Anda di halaman 1dari 13

BEST PRACTICE SIKLUS 2

Penerapan Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Berbantuan Lembar


Kerja Peserta Didik Untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Matematika Materi Perkalian Bilangan Cacah Kelas 4 Di SD Negeri 1 Serdang

Oleh:
Sofian Hady
NIM. 230411042

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


UNIVERSITAS SAMUDRA ACEH
TAHUN 2022
TUGAS MANDIRI PPG DALAM JABATAN
KATEGORI 1 GELOMBANG 2 UNIVERSITAS SAMUDRA

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Nama : Sofian Hady, S.Pd


Kelas/ Kelompok : 01/01
Asal Instansi : SD Negeri 1 Serdang
Kec. Pampangan, Kab. OKI, Provinsi Sumatera Selatan

Penerapan Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) Berbantuan Lembar


Kerja Peserta Didik Untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Matematika Materi Perkalian Bilangan Cacah Kelas 4 Di SD Negeri 1 Serdang

Lokasi SD Negeri 1 Serdang


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar Kelas IV (Empat)
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas IV pada
materi perkalian bilangan cacah dari ratusan hingga ribuan.

Penulis Sofian Hady,S.Pd


Tanggal 21 November 2022
Situasi: Latar Belakang
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa
praktik ini penting untuk Dalam usaha peningkatan pendidikan, pemerintah
dibagikan, apa yang menjadi
telah berusaha meningkatkan perbaikan sistem
peran dan tanggung jawab anda
dalam praktik ini. pendidikan, di antaranya kurikulum, perbaikan buku
paket, penataran dan pelatihan guru-guru. Guru sebagai
fasilitator dan motivator secara kontinu harus mampu
menciptakan kondisi yang dinamis, dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang harus lebih mengacu kepada
yang harus dipelajari dengan menggunakan strategi yang
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Kesungguhan
dalam belajar sangat tergantung pada motivasi, karena
sebagian besar siswa beranggapan bahwa materi pelajaran
matematika merupakan materi yang sangat sulit dipahami.
Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak
dari dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut
Donald dalam Sardiman (2006) bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.
Berdasarkan hasil penelitian penulis,motivasi belajar
siswa SDN 1 Serdang terhadap pelajaran matematika
masih tergolong rendah. Berikut gejala-gejala yang
menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa rendah, yaitu:
1. Siswa dalam belajar cenderung menerima informasi
yang diberikan guru tanpa ada niat untuk memperoleh
informasi tentang materi yang dipelajarinya sebelum
dijelaskan guru, sehingga kurangnya interaksi antar
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang
diberikan.
2. Siswa kesulitan untuk menghubungkan atau
merefleksikan materi pelajaran yang disampaikan
dengan materi prasyarat atau pengalaman belajar
siswa.
3. Siswa masih mempunyai kemampuan yang rendah
dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat dilihat dari
pemahaman siswa yang hanya terfokus pada contoh-
contoh soal yang diberikan guru.
4. Motivasi belajar siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran matematika sangat rendah. Hal ini dapat
dilihat dari aktivitas yang dilakukan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Siswa enggan
bertanya kepada guru tentang materi yang kurang
dipahaminya, sehingga pada saat diberikan tugas
siswa.

Melihat dari hasil observasi tersebut maka pendidik


mampu menentukan model pembelajaran yang dapat
mengakomodir siswa untuk belajar secara aktif dan
menemukan serta memahami konsep pelajaran serta
meningkatkan semangat mereka saat kegiatan belajar
mengajar. Cooperative Learning sangat sesuai jika
diterapkan dalam kelas dengan keberagaman
kemampuan siswa karena model ini dapat
menggabungkan keseluruhan siswa, maka siswa dengan
kemampuan rendah akan sangat terbantu dan termotivasi
serta dapat mengasah kemampuannya. Dalam model
Cooperative Learning siswa belajar dalam kelompok
dimana siswa saling membantu, berdiskusi tentang
pelajaran dan berargumentasi untuk mengasah
pengetahuan, mengembangkan hubungan antar siswa,
penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam
bidang akademik, dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman setiap siswa sehingga tumbuh kesadaran
untuk berpikir, menyelesaikan masalah dan
mengaplikasikan kemampuan serta pengetahuannya tanpa
ada rasa malu dan takut salah.
Model Cooperative Learning tipe Teams Games
Tournaments (TGT) adalah suatu model pembelajaran
berbasis sosial dimana siswa berlomba dalam
gameakademik sebagai wakil kelompoknya masing-
masing. Game akademik merupakan permainan yang dibuat
dan dirancang untuk kompetisi antar siswa terkait
pemahaman siswa atas materi yang telah dipelajari.
Penggunaan model Cooperative Learning tipe Teams
Games Tournaments (TGT) yang berisi game akademik ini
mampu mendorong siswa dikelas yang terbagi dalam
suatu kelompok untuk terlibat dalam pengerjaan tugas
kelompoknya masing-masing. Miftahul Huda, 2012: 116
memaparkan bahwa dalam model pembelajaran TGT,
setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang
terdiri dari 5-6 orang yang berkemampuan yang
bervariatif. Melalui penggunaan model pembelajaran
tersebut, siswa yang berkemampuan rendah juga dapat
berperan aktif dalam pembelajaran.
Taniredja (2014: 72-73) menyatakan salah satu
kelebihan TGT adalah menambah motivasi belajar siswa
dan materi pelajaran dapat dipahami secara mendalam.
Penerapan model Cooperative Learning tipe Teams Games
Tournaments(TGT) dalam pembelajaran matematika
memungkinkan terciptanya kondisi belajar yang kondusif,
siswa dapat berpartisipasi aktif dan dapat belajar
lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab,
kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Maka dapat disimpulkan bahwa akar penyebab yang


dominan yaitu berasal dari sisi guru, dalam hal ini guru
belum dapat mengoptimalkan system pembelajaran yang
sedang berlangsung, dan kurang memanfaatkan berbagai
model pembelajaran yang ada untuk lebih mendukung
pembelajaran dikelas.

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?


Praktik ini penting karena dalam kegiatan ini saya sebagai
guru dituntut untuk terus belajar, memahami system
pembelajaran di era sekarang dan membuat saya lebih
merasa bertanggung jawab lagi terhadap pemahaman dan
motivasi peserta didik yang dapat menunjang hasil belajar
peserta didik menjadi meningkat.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik


ini adalah dalam kegiatan saya tidak hanya berperan
sebagai fasilitator tetapi juga membimbing siswa dalam
kegiatan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tantangan : Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut


Apa saja yang menjadi
Ada banyak hal yang menjadi tantangan bagi saya, seperti
tantangan untuk mencapai
tujuan tersebut? Siapa saja yang berikut ini:
terlibat,
1. Memahami dan menguasai materi serta model
pembelajaran yang akan di laksanakan
2. Menguasai dan memahami sikap dan kemampuan
siswa yang berbeda-beda.
3. Menyusun modul ajar dimulai dari memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik, serta membuat media pembelajaran
yang tepat berupa lembar kerja peseta didik yang
telah diedit semenarik mungkin menggunakan
aplikasi canva.
4. Rencana aksi dan modul ajar haru sesuai satu sama
lain.

Siapa saja yang terlibat?


Banyak pihak yang terlibat dalam prosesnya dari awal
sampai akhir kegiatan.
1. Perserta didik, di mana perserta didik menjadi objek
yang pertama dalam menentukan masalah sampai
melakukan rencana aksi, tentunya selalu bersama
perserta didik.
2. Teman sejawat, berperan dalam membantu saya
seperti memberi dukungan tenaga, dan juga moril.
3. Kepala sekolah, saya selalu berkomunikasi dengan
kepala sekolah, meminta pendapat atau solusi terkait
aksi-aksi yang akan dilaksanakan. Beliau juga
memberikan dukungan baik materi maupun moril
sehingga kegiatan praktik lapangan bisa terlaksana
dengan baik.
4. Dosen dan guru pamong, keduanya selalu
memberikan pembelajaran yang bermakna kepada
semua praktikan melalui ruang zoom meeting.
Membantu saya dalam menyusun, melakukan dan
menyelesaikan tugas.

Aksi : Langkah-langkah, strategi, proses, pihak yang terlibat,


Langkah-langkah apa yang
dan sumber daya yang diperlukan untuk menghadapi
dilakukan untuk menghadapi
tantangan tersebut/ strategi apa tantangan ini adalah:
yang digunakan/ bagaimana
1. Pemilihan dan penerapan model pembelajaran, serta
prosesnya, siapa saja yang
terlibat / Apa saja sumber daya membuat lembar kerja peserta didik yang menarik.
atau materi yang diperlukan
Sehingga dapat menjadi solusi sesuai latar belakang
untuk melaksanakan strategi ini
diatas yang tentunya agar dapat meningkatkan
motivasi peserta didik.
2. Memilih media yang menarik berupa lembar kerja
peserta didik yang telah di desain menggunakan
aplikasi canva sehingga menarik perhatian peserta
didik.
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran ini
adalah:
Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT),
media pembelajaran berupa lembar peserta didik.

Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)


1. Guru memberi salam

2. Peserta didik disapa dan melakukan doa sebelum


pelajaran dimulai

3. Peserta didik bersama dengan guru membahas


tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam
pembelajaran.
4. Apersepsi “tepuk semangat”

5. Siswa bersama-sama menyebutkan perkalian sebelum


kelas dimulai
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti (20 menit)


1. Siswa mendengarkan perjelasan aturan permainan
Team Game Tournament
Aturan Permainan:
a. Guru membagi siswa menjadi 3 team
b. Guru menyiapkan lembar soal dan lembar jawaban
yang telah diberikan nomor;
c. Guru meletakkan kembali soal dan jawaban di atas
meja turnamen;
d. Siswa menentukan pembaca soal pemain dan
penantang;
e. Pemain 1 mengambil nomor soal dan
memberikannya kepada pembaca soal;
f. Pembaca soal mengambil soal sesuai dengan nomor
yang sudah ada;
g. Pemain 1 wajib membaca soal, jika pemain 1 tidak
dapat menjawab soal maka pemain yang lain dapat
menjawab soal;
h. Petugas yang membaca soal mengambil nomor dan
menjadi pemain 1 selalu digilirkan agar
semua anggota tim mendapatkan tugas yang sama;
i. Jika salah satu pemain dapat menjawab soal dengan
benar, maka kartu soal akan diambil oleh penjawab
soal, namun jika para pemain tidak dapat menjawab
soal maka kartu soal dibiarkan saja.
j. Siswa menunjukkan hasil pekerjaannya didepan
kelas
k. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya

2. Jika permainan selesai, guru akan membacakan skor


akhir dari permainan, dan akan menentukan team mana
yang akan mendapatkan skor tertinggi.

Kegiatan Penutup (5 menit)


1. Siswa dapat menyimpulkan isi materi pada
pembelajaran hari ini.
2. Siswa mengkomunikasikan kendala yang dihadapi
dalam mengikuti pembelajaran hari ini.

3. Siswa menerima apresiasi dengan melakukan pesta


tepuk.

Pihak yang terlibat dalam aksi ini yaitu :


1. Peserta didik
2. Guru selaku mahasiswa yang melakukan praktik
pembelajaran.
3. Rekan guru dan kepala sekolah yang memberikan
dukungan moril serta saran yang mendukung
praktikan.
4. Kameramen yang membantu proses merekam
kegiatan yang dilaksanakan di dalam kelas.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk


melaksanakan strategi ini meliputi:
Perangkat pembelajaran terkait dengan materi perkalian
bilangan cacah, buku tema guru dan buku siswa kelas 4 dan
lembar kerja peserta didik.

Refleksi Hasil dan Dampak Dampak dari Pelaksanaan


Bagaimana dampak aksi dari
Dengan menggunakan model pembelajaran Teams Game
Langkah-langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya Tournament (TGT), berdampak pada meningkatnya
efektif? Atau tidak efektif?
kemampuan bertanya siswa, memperbaiki interaksi antar
Mengapa? Bagaimana respon
orang lain terkait dengan strategi siswa, meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
yang dilakukan, Apa yang
cara belajar mereka. Taniredja (2014: 72-73) menyatakan
menjadi faktor keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari strategi salah satu kelebihan TGT adalah menambah motivasi
yang dilakukan? Apa
belajar siswa dan materi pelajaran dapat dipahami
pembelajaran dari keseluruhan
proses tersebut secara mendalam. Penerapan model Cooperative Learning
tipe Teams Games Tournaments(TGT) dalam
pembelajaran matematika memungkinkan terciptanya
kondisi belajar yang kondusif, siswa dapat berpartisipasi
aktif dan dapat belajar lebih rileks di samping
menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan
sehat dan keterlibatan belajar, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
➢ Respon dari kepala sekolah dan juga dewan guru
yang lain adalah menyambut baik kegiatan ini,
bahkan menimbulkan rasa ingin tau dari rekan guru.

➢ Faktor keberhasilan dari kegiatan ini adalah:


a. Dukungan keluarga, kepala sekolah, rekan
sejawat dan juga kameramen yang turut
membantu proses kegiatan tersebut.
b. Persiapan yang matang baik itu terkait sarana
dan prasarana maupun penguasaan terhadap
materi yang akan disampaikan.
c. Pengelolaan kelas yang kondusif

➢ Faktor yang menjadi kendala dalam kegiatan ini


hanya dari segi kemampuan peserta didik jadi tidak
terlalu cepat menyelesaikan soal.

➢ Adapun makna dari pembelajaran dari keseluruhan


proses tersebut yaitu:
Melakukan suatu proses itu yang paling utama ialah
ikhlas, ikhlas menunggu, menjalani, menerima
segala resiko saat sedang berproses, barulah kita
akan merasakan sesuatu hasil yang benar-benar akan
kita syukuri.
Kesimpulan Model Cooperative Learning tipe Teams Games
Tournaments (TGT) adalah suatu model pembelajaran
berbasis sosial dimana siswa berlomba dalam game
akademik sebagai wakil kelompoknya masing-masing.
Game akademik merupakan permainan yang dibuat dan
dirancang untuk kompetisi antar siswa terkait pemahaman
siswa atas materi yang telah dipelajari.
Penggunaan model Cooperative Learning tipe Teams
Games Tournaments (TGT) yang berisi game akademik ini
mampu mendorong siswa dikelas yang terbagi dalam
suatu kelompok untuk terlibat dalam pengerjaan tugas
kelompoknya masing-masing. Miftahul Huda, 2012: 116
memaparkan bahwa dalam model pembelajaran TGT,
setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok yang
terdiri dari 5-6 orang yang berkemampuan yang
bervariatif. Melalui penggunaan model pembelajaran
tersebut, siswa yang berkemampuan rendah juga dapat
berperan aktif dalam pembelajaran. Dengan menggunakan
media pendukung yang menarik berupa lembar kerja peserta
didik yang telah di desain menggunakan aplikasi canva
sehingga menarik perhatian peserta didik.
Sehingga diharapkan dengan menggunakan model
pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) ini dengan
berbantuan media Lembar Kerja Peserta Didik dapat
membantu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
mengikuti pembelajaran matematika.

Daftar Pustaka Siti Haryati. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar Ekonomi


Materi Pendapatan Nasional Dengan Model
Pembelajaran Talking Stick Berbantuan Media
Interaktif (Ict). Jurnal Pendidikan Ekonomi
Dinamika Pendidikan Vol. Viii, No. 1.

Hairuddin. 2021. Menggunakan Model Pembelajaran Teams


Games Tournament (Tgt) Dalam Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Man Sampang. Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum
Islam. Vol. 4 No. 2.

Dwi Aryanti, Partimah, Yusron Aminullah. 2018.


Penggunaan Media Tts Terintegrasi Model
Pembelajaran Tgt Pada Mata Pelajaran Ipa.
Indonesian Journal Of Natural Science Education
(Ijnse) Volume 01, Nomor 01, 2018, Pp: 30~35 P-
Issn: 2621-8747, E-Issn : 2621-8755.

Anda mungkin juga menyukai