Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-
Nya penulis bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiamah
nanti.
Maksud dan tujuan kami menyelesaikan tugas makalah ini adalah tidak lain untuk
memenuhi salah satu dari tugas kelompok yang di berikan pada mata kuliah Al-Islam 2
serta merupakan tanggung jawab kami pada tugas yang diberikan.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan dimana kami sadar bahwa kami
pun hanyalah seorang manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT hingga dalam pembuatannya masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti
dalam evaluasi diri.
Penulis
Al Islam 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
Al Islam 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah HARTA, atau al-mal dalam al-Quran maupun Sunnah tidak dibatasi
dalam ruang lingkup makna tertentu, sehingga pengertian al-Mal sangat luas dan
selalu berkembang. Kriteria harta menurut para ahli fiqh terdiri atas : pertama,
memiliki unsur nilai ekonomis. Kedua, unsur manfaat atau jasa yang diperoleh dari
suatu barang.
Al Islam 2
3
e. Bagaimanakah pendayagunaan harta dan jabatan di jalan Allah?
1.3. Tujuan
c. Memahami harta dan jabatan sebagai amanah dan karunia dari Allah
Al Islam 2
4
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah harta, atau Al-Mal dalam al-Quran maupun Sunnah tidak dibatasi
dalam ruang lingkup makna tertentu, sehingga pengertian al-Mal sangat luas dan
selalu berkembang. Kriteria harta menurut para ahli fiqh terdiri atas :
pertama,memiliki unsur nilai ekonomis.Kedua, unsur manfaat atau jasa yang
diperoleh dari suatu barang.
Pertama, Pemiliki Mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di muka bumi ini
adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia bersifat relatif, sebatas untuk
melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuanNya
(QS Al-Hadiid : 7). Dalam sebuah Hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah bersabda :
Seseorang pada hari akhir nanti pasti akan ditanya tentang empat hal : usianya
untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya darimana
didapatkan dan untuk apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dipergunakan.
1. Harta sebagai amanah (titipan) dari Allah SWT. Manusia hanyalah pemegang
amanah karena memang tidak mampu mengadakan benda dari tiada.
Al Islam 2
5
2. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia bisa menikmatinya
dengan baik dan tidak berlebih-lebihan (QS Al-Imran : 14). Sebagai perhiasan
hidup harta sering menyebabkan keangkuhan, kesombongan serta kebanggaan
diri. (QS Al-Alaq : 6-7).
3. Harta sebgai ujian keimanan. Hal ini menyangkut soal cara mendapatkan dan
memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. (QS Al-Anfal :
28)
Ketiga, Pemilikan harta dapat dilakukan melalui usaha (amal) atau mata
pencaharian (Maisyah) yang halal dan sesuai dengan aturan-Nya. (QS Al-Baqarah :
267). Sesungguhnya Allah SWT mencintai hamba-Nya yang bekerja. Barang siapa
yang bekerja keras mencari nafkah yang halal untk keluarganya maka sama dengan
mujahid di jalan Allah SWT. (HR Ahmad). Mencari rezeki yang halal adalah wajib
setelah kewajiban yang lain. (HR Thabrani). Jika telah melakukan sholat subuh
janganlah kalian tidur, maka kalian tidak akan sempat mencari rezeki (HR Thabrani).
Kelima, dilarang menempuh usaha yang haram, seperti melalui kegiatan riba
(QS Al-Baqarah : 273-281), perjudian, jual beli barang yang haram (QS Al-Maidah :
90-91), mencuri merampok (QS Al-Maidah : 38), curang dalam takaran dan
timbangan (QS Al-Muthaffifin : 1-6), melalui cara-cara yang batil dan merugikan (QS
Al-Baqarah : 188), dan melalui suap menyuap (HR Imam Ahmad).
Al Islam 2
6
Dalam Al-Quran bahwa harta adalah perluasan hidup. Pada Al-Quran surat
Al-Kahfi : 46 dan surat An-Nisa : 14 dijelaskan bahwa kebutuhan manusia terhadap
harta sama dengan kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan, maka
kebutuhan manusia terhadap harta adalah kebutuhan yang mendasar.
Menurut bahasa, jabatan artinya sesuatu yang dipegang, sesuatu tugas yang
diemban. Semua orang yang punya tugas tertentu, kedudukan tertentu atau
terhormat dalam setiap lembaga atau institusi lazim disebut orang yang punya
jabatan.
Hakikat harta dan dan jabatan adalah merupakan amanah dan karunia Allah
SWT. Disebut sebagai amanah Allah karena harta dan jabatan tersebut didapat
bukan semata-mata karena kehebatan seseorang, tetapi karena berkah dan karunia
dari Allah, juga sejatinya bukan dimaksud untuk kesenangan pribadi pemiliknya,
tetapi juga buat kemaslahatan orang lain. Karena harta dan jabatan adalah amanah,
maka harus dijaga dan dijalankan atau dipelihara dan dilaksanakan dengan benar,
sebab satu saat akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah SWT.
Itu sebabnya maka Al-Quran dan hadis selalu mengingatkan bahwa harta itu
juga merupakan cobaan atau fitnah, seperti Firman Allah pada Surat Al-Anfal ayat 28
:
Al Islam 2
7
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Sehubungan dengan hal itu, maka harta dan jabatan adalah karunia Allah
yang sangat baik buat manusia, tetapi manakala tidak dapat dijaga dan dipelihara
dengan baik, maka ia akan menjadi fitnah dan bencana.
Harta dan jabatan yang halal serta digunakan dengan baik akan membawa
manfaat dan barokah, sedangkan harta dan jabatan yang disalahgunakan atau
diperoleh dengan tidak halal akan menjadi fitnah bahkan musibah. Sehubungan
dengan hal ini Rasulullah SAW bersabda:
Rasulullah bersabda : Sebaik-baik harta yang soleh adalah yang dimiliki oleh
orang yang soleh. HR Ahmad dan Ibnu Hibban. (Musnah Ahmad 29/16 hadits 17763
dan sohih Ibnu Hibban 8/6) Dijelaskan bahwa hadits ini adalah sohih.
Disebabkan harta dan jabatan itu adalah merupakan amanah dari Allah SWT,
maka kita harus bersikap hati-hati terhadapnya. Bila terhadap harta kita wajib
berupaya dan berusaha mencarinya karena harta merupakan kebutuhan kita sebagai
bahagian dari modal hidup, namun bukan demikian halnya tentang jabatan. Jabatan
itu merupakan amanah, oleh karena itu kita tidak harus ambisus untuk
memperolehnya.
Bagi yang mempunyai kompetensi atau keahlian dan mempunyai visi misi
yang maslahat kelak dalam jabatannya, maka boleh meminta jabatan, dengan
ketentuan bahwa ia juga tidak boleh terlalu percaya akan keahliannya, sebaliknya
jabatan atau menjaga amanah bagi yabg tidak punya kompetensi atau keahlian, oleh
Allah disebut sebagai perilaku zhalim dan bodoh, sebagaimana Firman allah pada
Surat Yusuf ayat 54 dan 55 serta Surat Al-Ahzab ayat 72 :
Artinya:
Al Islam 2
8
54. dan raja berkata : Bawalah Yusuf kepadaKu, agar aku memilih Dia
sebagai orang yang rapat kepadaku. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap
dengan Dia, Dia berkata: Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan Tinggi lagi dipercayai pada sisi kami.
Artinya:
10. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya
Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang
yang saleh.
" :
"] [
:
Artinya:
Al Islam 2
9
Dari Abu Hurairah RA berkata ,Nabi SAW bersabda : Apabila manusia telah
meninggal dunia maka terputuslah (pahala) amalnya kecuali dari 3 hal, yaitu: ilmu
yang dimanfaatkan, sodakoh yang mengalir untuknya atau anak soleh yang
mendoakan untuk kebaikannya. HR Ad-Darimi dan Tarmidzi. (Sunan Darimi 1/462
dan Sunan Tirmidzi 3/53. Sanadnya Sohih.)
Jabatan juga harus digunakan secara baik dan penuh amanah, sebab di hari
akhirat kelak jabatan itu akan dipertanggungjawabkan, sebagaimana firman Allah
SWT dalam Surat Al-Israk ayat 13 dan 34 yang berbunyi:
13. Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya
(sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada
hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
Al Islam 2
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Al Islam 2
11