Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH TANDA BACA, UNSUR SERAPAN DAN

TRANSLITERASI iqbal kocak


Di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas harian mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu :

Ss Varatisha Anjani A.M.A

Di susun oleh :

Raihan Rasyidi 11210510000223

Ramzy Januardi 11210510000234

Zulain Azhar 11210510000234

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH ILMU KOMUNIKASI

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tanda baca, U
nsur serapan dan Transliterasi ini pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan da
ri makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah Bahasa Indone
sia Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah ilmu serta wawasan tentan
g Tanda baca, Unsur serapan dan Transliterasi untuk yang membaca maupun yan
g membuat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bu Varatisha selaku dosen Mata Ku


liah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah p
engetahuan terkait Tanda baca, Unsur serapan dan Trasnliterasi. Kami mengucapk
an terimakasih kepada pihak – pihak yang telah meluangkan waktunya untuk memban
tu demi kelancaran makalah ini.

Demikian Makalah ini dibuat dengan sepenuh hati dan kami sadar makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran akan sangat membant
u kami ataupun perorangan untuk membuat makalah-makalah lain menjadi lebih baik.

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................................................................................................
D. Manfaat..................................................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tanda Baca...........................................................................................................................................


B. Macam-Macam Tanda Baca...................................................................................................................................
C. Pengertian Unsur Serapan......................................................................................................................................
D. Penyebab adanya Unsur Serapan...........................................................................................................................
E. Asal Kata Serapan..................................................................................................................................................
F. Kaidah Penulisan Kata Serapan..............................................................................................................................
G. Pengertian Transliterasi..........................................................................................................................................
H. Pedoman Transliterasi Arab-Latin.........................................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................................................................

iii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi untuk


menyampaikan maksud dari si pembicara. Bahasa tentu memiliki unsur atau aturan yang
digunakan agar dapat dipahami oleh lawan bicara. Dalam penulisan biasa kita jumpai
tanda baca, unsur serapan dan transliterasi yang selalu menjadi hal terpenting dalam
sebuah tulisan, misal seperti pada saat kita menulis sebuah puisi maka tidak luput dari
yang namanya tanda baca, unsur serapan serta transliterasi.

Tanda baca ini menjadi salah satu hal penting karena berkaitan langsung dalam
penulisan seperti tanda titik (.) ini yang menjadi akhir dari sebuah kalimat dan tanda-
tanda baca yang lain pun juga memiliki fungsinya masing-masing. Jika sebuah tulisan
terdapat peletakan tanda baca yang salah maka makna atau arti dari kalimat tersebut pun
akan berubah.

Untuk menjadikan kalimat tulis dapat mudah dimengerti, terdapat dua syarat yang
harus dipenuhi. Pertama, kalimat tersebut dapat mewakili gagasan pembicara atau
penulis. Kedua, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya
dalam pikiran pendengar atau pembaca. Faktor yang menjadikan gagasan diterima
dengan baik adalah penggunaan kalimat yang baik dan benar serta penggunaan huruf dan
tanda baca yang sesuai dengan kaidah tata bahasa.

1
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Tanda Baca?
2. Apa saja Tanda Baca?
3. Apa saja fungsi Tanda Baca?
4. Apa yang dimaksud Unsur Serapan?
5. Apa yang dimaksud Transliterasi?
3. TUJUAN
1. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penulisan.
2. Mengetahui cara menggunakan tanda baca dengan benar.
3. Mengetahui apa yang dimaksud Unsur serapan dan kata apa saja yang termasuk
Unsur Serapan.
4. Mengetahui apa yang dimaksud Transliterasi
4. MANFAAT
1. Mengetahui penulisan tanda baca yang tepat.
2. Memahami kata-kata yang termasuk Unsur Serapan
3. Mengerti tentang Transliterasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TANDA BACA

Tanda baca adalah simbol yang tidak ada hubungannya sama suara, kata, atau
frasa dalam suatu bahasa. Tanda baca itu sendiri berperan menunjukkan sebuah
struktur tulisan, intonasi, dan jeda pada saat pembacaan.

B. MACAM-MACAM TANDA BACA.

Ada beberapa macam tanda baca yang terdapat dalam sebuah bahasa, diantaranya:

 Tanda Baca Titik (.)


1. Penanda Akhir Kalimat.
Fungsi tanda titik yang paling umum ialah sebagai penanda pada akhir kalimat.
Contoh: Ayah baru saja berangkat ke Yogyakarta.
2. Tanda di Penulisan Bagan, Ikhtisar, atau Daftar
Tanda titik bisa digunakan di belakang satu huruf atau angka dalam penulisan bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh: II. Provinsi Jawa Barat
3. Pembahasan
3. Pemisah Angka pada Penanda Waktu (Jam, Menit, dan Detik)
Tanda titik juga dapat digunakan sebagai pemisah angka jam, menit, dan detik. Hal ini
disebabkan tanda tersebut sering digantikan oleh titik dua (:) 
Contoh: Pukul 06.05 (Pukul 6 lewat 5 menit)

4. Penunjukkan Jangka Waktu

Hampir serupa dengan fungsi yang ketiga, tanda titik juga berfungsi
sebagai penunjukkan jangka waktu tertentu.

Contoh: 01.03.47 (1 jam 3 menit 47 detik)

5. Memperjelas Jumlah

3
Tanda titik digunakan untuk memperjelas bilangan ribuan atau kelipatannya. 

Contoh: Kasus COVID-19 di Indonesia tembus 1.000.000 kasus.

Perlu di ingat! Tanda titik tidak berlaku kepada angka yang tidak menyatakan ju
mlah meskipun angkanya ribuan ya.

Contoh: Tsunami di Aceh terjadi pada tahun 2004.

6. Peran dalam Penulisan Referensi

Dalam penulisan daftar pustaka, tanda titik digunakan setelah nama penulis, judul
tulisan yang tidak mengandung tanda seru atau tanda tanya, dan tempat terbit. 

Contoh: Agung, Muhammad. 2007. Media Belajar yang Asyik. Solo: Ragam Cen
dekia

7. Tidak Digunakan pada Akhir Judul

Tidak diperbolehkan menggunakan tanda titik pada akhir judul karangan/artikel y


ang merupakan kepala karangan. Selain itu pada bagian kepala tabel, grafik, dan il
ustrasi juga tidak boleh diakhiri dengan tanda titik. 

Contoh: Pengertian Jenis dan Contoh Majas

8. Tidak Digunakan pada Kepala Surat

Tanda titik juga tidak diperkenankan dipakai dalam kepala surat . Artinya, tanda ti
tik tidak diperbolehkan di belakang alamat pengirim dan penerima surat, nama pe
ngirim dan penerima surat, dan tanggal surat. 

Contoh: Kepada

HRD PT Jaya Sentosa

Jalan Pandawa

Sukabumi
4
 Tanda Baca Koma (,)

1. Diletakkan di Tengah Kalimat

Tanda koma biasanya dipakai dalam suatu perincian atau pun penyebutan bilanga
n. Untuk penempatannya ada di belakang kata yang mengikutinya. 

Contoh: Ibu berbelanja keperluan memasak seperti garam, gula, dan kecap.

2. Perbandingan Kalimat

Tanda koma berperan dalam membentuk sebuah kalimat perbandingan. Tanda ini
dipakai memisahkan kalimat yang setara yang didahului kata yang menunjukkan
perbandingan seperti tetapi, namun, atau melainkan. 

Contoh: Wahana itu sungguh menyenangkan, namun cukup berbahaya bagi anak-
anak.

3. Memisahkan Anak Kalimat dengan Induk Kalimat

Tanda koma dapat dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya
Dengan catatan, jika anak kalimatnya mendahului induk kalimat.

Contoh: Jika tempatnya terlalu sempit, kita tidak akan gunakan tempat itu.

4. Pemisah Partikel

Tanda koma dipakai untuk memisahkan partikel dengan inti kalimat seperti oh, ya,
hmm, wah, aduh, dan bentuk lainnya.

Contoh: Wah, ternyata pemandangan di sini tak kalah indahnya!

5. Kata Penghubung Antarkalimat

Wajib untuk meletakkan tanda koma di belakang kata atau ungkapan yang menjad
i penghubung antarkalimat. Kata atau ungkapan tersebut misalnya oleh karena itu,
namun, akan tetapi, maka dari itu, dan meskipun begitu.

5
Contoh: …. oleh karena itu, kita harus merencanakan dengan matang.

6. Identitas yang Ditulis Berurutan

Maksud dari identitas adalah penulisan nama dan alamat, bagian alamat, tempat d
an tanggal, serta nama tempat atau wilayah yang ditulis secara berurutan harus me
nggunakan tanda koma.

Contoh: Jalan Raya Bogor KM 19, Kramat Jati, Jakarta Timur

7. Memisahkan Petikan Langsung

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagiannya yang lai
n dalam kalimat.

Contoh: “Baiklah,” jawab Pak Adi, “segera akan saya kerjakan hari ini.”

8. Catatan Kaki

Dalam penyusunan catatan kaki, tanda koma digunakan dalam penyusunannya.

Contoh: Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat
(Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. 2017), hlm 48.

9. Penulisan Daftar Pustaka

Pada penyusunan daftar pustaka, tanda koma berfungsi sebagai pemisah bagian na
ma yang dibalik susunannya. Dalam penulisan daftar pustaka, tanda koma diguna
kan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya. 

Contoh: Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Ed
isi Keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

10. Penulisan Bilangan

6
Tanda koma dalam hal ini dipakai pada angka persepuluhan atau bisa dipakai di a
ntara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.

Contoh: 17,2 km

11. Penulisan Gelar

Dalam penulisan gelar akademik, tanda koma dipakai di antara nama orang dan ge
lar yang mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, marga, atau k
eluarga.

Contoh: Hani Ammariah, S. Si

12. Kalimat Bertingkat

Tanda koma juga berperan dalam kalimat bertingkat dan dipakai untuk mengapit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: Kakak pertamaku, Kresno, adalah orang yang sangat kreatif.

13. Menghindari Salah Baca

Tanda koma berfungsi juga untuk menghindari salah baca/salah penafsiran. Tanda
ini digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh: Dalam upaya pembinaan warga, kita memerlukan semangat gotong royo
ng.

14. Tidak Digunakan untuk Pemisahan Petikan Langsung

Tanda koma TIDAK dipakai untuk memisahkan petikan langsung dalam kalimat j
ika petikan langsung diakhiri tanda tanya atau tanda seru.

Contoh: “Kenapa kamu berbohong?” tanya Devi.

 Penggunaan Tanda Baca Seru (!)


7
1. Kalimat Perintah

Tanda seru dipakai baik perintah yang sifatnya keras maupun tidak.

Contoh: Tolong matikan lampu di ruang itu!

2. Menunjukkan Ekspresi Terkejut

Ketika merasa terkejut, atau rasa emosi yang kuat, maka wajib menggunakan tand
a seru dalam penulisan kalimatnya.

Contoh: Astaga! Apakah aku lupa mengirimkan kabar ke kamu?

 Penggunaan Tanda Baca Tanya (?)

1. Menanyakan Sesuatu

Berfungsi bertujuan untuk kalimat yang menanyakan sesuatu.

Contoh: Kapan Gulman pergi ke Bandung?

2. Digunakan dalam Tanda Kurung

Tanda tanya dapat diletakkan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian dar
i sebuah kalimat yang masih kurang dapat dibuktikan keabsahannya.

Contoh: Total dana yang dikorupsi sekitar 500 juta rupiah (?)

 Penggunaan Tanda Baca Titik Koma (;)

1. Memisahkan Bagian Kalimat

Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setar
a.

Contoh: Malam semakin larut; tugasnya tak kunjung selesai.

8
2. Memisahkan Kalimat Setara

Tanda ini bisa dipakai sebagai pengganti kata hubung untuk memisahkan kalimat
yang masih setara dalam kalimat majemuk.

Contoh: Ibu memasak di dapur; Nanda menonton TV di ruang tamu.

 Penggunaan Tanda Baca Titik Dua (:)

1. Akhir Pernyataan Lengkap

Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan yang lengkap.

Contoh: Kita persiapkan perlengkapan berkemah: tenda, ransel, jaket, dan pakaia
n tidur.

2. Sesudah Kata atau Ungkapan

Tanda titik dua ini dapat digunakan sesudah kata/ungkapan.

Contoh: Ketua: Dwi Hatmojo Kresnoadi

Wakil Ketua: Hani Ammariah

3. Di antara Identitas Penerbit

Tanda titik dua bisa dipakai di antara: 

a) jilid atau nomor dan halaman, 

b) bab dan ayat dalam kitab suci, 

c) judul dan subjudul suatu karangan, serta 

d) nama kota dan penerbit buku dalam daftar pustaka..

Contoh: Republika, 1 (2020), 34:7

Al-Kahfi: 10
9
Karangan Regina Kayo, Rahasia Hidup: Kisah di Kota Hujan, sudah terb
it.

4. Dalam Teks Drama Setelah Kata yang Menunjukkan Pelaku

Tanda titik dua dipakai dalam teks drama setelah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.

Contoh: Ratu: (sambil memandang ke bawah) “Sudahlah. Mungkin memang takd


irku”

 Penggunaan Tanda Baca Elipsis/Titik-titik (...)

1. Penulisan Kalimat yang Terputus-putus

Tanda elipsis ditulis dengan cara titik-spasi-titik-spasi-titik ( ... ). Tanda ini dipaka
i dalam penulisan kalimat yang terputus-putus.

Contoh: Hmm .... aku juga tidak habis pikir dengan kejadian itu.

2. Penunjukkan Ada Bagian Naskah yang Dihilangkan

Tanda elipsis dipakai juga untuk menunjukkan kalau di sebuah kalimat ada bagian
yang dihilangkan.

Contoh: Hal yang patut dihindari . . . serta menjadi masalah yang cukup besar dal
am teknik membuat website.

 Penggunaan Tanda Baca Hubung (-)

1. Menyambung Huruf Kata dan Penulisan Tanggal

Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf dari kata yang dieja satu per satu
dan digunakan juga pada penulisan tanggal.
10
Contoh: 19-08-1998

2. Menyambung Suku

Tanda hubung berfungsi untuk menyambung suku dari kata dasar dan imbuhan ya
ng terpisah oleh pergantian baris.

Contoh: Ririn membeli baju lengan pan-


jang di Pasar Tanah Abang.

3. Memperjelas Hubungan

Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata/ungkapan serta p


enghilangan bagian kelompok kata.

Contoh: ber-evolusi

dua puluh lima-ribuan (25 x 1.000)

4. Menyambung Unsur Kata Ulang

Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata yang berulang.

Contoh: mondar-mandir, kanan-kiri

5. Merangkai Kata Depan dengan Huruf Kapital

Tanda hubung juga dipakai untuk merangkai:

a) se- dengan kata selanjutnya dengan awalan kapital, 

b) ke- dengan angka, 

c) angka dengan –an, 

11
d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan 

e) nama jabatan rangkap. 

Contoh: se-Jawa Barat

era 90-an

mem-PHK-kan

Menteri-Sekretaris Negara

6. Merangkai Unsur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Asing

Dalam rangkaian unsur Bahasa Indonesia dengan bahasa asing, juga diperlukan ta
nda hubung.

Contoh: Dia menata rambutnya se-stylish mungkin.

 Penggunaan Tanda Baca Pisah (—)

1. Membatasi Penyisipan Kata

Jika ada pembatasan penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan k
husus di luar konteks kalimat, maka digunakan tanda pisah.

Contoh: Kesuksesan itu—saya yakin akan tercapai—harus diperjuangkan oleh di


rinya sendiri.

2. Tanda Pisah Dua Bilangan

Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan/tanggal yang menunjukkan arti “samp
ai”

Contoh: 2019 – 2020

12
3. Penegasan Keterangan Aposisi

Tanda pisah dapat dipakai untuk penegasan keterangan aposisi (keterangan lain) s
ehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Contoh: Anggota komunitas itu – Shabrina, Devi, dan Nanda – sudah memberi d
ampak positif yang cukup besar bagi lingkungan sekitarnya.

 Penggunaan Tanda Baca Kurung (())

1. Mengapit Angka

Tanda baca kurung digunakan untuk mengapit angka atau huruf yang merinci suat
u urutan.

Contoh: Harta kekayaannya meliputi (a) logam mulia, (b) properti, dan (c) saham.

2. Mengapit Huruf

Tanda kurung dipakai mengapit huruf atau kata yang kemunculannya di kalimat d
apat dihilangkan.

Contoh: Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai (puncak)


Mahameru.

3. Mengapit Keterangan

Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan/penjelasan yang bukan bagia


n pokok dari sebuah kalimat.

Contoh: Bukti tersebut (lihat halaman 109) mendukung pernyataannya bahwa dal
am melakukan teknik negosiasi harus dilakukan secara serius.
13
4. Tambahan Keterangan

Untuk menjelaskan keterangan yang berupa abreviasi, digunakan pula tanda kuru
ng.

Contoh: Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) telah menge


luarkan kebijakan penggunaan meterai 10000 dalam dokumen berharga.

 Penggunaan Tanda Baca Kurung Siku ([ ])

1. Mengapit Keterangan

Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan yang ada di kalimat penjel
as. Kalimat penjelas ini sebelumnya sudah bertanda kurung.

Contoh: Persamaan dari metode pengajaran itu (perbedaannya [lihat halaman 33-
45] cukup signifikan) memberikan output yang kurang lebih sama dengan tujuan a
wal.

2. Mengapit Huruf, Kata, atau Kelompok

Tanda kurung siku ini dapat dipakai dalam hal pengoreksian kalimat yang ditulis
oleh orang lain. Tanda ini menyatakan bahwa ada kesalahan atau kekurangan huru
f pada naskah aslinya.

Contoh: Para pemuda juga wajib berperan dalam pemberdaya[a]n masyarakat di l


ingkungan sekitar tempat mereka tinggal.

 Penggunaan Tanda Baca Garis Miring (/)

1. Pengganti Kata Hubung

Garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta tiap (per).

14
Contoh: pria/wanita

2. Dipakai pada Nomor Surat dan Kalimat

Tanda garis miring juga dipakai dalam nomor surat serta penanda rentang masa ta
hun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Contoh: No. 036/Kep/BKD/2020

 Penggunaan Tanda Baca Apostrof (‘)

1. Penggunaan Kata Khusus

Dalam penulisan, tanda ini digunakan dalam penulisan nama serta kata khusus dar
i serapan bahasa asing.

Contoh: Ahmad Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’)

2. Menunjukkan Penghilangan Bagian Kata

Tanda apostrof juga dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau an
gka dalam tahun.

Contoh: Deni ‘lah orang yang menyelamatmu (‘lah = adalah)

 Penggunaan Tanda Baca Petik (“)

1. Petikan Langsung

Tanda petik berfungsi sebagai pengapit petikan langsung dari pembicaraan dalam
naskah atau bahan tertulis lain.

Contoh: “Aku lapar,” ucap Ratu.

15
2. Penutup Kalimat

Tanda petik dipakai sebagai tanda baca ungkapan yang dipakai dengan arti khusus
pada ujung atau bagian kalimat.

Contoh: Tedy sering menjadi “pengacau” dalam setiap kegiatan tim di tempatnya
bekerja.

3. Mengapit Istilah Ilmiah

Tanda ini juga bisa dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal ata
u memiliki arti khusus.

Contoh: Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut sebagai “jetla
g”.

4. Mengapit Judul

Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dip
akai dalam kalimat. 

Contoh: Karangan Salsabila Nanda yang berjudul “Peran UKM terhadap Ekonom
i Indonesia” telah diterbitkan di surat kabar Republika sebagai tema besar halama
n Keuangan.

 Penggunaan Tanda Baca Petik Tunggal (‘)

1. Mengapit Makna

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang ada di dalam petikan lai
n.

Contoh: “Kau dengar bunyi ‘ngiung-ngiung’ tadi kah?” tanya Fahri kepada Adi.

16
2. Mengapit Petikan di dalam Petikan Lain

Petik tunggal juga digunakan dalam penulisan untuk mengapit makna, terjemahan,
atau ungkapan asing.

Contoh: feedback ‘umpan balik’

C. PENGERTIAN UNSUR SERAPAN.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata serapan adalah kata yang di
serap dari bahasa lain berdasarkan kaidah bahasa penerima. Oleh karena itu, dapat dik
atakan bahwa kata serapan dapat dikatakan sebagai kata serapan jika memenuhi kaida
h-kaidah bahasa, khususnya pada bahasa Indonesia.

Adapun pengertian dari beberapa tokoh yang menyatakan arti dari Unsur Serapan,
diantaranya:

1. Rohbiah, dkk (2017)

Penyerapan bahasa terjadi karena adanya kontak yang berkelanjutan dalam waktu
lama antar penutur bahasa yang berbeda. Kontak bahasa adalah hubungan kebahas
aan yang terjadi antara satu masyarakat bahasa dengan masyarakat bahasa lainnya.

2. Hocket (1965)

Perubahan dan perkembangan dalam satu bahasa adalah wajar terjadi karena adan
ya kontak bahasa antarpengguna bahasa yang berbeda. Komunikasi langsung anta
rmanusia yang berlainan bahasa, bahkan berlainan budaya, menimbulkan kontak b
ahasa yang pada akhirnya akan saling memengaruhi. Hal tersebut disebut dengan
penyerapan bahasa.

3. Sompi (2017)

Definisi kata-kata serapan adalah kata-kata yang berasal dari bahasa asing atau ba
hasa daerah, lalu digunakan dalam bahasa asli.
17
D. PENYEBAB ADANYA KATA SERAPAN
1. Sumber internal
Sumber internal yang merupakan faktor dari adanya penyerapan bahasa yaitu
swadaya bahasa dalam bahasa internalnya. Maksudnya. Pengayaan bahasa yang
dapat terwujud melalui beberapa pola, di antaranya; (a) aktivasi kata-kata lama,
(b) pembentukan kata-kata baru, ( c) penciptaan kata-kata baru, dan (d)
pengakroniman.

2. Sumber eksternal
Sumber eksternal atau sumber luar dapat terjadi melalui perluasan dari bahasa-
bahasa serumpun, dan sebagainya. Perluasan bahasa dari bahasa lain atau bahasa
serumpun biasa terjadi lantaran adanya interaksi sosial dan intensitas komunikasi.

E. ASAL KATA SERAPAN


Kata serapan dalam bahasa Indonesia bisa berasal dari bahasa-bahasa asing atau
juga berasal dari bahasa daerah tertentu, diantaranya:
1. Bahasa Jawa
Contoh: Rampung = selesai = sudah jadi
Gampang = mudah = tidak berat/tidak sukar
Gosong = hangus = terbakar sampai habis
2. Bahasa Sanskerta
Contoh: Gambhira = gembira = suka/bahagia
Anugrah = anugerah = pemberian
Artha = uang = uang
3. Bahasa Inggris
Contoh: Access = akses = jalan masuk
Accomodation = akomodasi = sesuatu yang disediakan kebutuhan
Actor = aktor = pemeran cerita

18
4. Bahasa Belanda
Contoh: Envelope = amplop = sampul surat
Horloge = arloji = jam kecil
Apotheek = apotek = toko obat
5. Bahasa Portugis
Contoh: Acta = akta = surat tanda bukti berisi pernyataan
Armada = armada = rombongan satu kesatuan
Banco = bangku = papan dan sebagainya
6. Bahasa Arab
Contoh: Abad = abad = 100 tahun
Alam = alam = dunia
Abjad = abjad = aksara
7. Bahasa Tiongkok
Contoh: Angpao = angpau = amplop kecil tempat uang
Bakmi = bakmi = mi
Cincau = cincau = minuman dingin

F. KAIDAH PENULISAN KATA SERAPAN

Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua kelompok besar.

Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia.
Maksudnya adalah unsur asing tersebut dalam pengucapan dan penulisannya masih
mengikuti cara asing.

Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan


kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah
seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asal. Contohnya:

1. Serapan dari bahasa Belanda


Aa menjadi a
Contoh: Paal = pal

2. Serapan dari bahasa Inggris

19
Oo menjadi u
Contoh: Cartoon = kartun

3. Serapan dari bahasa Arab


‘Ain pada awal suku kata menjadi a, i, u,
Contoh: ‘Aja’ib (a) = ajaib

G. PENGERTIAN TRANSLITERASI
Menurut kamus bahasa indonesia transliterasi adalah penyalinan dengan
penggantian huruf dari abjad yang satu keabjad yang lain (terlepas dari lafal bunyi
kata sebenarnya. Transliterasi arab latin ialah penyalinan huruf – huruf arab dengan
huruf – huruf latin beserta perangkatnya. Ada pula pendapat, penyalinan dengan
penggantian huruf abjad yg satu ke abjad yg lain: untuk mengetahui sastra Melayu
Klasik lebih mendalam, perlu dilakukan dari tulisan Arab Melayu ke tulisan Latin.
Jadi transliterasi adalah pengalihan suatu huruf ke huruf lainnya, misalkan alih
aksara, dari aksara jawa kehuruf latin.

H. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain.


Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin.
Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158 Tahun 1987 - Nomor: 0543 b/u/1997
tentang Transliterasi Arab-Latin

A. Konsonan
ARAB NAMA Latin KETERANGAN

‫ا‬ Alif - -

‫ة‬ Ba‟ B Be

‫ت‬ Ta‟ T Te

‫ث‬ Ṡa‟ Ṡ Es dengan titik di atas

20
‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah

‫خ‬ Kha Kh Ka dan ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Żal Ż Zet dengan titik di atas

‫ر‬ Ra‟ R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫ش‬ Sin S Es

‫ش‬ Syin Sy Es dan ye

‫ص‬ Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah

21
‫ض‬ Ḍaḍ Ḍ De dengan titik di bawah

‫ط‬ Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah

‫ظ‬ Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah

‫ع‬ „Ain „ Koma terbalik di atas

‫غ‬ Gain G Ge

‫ف‬ Fa F Fa

‫ق‬ Qaf Q Qi

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L El

‫م‬ Mim M Em

‫ى‬ Nun N En

‫و‬ Wau W We

ٍ Ha‟ H Ha

‫ء‬ Hamzah ‟ Apostrof

‫ي‬ Ya‟ Y ye

A. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

‫ا‬ Fatḥah A A

¸‫ا‬ Kasrah I I

‫ا‬ Ḍammah U U

22
Contoh: ‫كتت‬: kataba
‫ سئل‬: su‟ila

2. Vokal Rangkap
Tanda Nama Latin Keterangan
Vokal

‫´ي˚ ى‬ Fatḥah dan Ai A dan I


ya‟ sukun

‫و˚ ´ى‬ Fatḥah dan wau Au A dan U


sukun
Contoh:
‫ كيف‬: kaifa

3. Vokal Panjang
Tanda
Nama Latin Keterangan
Vokal

‫´ىب‬ Fatḥah dan alif Ā A dengan garis di atas

‫¸ىي‬ Kasrah dan Ī I dengan garis di atas


ya‟

‫ى˚ و‬ Ḍammah dan Ū U dengan garis di atas


wau

Contoh:
‫ ل´ ي˚ ق‬: qīla

23
BAB III
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa tanda baca hanya merupakan simbol dalam penulisan kata
atau kalimat. Dalam penulisan kalimat atau paragraf pun harus memperhatikan tanda
baca yang digunakan agar mudah dipahami seperti contoh dalam dua kalimat ini, " Kota
Tangerang Selatan Provinsi Banten" dengan "Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten".
Jadi lebih mudah dipahami dengan adanya penambahan simbol tanda baca.

Kata serapan juga bisa diartikan sebagai kata utama yang diserap atau diubah ke bahasa
sesuai penerima tanpa merubah kaidah asal kata utama tujuannya agar mudah dipahami
bagi orang yang menerima tanpa adanya pencampuran kata. Contoh bahasa Jawa
rampung dapat diartikan selesai berarti sudah jadi. Disimpulkan bahwa transliterasi
adalah penulisan atau pengucapan lambang bunyi bahasa asing yang dapat mewakili
bunyi yang sama dalam sistem penulisan suatu bahasa tertentu.

Di Indonesia, transliterasi yang dimaksudkan adalah transliterasi Arab-Latin, yaitu


penyalinan lambang bunyi huruf Arab ke dalam sistem penulisan huruf latin.

Pengalih huruf-an itu harus dilakukan dengan cara-cara ilmiah dan sistematis. Tidak
boleh ada pengurangan atau penambahan didalamnya. Sehingga, huruf-huruf Arab dapat
dilambangkan dengan tepat dalam huruf Latin. Agar bangsa Indonesia dapat membaca
huruf Arab dengan fasih dalam huruf Latin. Membaca dengan fasih yang dimaksud
adalah, membaca dengan baik dan benar sesuai kaidah tata bahasa Arab. Singkatnya,
transliterasi bahasa arab di Indonesia diharapkan dapat membantu umat Islam dalam
membaca, memahami dan menghayati sumber-sumber Islam yang berbahasa Arab.

24
DAFTAR PUSTAKA

Heriyansyah, Tedy Rizkha. 2021. “Tanda Baca: Penggunaan, Fungsi, dan


Contohnya”, https://www.ruangguru.com/blog/penggunaan-tanda-baca-fungsi-dan-
contohnya, diakses pada 07 Oktober Pukul 20.28.

Awwaabiin, Salma. 2021. “Kata Serapan: Pengertian, Cara Penulisan, dan Contoh
Lengkap”, https://penerbitdeepublish.com/kata-serapan/. Diakses pada 07 Oktober
Pukul 20.39.

Abdillah, V. 2018. “Pedoman Transliterasi Arab-Latin”,


http://eprints.stainkudus.ac.id/2151/3/FILE%203%20DAFTAR%20ISI.pdf. Diakses
Pada 07 Oktober Pukul 21.58.

25

Anda mungkin juga menyukai