Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENUMBUHKAN MINAT KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampuh :

Dra. Sri Hastuti Virgianti Pulukadang, M.Si.

Yuli Nurmayanti, S.Pd., M.Sc.

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. Dinil Haerani A 251 19 001

2. Yusman A 251 19 015

3. Nur Alya Sari A 251 19 028

4. Nadya Marbelina A 251 19 048

5. Isnaini M.Y. Bangko A 251 19 087

6. Kristofel Mohama A 251 19 121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan salah satu
tugas dari matakuliah Kewirausahaan. Selain itu, penyusunan makalah ini juga
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para mahasiswa mengenai cara
Menumbuhkan Minat Kewirausahaan, di Indonesia yang nanti nya akan
menjadi pedoman para mahasiswa dalam kegiatan mengajar. Dalam penulisan
makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan mendidik untuk perbaikan selanjutnya. Walaupun demikian
penulis tetap berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya. Terima kasih.

Palu, 16 Januari 2021

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
2.1 Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha ......................... 3
2.2 Dorongan Merintis Wirausaha ...................................................... 10
2.3 Latar Belakang Wirausaha............................................................. 12
2.4 Beberapa Faktor Kritis Untuk Memulai Usaha Baru .................... 14
2.5 Model Proses Kewirausahaan ........................................................ 14
PENUTUP ..................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 16
3.2 Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Berbicara pada masalah pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa
tidak hanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi atau kestabilan politik, tetapi
sebagian besar terletak pada kemampuan dan kemauan serta semangat
sumber daya manusia sebagai aset utama dan terbesar dalam
mengembangkan potensi bangsa. Kita semua sadar bahwa mereka yang
hidup pada masa sekarang selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik
dari hari kemarin. Padahal apabila kita menatap ke masa depan tentu saja
banyak sekali perbedaan, seperti halnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek). Iptek merupakan sumber penggerak utama pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian besar negara dunia
yang mana perkembangannya akan menghasilkan hal-hal yang baru dengan
laju yang pesat, baik berupa barang maupun jasa; layanan komunikasi baru
tata cara kegiatan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, pasar yang semakin
terbuka dan bebas yang menyebabkan arus barang dan jasa serta tenaga
kerja akan melintas batas Negara tanpa hambatan. Keadaan ini merupakan
tantangan sekaligus peluang bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara,
sebagai titik berat pembangunan nasional yang seiring dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia semakin
menentukan dalam memenangkan persaingan dibandingkan dengan sumber
daya lainnya. Dalam perkembangan demikian, tantangan masa mendatang
adalah mengupayakan daya saing dan keunggulan kompetitif yang
mengandalkan keterampilan dan kreativitas SDM, kemampuan teknologi, dan
kemampuan manajemen dengan tetap memanfaatkan keunggulan komparatif
yang telah dimiliki. Uraian di atas menunjukkan betapa besar tantangan yang
harus dihadapi sekarang dan masa depan. Sehubungan dengan hal tersebut,
pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) sangat penting bagi mahasiswa.

1
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa ?
2. Bagaimana langkah-langkah untuk memulai wirausaha ?
3. Untuk mengetahui pentingnya dalam minat berwirausaha?
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kelemahan dalam berwirausaha ?

1.3 Tujuan Penyusunan


Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui cara menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan
mahasiswa. Serta langkah-langkah untuk memulai wirausaha dan keuntungan
serta kelemahan apa saja yang terdapat dalam berwirausaha.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha


Semakin maju suatu negara dan semakin banyak orang yang terdidik,
dunia wirausaha semakin dirasakan penting Hal ini karena pembangunan
akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan yang andal
Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam
mutu wirausaha tersebut Saat ini, kita menghadapi kenyataan bahwa
jumlah wirausahawan Indonesia masihsedikit dan mutunya belum sepenuhnya
baik,sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan
persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan.
Adapun manfaat wirausaha secara lebih terperinci, antara lain:
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapa
mengurangi pengangguran;
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya;
3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang
patut dicontoh dan diteladani karena seorang wirausaha adalah orang terpuji,
jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain;
4. Menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu
memperjuangkan lingkungan;
5. Memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai
dengan kemampuannya;
6. Mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun
dalam menghadapi pekerjaan;
7. Memberi contoh tentang cara bekerja keras, tanpa melupakan perintah-
perintah agama, dekat kepada Allah SWT
8. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros;
9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun
kebersihan lingkungan.

3
Dari banyaknya manfaat wirausaha di atas, ada dua darma bakti wirausaha
terhadap pembangunan bangsa, yaitu:
1. Sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya dalam melancarkan
proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi
kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat;
2. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan
ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing.
Sekalipun banyak darma bakti yang dapat disumbangkan oleh
wirausaha terhadap pembangunan bangsa, tidak banyak orang yang
berminat menekuni profesi tersebut. Hal ini disebabkan latar belakang
pandangan negatif dalam masyarakat terhadap profesi wirausaha.

Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat


sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat
agresif, ekspansif, suka bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber
penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya
Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk yang tidak
tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini,
dan berusaha mengalihkan perhatian anak-anaknya untuk menjadi pegawai
negeri, apalagi jika anaknya sudah lulus perguruan tinggi. Mereka mengatakan,
“Untuk apa sekolah tinggi, jika hanya menjadi pedagang“. Pandangan ini
sudah tertanam kuat di lubuk hati sebagian besar rakyat kita, sejak zaman
penjajahan Belanda sampai beberapa dekade masa kemerdekaan. Landasan
filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun
ke dunia bisnis. Kita tertinggal jauh dari negara tetangga yang seakan-akan
memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka mengembangkan bisnis
besar-besaran mulai industri hulu sampai keindustri hilir, meliputi usaha
jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran besar
(swalayan), eceran kecil (retail), eksportir, importir, dan berbagai bentuk
usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditas.

4
Hal itulah yang mendorong para remaja mulai tertarik dan melirik profesi
bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Dengan latar belakang profesi
orangtua yang beragam, mereka mulai mengarahkan pandangannya pada bidang
bisnis. Hal ini juga didorong oleh kondisi persaingan di antara pencari kerja yang
mulai ketat. Lowongan pekerjaan mulai tersa sempit.
Kebutuhan akan Wirausaha PBB menyatakan bahwa suatu negara akan
mampu membangun apabila 2% dari jumlah penduduknya bergerak dalam
bidang wirausaha. Dengan demikian, jika negara kita berpenduduk 200 juta
jiwa, wirausahawannya lebih kurang sebanyak 4 juta. Katakanlah jika kita
hitung semua wirausahawan Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai
perusahaan besar mencapai 3 juta, tentu bagian terbesarnya adalah kelompok
kecil yang belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya
(kontinuitasnya).
Siapa yang dapat digolongkan wirausahawan? Menurut JAS chumpeter,
wirausahawan adalah seorang inovator, individu yang mempunyai semangat,
kemampuan, dan pikiran untukmenaklukkancara berpikir yang lamban dan
malas. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi
baru, yang merupakan gabungan dari lima hal, yaitu:
1. Pengenalan barang dan jasa baru;
2. Metode produksi baru;
3. Sumber bahan mentah baru;
4. Pasar-pasar baru;
5. Organisasi industri baru.
Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata
disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat sedang,
berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci
keberhasilan pembangunan negara Jepang (Heidjrachman Ranu Pandojo).
Jika negara kita harus menyediakan 3 juta wirausahawan besar dan
sedang, kita masih harus mencetak 30 juta wirausahawan kecil. Ini adalah peluang
besar yang menantang generasi muda untuk berkreasi. Mengadu keterampilan
membina wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara.

5
• Upaya menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa
Menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain :
1. Tercapainya capaian pembelajaran dalam kurikulum yang berkaitan
dengan kewirausahaan berupa penciptaan produk baru hasil karya
mahasiswa;
2. Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ;
3. Membuat inkubator bisnis sebagai wadah bagi para pengusaha muda;
4. Kunjungan industri sebagai bahan tambahan ilmu bagi mahasiswa
untuk mengembangkan produk yang akan diciptakan;
5. Keanggotaan dalam Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN);
6. Partisipasi mahasiswa dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan
pengembangan keilmuan tentang kewirausahaan seperti menjadi panitia
Seminar nasional Kewirausahaan, panitia Kuliah Umum Kewirausahaan
dan mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan.

• Langkah-langkah memulai wirausaha


Berikut ini ditampilkan beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan
apabila seorang mahasiswa ingin memulai wirausaha.
1. Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan
di dalamnya.
Tips pertama ini sangatlah membantu bagi mahasiswa yang cenderung
memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh. Tidak mudah
memang, terutama jika kita sudah lama dan terbiasa berada dalam zona
aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh instink kita untuk berkreasi maupun
mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika anda
telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan perbanyak bacaan
serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak Anda tekuni. Kadang-
kadang hal-hal yang kita rasakan kuasai, ternyata setelah berada di lapangan
berbeda drastis dengan yang kita pikirkan. Seorang yang sehari-hari
mengerjakan pekerjaan keahlian tertentu, belum tentu bisa sukses berbisnis

6
dalam bidang tersebut, karenanya perlu sekali belajar dari orang-orang yang
telah sukses merintis usaha di bidang
tersebut.

2. Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.


Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan
pengembangan bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut.
Namun anda tetap harus hati-hati, karena tidak pernah ada yang namanya
makan siang gratis, siapapun itu, anda harus tetap berhati-hati dan
mempersiapkan akan datangnya hal-hal yang tidak terduga. Hal ini juga
sejalan dengan prinsip seorang pebisnis “uang tidak mengenal tuan”. Bisa saja
hari ini anda adalah bigboss, namun esok lusa anda menjadi pengangguran
karena didepak oleh karyawan sendiri yang bekerja sama dengan partner bisnis
anda atau bahkan investor anda.

3. Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa


Anda. Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di
dalam fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya.
Anda harus bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus
menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha. Jika anda menilai
terlalu tinggi jasa/produk anda, sementara hal yang anda tawarkan itu tidak punya
keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka orang
akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga dan kualitas yang jauh lebih
baik.
Menurut Alma (2009) terdapat beberapa keuntungan yang diterima, tetapi
dibalik itu semua terdapat kerugian yang menjadi faktor penghambat dalam
melakukan wirausaha. Adapun keuntungan dan kerugian wirausaha adalah
sebagai berikut:

7
1. Keuntungan Berwirausaha
a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
b. Terbuka peluang untuk mendemosntrasikan kemampuan serta potensi
seseorang secara penuh.
c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara
maksimal.
d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha
konkrit
e. Terbuka kesempatan untuk menjadi Bos.
• 6 Contoh keuntungan dalam berwirausaha;
1. Keuntungan usaha menjadi milik sendiri.
2. Memperoleh status dan kepuasan.
3. Tidak diperintah orang lain.
4. Berhak mengambil keputusan.
5. Dapat memilih usaha sendiri.
6. Mempunyai kesempatan berjiwa sosial.

2. Kerugian Berwirausaha
a. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai risiko,
jika risiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti wirausaha telah
menggeser risiko tersebu.
b. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang.
c. Kualitas kehidupannya masih rendah samapi usahanya berhasil, sebab dia
harus berhemat.
d. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat
walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang dihadapinya.

• Contoh 5 kerugian dalam berwirausaha


1. Jam kerja panjang dan tidak pasti
2. Pendapatan tidak stabil dan menanggung resiko.
3. Belajar tak ada akhirnya.

8
4. Menanggung resiko.
5. Sering terlibat masalah keuangan
Dalam berwirausaha kerugian/kegagalan bukanlah menjadi penghalang
yang berarti. Menurut Suryana (2009) terdapat faktor penyebab seseorang berhasil
dan gagal dalam berwirausaha. Faktor pertama adalah adanya kemampuan dan
kemauan, seseorang yang mempunyai kemampuan tetapi tidak mempunyai
kemauan untuk berwirausaha maka hal ini akan sia-sia kemampuannya tersebut
tidak diinterprestasikan pada kehidupan sehari-hari karena tidak mempunyai
kemauan. Sebaliknya seseorang mempunyai kemauan tetapi tidak mempunyai
kemampuan sebagai modal awal untuk berwirausaha. Faktor yang kedua adalah
tekad yang kuat dan kerja keras contoh seseorang yang memiliki tekat yang kuat
untuk mengembangkan usahanya tetapi karena hasilnya gagal maka ia berhenti
sampai disitu saja tidak mau bekerja keras lagi untuk mencapai hasil yang ia
harapkan. Faktor yang ketiga adalah seseorang wirausaha yang inovatif adalah
mengenang peluang yang ada dengan memanfaatkan kesempatan yang tidak
datang dua kali.
Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi oleh potensi
kegagalan yang akan memberikan lebih banyak pelajaran.
Menurut Zimmerer (2009:68) mengemukakan beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya yaitu:
1. Tidak kompeten dalam hal manajerial Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman Baik dalam kemampuan teknik, menvisualisasikan
usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya manusia, dan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas, megatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat, kekeliruan
dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional perusahaan
dan mengakibatkan perusahaaan tidak lancar.

9
4. Gagal dalam perencanaan Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaa.
5. Lokasi yang kurang memadai Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak
efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-
setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi
labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan terjadinya gagal
menjadi lebih besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

2.2 Dorongan Merintis Wirausaha


Salah satu impian seseorang adalah menjadi wirausaha sukses bahkan
terdapat beberapa alasan secara umum seseorang untuk berwirausaha. alasan
seseorang untuk berwirausaha adalah karena keuangan, sosial, pelayanan dan
memenuhi diri.
1. Alasan keuangan karena seseorang yang ingin mendapatkan kebutuhan yang
lebih baik dengan mencari tambahan bahkan jaminan akan stabilitas
keuangan.
2. Alasan sosial karena apabila seseorang sukses dan dikenal banyak orang
sudah pasti statusnya akan naik dan dihormati.
3. Alasan pelayanan karena lebih kepada membantu mensejahterakan ekonomi
masyarakat demi masa depan anak dan keluarga.
4. Alasan memenuhi diri karena memiliki jiwa kepemimpinan dan tidak
bergantung pada orang lain sehingga ia lebih menggunakan kemampuan
pribadi.

10
Wirausaha sangat penting untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bukan
untuk mencari kerja, dengan mengetahui penjelasan diatas akan menjadikan
sebuah gambaran secara umum serta pengetahuan/masukan yang perlu diterapkan.
Jika diperhatikan melihat kondisi sekarang pembekalan seperti pendidikan
dibangku kuliah khsususnya mata kuliah kewirausahaan yang telah diterapkan,
diharapkan dapat dilanjutkan setelah lulus sehingga munculah wirausahawan baru
yang akan membantu perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja.
Contoh dorongan merintis wirausaha, seperti pada negara Di Amerika ada
budaya keinginan seseorang untuk menjadi bos sendiri, memiliki peluang
individual, menjadi sukses dan menghimpun kekayaan, ini semua merupakan
aspek yang utama dalam mendorong berdirinya kegiatan kewirausahaan.
Di negara lain mungkin motivasi mendirikan bisnis bukan mencari uang
yang utama akan tetapi ada motif-motif lain di balik itu. Ada pula motivasi
menjadi wirausaha didorong oleh lingkungan yang banyak dijumpai berbagai
macam perusahaan seperti di daerah Silicon Valley (California). Lingkungan
seperti ini sangat mendorong pembentukan kewirausahaan.
Di lingkungan Silicon Valley dijumpai ratusan perusahaan kebanyakan
bergerak dalam bidang komputer dan elektronik yang selalu menghasilkan
produk-produk baru. Mereka bersaing secara rutin, dan kondisi mereka selalu
stabil, mereka tidak terorganisasi dalam alam birokrasi. Situasi organisasi
semacam ini oleh para ahli diistilahkan dengan ‘adhocracy’ sebagai lawan dari
birokrasi.
Dorongan membentuk wirausaha juga datang dari teman sepergaulan,
lingkungan keluarga, sahabat dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide
wirausaha masalah yang dihadapi dan cara-cara mengatasi masalahnya.

11
2.3 Latar Belakang Wirausaha
Pengertian Wirausaha Kata Entrepreneurship yang dahulunya sering
diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir -akhir ini diterjemahkan
dengan kata kewirausahaan.
Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang
artinya memulai atau melaksana-kan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata:
Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan
produktif Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mula-nya ditujukan pada
orang-orang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering
diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah
yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di
perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang
mempunyai usaha sendiri. (Hidayati,2011).
Pengertian Minat Menurut Slamet (dalam Djaali, 2009) minat adalah
rasa suka dari rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri. Sedangkan
minat menurut Witherington didefinisikan sebagai kesadaran seseorang bahwa
suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut
dengan dirinya. Minat terhadap suatu obyek, aktivitas, situasi maupun
kepada orang lain, antara individu yang satu dengan individu yang lain dapat
berbeda-beda, tergantung seberapa besar ketertarikannya terhadap suatu obyek,
aktivitas, situasi ataupun orang lain tersebut. Berdasarkan pendapat para ahli
diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan salah satu bentuk
ketertarikan atau rasa suka terhadap sesuatu baik berupa objek, aktivitas,
keadaan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memenuhi setiap
kebutuhannya.
Contoh mahasiswa yang punya wirausahadikutip dalam surat kabar
(Tempo.co, 2013) Ranto Ari Pratama mencatatkan diri sebagai mahasiswa
sekaligus pengusaha sukses. Usaha tahu Cak Ari yang dirintis sekitar tiga tahun
lalu sudah memiliki 20O utlet dengan omzet Rp 300juta per bulan. Dua cabang

12
ada di Kendari. Walaupun awalnya sulit membagi waktu antara kuliah dan
usaha, namun semangat untuk terus mencoba danberusaha tidak akan pernah
padam ujar Ranto Ari di Makassar Selasa 26 Maret 2013. Hal ini juga
dilakukan oleh beberapa mahasiswa UIN Suska Riau Terutamanya mahasiswa
Fakultas Psikologi yang sudah mulai memikirkan tentang usaha, dan juga telah
sukses menjalankan usahanya.

2.4 Beberapa Faktor Kritis untuk Memulai Usaha Baru


Menurut Bygrave (1994: 3), ada beberapa faktor kritis yang berperan dalam
membuka usaha baru, yaitu:
1. Personal, menyangkut aspek-aspek kepribadian seseorang;
2. Sociological, menyangkut masalah hubungan dengan keluarga, rekan dsb;
3. Environmental, menyangkut hubungan dengan lingkungan.
• Contoh beberapa faktor kritis untuk memulai usaha baru:
Apabila seseorang mempunyai ide untuk membuka usaha baru, maka dia
akan mencari faktor-faktor yang dapat mendorongnya. Dorongan-dorongan ini
tergantung pada beberapa faktor lain, antaranya: keluarga, teman, pengalaman,
keadaan ekonomi, keadaan lapangan kerja dan sumberdaya yang tersedia.
Faktor sosial yang berpengaruh terhadap minat melalui bisnis ini ialah
masalah tanggung jawab terhdap keluarga. orang yang berumur 25 tahun akan
lebih mudah membuka bisnis dibandingkan dengan seseorang yang berumur 45
tahun, yang sudah mempunyai istri, beberapa anak, banyak beban, cicilan rumah,
biaya rumah tangga dan lain sebagainya. Di samping ini ada lagi faktor sosial
lainnya yang berpengaruh.
Faktor lain yang berpengaruh dalam membuka bisnis ialah pertimbangan
antara pengalaman dengan semangat, energi dan rasa optimis. Biasanya orang-
orang muda lebih optimis, energik, dibandingkan dengan orang-orang yang sudah
berumur. Oleh sebab itu, pembukaan usaha sebaiknya dilakukan pada seseorang
memiliki rasa optimis dan sudah dipertimbangkan secara matang.

13
2.5 Model Proses Kewirausahaan
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini di
gambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini.
1. Innovation (Inovasi)
a. Faktor personal yang mendorong inovasi adalah:
❖ Keinginan berprestasi
❖ Adanya sifat penasaran
❖ Keinginan menanggung resiko
❖ Faktor pendidikan dan
❖ Faktor pengalaman
Contoh dari beberapa faktor personal:

b. Faktor lingkungan yang medorong inovasi adalah :


❖ Adanya peluang
❖ Pengalaman
❖ Kreativitas

2. Triggering Event (pemicu)


a. Faktor personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau
memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah :
❖ Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
❖ Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)
❖ Tidak ada pekerjaan lain
❖ Dorongan karena faktor usia
❖ Keberanian menanggung resiko
❖ Komitmen dan minat tinggi terhadap bisnis.
b. Faktorfaktor lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis
adalah:
❖ Sumber-suber yang bis adi manfaatkan, misalnya tabungan, modal,
warisan, memiliki bangunan yang strategis
❖ Mengikuti latihan-latihan bisnis, kursus bisnis.

14
3. Implementasi (pelaksanaan)
a. Faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah binis adalah
sebagai berikut
❖ Siap mental secara total
❖ Adanya manaer pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu utama.
❖ Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis

4. Growth ( Proses Pertumbuhan )


❖ Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua
rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif.
❖ Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak.
❖ Adanya roduk yang di banggakan, atau keitimewaan yang dimiliki
misalnya kualitas makanan, lokasi usaha, dan manajemen.
❖ Adanya konsumen dan pemasok barang yang continue.
❖ Adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan
adanya kebujaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan
bidang ekonomi yang menguntugkan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wirausaha berarti orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan
dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi
baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Dalam berwirausaha terdapat berbagai faktor pendukung lainnya sehingga
seseorang berani mengambil keputusan untuk berwirausaha. Karena dalam
berwirausaha terdapat keuntungan dan kelemahan dalam berwirausaha.

3.2 Saran
Karena dalam berwirausaha terdapat berbagai aspek yang harus di
perhatikan. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan mampu menumbuhkan minat
dalam berwirausaha karena mahasiswa telah dibekali dengan mata kuliah
kewirausahaan dan juga pengalaman selama menumpuhkan pendidikan. Seperti
kata guru saya orang sukses bukan orang yang mempunyai gelar tetapi orang yang
dapat menciptakan lapangan kerja.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alma. 2009. Kewirausahaan: Suatu Alternatif Lain Menuju Kesuksesan.


Surakarta: BPK FEB UMS.
Bygrave. 1994.Inovasi Dan Kewiraswastaan.Jakarta: Erlangga
Djali. 2009. Kewirausahaan di Era Digital. Jakarta: Direktorat Penelitian
Pengabdian Masyarakat Dirjen Dikti.
Fahmi. 2013. Isu Riset Kewirausahaan. Jakarta: Direktorat Penelitian Pengabdian
Masyarakat Dirjen Dikti.
Hidayati. 2011. Risk Analysis and Management in Contruction. International
Journal of Project Management.
Suryana. 2009. Kewirausahaan (Entrepreneurship) Tuntunan Untuk Praktisi.
Yayasan Penerbit Al-Mukhtar : Palembang.
Zimmerer. 2009. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

17

Anda mungkin juga menyukai