Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Implementasi
Pembelajaran Tematik Di SD/MI (Strategi Pembelajaran)
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Asih ( 12010049 )
2. Iin Suriani ( 12010002 )
3. Mira Rizkika Putri ( 12010092 )
TAHUN 2022
METODE TGT DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
1
ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk
keterampilan yang harus dikembangkannya Mengingat pentingnya relevansi suatu metode
dalam kegiatan belajar mengajar, dan demi menjaga keberlangsungan interaksi antara
pengajar dan peserta didik, dalam makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan
metode tematik dalam mengajar agar bisa diaplikasikan dalam praktek sesuai dengan
konteks, sehingga setidaknya bisa mengetahui metode tematik dalam pembelajaran, dapat
menentukan tema belajar yang signifikan untuk metode tematik yang berorientasi pada
karakteristik peserta didik, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara
interaktif dan optimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana Konsep Teori Metode TGT Pada Pembelajaran Tematik ?
2. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Metode TGT ?
3. Apa Saja Langkah – Langkah Metode TGT ?
4. Bagaimana Rencana Pembelajaran Menggunakan Metode TGT ?
5. Bagaimana Implementasi Metode TGT ?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk Memahami Konsep Teori Metode TGT Pada Pembelajaran Tematik.
2. Untuk Memahami Kelebihan dan Kekurangan Metode TGT.
3. Untuk Memahami Langkah – Langkah Metode TGT.
4. Untuk Memahami Rencana Pembelajaran Menggunakan Metode TGT.
5. Untuk Memahami Implementasi Metode TGT.
D. Konsep Metode Teori
Metode Tipe Team Games Tournament (TGT) dikembangkan pertama kali oleh David
De Vries dan Keith Edward. Metode ini merupakan suatu pendekatan kerja sama
antarkelompok dengan mengembangkan kerja sama antarpersonal. Dalam pembelajaran
TGT peserta didik memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam
bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran.Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan
kelompok Pembelajaran kooperatif dengan metode TGT ini memiliki kesamaan dengan
metode STAD dalam pembentukan kelompok dan penyampaian materi kecualisatuhal,
2
TGT menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor
kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan
tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara mereka. Teman satu tim atau kelompok
akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari
lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu peserta
didik sedang bermain dalam game atau permainan, teman yang lain tidak boleh membantu,
dan guru perlu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.Dalam pembelajaran
kooperatif tipe TGT ini peserta didik sebelumnya telah belaja rsecara individual,
untukselanjutnyabelajar kembali dalam kelompok masing-masing. Model team games
tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsure permainan serta reinforcement.
Aktifitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran koopretaif model
TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung
jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. Ada lima komponen utama
dalam TGT adalah Penyajian kelas, Kelompok (Tim), Game,Turament Team Recognize
(penghargaan kelompok) (Kokom komalasari, 2010 : 67)
Metode Team Games Tournament (TGT) adalah Metode Pembelajaran Tipe
Kooperatif yang paling tua dan Metode ini hampir sama dengan metode Student Teams
Achievment Divisions Divisions (STAD) perbedaanya hanya terletak pada Turnamen
Akademiknya saja (Slavin, 2005:163)1 Menurut Huda (2013:292) Metode Team Games
Tournament (TGT) adalah metode yang menekankan pada evaluasi individual materi
akademik yang sudah dirancang dan membuka ruang kompetisi secara individual maupun
secara kelompok untuk meningkatkan hasil pembelajaran2. Penerapan model kooperatif
tipe TGT dalam pelaksanaanya tidak memerlukan fasilitas pendukung yang khusus seperti
peralatan atau ruangan khusus. Selain mudah di terapkan dalam penerapannya, model
pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) juga melibatkan aktivitas
seluruh siswa untuk memperoleh konsep yang diinginkan (Trianto, 2009 : 83)3.
Slavin (2015:163) medefiniskan TGT merupakan turnamen akademik, dan
menggunakan kuis-kuis dan sistem skro kemajuan individu, di mana para siswa berlomba
1
Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
2
Miftahul Huda. 2015. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
3
Trianto. 2011. Model-modelPembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
3
sebagai wakil tim mereka dengan anggotatim lain yang kinerja akademik sebelumnya
setara seperti mereka4. Shoimin (2014:203) menyatakan TGT adalah model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peransiswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement5. Rusman (2014:224) mendefinisikan TGTadalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan
suku atau ras yang berbeda6.
Jadi kesimpulannya konsep metode TGT adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang dapat diterapkan, dengan melibatkan seluruh aktivitas peserta didik tanpa
ada perbedaan status sosial, serta melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur belajar dengan bermain dan menempatkan peserta didik dalam
kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 orang atau lebih.
4
2. Bagi siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sult
memberikan penjelasan kepada siswa yang lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini,
tugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan
akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa
lannya7.
4
Slavin, Robert E. 2015. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
5
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
6
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.
5
F. Langkah – Langkah Metode TGT
Menurut Slavin (2001 : 166), langkah-langkah model pembelajaran TGT ada lima
tahap, yaitu: tahap presentasi di kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim. Uraian
selengkapnya sebagai berikut:
7
hhtp://sc.syekhnurjati.ac.id
5
kelompoknya, saling bekerja sama, aktif bertanya, menjelaskan dan mengemukakan
ide, menanggapi jawaban/pertanyaan dari teman, dan sebagainya.
3. Game (permainan) Apabila siswa telah selesai mengerjakan LKS bersama anggota
kelompoknya, tugas siswa selanjutnya adalah melakukan game. Game dimainkan
oleh perwakilan dari tiap-tiap kelompok pada meja yang telah dipersiapkan. Di meja
tersebut terdapat kartu bernomor yang berhubungan dengan nomor pertanyaan-
pertanyaan pada lembar permainan yang harus dikerjakan peserta. Siswa yang tidak
bermain juga berkewajiban mengerjakan soal-soal game beserta teman
sekelompoknya.
4. Tournament (turnamen) Turnamen biasanya dilakukan tiap akhir pekan atau akhir
sub bab. Turnamen diikuti oleh semua siswa. Tiap-tiap siswa akan ditempatkan di
meja turnamen dengan siswa dari kelompok lain yang kemampuan akademiknya
setara. Jadi, dalam satu meja turnamen akan diisi oleh siswasiswa homogen
(kemampuan setara) yang berasal dari kelompok yang berbeda. Meja turnamen
diurutkan dari tingkatan kemampuan tinggi ke rendah. Meja 1 untuk siswa dengan
kemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa dengan kemampuan sedang. Meja 3 untuk
siswa dengan kemampuan di bawah siswa-siswa di meja 2, dan seterusnya. Di meja
turnamen tersebut siswa akan bertanding menjawab soal-soal yang disediakan
mewakili kelompoknya. Soal-soal turnamen harus dirancang sedemikian rupa agar
semua siswa dari semua tingkat kemampuan dapat menyumbangkan poin bagi
kelompoknya.
Jadi, guru membuat kartu soal yang sulit untuk siswa pintar, dan kartu dengan soal
yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Siswa yang mendapat skor
tertinggi akan naik ke meja yang setingkat lebih tinggi. Siswa yang mendapatkan
peringkat kedua bertahan pada meja yang sama, sedangkan siswa dengan peringkat-
peringkat di bawahnya akan turun ke meja yang yang tingkatannya lebih rendah.
Setelah siswa ditempatkan dalam meja turnamen, maka turnamen dimulai dengan
memperhatikan aturan-aturannya8.
G. Rencana Pembelajaran Menggunakan Metode TGT
Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan
turnamen akademik, dan menggunakan kus-kus dan stem skor kemajuan ndividu, dimana
para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja
8 hhtp://sc.syekhnurjati.ac.id
6
akademik sebelumnya setara seperti mereka (Slavin, 2005: 163). Model pembelajaran
kooperatif tipe team games tournament (TGT) dapat digunakan dalam berbagai macam
mata pelajaran, dari ilmu-ilmu eksak, ilmu-ilmu sosal maupun bahasa dari jenjang
penddkan dasar (SD, SMP) hingga perguruan tinggi. Penerapan model koopertif team
games tournament (TGT) dalam pelaksanaanya tidak memerlukan fasilitas pendukung
yang khusus seperti peralatan atau ruangan khusus.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran sebagai berikut:
1) Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik yaitu kondisi belajar dapat
dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperliahatkan sikap
yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut
mengikuti pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai
dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar
dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat
aktivitasnya.
2) Memeriksa Kehadiran Siswa yaitu kegiatan yang dilakukkan guru pada jam
pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. Untuk meghemat waktu
dalam mengecek kehadiran siswa, dengan mengecek kehadiran, secara tidak
langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, disiplin dalam
9 hhtp://sc.syekhnurjati.ac.id
6
mengikuti pembelajaran.
3) Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, guru
perlu membantu mengembangkan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat
siswa dalam belajar.
10
hhtp://sc.syekhnurjati.ac.id
6
3) Mengumpulkan dan mengasosiasikan, tindak lanjut dari bertanya adalah menggalai
dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu,
peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak. Dari kegitan tersebut
terkumpul sejumlah informasi , informasi tersebut menjadi dasar bagi kegitan
berikutnya yaitu memproses informasi dengan infoermasi lainnya, menemukan pola
dari keterkaitan informasi bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
c. Kegiatan penutup
Pada implementasinya, model TGT akan membagi siswa ke dalam grup kecil
yang terdiri dari 3 hingga 5 siswa. Di dalam grup tersebut terdapat anggota siswa yang
berbeda- beda latar belakang mulai dari gender, kecerdasan, status sosial hingga ras
atau suku. Menurut Nugroho (2012 : 6) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) ini
11
hhtp://sc.syekhnurjati.ac.id
6
siswa dituntut untuk saling kerjasama, aktif dan bertanggungjawab terhadap dirinya.
sendiri maupun kelompoknya. Selain itu dalam pembelajaran TGT ini siswa
dihadapkan pada suatu permainan dan kompetisi, sehingga kemauan dan kemampuan
siswa ada perubahan. Dengan model pembelajaran tersebut diharapkan kebebasan dan
keaktifan siswa meningkat, sehingga siswa menjadi senang dalam mengikuti
pelajaran. Selanjutnya siswa bisa berkolaborasi untuk diskusi mengenai penyelesaian
masalah dari suatu materi yang disediakan guru. Pada tahap diskusi, setiap siswa akan
saling membantu agar nantinya mereka bisa menjawab soal turnamen.
12
hhtp://sc.syekhnurjati.ac.id
6
Pada saat siswa mengikuti turnamen (TGT), setiap siswa akan ditetapkan menjadi wakil grup
sesuai dengan keahliannya masing-masing. Mereka akan bertanding sesuai dengan bidang
akademik yang mereka sukai ataupun kuasai. Pada tahap akhir siswa akan diajak untuk
rekognisi dan evaluasi.Dalam prakteknya teams games tournament sangat serupa dengan
model pembelajaran STAD, perbedaanya terletak pada adanya kuis dan sistem nilai dari
individu karena TGT memakai sistem permainan turnamen.Model pembelajaran ini dapat
diaplikasikan ke dalam berbagai jenis mata pelajaran. TGT sangat cocok untuk mengatur
tujuan pembelajaran agar materi bisa dikuasai secara mendalam. Contoh mata pelajaran yang
sangat efektif bila diterapkan dalam model TGT adalah fakta dan konsep seperti pada IPA serta
perhitungan pada matematika.
3. Membuat beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau pengingatan akan
materi pelajaran. Format pertanyaan hendaknya mudah untuk penilaian sendiri,
misalnya pilihan ganda,mengisi titik-titik, benar/salah,atau definisi istilah.
4. Memberikan sebagian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai “ronde satu”,
setiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perorangan.
6. Selanjutnya siswa diminta belajar lagi untuk “ronde kedua”. Kemudian diajukan
petanyaan atau tes lagi sebagai bagian dari ronde kedua tersebut. Selanjutnya siswa
diminta untuk menggabungkan skor mereka dan menggabungkan skor mereka di
ronde
8
7. Lamanya metode ini bisa bervariasi, dan ronde yang digunakan bisa sebanyak
mungkin. Pastikan untuk memberi kesempatan pada tim untuk menjalani sesi
belajar antar masing- masing ronde. dan meminta informasi untuk menambah
kemampuan kognitifnya10.
I. Kesimpulan
Konsep Metode Tipe Team Games Tournament (TGT) dikembangkan pertama kali
oleh David De Vries dan Keith Edward. Metode ini merupakan suatu pendekatan kerja
sama antarkelompok dengan mengembangkan kerja sama antarpersonal. Dalam
pembelajaran TGT peserta didik memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain
untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Model pembelajaran team
games tournament (TGT) mempunyai kelebihan dan kekurangan, menurut Suarjana
(2000:10) dalam Istiqomah (2006), yang merupakan kelebihan dari model pembelajaran
team games tournament (TGT) antara lain:
2. Bagi siswa Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sult
9
memberikan penjelasan kepada siswa yang lainnya. Untuk mengatasi kelemahan ini,
ugas guru adalah membimbing dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan
akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan pengetahuannya kepada siswa
lainnya.
11
J. Daftar Pustaka
hhtp://sc.syekhnurjati.ac.id
12