TGT
DISUSUN OLEH :
1 Yusman : A25119015
.
2 Windi Anggriani : A25119099
.
i
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang berjudul model pembelajaran kooperatif TGT.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai model pembelajaran
kooperatif atau yang lebih khususnya membahas tentang hal-hal yang
menyangkut model pembelajaran kooperatif TGT.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih .Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa membantu segala usaha kita. Aamiin.
(________________ )
ii
SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB. 1. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah ...................................................................................3
I.3 Tujuan penullisan ....................................................................................3
iii
BAB. 1. PENDAHULUAN
1
merupakan masalah yang terjadi akibat pembelajaran yang berpusat pada guru
(teacher center). Pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan siswa
kurang aktif di kelas dan tidak bebas berpendapat. Penerapan model
pembelajaran tradisional yang masih terjadi di sekolah, menjadikan guru
masih menempatkan diri sebagai sumber belajar utama, tidak memberikan
kesempatan siswa untuk mencari sumber belajar sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan usaha yang keras dari guru untuk
mewujudkan bagaimana aktivitas tersebut dapat tercapai oleh siswa. Kesiapan
dan perencanaan seorang guru untuk mengajar sangat penting, guru harus
menyiapkan berbagai hal untuk mengajar dan membuat pembelajaran lebih
bermakna bagi siswa. Guru sangat berperan penting dalam sebuah
pembelajaran untuk membuat sebuah perubahan dalam diri siswa agar lebih
baik, baik itu dalam hal kognitif, afektif, maupun pskimotor. Untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, guru dituntut untuk dapat
mengembangkan pengetahuan, kreativitas, dan kemampuannya agar mampu
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan masalah diatas, maka salah satu model yang dianggap tepat
untuk mengatasi masalah tersebut adalah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament (TGT) karena Model TGT merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik,
dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para
2
siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang
kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka Slavin (2008, hlm. 163).
Melalui penerapan pembelajaran TGT ini diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa.
3
BAB. II. KAJIAN MAKALAH
4
manajemennya. Penjelasan dari para ahli diatas menyatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mendeskripsikan awal dari
pembelajaran dengan teknik praktis, tujuan, sintaks, lingkungan dan
manajemennya.
Pendapat para ahli yang lain menurut Warsono & Hariyanto, tujuan dari
model pembelajaran kooperatif yaitu:
1) Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dan prestasi belajar khususnya
pada bidang akademik
2) Meningkatkan kemampuan mengingat peserta didik
3) Meningkatkan rasa senang peserta didik pada pengalaman belajar
4) Membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan
komunikasi
5) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik
6) Meningkatkan rasa percaya diri peserta didik
7) Membantu menngkatkan hubungan baik antara suku/ras
5
Dari pendapat para ahli di atas, menyatakan bahwa tujuan dari model
pembelajaran kooperatif yaitu meningkatkan hubungan antar suku/ras,
meningkatkan hubungan sosial dan rasa percaya didik pada peserta didik.
6
Tournament) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan dan melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa adanya perbedaan
status. Aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan model TGT (Team
Games Tournament) memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan rileks dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan
belajar pada peserta didik. Menurut Saco, model pembelajaran TGT adalah
peserta didik memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh
skor bagi tim mereka. Permainan tersebut dapat disusun oleh guru dalam bentuk
kuis berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
Pendapat lain menurut Rusman, TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku atau ras yang berbeda. Menurut Slavin E, pembelajaran kooperatif tipe
TGT terdiri dari lima tahapan yaitu tahap penyajian kelas (class presentation),
belajar dalam kelompok (team), permainan (games), pertandingan (tournament)
dan penghargaan kelompok (team recognition). Menurut Slavin menyatakan
aktivitas yang mendorong peserta didik untuk bermain sambil berpikir, bekerja
dalam suatu tim dan kompetitif terhadap tim yang lain.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian dari model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) adalah model
pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dengan
dibentuk dalam kelompok yang memiliki kemampuan yang berbeda.
7
hanya memfasilitasi siswa untuk mencari materi. Dalam tahap ini
dilakukan pada tahap kelompok, jadi guru tidak menjelaskan mater
dari awal tetapi guru langsung membagi kelompok.
b. Tahap kedua adalah tim (kelompok), dalam tahap ini dilakukan juga
tahap penyajian kelas. Dalam tahap tim ini, sebelumnya guru telah
membaagi siswa ke dalam kelompok secara heterogen, lalu siswa di
berikan lembar kerja kelompok dna juga membaca materi untuk
persiapan turnamen.
c. Tahap ketiga yaitu games, dalam tahap ini setiap kelompok dibagi
lembar kerja berupa permainan mencocokkan gambar. Setiap
kelompok akan berlomba mencocokkan gambar. Guru
menginstruksikan untuk memulai lomba dan setai kelompok
berlomba mengerjakan permainan menococokkan gambar.
8
2. 5 Prinsip Penerapan Model pembelajaran kooperatif TGT.
Pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
peserta didik merasa kesulitan selama berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya
ke anggota kelompok lainnya karena peserta didik yang aktif akan lebih
mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi sehingga
beberapa peserta didik menjadi pasif. Kedua model pembelelajaran kooperatif
baik tipe STAD dan tipe TGT masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
serta memiliki perbedaan. Perbedaan ini tentu akan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik yang diperoleh.
Pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
peserta didik merasa kesulitan selama berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya
ke anggota kelompok lainnya karena peserta didik yang aktif akan lebih
mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi sehingga
beberapa peserta didik menjadi pasif. Kedua model pembelelajaran kooperatif
9
baik tipe STAD dan tipe TGT masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
serta memiliki perbedaan. Perbedaan ini tentu akan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik yang diperoleh menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
1. Kelebihan
a) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
b) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
c) Proses belajar mengajar mengikut sertakan keaktifan peserta didik
d) Mendidik peserta didik untuk bersosialisasi
e) Motivasi peserta didik belajar lebih tinggi
f) Hasil belajar lebih baik
g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
10
turnamen, (5) kesimpulan. Presentasi di kelas dipimpin oleh guru dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan pada awal pembelajaran. Pertanyaan ini
mengarahkan pada permasalahan yang akan dibahas. Pertanyaan ini dapat
merangsang pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
Berdasarkan observasi, beberapa siswa yang antusias dalam menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru dan hal ini membuat siswa menjadi lebih aktif saat
pembelajaran. Dalam pembentukan pembentukan tim, guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Setelah itu, guru mengarahkan
siswa cara permainan TGT menggunakan media kartu nama tatanama senyawa
kimia sehingga tidak terjadi kesalahan dalam memainkan game.
Game dilakukan dengan menggunakan media kartu nama, dimana kartu
tersebut berisikan soal dan jawabannya terkait materi yang diajarkan. Setiap
kelompok diuji kecepatan dan ketelitian dalam kerjasama memainkan game.
Permainan dilakukan dengan cara guru memberikan kartu kepada setiap
kelompok. Kartu yang diberikan berisikan soal dan jawaban. Setiap
kelompok diberi waktu dalam memainkan game. Turnamen, siswa memainkan
game sesuai dengan pentunjuk yang diberikan oleh guru. Game dimainkan dengan
cara siswa mendengarkan setiap pertanyaan yang dibacakan oleh guru kepada
masing-masing kelompok, setelah itu siswa mencari jawaban dari pertanyaan di
meja turnamen yang telah disiapkan. Apabila pertanyaan dari kelompok yang
diberikan kesempatan menjawab tidak dapat dijawab, maka pertanyaan
dilemparkan kepada kelompok lain. demikian seterusnya. Kesimpulan, tahap ini
merupakan tahap akhir dimana masing-masing kelompok diminta untuk membuat
kesimpulan, guru meminta perwakilan dari dari tiap kelompok untuk memberikan
kesimpulan dari proses pembelajaran.
11
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
4.2 Saran-Saran
kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu
kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta
saran mengenai pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
12
Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X SMK Negeri
2 Bantaeng. Jurnal Chemica. 14 ( 1 ), 1 - 9
13