Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN

TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

Disusun Oleh:

MARIA GORETI YAMLEAN (2015-84-203-017)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, baik dalam penyajian materi maupun penyusunan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.

Merauke, 09 Desember 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan

BAB II Pembahasan

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif


2. Pengertian Model Pembelajaran (TGT)
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran (TGT)
4. Penggunaan Model Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran (TGT)
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran (TGT)

BAB III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini pendidikan sudah mengalami perubahan


yang sangat pesat. Berbagai cara pembelajaran atau model pembelajaran
juga telah banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Supaya terwujud
pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, maka tugas guru adalah mengusahakan suasana kelas
selama pembelajaran berlangsung berada pada kondisi yang
menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Hal ini dikarenakan belajar
akan efektif apabila dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan.

Matematika adalah mata pelajaran yang memiliki peranan penting


dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan memajukan daya pikir
manusia. Mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta didik dari
SD sampai dengan SMA supaya membekali peserta didik untuk berpikir
logis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan untuk bekerjasama.

Banyak masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika,


oleh karena itu guru seharusnya memberikan motivasi dalam pembelajaran
matematika. Pembelajaran hendaknya juga menyesuaikan karakter peserta
didik. Matematika membutuhkan model pembelajaran dengan pendekatan
yang nyata.

Model pembelajaran efektif dalam proses pembelajaran


matematika antara lain adalah yang dapat menumbuhkan kreatifitas
peserta didik. Peserta didik SD dan SMP senang dalam bentuk permainan
dan pertandingan, sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran
yang mempunyai unsur permainan dan pertandingan. Model pembelajaran
Teams Games-Tournament (TGT) salah satu alternatif yang dapat
digunakan guru SD dan SMP, karena model pembelajaran ini sesuai
dengan karakter peserta didik SD dan SMP yang senang dengan
permainan dan pertandingan. Model pembelajaran TGT juga memiliki
dinamika motivasi yang tingga sehingga diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian model pembelajaran Kooperatif?
2. Bagaimana pengertian model pembelajaran Teams Games-
Turnament(TGT)?
3. Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran Teams Games-
Tournament(TGT)?
4. Bagaimana penerapan model pembelajaran Teams Games-
Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran?
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Teams
Games-Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran?

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Kooperatif?


2. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran Teams Games-
Turnament(TGT)?
3. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Teams
Games-Tournament(TGT)?
4. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Teams Games-
Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran?
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran
Teams Games-Turnament(TGT) dalam proses pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah


satu pembelajaran dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.

Dalam pembelajaran kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang


lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru
dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik
dengan guru.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam


kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan
dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan
prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benarakan
memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam proses
pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada pesertadidik. Peserta
didik dapat saling membelajarkan sesame peserta didik lainnya.
Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif dari pada pembelajaran oleh
guru.

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan


pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelompok, untuk
mencapai tujuan pembelajaran telah ditetapkan. Terdapat empat hal
penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) adanya peserta
didik dalam kelompok, (2) adanya aturan main dalam kelompok, (3)
adanya upaya belajar dalam kelompok, (4) adanya kompetensi yang harus
dicapai oleh kelompok.
Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana peserta didik dapat
bekerjasama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama.
Situasi kooperatif merupakan bagian dari peserta didik untuk mencapai
tujuan kelompok, peserta didik harus merasakan bahwa mereka akan
mencapai tujuan, maka peserta didik lain dalam kelompoknya memiliki
kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan
sesame anggota kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa metode atau


pendekatan, diantaranya:STAD (Student Team Achievement Division),
Jigshaw, InvestigasiKelompok (Group Investigation), Model Make a
Tach(MembuatPasangan), TPS (Think Pair And Share), TGT (Teams
Games and Tournament), NHT (Numbered Heads Together).

2. Pengertian Model PembelajaranTeams Games Tournaments (TGT)

Metode TGT dikembangkan pertama kali oleh David De Vries dan


Keith Edward. Metode ini merupakan suatu pendekatan kerja sama antar
kelompok dengan mengembangkan kerja sama antar personal. Dalam
pembelajaran TGT peserta didik memainkan permainan dengan anggota-
anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.Kadang-kadang dapat
juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok.

Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki


kesamaan dengan metode STAD dalam pembentukan kelompok dan
penyampaian materi kecuali satu hal, TGT menggunakan turnamen
akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu,
dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan tim
lain yang kinerja akademik sebelumnya setara mereka. Teman satu tim
atau kelompok akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk
permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-
masalah satu sama lain, tetapi sewaktu peserta didik sedang bermain dalam
game atau permainan, teman yang lain tidak boleh membantu, dan guru
perlu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT ini peserta didik


sebelumnya telah belajar secara individual, untuk selanjutnya belajar
kembali dalam kelompok masing-masing. Dan kemudian mengadakan
turnamen atau lomba dengan anggota kelompok lainnya sesuai dengan
tingkat kemampuannya.

TGT adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan


peserta didik dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5
sampai 6 orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan peserta
didik bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja
kelompok guru memberikan LKPD kepada setiap kelompok. Tugas yang
diberikan dikerjakan bersama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada
dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan,
maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan
jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut
kepada guru.

Kemudahan penerapan TGT ini disebabkan dalam pelaksanaanya


tidak adanya fasilitas pendukung yang harus tersedia seperti peralatan atau
ruangan khusus. Selain mudah diterapkan dalam penerapannya TGT juga
melibatkan aktivitas seluruh peserta didik untuk memperoleh konsep yang
diinginkan.

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Teams Games Tournament


(TGT)

1. Penyajian Kelas (Class Presentations)


Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas atau sering juga disebut dengan presentasi kelas (class
presentations). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, pokok
materi dan penjelasan singkat tentang LKS yang dibagikan kepada
kelompok. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan pengajaran
langsung atau dengan ceramah yang dipimpin oleh guru.
Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus benar-benar
memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena
akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja
kelompok dan pada saat game atau permainan karena skor game atau
permainan akan menentukan skor kelompok.

2. Belajar dalam Kelompok (Teams)


Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok berdasarkan
kriteria kemampuan (prestasi) peserta didik dari ulangan harian
sebelumnya, jenis kelamin, etnikdanras. Kelompok biasanya terdiri
dari 5 sampai 6 orang peserta didik. Fungsi kelompok adalah untuk
lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus
untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan
optimal pada saat game atau permainan. Setelah guru memberikan
penyajian kelas, kelompok (tim atau kelompok belajar) bertugas untuk
mempelajari lembar kerja. Dalam belajar kelompok ini kegiatan
peserta didik adalah mendiskusikan masalah-masalah, membandingkan
jawaban, memeriksa, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan konsep
temannya jika teman satu kelompok melakukan kesalahan.

3. Permainan (Games)
Game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang
relevan dengan materi, dan dirancang untuk menguji pengetahuan yang
didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
Kebanyakan game atau permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan
sederhana bernomor. Game atau permainan ini dimainkan pada meja
turnamen atau lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili tim
atau kelompoknya masing-masing. Peserta didik memilih kartu
bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan
nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan
mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan peserta didik
untuk turnamen atau lomba mingguan.

4. Pertandingan atau Lomba (Tournament)


Turnamen atau lomba adalah struktur belajar, dimana game atau
permainan terjadi. Biasanya turnamen atau lomba dilakukan pada akhir
minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas
dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD).
Turnamen atau lomba pertama guru membagi peserta didik ke dalam
beberapa meja turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi
prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta didik selanjutnya
pada meja II dan seterusnya.

5. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)


Setelah turnamen atau lomba berakhir, guru kemudian
mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim atau
kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor
memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Tim atau kelompok
mendapat julukan Super Team jika rata-rata skor 50 atau lebih,
Great Team apabila rata-rata mencapai 50-40 dan Good Team
apabila rata-ratanya 40 kebawah. Hal ini dapat menyenangkan para
peserta didik atas prestasi yang telah mereka buat.

4. Penggunaan Model Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Teams


Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat


diterapkan dalam berbagai macam mata pelajaran. Terutama bagi peserta
didik tingkat SD dan SMP yang masih suka bermain. Model pembelajaran
ini pernah dipraktekkan pada kelas IV SD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan sesuai pembelajaran TGT dengan bernuansa CTL yang
diantanranya menggunakan metode ceramah, diskusi, dan model
pembelajaran kooperatif serta pemecahan masalah dengan memperhatikan
fase-fase yang ada di dalamnya dan karakteris materi yang akan
disampaikan. Pembelajaran dilakukan di laboratorium bahasa yang ada di
sekolah, untuk melaksanakan pembelajaran dengan berbantuan CD
pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran TGT pada
peserta didik kelas IV SD berbantuan media animasi grafis berpengaruh
positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa pada kelas sebesar 80%
serta berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
kelas dengan bantuan alat peraga.

Model pembelajaran TGT juga pernah dilakukan dalam


pembelajaran toksikologi, khususnya kelas yang tingkatnya sudah lebih
tinggi. Hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan salah satu metode
pembelajaran ini memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan
pembelajaran sebelumnya yang hanya menggunakan metode ceramah dan
resitasi. Mahasiswa lebih antusias dan bersemangat untuk mengeluarkan
pendapatnya, yang berarti mahasiswa lebih banyak belajar untuk dapat
beragumentasi. Mahasiswa yang kurang mampu akan dapat memperoleh
bagian dari kelompoknya dan akan berusaha belajar dengan baik, karena
semua anggota kelompok harus aktif.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Teams Games


Tournaments (TGT)

1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT :

a. Model TGT tidak hanya membuat peserta didik yang cerdas


(berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam
pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan akademi
lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting
dalam kelompoknya.
b. Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa
kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
c. Dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik lebih
bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam
pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan pada
peserta didik atau kelompok terbaik.
d. Dalam pembelajaran peserta didik ini membuat peserta didik
menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada
kegiatan permainan berupa tournamen dalam model ini.

2. Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT :

a. Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang


sangat lama.
b. Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut untuk pandai
memilih materi pelajaran yang cocok untuk model ini.
c. Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum
diterapkan. Misalnya membuat soal untuk setiap meja turnamen
atau lomba, dan guru harus tahu urutan akademis peserta didik dari
yang tertinggi hingga terendah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning adalah salah pembelajaran


dengan cara peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
serta kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen.

TGT merupakan model pembelajaran dengan memainkan permainan dengan


anggota-amggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-
masing. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang peserta didik yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru
menyajikan materi, dan peserta didik bekerja dalam kelompok mereka masing-
masing.

Model pembelajaran TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap
penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permaianan
(games), pertandingan dan turnamen (tournament), dan penghargaan kelompok
(team recognition).

B. Saran

1. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru sebaiknya


mempersiapkan materi, LKS, dan kartu soal sehari sebelum dimulainya
proses pembelajaran.
2. Guru diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas dalam pembelajaran
dan menggunakan media pembelajaran sehingga keaktifan siswa dapat
lebih ditingkatkan.
3. Pengontrolan waktu harus diperhatikan sehingga kegiatan pembelajaran
lebih efektif dan lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Rusman.2011.Model-Model
PembelajaranMengembangkanProfesionalGuru.Jakarta: RajawaliPers

Sinambela, Masdiana.2009.Model Belajar Teams Games Tournament (TGT)


untukMengefektifkanPerkuliahanToksikologi.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurn
al/41094144.pdf. (14 September 2012).

Purwat, Heni. Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT


Berbantuan Animasi Grafis pada Materi Pecahan Kelas IV. e-
jurnal.ikippgrismg.ac.id/indeks.php/aksioma/issue/archive (14 September 2012)

Micheal M van Wyk dkk. The Effects Of Teams-Games-TournamentsOn


Achievement, Retention, And Attitudes Of Economics Education Students.
springer.com. ( 18 September 2012)

Dr.B.Padmaja Rani dkk. Architecting Secure Web Services using Model Driven
Agile Modeling. Springer.com (18 September 2012)

Anda mungkin juga menyukai