PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi Muslim bukan hanya sekedar klaim ‘identitas’ saja, namun lebih
jauh dari itu, menjadi muslim berarti tunduk dan patuh mengikuti secara lahir
bathin terhadap ajaran – ajaran (hukum - hukum) agama Islam yang dibawa oleh
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam selaku utusan Allah subhanahu
wata’ala. Dengan demikian ketika setiap hamba mengaku menjadi penganut
Islam (muslim), berkomitmen terhadap Islam, dan beradaptasi dengan Islam
dalam setiap aspek kehidupannya.
Berpegang dengan akidah yang benar lagi murni adalah syarat pertama bagi
seseorang mengaku dirinya beragama Islam dan menjadikan Islam sebagai cara
hidupnya. Ibadah di dalam Islam merupakan puncak kepatuhan dan kerendahan
kepada Allah dan ia juga adalah puncak bahwa hanya Allah lah yang patut
disembah. Serta kemuliaan akhlak adalah tanda utama bagi ajaran Islam
sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tentang
tujuan pengutusan baginda, yang bermaksud: "Sesungguhnya aku diutuskan untuk
menyempurnakan kemuliaan akhlak".
Bertanggung jawab terhadap keluarga adalah salah satu usaha untuk
menciptakan keluarga yang muslim sejati. Seorang muslim sejati juga harus
mampu mengawal dirinya dari segala macam hawa nafsu, agar terhindar dari
godaan setan yang ingin selalu menyesatkan manusia. Keimanan seorang muslim
sejati sepatutnya sampai ke peringkat meyakini bahwa masa depan kelak ialah
milik Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan komitmen muslim sejati?
2. Bagaimana menjadi muslim sejati?
3. Bagaimana cara mengislamkan aqidah?
4. Bagaimana cara mengislamkan ibadah?
5. Bagaimana cara mengislamkan akhlak?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
sebagai berikut:
A. Pengertian Komitmen
Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita. Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya,
sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam
diri seseorang.
Komitmen akan mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja,
menjalankan tugas menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai
dengan peningkatan kualitas fisik dan psikologi dari hasil kerja.
Menjadi Muslim bukan hanya sekedar klaim ‘identitas’ saja, namun lebih
jauh dari itu, menjadi muslim berarti tunduk dan patuh mengikuti secara lahir
bathin terhadap ajaran – ajaran (hukum - hukum) agama Islam yang dibawa oleh
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam selaku utusan Allah subhanahu
wata’ala. Dengan demikian ketika setiap hamba mengaku menjadi penganut
Islam (muslim), berkomitmen terhadap Islam, dan beradaptasi dengan Islam
dalam setiap aspek kehidupannya. Inilah yang disebut dengan Muslim sejati.
Muslim sejati merupakan sosok makhluk Allah yang tidak pernah takut dan
gentar akan segala hal kecuali kekhawatirannya untuk tidak selalu bersama Allah
dalam setiap langkah dan gerak-geriknya, kekuatan dan keteguhan iman yang
ditimbulkan dari Hasbunallaah wani'mal wakiil mampu mengantarkannya menuju
pada puncak ketakwaan, dimana dalam jiwa muslim sejati hanya Allah yang
bersemayam dalam dirinya. Jika di dalam jiwanya telah bersemayam Allah, maka
kegelapan apapun akan menjadi terang, dan permasalahan apapun akan
terselesaikan.
1. Mengislamkan aqidah,
2. Mengislamkan ibadah,
3. Mengislamkan akhlak,
4. Mengislamkan keluarga,
5. Mampu mengawal diri,
6. Dan yakin bahwa masa depan di tangan islam.
1. Mengislamkan Aqidah
Berpegang dengan aqidah yang benar lagi murni adalah syarat pertama bagi
seseorang yang mengaku dirinya beragama Islam dan menjadikan Islam sebagai
cara hidupnya. Pegangan tersebut mestilah sejalan dengan apa yang terkandung di
dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Adapun cara mengislamkan aqidah yaitu harus dengan perkara-perkara
berikut:
k. Meyakini bahwa pendapat dan pandangan para salaf adalah lebih utama
untuk diikuti supaya dapat menyelesaikan perbahasan tentang penta'wilan
dan pentha'thilan sesetengah ayat suci al-Quran, yakni membiarkan
sebahagian dari sifat-sifat Allah di dalam al-Quran dengan menyerahkan
hakikat sebenar mengenai maknanya kepada Allah subhanahu wata’ala
m. Takut hanya kepada-Nya dan tidak takut kepada yang lain. Perasaan takut
tersebut seharusnya menyebabkan setiap muslim menjauhi kemurkaan Allah
dan larangan-larangan-Nya.
2. Mengislamkan Ibadah
3. Mengislamkan Akhlak
Kemuliaan akhlak adalah tanda utama bagi ajaran Islam sebagaimana yang
ditegaskan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, tentang tujuan pengutusan
baginda, yaitu: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
kemuliaan akhlak".
3. Memelihara lidah
4. Bersifat pemalu
5. Bersifat lemah-lembut
Di antara sifat-sifat yang paling ketara yang wajib tertanam di dalam diri
seseorang muslim sejati ialah sifat sabar dan lemah-lembut karena kerja-
kerja untuk Islam akan berhadapan dengan perkara-perkara yang tidak
menyenangkan, malah jalan dakwah memang penuh dengan kepayahan,
penyeksaan, penindasan, tuduhan, ejekan dan persendaan yang memalukan.
Semua halangan-halangan ini sering dihadapi oleh para petugas amal Islami,
sehingga hemah mereka menjadi pudar, gerakan menjadi lumpuh malah
mereka mungkin terus berpaling meninggalkan medan dakwah.
6. Bersifat benar
Seorang muslim itu mestilah bersifat benar dan tidak berdusta. Berkata
benar sekalipun kepada diri sendiri kerana takut kepada Allah dan tidak
takut kepada celaan orang. Sifat dusta adalah sifat yang paling jahat dan
hina malahan ia menjadi pintu masuk kepada tipu daya syaitan. Seseorang
yang memelihara dirinya dari kebiasaan berdusta bererti dia memiliki
pertahanan dan benteng yang dapat menghalang dari was-was syaitan dan
lontaran-lontarannya. Berhatihati dan memelihara diri dari sifat dusta akan
menjadikan jiwa seorang itu mempunyai pertahanan dan benteng yang
kukuh menghadapi hasutan dan tipu-daya syaitan. Dengan demikian jiwa
seseorang akan sentiasa besih, mulia dan terhindar dari tipu-daya syaitan.
Sebaliknya sifat dusta meruntuhkan jiwa dan membawa kehinaan kepada
peribadi insan. Lantaran itu Islam mengharamkan sifat dusta dan
menganggap sebagai satu penyakit dari penyakit-penyakit yang laknat.
7. Bersifat tawaduk
9. Bermurah hati
Seorang Muslim sejati haruslah bersifat pemurah, sanggup berkorban
dengan jiwa dan harta bendanya pada jalan Allah. Di antara cara yang dapat
menyingkap kebakhilan seseorang itu ialah dengan cara memintanya
membelanjakan uang ringgit karena berapa banyak dari kalangan mereka
yang berkedudukan, bercita-cita tinggi sertaberpangkat gugur tercicir dari
jalan ini, disebabkan oleh sikap rakus terhadap mata benda. Di dalam Al-
Quran sendiri terdapat berpuluh-puluh ayat yang menjelaskan ciri-ciri
keimanan yang dikaitkan dengan sifat pemurah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Mengaku Muslim bukan sekadar klaim terhadap identitas saja, namun
lebih jauh dari itu: pengakuan untuk menjadi penganut Islam, berkomitmen
terhadap Islam, dan beradaptasi dengan Islam dalam setiap aspek kehidupan.
4. Berpegang dengan aqidah yang benar lagi murni adalah syarat pertama
bagi seseorang yang mengaku dirinya beragama Islam dan menjadikan Islam
sebagai cara hidupnya.