.

b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukan pemerian.
Contoh: Ketua : Supiyan Sauri Wakil Ketua : Septian
Sekretaris : Kurnia Sari Bendahara : Maharani

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan.
Contoh: Borgx : ―Jangan lupa perbaiki halaman bantuan
Wikipedia!‖

ii
Rex : ―Siap, Boss!‖

d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halama, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau (iii)
di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh: Tempo, I (1971), 34:7 Surah Yasin:9

e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka


banding). Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan
ialah 2:1

f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian


itu merupakan perlengkapan yang mengakhiri pernyataan.

ii
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh:
anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan
pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu
dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s, 8-4-1973
c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se  dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan
angka, (c) angka dengan - an, (d) singkatan berhuruf kapital
dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2, tahun 50-an, ber-SMA,
sinar-X
e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: di-charter, pen-tackle-a
6. Tanda Pisah ( -,  )
a. Tanda pisah em ( ) membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesia — saya harapkan akan
menjadi Wikipedia terbesar.
 b. Tanda pisah em ( ) menegaskan adanya posisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.

ii
Contoh:
Rangkaian penemuan ini — evolusi, teori kenisbian, dan kini
juga pembelahan atom telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
c. Tanda pisah en ( –)  dipakai di antara dua bilangan atau tanggal
yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang
berarti 'ke', atau 'sampai'. Contoh: 1919 – 1921, MedanJakarta,
10 13 Desember 1999
d. Tanda pisah en ( ) tidak dipakai bersama perkataan dari dan
antara, atau bersama tanda kurang (−). 
Contoh: dari halaman 45 sampai 65,bukan  dari halaman 45 65
antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492 1499 −4
sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
7. Tanda Elipsis (...)
a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus,
misalnya untuk menuliskan naskah drama.
Contoh: Kalau begitu ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan
langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat,
perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai
penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan
hati-hati ....
8. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh : Kapan ia berangkat? 
Saudara tahu, bukan?
Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

ii
b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang
berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga! Sampai hati ia membuang
anaknya! Merdeka!
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan
di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari
penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
10. Tanda Kurung (...)
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor
yang kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham) secara berkala. 
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang
bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan
Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di
dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu
urutan keterangan.

ii
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk,
(b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang
berturut-turut. Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis
ulang kalimatnya.
Contoh: Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885 – 1919)
(dikenal juga sebagai Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang
pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885 1919), dikenal juga sebagai
Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
11. Tanda Kurung Siku ([...])
a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam
naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. 
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat
penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya
dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35 –3  8]) perlu
dibentangkan di sini.
12. Tanda Petik (“...”) 
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia."
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku
yang dipakai dalam kalimat.

ii
Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa,
dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan
Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan
ralat" saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal
dengan nama "cutbrai".
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung. Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta
satu."
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan
di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan
yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau
bagian kalimat.
Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si
Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu
sebabnya.
13. Tanda Petik Tunggal („...‟)
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di
dalam petikan lain. Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi
'kring-kring' tadi?" 
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan asing. Contoh: feed-
back 'balikan' 
14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor

ii
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwim. Contoh: No. 7/PK/1973, Jalan
Kramat III/10, tahun anggaran 1985/1986 
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata
tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus
matematika.
Contoh: harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap
lembar) kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per
detik)
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk
menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan
tanda bagi ÷ .
Contoh: 10 ÷ 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis
miring at au garis pembagi dapat dipakai.
Contoh: \textstyle\frac{x^n}{n!}.
c. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti
kata atau.
15. Tanda Penyingkat (Apostrof)(„)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau
bagian angka tahun.
Contoh: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan) Malam 'lah tiba. ('lah =
telah) 1 Januari '88 ('88 = 1988)
Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.

3. CONTOH WACANA
200 Pesawat Aeromodelling Pecahkan Rekor Muri (Liputan6.com,
Yogyakarta).
Sebanyak 200 pesawat akan pecahkan rekor Museum Rekor
Indonesia (Muri) di Pantai Selatan Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta. 200 pesawat aeromodeling ini akan terbang bersamaan

ii
dalam puncak acara Jogja Air Show (JAS) 2015.

Ridho, salah satu panitia mengatakan, JAS ke-10 ini adalah


penyelenggaraan lomba dirgantara terbesar yang ada di Indonesia.
7 Cabang olahraga yang dilombakan sejak Jumat 13 Maret 2015.
Sementara pada hari ini, acara dimulai pukul 07.00 hingg
16.00 WIB di Pantai Depok, Pantai Parangtritis dan Pantai
Parangkusumo. Pantai Depok ada akan ada lomba Gantole,
Terjun Payung, Aeromodelling dan way/trike. Sementara di Pantai
Parangtritis digelar kejuaraan Paralayang dan di Pantai
Parangkusumo ada kejuaraan Paramotor.
"Aeromodelling akan menerbangkan 200 pesawat mulai dari
kecil sampai besar akan sama sama terbang. Pemecahan rekornya
itu," ujar Ridho di Yogyakarta, Minggu (15/3/2015).
Ridho mengatakan, ada berbagai acara di hari ini mulai dari
flypass way/trike, lomba foto dirgantara, demo akrolight,
penerbangan dragon banner, flypass paramotor, pembuatan rekor
Muri RC Aeromodelling grob aerobatic, tarian upacara seremoni
terbang layang, pitts aerobatic, aeromodelling, gantole aerobatic,
paramotor aerobatic, terjun payung, joy flight flyapass dan
paramotor.
Acara ini diharapkan dapat menarik minta wisatawan yang
datang ke Yogyakarta. Sebab, tidak hanya lomba, pengunjung
dapat melihat atraksi udara dari para pilot yang ikut dalam JAS
2015. Pengunjung juga akan melihat akrobatik pesawat Jupiter di
udara.
"Ini akan jadi tontonan udara yang menarik bagi wisata.
Apalagi hari minggu ini di Parangtritis pemecahan rekor MURI,"
ujar dia.
Selain acara pemecahan rekor dalam JAS 2015 ini juga ada
Joy Flight yang dibatasi dengan 30 orang. Pengunjung dapat

ii
mendaftarkan diri untuk bisa menikmati terbang di langit
Parangtritis dalam Joy Flight ini.
"30 Joy Flight bagi yang bangga dengan ketinggian.
Paralayang karena terbangnya tandem maksimal berat pengunjung
70 kg. Kalo way/trike 100 kg beratnya," ujarnya.
Komentar :
Dari artikel diatas yang di tandai dengan background warna hijau
membuktikan
 bahwa masih ada kesalah-kesalah dalam menulis sebuah kabar
berita, meskipun hanya sedikit. Banyak orang menganggap dalam
penulisan tanda koma (,) yang digunakan untuk menyebutkan
unsur-unsur dalam suatu pembilang. Misalnya: paramotor
aerobatic, terjun  payung, joy flight flyapass dan paramotor.
Seharusnya: paramotor aerobatic, terjun payung, joy flight
flyapass, dan paramotor.
Artikel diatas ada juga yang seharusnya memakai tanda
penghubung, tetapi tidak memakai tanda penghubung. Misalnya:
sama sama. Seharusnya : sama-sama. Ada juga kata yang
berlebihan mungkin kesalahan dalam mengetik dan terburu-buru.
Misalnya : Pantai

ii
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
a.  Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau
bahasa daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya, penulisan unsur
serapan ada tiga, yaitu: kata asing, kata asing yang dipertahankan
karena sifat keinternasionalannya, dan kata asing yang berfungsi
untuk memperkaya.
b.  Penggunaan tanda baca sangat berarti dalam bahasa tulisan,
terutama dalam penulisan karya ilmiah sangat penting untuk
diperhatikan. Banyak pengguna bahasa yang kurang
mengindahkan kaidah tanda baca, sehingga tulisan yang
disusunnya tidak mencapai sasaran. Adanya penggunaan tanda
baca yang tepat dapat membantu pembaca memahami tulisan
dengan tepat.

B. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakan untuk dapat menggunakan kaidah
tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimanapun
bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter
masyarakat dalam bangsa ini.

ii
DAFTAR PUSTAKA

➢ Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembang


Kepribadian di  Perguruan Tinggi, Jakarta: Grasindo.
➢ Depdikbub. (1987). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.  Jakarta:
Departemen Pendidkan dan Kebudayaan.

ii

Anda mungkin juga menyukai