Anda di halaman 1dari 16

Model Pembelajaran Kooperatif

TGT

DISUSUN OLEH :

1 Yusman : A25119015
.
2 Windi Anggriani : A25119099
.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

i
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul model pembelajaran kooperatif TGT.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai model pembelajaran
kooperatif atau yang lebih khususnya membahas tentang hal-hal yang
menyangkut model pembelajaran kooperatif TGT.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih .Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa membantu segala usaha kita. Aamiin.

                                                                                              Palu,   5 Oktober 2021


                                                                                              Penyusun,

                                                                                          (________________ )

ii
SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB. 1. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
I.3 Tujuan penullisan ....................................................................................3

BAB. II. KAJIAN MAKALAH


2. 1 pengertian model pembelajaran. .................................................................4
2. 2 model pembelajaran kooperatif. .................................................................4
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif TGT ........................................................6
2. 4 Langkah-Langkah Model pembelajaran kooperatif TGT. ..........................7
2. 5 Prinsip Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT. ......................9
2. 6 Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran kooperatif TGT. .............10
2. 7 Contoh Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT dalam Pembelajaran
Materi Kimia .............................................................................................10

BAB III. PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................12
3.2 Saran-Saran .................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB. 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar pasti dilakukan oleh semua manusia yang hidup. Belajar


merupakan kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia terutama
di lingkungan akademik seperti sekolah, siswa, maupun mahasiswa. Di dalam
kegiatan pembelajaran tidak lepas dari belajar dan pembelajaran. Menurut
Gagne belajar adalah salah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sejalan dengan pendapat Gagne,
menurut Nana Syaodih belajar adalah segala perubahan tingkah laku baik
kognitif, afektif maupun psikomotor dan terjadi melalui proses pengalaman.
Sedangkan pembelajaran menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, prosedur, yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Belajar dan pembelajaran tidak dapat dipisahkan karena saling
berkaitan satu sama lain. Dari uraian diatas kita dapat megetahui bahwa
belajar termasuk dalam suatu proses pembelajaran, dimana belajar dapat
menghasilkan perubahan perilaku baik secara kognitif, afektif, dan
psikomotor.

Di dalam proses pembelajaran dituntut agar dapat melibatkan siswa secara


aktif baik secara fisik, psikis, serta sosialnya dalam segala aspek aktivitas
belajar. Pembelajaran aktif merupakan salah satu pembelajaran yang
memberikan pengalaman bermakna di mana proses interaksi antara guru dan
siswa yang mengalami pembaruan dari proses interaksi yang sudah ada
dengan tujuan untuk meningkatkaan kualitas pembelajaran yang
berlangsunng. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan
siswa sebagai pembelajar bukan sebagai subjek yang hanya /menerima materi
dari guru. Guru disini hanya sebagai fasilitator atau jalan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Permasalahan yang terjadi di dalam kelas

1
merupakan masalah yang terjadi akibat pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher center). Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa
kurang aktif di kelas dan tidak bebas berpendapat. Penerapan model
pembelajaran tradisional yang masih terjadi di sekolah, menjadikan guru
masih menempatkan diri sebagai sumber belajar utama, tidak memberikan
kesempatan siswa untuk mencari sumber belajar sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan usaha yang keras dari guru untuk
mewujudkan bagaimana aktivitas tersebut dapat tercapai oleh siswa. Kesiapan
dan perencanaan seorang guru untuk mengajar sangat penting, guru harus
menyiapkan berbagai hal untuk mengajar dan membuat pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Guru sangat berperan penting dalam sebuah
pembelajaran untuk membuat sebuah perubahan dalam diri siswa agar lebih
baik, baik itu dalam hal kognitif, afektif, maupun pskimotor. Untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, guru dituntut untuk dapat
mengembangkan pengetahuan, kreativitas, dan kemampuannya agar mampu
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Di dalam pembelajaran seharusnya siswa yang berperan aktif dan yang


mendominasi agar terjadinya suatu perubahan tingkah laku pada diri siswa
tesebut. Siswa sebagai pelaku aktivitas belajar, jadi siswa yang seharusnya
berperan aktif dalam pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator untuk
tercapainya suatu tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu
memilih dan mengoptimalkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan masalah diatas, maka salah satu model yang dianggap tepat
untuk mengatasi masalah tersebut adalah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament (TGT) karena Model TGT merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik,
dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para

2
siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang
kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka Slavin (2008, hlm. 163).
Melalui penerapan pembelajaran TGT ini diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini akan penulis rumuskan


dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa pengertian model pembelajaran?
2. Apa itu model pembelajaran kooperatif?
3. Apa itu model pembelajaran kooperatif TGT?
4. Bagaimana langkah-langkah Model pembelajaran kooperatif TGT.
5. bagaimana prinsip penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT.
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran kooperatif TGT.
7. Bagaimana contoh penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT.

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran
2. Untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif
3. Untuk mengetahui model pembelajaran TGT
4. Untuk mengetahui langkah-langkah Pembelajaran Model pembelajaran
kooperatif TGT.
5. Untuk mengetahui prinsip penerapan Model pembelajaran kooperatif
TGT.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Model pembelajaran
kooperatif TGT
7. Untuk mengetahui contoh penerapan Model pembelajaran kooperatif
TGT

3
BAB. II. KAJIAN MAKALAH

2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran disusun berdasarkan prinsip pembelajaran, teori


psikologis, analisis system, atau teori lain yang mendukung Joyce & Weil.
Menurut Joyce & Weil, model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola
yang digunakan dalam membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di
dalam kelas.

Menurut Sagala, model pembelajaran adalah kerangka yang membentuk


konseptual yang sistematis dalam mengorganisir peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman untuk merancang
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Pendapat dari para ahli menyatakan
pengertian dari model pembelajaran adalah rencana atau pola dalam bentuk suatu
kurikulum dalam merancang dan membimbing pembelajaran untuk terlaksananya
ketercapaian pembelajaran di dalam kelas.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur, model pembelajaran koopertif merupakan teknik kelas


praktis yang dapat digunakan oleh guru setiap hari untuk membantu siswa dalam
belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan
masalah yang kompleks. Menurut Joyce, model pembelajaran kooperatif adalah
suatu deskripsi yang berawal dari lingkungan pembelajaran termasuk
perilaku/sikap seorang pendidik menerapkan model tersebut. Pendapat lainnya
menurut Arends, menyampaikan bahwa model pembelajaran mengacu kepada
pendekatan pembelajaran tertentu dengan tujuan, sintaks, lingkungan dan sistem

4
manajemennya. Penjelasan dari para ahli diatas menyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mendeskripsikan awal dari
pembelajaran dengan teknik praktis, tujuan, sintaks, lingkungan dan
manajemennya.

b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan utama dari model pembelajaran kooperatif adalah dapat memotivasi


peserta didik, memanfaatkan seluruh energi sosial peserta didik, saling mengambil
tanggung jawab. Selain tujuan model pembelajaran di atas ada tujuan lain yaitu
membantu peserta didik dalam belajar di setiap mata pelaajran baik dari
keterampilan dasar sampai ke bentuk pemecahan masalah. Pendapat lain menurut
Slavin E, berdasarkan penelitian yang dilakukan dinyatakan bahwa tujuan
penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil prestasi belajar
peserta didik dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain serta dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik dalam berpikir kritis, memecahkan masalah dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Pendapat para ahli yang lain menurut Warsono & Hariyanto, tujuan dari
model pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dan prestasi belajar khususnya
pada bidang akademik
2) Meningkatkan kemampuan mengingat peserta didik
3) Meningkatkan rasa senang peserta didik pada pengalaman belajar
4) Membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan
komunikasi
5) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik
6) Meningkatkan rasa percaya diri peserta didik
7) Membantu menngkatkan hubungan baik antara suku/ras

5
Dari pendapat para ahli di atas, menyatakan bahwa tujuan dari model
pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hubungan antar suku/ras,
meningkatkan hubungan sosial dan rasa percaya didik pada peserta didik.

c. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Berdasarkan tujuan dari model pembelajaran kooperatif, menurut Rusman,


model pembelajaran kooperatif dibedakan menjadi 6 variasi model pembelajaran
yaitu:
1) Model Student Teams Achievement Division (STAD)
2) Model Jigsaw
3) Model Investigasi Kelompok (Group Inverstigation)
4) Model Make a Match (Membuat Pasangan)
5) Model TGT ( Team Games Tournament)
6) Model Structural

Menurut Huda, metode pembelajaran Students Teams Learning meliputi


metode Student Team-Achievement Divisions (STAD), Team Games Tournament
(TGT), JIGSAW (JIG II). Dari kedua pendapat para ahli di atas, model
pembelajaran kooperatif sesuai untuk diterapkan dalam berbagai jenis mata
pelaajran, baik mata pelajaran matematika, sains, ilmu sosial, bahasa dan sastra
serta kesenian Warsono & Hariyanto, akan tetapi, menurut Slavin menyarankan
agar TGT lebih diterapkan setiap akhir minggu sebab dari skor turnamen dapat
dimanfaatkan oleh pendidik untuk menentukan tingkat kesulitan kuis dan peserta
didik dapat menikmati suasana pembelajaran dengan turnamen.

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif TGT

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif TGT

Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games

6
Tournament) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan dan melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa adanya perbedaan
status. Aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model TGT (Team
Games Tournament) memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan rileks dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar pada peserta didik. Menurut Saco, model pembelajaran TGT adalah
peserta didik memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh
skor bagi tim mereka. Permainan tersebut dapat disusun oleh guru dalam bentuk
kuis berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Pendapat lain menurut Rusman, TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku atau ras yang berbeda. Menurut Slavin E, pembelajaran kooperatif tipe
TGT terdiri dari lima tahapan yaitu tahap penyajian kelas (class presentation),
belajar dalam kelompok (team), permainan (games), pertandingan (tournament)
dan penghargaan kelompok (team recognition). Menurut Slavin menyatakan
aktivitas yang mendorong peserta didik untuk bermain sambil berpikir, bekerja
dalam suatu tim dan kompetitif terhadap tim yang lain.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) adalah model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan
dibentuk dalam kelompok yang memiliki kemampuan yang berbeda.

2. 4 Langkah-Langkah Model pembelajaran kooperatif TGT.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model TGT terdapat


lima langkah pembelajaran, yaitu :

a. penyajian kelas (penyajian materi), dalam tahap ini guru tidak


menjelaskan materi secara langsung, tetapi siswa sendiri yang
mencari materi melalui lembar kerja dan buku siswa. Jadi guru

7
hanya memfasilitasi siswa untuk mencari materi. Dalam tahap ini
dilakukan pada tahap kelompok, jadi guru tidak menjelaskan mater
dari awal tetapi guru langsung membagi kelompok.

b. Tahap kedua adalah tim (kelompok), dalam tahap ini dilakukan juga
tahap penyajian kelas. Dalam tahap tim ini, sebelumnya guru telah
membaagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen, lalu siswa di
berikan lembar kerja kelompok dna juga membaca materi untuk
persiapan turnamen.

c. Tahap ketiga yaitu games, dalam tahap ini setiap kelompok dibagi
lembar kerja berupa permainan mencocokkan gambar. Setiap
kelompok akan berlomba mencocokkan gambar. Guru
menginstruksikan untuk memulai lomba dan setai kelompok
berlomba mengerjakan permainan menococokkan gambar.

d. Tahap keempat adalah turnamen, guru membagi kelompok siswa


secara homogen. Dalam kelompok hetereogen, siswa telah diberi
nametag dan terdapat nama dan nomor, setaip nomor yang sama
berkumpul di meja yaang sama untuk berkompetisi. Sebelumnya
guru telah menyediakan papan soal turnamen dan kocokan nomor
soal. Turnamen dimulai pada meja 1 dan guru menunjuk kelompok
satu untuk mau ke depan dan mengambil kocokan, selanjutnya
siswa membawa soal di papan sesuai dengan nomor kocokan.
Begitupun meja selanjutnya sampai meja ke 6. Setaip soal yang
dijawab benar maka akan mendapat poin sesuai poin yang tertera
pada soal, dan poin tersebut dimasukkan pada poin kelomppok
heterogen atau kelompok awal.
e. Tahap kelima adalah rekognisi tim, dalam tahap ini guru memberi
penghargaan terhadap kelompok yang mendapat poin terbanyak.

8
2. 5 Prinsip Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT.

Prinsip Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT mempunyai


kesamaan dengan prinsip Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu
keduanya mengarah pada keterlibatan peserta didik secara aktif untuk
meningkatkan prestasi belajar dan hubungan sosial. Keduanya memiliki
persamaan yaitu menekankan pada keaktifan peserta didik melalui kelompok
belajar tetapi berbeda dalam hal pelaksanaannya. Model pembelajaran kooperatif
tipe TGT memberikan hasil belajar kimia yang lebih tinggi dari model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, khususnya pada materi pokok ikatan kimia.
Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, peserta didik
bekerjasama dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya, perilaku
menganggu terhadap peserta didik lain menjadi lebih kecil, motivasi belajar
peserta didik bertambah, meningkatkan kepekaan dan toleransi antara peserta
didik dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan guru.

Pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
peserta didik merasa kesulitan selama berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya
ke anggota kelompok lainnya karena peserta didik yang aktif akan lebih
mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi sehingga
beberapa peserta didik menjadi pasif. Kedua model pembelelajaran kooperatif
baik tipe STAD dan tipe TGT masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
serta memiliki perbedaan. Perbedaan ini tentu akan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik yang diperoleh.

Pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
peserta didik merasa kesulitan selama berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya
ke anggota kelompok lainnya karena peserta didik yang aktif akan lebih
mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi sehingga
beberapa peserta didik menjadi pasif. Kedua model pembelelajaran kooperatif

9
baik tipe STAD dan tipe TGT masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
serta memiliki perbedaan. Perbedaan ini tentu akan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik yang diperoleh menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.

2. 6 Kelebihan dan Kekurangan Model pembelajaran kooperatif TGT.

Berikut kelebihan dan kelemahan dari model TGT menurut Rusman.


Kelebihan model TGT

1. Kelebihan
a) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
b) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
c) Proses belajar mengajar mengikut sertakan keaktifan peserta didik
d) Mendidik peserta didik untuk bersosialisasi
e) Motivasi peserta didik belajar lebih tinggi
f) Hasil belajar lebih baik
g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

2) Kelemahan model TGT


a) Bagi guru Sulit mengelompokkan peserta didik yang memiliki
kemampuan heterogen pada bidang akademis.
b) Bagi Peserta Didik Kesulitan membagi kelompok yang memiliki
kemampuan tinggi dan kurang memahami materi saat berdiskusi.

2. 7 Contoh Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT dalam


Pembelajaran Materi Kimia

Model pembelajaran TGT berbasis kartu ini memiliki 5 tahap pembelajaran


yaitu, (1) presentasi di kelas, (2) pembentukan tim, (3) permainan (games), (4)

10
turnamen, (5) kesimpulan. Presentasi di kelas dipimpin oleh guru dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan pada awal pembelajaran. Pertanyaan ini
mengarahkan pada permasalahan yang akan dibahas. Pertanyaan ini dapat
merangsang pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
Berdasarkan observasi, beberapa siswa yang antusias dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru dan hal ini membuat siswa menjadi lebih aktif saat
pembelajaran. Dalam pembentukan pembentukan tim, guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Setelah itu, guru mengarahkan
siswa cara permainan TGT menggunakan media kartu nama tatanama senyawa
kimia sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memainkan game.
Game dilakukan dengan menggunakan media kartu nama, dimana kartu
tersebut berisikan soal dan jawabannya terkait materi yang diajarkan. Setiap
kelompok diuji kecepatan dan ketelitian dalam kerjasama memainkan game.
Permainan dilakukan dengan cara guru memberikan kartu kepada setiap
kelompok. Kartu yang diberikan berisikan soal dan jawaban. Setiap
kelompok diberi waktu dalam memainkan game. Turnamen, siswa memainkan
game sesuai dengan pentunjuk yang diberikan oleh guru. Game dimainkan dengan
cara siswa mendengarkan setiap pertanyaan yang dibacakan oleh guru kepada
masing-masing kelompok, setelah itu siswa mencari jawaban dari pertanyaan di
meja turnamen yang telah disiapkan. Apabila pertanyaan dari kelompok yang
diberikan kesempatan menjawab tidak dapat dijawab, maka pertanyaan
dilemparkan kepada kelompok lain. demikian seterusnya. Kesimpulan, tahap ini
merupakan tahap akhir dimana masing-masing kelompok diminta untuk membuat
kesimpulan, guru meminta perwakilan dari dari tiap kelompok untuk memberikan
kesimpulan dari proses pembelajaran.

11
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games


Tournament) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan dan melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa adanya perbedaan
status. Aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model TGT (Team
Games Tournament) memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan rileks dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar pada peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model TGT terdapat
lima langkah pembelajaran, yaitu : penyajian kelas (penyajian materi),
pengelompokan, games, turnamen dan rekognisi tim.
Prinsip Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT adalah mengarah
pada keterlibatan peserta didik secara aktif untuk meningkatkan prestasi belajar
dan hubungan sosial.
Model pembelajaran kooperatif TGT mempunyai banyak kelebihan
diatarnya yaitu : Mendidik peserta didik untuk bersosialisasi, Motivasi peserta
didik belajar lebih tinggi dll. Selain keebihan juga ada kesulitan yang dialami guru
dan siswa dalam Model pembelajaran kooperatif TGT ini.

4.2 Saran-Saran
kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta
saran mengenai pembahasan makalah di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahriani, Faridha. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Gaya

12
Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X SMK Negeri
2 Bantaeng. Jurnal Chemica. 14 ( 1 ), 1 - 9

Nuraeni, Hermawan, Hendriani. 2019. penerapan pembelajaran kooperatif tipe


teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa. jurnal pendidikan guru sekolah dasar. 4 ( 2 ), 175-184.
Rumape, Opir. 2020. penerapan pembelajaran teams games tournament (tgt)
dilengkapi kartu nama dari tata nama senyawa kimia untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia. 4 (1), 40-46

13

Anda mungkin juga menyukai