Anda di halaman 1dari 10

IMPELMENTASI MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE

TGT (TEAM GAMES TOURNAMEN) UNTUK


MENINGKATKAN HASIL DAN MINAT BELAJAR DIDIK

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Penyelesaian Tugas Akhir
Dalam Bidang Manajemen Bisnis Syariah

Oleh :
SOFIAN
NIM 1810610105

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran di sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam
upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia
susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.1 Tujuan nasional ini harus di
tuangkan kedalam tujuan pembelajaran setiap satuan mata pelajaran dan mesti
dipahami dan diupayakan dengan maksimal oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran yang dijalankan.
Kegiatan pembelajaran yang dijalankan oleh guru tidak lepas dari
banyaknya permasalahan yang ada di dalamnya. Permasalahan yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu yang
muncul dari sisi peserta didik dan yang muncul dari sisi pendidik atau guru.
Dari sisi peserta didik permasalahan ini muncul mengenai kurang baiknya
penguasaan yang terdapat dalam diri peserta didik dan rendahnya motivasi
dalam belajar. Sedangkan dari sisi pendidik atau guru permasalahan ini
mengenai kurangnya penguasaan dalam hal media pembelajaran dan tidak
tepatnya metode pembelajaran yang diguankan. 2 Permasalahan utama yang
mesti diselesaikan yaitu permasalahan dari sisi pendidik atau guru, yang mana
guru merupakan tonggak dalam keberlangsungan pendidikan yang baik melalui
penyajian kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standarisasi yang telah
tersedia.
Permasalahan yang terdapat dalam diri guru ini berkaitan dengan
kompetensi yang mestinya harus selalu ditingkatkan dan dikembangkan oleh
guru. Upaya yang dijalankan salah satunya yaitu seperti yang dijalankan oleh
PPG Guru matematika di Kota Palu dengan tujuan memunculkan guru-guru

1
Suhendi Syam dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021),
78.
Raras Kartika Sari, Analisis Masalah Pembelajaran Matematika di Sekolah Menenangah
2

Pertama dan Solusi Alternatifnya, Online Journal Of Prismatika 2, No 1, (2019).

1
matematika yang berkompeten dalam menjalankan pembelajaran. 3 kegiatan ini
dijalankan salah satunya menanggapi banyaknya guru yang memahami materi
pelajaran namun sangat sulit untuk menyampaikan pemahaman tersebut kepada
peserta didiknya. Hal ini berkaitan dengan kompetensi dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada peserta didik.
Kompetensi yang mestinya ada dalam diri guru secara umum yaitu ada
empat mulai dari kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional dan kompetensi social.4 Empat kompetensi ini memiliki peranan
yang penting dalam diri guru dimana berkaitan dengan permasalahan
penyampaian pembelajaran yang sering terjadi dalam diri guru termasuk dalam
kompetensi pedagogic.
Kompetensi pedagogic berenaan dengan pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum, perancangan pemelajarann yang mendidik dan dialogis,
pemanfaatan terkonoli pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengemangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.5
Ketika pendidik tidak mampu memberikan metode pembelajaran yang
komunikatif dan juga mendidik peserta didik supaya transfer of knowledge
terjadi menandakan kurangnya kompetensi pedagogic dalam diri guru dan hal
ini akan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran dimana pada akhirnya
tujuan pendidikan juga akan terhambat.
Penguasaan kompetensi sangatlah penting bagi guru dimana kegiatan dan
hasil belajar seringali ditentukan oleh keberadaan guru dalam proses
pembelajaran yang mana dalam pembelajaran itu sendiri dipengaruhi oleh
kualtas kompetensi guru terseut. Sebab guru yang memiliki kompetensi yang
baik akan mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik dan ketika

3
Moh. Fadel, Guru Harus Kompeten dalam Mengajar, Metro Sulawesi, (2022), diakses
Jum’at 18 November 2022.
4
Mohammad thoha dan Taufikurrahman, Aktualisasi Nilai-Nilai Kecerdasan Emosional
dalam Manajemen Sumber Daya Manusia di Perguruan Tinggi, (Pamekasan: Duta Media
Publishing, 2016), 50.
5
Cucu Suwandana, Mendongkrak Profesionalisme Guru di Daerah Tertinggal,
(Yogyakarta: Deepublish, 2020), 6.

2
kompetensi guru belum memadai maka kegiatan pembelajaran menjadi
terhambat dan bahkan tujuan yang hendak dicapai tidak tercapai.
Keadaan ini menjelaskan mengenai urgensi kompetensi dalam diri guru
untuk menjalankan fungsinya sebagai penyedia pembelajaran yang beragam
dan disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan guru salah satunya berkaitan dengan penguasaan model
pembelajaran yang pada akhirnya diterapkan dalam pembelajarannya. Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
pengajar merencanakan aktivitas belajar mengajar.6 Dengan jelasnya kerangka
konseptual yang menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran yang akan
dijalankan oleh guru dibarengi dengan sinkronisasi dengan materi
pembelajaran yang akan dijalankan maka akan memunculkan harmonisasi
pembelajaran dan membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dengan
baik.
Model pembelajaran yang dirancang oleh beberapa ahli sangat banyak
sekali dan saah satunya adalah model pembelajaran kooperatif learning. Sunal
dan Hans dalam Harianja dkk menjelaskan model pembelajaran kooperatuf
learning adalah suatu pembelajaran dengan menggunakan cara pendekatan atau
strategi khusus untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja
sama selama proses pembelajaran.7 melalui pengertian ini bisa dipahami
bahwasanya model pembelajaran kooperatif learning menekankan adanya
kerjasama dari peserta didik. pada model pembelajaran kooperatif terdapat
bermacam-macam tipe di dalamnya dimana tipe yang digunakan dalam
penelitan ini yaitu TGT atau Team Games Tournamen adalah tipe
pembelajaran yang menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang
beranggotakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan kemampuan,

6
Agus Suprijono, Model-model Pembelajaran Emansipatoris, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), 53.
7
Joko Krismanto Harianja, dkk, Tipe-Tipe Model Pembelajaran Kooperatif, (Medan:
Yayasan Kta Menulis, 2022), 151.

3
jenis kelamin, suku atau ras yang berlainan.8 Melalui tipe pembelajaran ini
peserta didik akan diajak untuk belajar dan juga bermain dalam memahami
materi pelajaran.
Penggunaan TGT sebagai teknik pembelajaran disebabkan karena
terdapat keunggulan yang dimiliki teknik TGT. Melalui TGT ini peserta didik
dengan kemampuan penguasaan yang baik difokuskan untuk menjadi pengarah
peserta didik lainnya. Hal ini membawa dampak yang baik yaitu adanya proses
belajar yang tidak melulu diarahkan oleh guru, namun dari teman sebaya.
Melalui pembawaan pembelajaran yang dijalankan sambil bermain, maka
pembelajaran dengan menggunakan TGT menjadi lebih fleksibel untuk
dijalankan.9
Teknik TGT sebagai suatu teknik yang terdapat dalam pembelajaran
tentunya memiliki kelemahan didalamnya dmana dalam pelaksanannya tidak
semua peserta didik memiliki peranan aktif dalam pembelajaran. Kemampuan
guru dalam mengelola iklim kelas juga mesti dimunculkan karena ketika hal ini
tidak dimiliki oleh guru, maka kelas akan menjadi gaduh dan waktu yang
dibutuhkan dalam aktivitas belajar mengajar juga akan semakin lama.10
Skor yang setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar
pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor-skor yang
diperoleh suatu anggota kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota
kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan
penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.11
Pembelajaran dengan menggunakan tipe TGT sangat cocok digunakan di
dalam pembelajaran Matematika dimana dalam hal ini matematika merupakan
pelajaran yang terbilang sulit untuk dipahami termasuk didalamnya materi pola
bilangan. Melalui pembelajaran dengan membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok dan pelaksanaannya dijalankan dengan menggunakan
8
Joko Krismanto Harianja, dkk, Tipe-Tipe Model Pembelajaran Kooperatif, 93.
9
Musdalipa, Firda Razak, dan A Jaya Alam, Buku Panduan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Berbasis Media Ular Tangga, (Sumatra Barat:
Penerbit Mitra Cendekia Media, 2022), 28.
10
Musdalipa, Firda Razak, dan A Jaya Alam, Buku Panduan Model Pembelajaran, 28.
11
Muhammad Fathurroman, Model-model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain
Pembelajaran yang Menyenangkan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015), 55.

4
diskusi, kuis dan permaiann akan merangsang pemikiran kritis peserta didik
namun dalam suasana yang menyenangkan.
Penggunaan teknik TGT dalam pembelajaran Matematika ditujukan agar
peserta didik memiliki minat dalam belajarnya. Minat belajar sendiri diartikan
dengan perhatian, rasa suka, ketertarikan peserta didik terhadap proses belajar
yang dijalaninya dan yang kemudian diperlihatkan melalui antusiasme,
keseriusan, partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti aktivitas pembelajaran.12
Aktivitas belajar mengajar yang dijalankan sambil bermain pada akhirnya akan
memunculkan minat belajar dalam diri peserta didik. Minat belajar yang baik
akan memotivasi peserta didik untuk selalu belajar dengan baik.
Aktivitas belajar yang baik didukung dengan peserta didik yang memiliki
minat belajar yang tinggi memberikan pengaruh pada hasil belajar peserta
didik.13 Hasil belajar sendiri adalah kemampuan-kemampuan yang ada dalam
diri peserta didik setelah dirinya menerima pengalaman belajar.14 hasil yang
ditampilkan sebagai bentuk output dalam sisi kognitif, afektif, dan
psikomotorik peserta didik pada akhirnya akan memiliki makna manakala
proses yang dijalankan juga maksimal dan menyenangkan.
Penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT
juga dilakukan oleh Mohamad Syafi’i dimana dalam penelitiannya dirinya
menjelaskan bahwa model pembelajaran TGT yang dijalankan di kelas VII
dalam setiap siklus yang dijalankan meningkatkan hasil belajar peserta
didiknya dimana hal ini menjelaskan efektivitas tipe TGT dalam
pembelajaran.15 Penelitian lainnya dijalankan oleh Moch Eko Juianto yang
menjelaskan bahwasanya setelah mendapatkan model pembelajaran TGT minat
belajar peserta didik kelas VIIB SMP Muhammdiyah 8 Batu meningkat sebesar
82,14% dimana hal ini tergolong kedalam minat yang tinggi. Kemudian hasil
12
Hasrian Rudi Setiawan dan Danny Abrianto, Menjadi Pendidik Profesional, (Medan,
Umsu Press, 2021), 14.
13
Bintari Nur Falah, dan Siti Fatimah, Pengaruh gaya belajar dan minat belajar terhadap
hasil belajar matematika siswa, Jurnal Euclid 6, no 1, (2019)
14
Muhammad Arifin dan Rini Ekayati, Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Upaya
meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa, (Medan: UMSU Press, 2021), 17.
15
Mohamad Syafi’I, Semangat literasi Matematika pada Pengembangan Model
Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Guna Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa, Online Journal Of JIP 9, No 2, (2018).

5
belajar peserta didik meningkat sebesar 46,68% dimana hal ini tergolong
kedalam minat sedang ke atas.16
Penelitian yang sudah pernah dijalankan memiliki titik kelemahan
dimana dalam hasil penelitiannya hanya menjelaskan mengenai efektivitas
pembelajaran tipe TGT dan rekomendasi model pembelajaran tipe TGT dalam
pembelajaran Matematika, namun belum menjelaskan kemampuan model
pembelajaran tipe TGT dalam memecahkan permasalahan yang terdapat dalam
pembelajaran khususnya materi Bilangan. Melalui hal ini penelitian ini
dijalankan untuk mengisi kekurangan tersebut.
Penelitian ini dijalankan di MTs An Nur Banjarejo Blora dimana dalam
pelaksanaan pembelajarannya masih mengguankan model pembelajaran
ceramah dan penugasan. Melalui penelitian ini akan dijalankan model
pembelajaran kooperatif learning tipe TGT dalam materi pelajaran Matematika
materi pola bilangan dengan tujuan memcahkan permasalahan yang ada di
dalamnya yaitu kesulitan peserta didik dalam memahami konsep tersebut.
melalui hal ini maka penelitian ini merumuskan judul penelitian “Impelmentasi
Model Kooperatif Learning Tipe TGT (Team Games Tournamen) untuk
Meningkatkan Hasil dan Minat Belajar Peserta Didik”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi latar belakang yang sudah dijabarkan, maka dalam
penelitian ini peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik antara sebelum
penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe TGT (Team Games
Tournamen) dengan setelah penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe
TGT (Team Games Tournamen)?
2. Apakah terdapat peningkatan minat belajar peserta didik antara sebelum
penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe TGT (Team Games

16
Moch Eko Julianto, Peningkatan Minat dan Hasil belajar Matematika dengan Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa SMP. Skripsi,
(Malang: Universitas Muhammdiyah Malang, 2019)

6
Tournamen) dengan setelah penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe
TGT (Team Games Tournamen)?
3. Seberapa besar peningkatan hasil belajar dan minat belajar peserta didik
setelah menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe TGT (Team Games
Tournamen)?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan permasalahan yang sudah diberikan maka dalam
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar peserta didik antara
sebelum penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe TGT (Team Games
Tournamen) dengan setelah penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe
TGT (Team Games Tournamen).
2. Untuk mengetahui adanya peningkatan minat belajar peserta didik antara
sebelum penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe TGT (Team Games
Tournamen) dengan setelah penggunaan Model Kooperatif Learning Tipe
TGT (Team Games Tournamen).
3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar dan minat
belajar peserta didik setelah menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe
TGT (Team Games Tournamen).

D. Manfaat
Beragam kemanfaatan yang didalapatkan dalam penelitian ini terbagi
menjadi dua sisi yaitu dari sisi teoritik dan praktik.
1. Teoritik
Hasil penelitian ini bermanfaat dalam menambah khazanah keilmian
bidang pendidikan khususnya berkaitan dengan implementasi model
pembelajaran kooperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran
Matematika.
2. Praktik
a. Perguruan Tinggi

7
Hasil penelitian ini memberikan tambahan pada koleksi
perpustakaan mengenai kajian tentang implementasi model pembelajaran
kooperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran Matematika di sekolah.
b. Guru
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar pelaksanaan
pembelajaran guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengelola kelas dan mengelola materi pelajaran yang sedang diajarkan
c. Peneliti
Hasil penelitian ini menambah wawasan peneliti dan sebagai
praktik dari keilmuan peneliti selama dibangku perkuliahan sekaligus
sebagai syarat utama diselesaikannya pendidikan di Institut Agama Islam
Negeri Kudus.
d. Peneliti Lainnya
Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar penelitian atau
kajian pendahuluan dalam lingkup objek kajian yang sama.

E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini menyajikan sistematika penulisan demi memudahkan
pembaca dalam memahami isi penelitian ini secara umum. Penelitian ini
terbagi kedalam tiga bagian yaitu:
1. Bagian awal
Pada bagian ini disajikan judul penelitian beserta kelengkapan
administrative sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Institut Agama Islam
Negeri Kudus
2. Bagian isi
Bagian ini terbgai menjadi lima bab yaitu :
BAB I bagian ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitain serta sistematika penulisan
dalam penelitian ini.

8
BAB II bagian ini menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan
Model Kooperatif Learning Tipe TGT dan penelitian yang pernah
dilakukan oleh peneliti lainnya serta kerangka pemikiran penelitian.
BAB III bagian ini menjelaskan mengenai metode yang dimanfaatkan dalam
peneltian ini beserta informasi mengenai lokasi penelitian,
informan, teknik dalam mengumpulkan data, keabsahan data dan
juga analisis data yang dijalankan dalam penelitian ini.
BAB IV bagian ini menjelaskan mengenai gambaran umum lokasi
penelitian, deskripsi hasil penelitian dan juga analiisa yang
dilakuakn mengenai hasil penelitian
BAB V bagian ini menjelaskan mengenai simpulan yang didapatkan setelah
analisis data dan juga saran yang diberikan kepada beberapa pihak
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bagian akhir
Bagian ini menjelaskan mengenai sitasi penelitian beserta dengan
lampiran yang menjadi data pendukung yang valid dan dilengkapi dengan
informasi mengenai peneliti.

Anda mungkin juga menyukai