Anda di halaman 1dari 14

MODEL MODEL PEMBELAJARAN BLANDED

DISUSUN OLEH :

1. Yusman : A25119015

2. Windi Anggriani : A25119099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih
dan karunia- Nyalah kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan
kepada kami sehingga dapat mengumpulkan bahan-bahan materi makalah ini.
Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan bahan dari berbagai
sumber seperti internet dan buku untuk melengkapi materi yang berjudul
“Blended Learning”.

Dalam penulisan makalah ini kami sebagai penulis telah berusaha segenap
kemampuan yang ada, guna untuk mendapatkan hasil yang terbaik, namun
sebagai manusia biasa yang tak lepas dari keterbatasan dan kekurangan, maka
untuk itu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan makalah di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa
menuntun kita dalam belajar tentang Blended Learning.
SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB. 1. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
I.3 Tujuan penullisan ....................................................................................3

BAB. II. KAJIAN MAKALAH


2. 1 Konsep Blended Learning . .................................................................4
2. 2 Karakteristik Blended Learning. .................................................................4
2.3 Penerapan, prosedur Blended Learning dalam dunia pembelajaran
.................................6

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................12
3.2 Saran-Saran .................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini


berlangsung demikian pesat, sehingga pantaslah para ahli menyebut gejala ini
sebagai suatu revolusi. Perubahan-perubahab yang akan dan sedang terjadi,
terutama disebabkan oleh potensi dan kemampuan teknologi informasi dan
komunikasi yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan
(relationship) dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa
batas. Beberapa batasan yang dulu dialami manusia dalam berhubungan satu sama
lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan dan lain-lain,
kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai teknologi informasi dan
komunikasi mutakhir.

Teknologi di masa mendatang akan bersifat luwes (flexibel), terbuka dan


dapat diakses oleh siapa pun yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia,
maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan mendatang akan lebih
menentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan
kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi akan memperlebar
jurang antara si kaya dan si miskin. Teknologi dapat meningkatkan kualitas dan
jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan
mempunyai arti sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi. Pendekatan
pendidikan dan pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif dan
interdisipliner.

Pada era teknologi saat ini, hampir semua aktivitas manusia


membutuhkan bantuan perangkat canggih yang dapat dengan mudah membantu
aktivitasnya. Hal ini tentu mengisyaratkan kepada para pendidik maupun
calon pendidik agar mampu menerapkan cara belajar dengan pemanfaatan
teknologi yang mutakhir. Artinya, pendidik atau calon pendidik harus bisa
dan paham akan teknologi agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, makalah ini
menyajikan bagaimana menggunakan dan mengintegrasikan teknologi dalam
pembelajaran melalui konsep blended learning. Pembahasan lebih jauh
mengenai blended learning, akan dibahas dalam bab II pada makalah ini.

1.2 Rumasan Masalah

1. Apa itu model pembelajaran Blanded


2. Bagaimana langkah-langkah Model pembelajaran Blanded.
3. Bagaimana prinsip penerapan Model pembelajaran Blanded.
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran Blanded.
5. Bagaimana contoh penerapan Model pembelajaran Blanded.

1.3 Tujuan Pembelajaran

Setelah memepelajari makalah ini, diharapakan dapat meningkatkan


pemahaman pembaca mengenai:

1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Blanded


2. Untuk mengetahui langkah-langkah Pembelajaran Model pembelajaran
Blanded.
3. Untuk mengetahui prinsip penerapan Model pembelajaran Blanded.
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran Blanded
5. Untuk mengetahui contoh penerapan Model pembelajaran Blanded
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian model pembelajaran Blanded

Blended Learning ialah pencampuran model pembelajaran konvensional


dengan belajar secara online. Blended learning terdiri dari kata blended
(kombinasi/ campuran) dan learning (belajar). Istilah lain yang sering
digunakan adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course =
mata kuliah). Makna asli sekaligus yang paling umum blended learning
mengacu pada belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara
pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis
komputer (online dan offline).

Menurut Mosa (dalam Rusman, 2011:242) menyampaikan bahwa pola


belajar yang dicampurkan adalah dua unsur utama yakni pembelajaran dikelas
dengan online learning. Dalam pembelajaran online ini terdapat pembelajaran
menggunakan jaringan internet yang didalamnya ada pembelajaran berbasis web.

Pembelajaran berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun 2000


dan sekarang banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia,
kalangan perguruan tinggi dan dunia pelatihan. Pembelajaran blended dapat
menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran
berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi
pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan
pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau
iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik
lainnya. Pelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended adalah
memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pelajar agar terjadi
belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga
belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.
Blended Learning ini terdapat perpaduan dari: teknologi multimedia, CD-
ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail dan lain-lain dengan
bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan setiap apa yang
dibutuhkannya. Blended Learning menjadi solusi yang paling tepat untuk proses
pembelajaran yang sesuai, tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan
tetapi gaya pembelajar.

Blended learning ialah pembelajaran yang didukung oleh kombinasi


efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang
berbeda serta ditemukan pada komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang
terlibat dengan pelatihan.

Proses pembelajaran diarahkan untuk mewujudkan kompetensi-


kompetensi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Pembelajaran dengan
menggunakan media internet atau dengan distance learning tidak menjadi andalan
dalam pembelajaran karena tidak adanya interaksi antara guru dengan murid.
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), tatap muka atau konvensional
merupakan proses pembelajaran utama yang dilakukan di sebagian besar sekolah
dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Namun PBM tatap muka ini
cenderung membuat siswa jenuh dan kurang aktif. Untuk itu perlu adanya inovasi
pembelajaran, yaitu dengan menerapkan konsep Blended Learning.

Pembelajaran dengan menggunakan media berbasis yang populer dengan


sebutan Web-Based Training (WBT) kadang disebut Web-Based Education
(WBE) dapat didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia
pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan. Suatu hal yang perlu diingat
adalah bagaimana teknologi web ini dapat mebantu proses belajar. Untuk
kepentingan ini materi belajar perlu dikemas berbeda dengan penyampaian yang
berbeda pula.

Pencampuran model pembelajaran konvensional dengan belajar secara


online bukanlah hal yang baru, dan pelengkap pembelajaran konvensional adalah
E-learning. E-learning merupakan metode pembelajaran yang berfungsi sebagai
pelengkap metode pembelajaran konvensiona dan memberikan lebih banyak
pengalaman afektif bagi pelajar. Singkatya E-learning menggunakan teknologi
untuk mendukung proses belajar.

Perbedaan pembelajaran konvensional atau E-learning yaitu pada


pembelajaran konvensional guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan
ditugskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajaranya. Sedangkan
didalam E-learning fokus utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu
tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.

Pada akhirnya, model pembelajaran ini bertujuan untuk mencapai keefektifan


pembelajaran, pembelajaran online dan face to face. Pengimplementasian model
pembelajaran blended secara lebih luas selayaknya didukung dengan berbagai
penelitian, sehingga prosentasi masing-masing model pembelajaran dapat
diketahui. Blended learning memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar
dari kelas transisi ke elearning. Blended learning melibatkan kelas (atau tatap
muka) dan belajar online (E-learning). Metode ini sangat efektif untuk menambah
efisiensi untuk kelas instruksi dan memungkinkan peningkatan diskusi atau
meninjau informasi di luar ruang kelas.

Dengan demikian, Blended Learning dapat diartikan sebagai proses


pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang
dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa Blended Learning adalah pembelajaran yang
mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional, dimana
antara pendidik dan peserta didik saling berinteraksi secara langsung, masing-
masing dapat bertukar informasi mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar
mandiri (belajar dengan berbagai modul yang telah disediakan) serta belajar
mandiri secara Online.

2.2 Langkah-langkah Model pembelajaran Blanded.

1. Bagi siswa menjadi 2 kelompok besar. Kelompok akan melakukan


pembelajaran tatap muka di periode pertama dan pembelajaran daring di periode
selanjutnya, sementara Kelompok akan melakukan pembelajaran daring di periode
pertama dan pembelajaran tatap muka di periode selanjutnya.

2. Bagi materi ajar menjadi 2 kategori. Kategori A adalah materi yang dapat
dipelajari siswa secara mandiri dan Kategori B yang perlu dipandu/didiskusikan
dengan guru dan teman sebaya.

3. Untuk siswa Kelompok 1, periode pertama digunakan untuk pembelajaran tatap


muka berfokus pada materi Kategori B yang lebih menekankan pada diskusi dan
aktivitas pembelajaran yang dipandu oleh guru. Setelah itu, pada periode
selanjutnya saat siswa belajar di rumah, guru dapat melakukan pembelajaran
daring yang menekankan pada materi Kategori A.

4. Untuk siswa Kelompok 2, periode pertama digunakan untuk pembelajaran


daring berfokus pada materi Kategori A yang lebih menekankan aktivitas
penugasan mandiri yang dapat dilakukan siswa dari rumah. Setelah itu, pada
periode selanjutnya saat siswa belajar di tatap muka, guru dapat berfokus pada
materi Kategori B dengan mengadakan aktivitas diskusi dan pembelajaran aktif
lainnya saat di kelas.

5. Pastikan Bapak/Ibu dapat mengatur waktu dengan baik agar jam pembelajaran
siswa Kelompok 1 dan Kelompok 2 tidak saling bertabrakan. Sebagai contoh,
pembelajaran tatap muka dapat dilakukan di pagi hari dan pembelajaran daring
mandiri dapat dilakukan di siang hari.
6. Lakukan refleksi secara berkala untuk mengecek pemahaman siswa serta
umpan balik mengenai kendala ataupun kesulitan yang dihadapi siswa selama
mengikuti pembelajaran blended learning ini.

2.3 prinsip penerapan Model pembelajaran Blanded.

Prinsip-prinsip blended learning yaitu komunikasi antara pertemuan pembelajaran


tatap muka dengan komunikasi tertulis online. Konsep pembelajaran ini terkesan
sangat sederhana namun lebih komplek dalam penggunaannya. Maka dari itu
perlu dilakukan oleh para pedidik dalam meningkatkan mutu pembelajarannya.
Prinsipprinsip blended learning menurut Garrison dan Faughan dalam Husamah
penggunaan yaitu :

1. Pememikiran dengan menggabungkan pembelajaran online dengan


pembelajaran tatap muka.

2. Pemikiran ulang yang mana dalam mendesain pembelajaran ingin melibatkan


siswa dalam proses pembeajaran.

3. Mengatur ulang pembelajaran tradisonal.

2.4 Kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran Blanded

 Kelebihan blended learning:

1. Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki


kelebihan yang dapat saling melengkapi.

2. Pembelajaran lebih efektif dan efisien.

3. Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya blended learning maka peserta didik


semakin mudah dalam mengakses materi pembelajaran.

4. Pengajar tidak terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk mengajar,


menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.
5. Hasil yang optimal serta meningkatkan daya tarik pembelajaran.

 Kekurangan blended learning:

1. Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila


sarana dan prasarana tidak mendukung.

2. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan
akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang
memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam
mengikuti pembelajaran mandiri via online.

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi.

4. Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan
akses internet.

2.5 contoh penerapan Model pembelajaran Blanded.

1. Guru membagi materi pembelajaran 

Pertama, lakukan pembagian materi yang akan diajarkan. Materi Kategori A


(yang dapat dipelajari mandiri oleh siswa) dan materi Kategori B (yang perlu
dipandu oleh guru).

2. Guru membagikan materi dan tugas yang termasuk Kategori A via ruangkelas
untuk dipelajari siswa di rumah.

Setelah membagi siswa dalam kelompok, Bapak/Ibu guru dapat memberikan


materi dan lembar kerja untuk siswa yang belajar dari rumah menggunakan fitur
Materi dan Tugas di ruangkelas. Bapak/Ibu bisa memberi materi dari video
ruangbelajar atau materi yang  disusun sendiri.
3. Guru memanfaatkan fitur Obrolan Kelas untuk mendampingi siswa

Bapak/Ibu Guru bisa melakukan diskusi terpandu sebagai bentuk pendampingan


dengan menggunakan fitur Obrolan Kelas. Guru bisa memulai kegiatan tanya-
jawab untuk memastikan bahwa siswa mengerti apa yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan.
4. Siswa mengunggah hasil belajarnya di fitur Tugas dan guru melakukan koreksi

Hasil pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa dari rumah dapat diunggah
melalui fitur Tugas. Kemudian, guru melakukan koreksi hasil pembelajaran
tersebut serta mengidentifikasi area-area yang masih membutuhkan penguatan
dari hasil penugasan siswa.

5. Guru memberikan penguatan atas materi yang diberikan secara tatap muka

Saat siswa mendapat giliran untuk belajar secara tatap muka di sekolah (dengan
kapasitas setengah dari jumlah total siswa di kelas tersebut), guru dapat
memberikan penguatan atas materi Kategori A yang diidentifikasi masih cukup
lemah berdasarkan hasil penugasan siswa. Setelah itu, guru dapat melanjutkan
pembelajaran tatap muka dengan membahas materi Kategori B yang lebih
membutuhkan panduan langsung dalam pembelajarannya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model blended learning merupakan kombinasi dari beberapa pendekatan


pembelajaran yaitu pembelajaran conventional berupa tatap muka dan e-learning
yang berbasis internet. Dalam pembelajaran Blended Learning fokus utamanya
adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk
pembelajarannnya. Suasana pembelajaran Blended Learning akan memaksa
pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Blended
learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam
pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam
media dan teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional (tatap
muka), mandiri, dan mandiri via online. Bahan mandiri secara offline disiapkan
dalam bentuk CD-ROM, video streaming, kelas virtual, e-mail, voicemail, MP3,
serta DVD.

3.2 Saran

Diharapkan pembaca dapat memahami dan menerapkan konsep blended


learning serta proses pembelajaran menggunakan program Blended Learning
berjalan dengan baik dan berfungsi sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA

Rusman, dkk.(2011) Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi. J jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

http ://daeng-icn.blogspot.co.id/2013/12/blended-learning-dalam-
pembelajaran.html

IAIN Antasari. 2015. Blended Learning. diakses di


http://idr.iainantasari.ac.id/12/1/Makalah%20Kelompok%20TIKelas
%20Khuss. pdf. pada tanggal 20 November 2015 pukul13:08

Anda mungkin juga menyukai