Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMBELAJARAN PPKN SD

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (TGT)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PPKN SD

Yang diampu oleh Ibu Tyas Deviana, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Wulan Meilina A. (201910430311157)

Sakinatul Basiroh (201910430311161)

Yunia Nur Afiyah (201910430311172)

Rifdah Azhar M. (201910430311180)

Idora Nurbaeti (201910430311188)

Dhany Ilyasa A. W (201910430311192)

Dwi Retno Sari (201910430311194)

Meyriza Nada Cicilia (201910430311198)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami sebagai penulis
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat kesempatan dan
nikmat sehat, baik itu sehat fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (TGT)” .

Pada kesempatan baik ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pembelajaran PPKN SD dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran
dikemudian hari dalam penyusunan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan
hasil observasi ini, penulis mengucapkan mohon maaf.

Malang, 03 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif (TGT) .............................................. 3

2.2 Karakteristik Model Pembelajaran TGT................................................................ 4

2.3 Unsur Penting Model Pembelajaran Kooperatif………………………………….4

2.4 Sintaks Model Pembelajaran TGT ......................................................................... 6

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan TGT .......................................................................... 7

2.6 Manfaat Penggunaan Pembelajaran Kooperatif..................................................... 7

2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)……….8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 10

3.2 Saran .................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
pembelajaran dikelas maupun tutorial. Model pembelajaran harus mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan dan
pengelolahan kelas. Melalui pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekpresikan ide. Juga
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan pembelajaran cooperative telah memiliki sejarah yang


panjang sejak zaman dahulukala, para guru telah mendorong siswa-siswa mereka untuk
bekerja sama dalam tugas-tugas kelompok tertentu dalam diskusi, debat, atau pelajaaran
tambahan. Menurut beberapa ahli bahwa cooperative learning tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, akan tetapi sangat berguna untuk
menumbuhkan berfikir kritis.Jadi, cooperative learning adalah konsep yang lebih luas yang
meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Dalam hal ini, guru perlu menyusun dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar dimana siswa dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri.
Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya
bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa.
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa,
diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah model
pembelajaran.

1|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran kooperatif (TGT) ?
2. Apa karakteristik model pembelajaran TGT ?
3. Apa unsur penting dalam pembelajaran Kooperatif?
4. Apa Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif?
5. Apa saja sintaks model pembelajaran TGT ?
6. Apa kelebihan dan kekurangan TGT
7. Apa saja model pembelajaran kooperatif tipe TGT
8. Apa manfaat Pengunaan model pembelajaran kooperatif ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian dari model pembelajaran kooperatif (TGT)
2. Mengetahui tentang karakteristik model pembelajaran kooperatif (TGT)
3. Mengetahui Apa unsur penting dalam pembelajaran Kooperatif.
4. Mengetahui Apa Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif.
5. Mengetahui apa saja sintaks model pembelajaran (TGT) .
6. Mengetahui Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif (TGT) .
7. Mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe (TGT) .
8. Mengetahui manfaat penguunaan Model pembelajaran kooperatif.

2|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)

Pembelajaran kooperatif merupakan startegi belajar yang dimana ada sejumlah siswa
yang membentuk kelompok kecil yang kemampuanya berbeda dan harus berkerjasama dalam
memahami materi pelajaran.Sementara model pembelajaran TGT adalah suatu pembelajaran
kooperatif yang menempatkan kelompok belajar yang anggotanya berisi 5 sampai 6 orang
yang masing masing memiliki kemampuan berbeda.

Slavin (2015:163) mendefinisikan TGT merupakan turnamen akademik, dan


menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba
sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara
seperti mereka.

Shoimin (2014:203) menyatakan TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang


mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan
reinforcement.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Teams Games


Tournament (TGT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang berisi turnamen
akademik dengan melibatkan aktivitas seluruh siswa yang memiliki kemampuan, jenis
kelamin dan suku atau ras yang berbeda.

2.2 Karakteristik Model Pembelajaran TGT

Shoimin (2014:203) menyatakan bahwa karakteristik-karakteristik pada model


pembelajarn TGT termuat dalam lima komponen utama, yaitu:

1. Penyajian Kelas

Awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,biasanya


dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru.
Pada saat penyajian kelas, siswa harus benar-benar memerhatikan dan memahami materi

3|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”


yang disampaikan guru karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok dan game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

2. Kelompok (teams)

Kelompok biasanya terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen
dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik.Fungsi kelompok adalah
untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk
mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

3. Games

Gamesterdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji


pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakn
game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang
menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk
turnamen mingguan.

4. Turnament

Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru
melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen
pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnmen. Tiga siswa tertinggi
prestasinya

5. Team Recognize(penghargaan kelompok)

Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat


hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
2.3 Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif
Menurut Jonshon dan Sutton dalam Trianto (2009: 60) terdapat lima unsur penting
dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:
1) Saling ketergantungan yang bersifat positif Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa
mereka sedang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan terikat satu sama lain. Seseorang tidak
akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. Siswa akan merasa bahwa dirinya

4|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”


merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.
2) Interaksi antar siswa yang semakin meningkat Belajar kooperatif akan meningkatkan
interaksi anatar siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk
sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara
alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok.
Untuk mengatasi masalah ini, siswa yang butuh bantuan akan mendapatkan dari teman
sekelompoknya, interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam bentuk hal tukar-
menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama.
3) Tanggung jawab individual Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa
tanggung jawab siswa dalam hal:
(a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan,
(b) siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan
teman sekelompoknya.
4) Ketrampilan interpersonal dan kelompok kecil Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk
mempelajari materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi
dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok
dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut ketrampilan khusus.
5) Proses kelompok Belajar koopertaif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses
kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai
tujuabn dengan baik dan membuat hubungabn kerja yang baik. e. Prisnsip Utama Pembelajaran
Kooperatif Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif,
model pembelajaran ini juga mengandung prinsisp-prinsip yang membedakan lainnya. Konsep
utama dari belajar kooperatif menurut Slavin dalam Trianto (2009 : 61) adalah sebagai berikut:
1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang
ditentukan.
2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar
individual semua anggota anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk
membantu yang laindan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi
tanpa bantuan yang lain.
3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok
dengan cara meningkatkan belajar merka sendiri hal ini memastikan bahwa siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertandang untuk melakukan yang terbaik
5|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”
dan bahwa kontrubusi samua anggota kelompok sangat bernilai.

2.4 Sintaks Model Pembelajaran TGT

Sintaks Pembelajaran Model Pembelajaran Teams Games Tournament Shoimin


(2014:205-207) menyatakan langkah-langkah pembelajaran pada model pembelajaran TGT,
yaitu sebagai berikut:

1. Class Presentation
Guru menyampaikan materi, tujuan pembelajaran, pokok materi, dan penjelasan
singkat LKS dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah. Siswa harus benar-benar
memahami materi untuk membantu mereka dalam kerja kelompok maupun game.

2. Teams

Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota antara 4 sampai 5


orang berdasarkan kriteria kemampuan dari ulangan harian, jenis kelamin, etnik, dan ras.
Kelompok ini bertugas mempelajari lembar kerja.Kegiatannya berupa mendiskusikan
masalah-masalah, membandingkan jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan konsep temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.

3. Games

Dimainkan pada meja turnamen oleh 3 orang siswa yang mewakili tim atau
kelompoknya masing-masing. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat
skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan untuk turnamen atau lomba mingguan.

4. Tournament

Dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi
kelas dan kelompok sudah mengerjakan LKS. Siswa dibagi ke dalam beberapa meja
turnamen. Tiga peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta
didik selanjutnya pada meja II, dan seterusnya.

6. Team Recognition

Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing kelompok akan


mendapat hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
6|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”
Kelompok yang mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 50 atau lebih,“Great
Team” apabila rata-rata mencapai 50-40 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 40 ke
bawah. Hal ini dapat menyenangkan para peserta didik atas prestasi yang telah mereka
buat.
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan TGT

Kelebihan Model Pembelajaran Teams Games Tournament Shoimin (2014:207)


menjelaskan kelebihan dari model TGT,yaitu:

1. Model TGT tidak hanya membuat siswa yang cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran,
tetapi siswa yang berkemampuan lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan
penting dalam kelompoknya.

2. Model pembelajaran TGT, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai
sesama anggota keompoknya.

3. Model pembelajaran TGT, membuat siswa lebih bersemangat dalam mengikut ipelajaran.
Karena dalam pembelajaran ini, guru menyajikan sebuah penghargaan pada siswa atau
kelompok terbaik.

4. Model pembelajaran ini, membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran
karena ada kegiatan permainan berupa turnamen.

Shoimin (2014:208) menjelaskan kekurangan dari model pembelajaranTeams Games


Tournament, yaitu:
1. Membutuhkan waktu yang lama.
2. Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model
pembelajaran ini.
3. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan. Misalnya,
membuat soal untuk setiap meja turnamen, dan guru harus tahu urutan akademis siswa dari
yang tertinggi hingga terendah.

2.6 Manfaat Pengunaan Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif sangat berguna untuk mendorong siswa lebih aktif
dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Killen dalam Fauziah (2004:165)
mengemukakan beberapa manfaat penggunaan model cooperative learning, diantaranya:

7|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”


1) Mengajarkan siswa untuk mengurangi ketergantungannya kepada guru dan lebih percaya
pada kemampuan diri mereka
2) Mendorong siswa untuk mengungkapkan ide-ide secara verbal
3) Membantu siswa untuk belajar bertanggung jawab damn belajar menerima perbedaan
4) Membantu siswa memperoleh hasil belajar yang baik, meningkatkan sosialitas, hubungan
positif anatar indivu, memperbaki ketrampilan dalam mengatur waktu.
5) Memetik banyak pelajaran dari kerja sama yang dibagun
6) Siswa akan lebih banyak belajar, menyukai sekolah, menyukai antar sesamanya
7) Mempertinggi kemampuan siswa untuk menggunakan informasi-informasi dan keterangan
pelajaran abstrak yang kemudian dapat diubah siswa menjadi sesuatu keputusan yang real
8) Menyediakan beberapa kesempatan pada siswa untuk membandingkan jawaban dan
mencocokannya dengan jawaban yang benar

2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament), pada mulanya
dikembangkan oleh David DeVries dan Keith Edwards, ini merupakan model pembelajaran
pertama dari John Hopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang hampir sama dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Division), yaitu
model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan campur yang melibatkan pengakuan
tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games
Tournament) adalah sebagai berikut:

a. Guru meminta para peserta didik untuk mempelajari materi pokok sistem persamaan linear
dua variabel.
b. Di kelas, guru membentuk kelompok belajar yang heterogen dan mengatur tempat duduk.
c. Guru membagikan LKS.
d. Anjurkan agar setiap peserta didik dalam kelompok dapat mengerjakan LKS, kemudian
saling mengecek pekerjaan satu tim.
e. Bila ada teman satu tim yang tidak dapat mengerjakan LKS, teman satu tim bertanggung
jawab untuk menjelaskan.

8|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”


f. Jadi bila ada pertanyaan dari peserta didik, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu
kepada teman satu timnya sebelum mengajukan kepada guru.
g. Berikan kunci jawaban LKS agar peserta didik dapat mengecek pekerjaannya sendiri.
h. Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok.
i. Setelah selesai mengerjakan LKS secara tuntas, berikan kuis kepada seluruh peserta didik.
Para peserta didik tidak boleh bekerja sama dalam mengerjakan kuis.
j. Setelah pelaksanaan kuis, antar kelompok dipertandingkan.
k. Memberikan hadiah atau penghargaan bagi peserta didik atau kelompok yang terbaik.

Dengan langkah-langkah di atas diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT


(Teams Games Tournament) dapat menjadi salah satu model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil belajar peserta
didik dapat meningkat.

9|Makalah Kelompok 5 “Model Pembelajaran Kooperatif (TGT)”


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara


membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi, dan bertukar
pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika
salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

3.2 Saran

Untuk para pengajar dalam proses pembelajaran lebih baik meng- gunakan strategi

kooperatif dengan berbagai tipe seperti penjelasan di atas karena dapat membuat siswa lebih cepat

menerima daripada menggunakan strategi yang konvensional. Apabila menggunakan

pembelajaran kooperatif guru harus selalu mem- bimbing siswa dalam berdiskusi agar tujuan

pembelajaran dapat ter- capai.

10 | M a k a l a h K e l o m p o k 5 “ M o d e l P e m b e l a j a r a n K o o p e r a t i f ( T G T ) ”
DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta : Diva Press Suprijono,
Agus. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.

Rusnawati. 2006. “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII MTs NIPI
RAKHA AMUNTAI dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
(Teams Games Tournament)”. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: FIP UNNES

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi


Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai