Anda di halaman 1dari 8

CERITA PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE)

PPL AKSI 1

Mengatasi Keaktifan Siswa yang Rendah dalam Mata Pelajaran Ekonomi


dengan Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi

Oleh:

Wandi Nugraha Hidayat

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN

PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

TAHUN 2023
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan,
Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SMA Negeri 1 Cikalongwetan


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Mengatasi rendahnya Keaktifan Siswa dalam Mata
Pelajaran Ekonomi dengan Penerapan Pendekatan
Pembelajaran Berdiferensiasi
Penulis Wandi Nugraha Hidayat, S.Pd.
Tanggal PPL Aksi 1 : 14 Desember 2022
Situasi: I. Latar Belakang
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, mengapa praktik Berdasarkan hasil pengamatan saya sebagai guru di SMAN 1
ini penting untuk dibagikan, apa Cikalongwetan, terkait Keaktifan belajar peserta didik dalam
yang menjadi peran dan tanggung mata pelajaran ekonomi, ditemukan hal-hal berikut:
jawab anda dalam praktik ini. 1. Kurangnya semangat peserta didik dalam belajar
2. Peserta didik cenderung mudah bosan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
3. Peserta didik sering menunda mengerjakan tugas pelajaran
4. Sebagian peserta didik tidak memperhatikan saat guru
menjelaskan materi dan lebih tertarik untuk bermain
handphone, bercanda atau mengobrol dengan temannya.

Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat dikatakan bahwa


Keaktifan belajar peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi
sangat kurang/rendah.

Menurut Sinar (2018:112) keaktifan adalah kegiatan belajar


siswa yang dituntut untuk aktif. Maka guru diharuskan untuk
mencari cara agar meningkatkan keaktifan siswa selama
pembelajaran. Pendapat dari Helmiati (2017:25) tentang
keaktifan belajar yaitu pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa yang
sesuai karakteristiknya, sehingga dapat belajar yang diinginkan.
Dalam meningkatkan keaktifan siswa, solusi yang bisa dilakukan
berdasarkan akar penyebab masalah adalah guru harus bisa
membuat siswa merasa nyaman ketika kegiatan pembelajaran.
Guru juga harus mampu menciptakan suasana berbeda, misalkan
kalau biasanya pembelajaran didominasi oleh guru maka perlu
ada perubahan dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendominasi kegiatan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran dalam pola
pembelajaran berbasis student center.

Menurut Supriatna didalam jurnal analisis keaktifan belajar


(2021:72) mengemukakan bahwa keaktifan belajar siswa suatu
proses kegiatan belajar mengajar siswa didalam kelas secara
intelektual dan emosional sehingga siswa mampu berpartisipasi
secara aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar akan menunjang tingkat
interaksi yang tinggi antara guru dan siswa atau dengan siswa
yang lain
Menurut Haryanto (2018) menyebutkan bahwa. Peran guru
dibutuhkan dalam proses aktivitas di sebuah kelas, karena guru
merupakan penanggung jawab semua bentuk kegiatan
pembelajaran di kelas, aktifitas di kelas bisa di skenario guru
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Keaktifan
siswa membuat pembelajaran berjalan sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang sudah disusun oleh guru, bentuk
aktivitas siswa dapat berbentuk aktivitas pada dirinya sendiri
atau aktifitas dalam suatu kelompok

II. Peran dan Tanggung Jawab Sebagai Guru

Untuk mengonfirmasi kondisi tersebut, kemudian saya


melakukan wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, rekan sejawat guru dari beberapa guru mata
pelajaran. Kesimpulan dari hasil wawancara ini menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran yang inovatif masih
minim dilaksanakan, sehingga peserta didik tidak dilatih melalui
model pembelajaran untuk menerapkan pengetahuannya kedalam
pembuatan produk.
Terkait dengan peran saya sebagai guru, hal yang saya
lakukan diantaranya:
1) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP,
bahan ajar, media pembelajaran, LKPD dan instrumen
penilaian.
2) Menggunakan cara mengajar yang berbeda dari sebelumnya
yaitu dari metode ceramah dalam menjelaskan materi
menjadi memberikan materi ajar dengan mengangkat
fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk
dicari penyelesaiannya oleh peserta didik dengan
menggunakan berbagai sumber
3) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat.

III. Pentingya Praktik untuk Dibagikan

Merujuk pada Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005


tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1 dinyatakan
bahwa: (1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, Keaktifan, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk menuju
ke arah tersebut memerlukan desain atau rencana pembelajaran
yang harus disusun berdasarkan strategi yang tepat. Berdasarkan
pengalaman selama merancang dan menerapkan rencana aksi 1
terhadap masalah di atas, saya merasa bahwa praktik ini penting
dibagikan karena :
a. Banyak guru yang mungkin mengalami permasalahan
yang sama, sehingga saya dapat berbagi pengalaman
kepada guru lain untuk berbuat yang terbaik bagi peserta
didik.
b. Dapat menjadi referensi bagi guru lain terkait dengan
permasalahan Keaktifan belajar peserta didik yang
rendah dalam mata pelajaran ekonomi.
Tantangan : I. Tantangan Mencapai Tujuan
Apa saja yang menjadi tantangan Tujuan dari praktik ini adalah mengatasi Keaktifan belajar
untuk mencapai tujuan tersebut? peserta didik yang rendah dalam mata pelajaran ekonomi dengan
Siapa saja yang terlibat, penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Ada beberapa
tantangan yang saya hadapi selama melaksanakan praktik ini,
diantaranya:
a. Proses mewawancarai tenaga ahli di bidang pendidikan,
cukup sulit bagi saya karena tentunya beliau memiliki
jadwal yang tidak senggang, sehingga membutuhkan
waktu untuk mendapatkan jawaban, kemudian
mengolahnya.
b. Guru dan peserta didik belum terbiasa dengan proses
pembelajaran yang berbeda dari biasanya.
c. Pemilihan model, media dan metode pembelajaran yang
digunakan yang paling tepat untuk peserta didik
d. Guru harus bisa menumbuhkan Keaktifan belajar peserta
didik melalui proses pembelajaran yang menyenangkan.
Berdasarkan tantangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tantangan yang dihadapi melibatkan peran guru untuk
menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan di kelas dengan menerapkan model, media dan
metode yang tepat sehingga peserta didik merasa tertarik dengan
pembelajaran dengan harapan menumbuhkan Keaktifan belajar
peserta didik.

II. Pihak yang Terlibat


Dalam mencapai terlaksananya tujuan praktik ini ada
beberapa pihak yang membantu saya, mulai dari proses
penyusunan hingga proses pelaksanaannya, berikut pihak-pihak
yang terlibat berdasarkan tahapan proses:
a. Tahap persiapan dan rancangan: Rekan sejawat, peserta
didik.
b. Tahap meneliti dan mengumpulkan informasi: Peserta
didik, rekan sejawat, pemangku kebijakan sekolah.
c. Tahap pelaksanaan: rekan sejawat, peserta didik,
pemangku kebijakan sekolah khususnya bagian sarana.
Aksi : I. Langkah-langkah yang dilakukan
Langkah-langkah apa yang Berdasarkan situasi dan tantangan yang dihadapi guru,
dilakukan untuk menghadapi langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
tantangan tersebut/ strategi apa a. Meningkatkan komunikasi dengan peserta didik dan
yang digunakan/ bagaimana pihak-pihak yang harus diwawancarai dengan menggunakan
prosesnya, siapa saja yang terlibat / bahasa persuasif yang tepat, karena komunikasi adalah jalan
Apa saja sumber daya atau materi yang dapat mendukung segala tujuan.
yang diperlukan untuk b. Membaca berbagai sumber literatur yang terkait dengan
melaksanakan strategi ini substansi materi rancangan strategi yang dibuat, berkonsultasi
dengan guru penggerak dan kepala sekolah yang ada di satuan
pendidikan tempat saya bekerja, dan berkolaborasi dengan
guru dalam lingkup MGMP sekolah yang tentunya memiliki
banyak pengalaman seputar rancangan rencana aksi yang tepat
guna.
II. Strategi yang digunakan
Menggunakan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi
dengan model PBL (Problem Based Learning), metode diskusi
dan tanya jawab serta menggunakan test gaya belajar siswa agar
mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda dan memfasilitasi
media pembelajaran yang berbeda-beda juga sesuai dengan
Keaktifannya. Pemilihan pendekatan, model, dan metode
pembelajaran ini merupakan salah satu perwujudan dari
pembelajaran dengan pendekatan terpusat pada peserta didik
(siswa menjadi subjek). Penggunaan pembelajaran diferensiasi ini
membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
dalam menemukan pengetahuan baru dan termotivasi untuk
terlibat dalam mengemukakan pendapat dalam kelompoknya
sendiri maupun pada kelompok lain.

III. Proses yang dilakukan

1) Membuat perangkat pembelajaran menggunakan


pembelajaran diferensiasi.
2) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perangkat
yang telah dibuat.
3) Melaksanakan pembelajaran sesuai tahapan sintaks dari PBL
(Problem Based Learning)
4) Membagikan bahan ajar, LKPD serta berbagai media
pembelajaran yang berisi materi (video, gambar, puzzle,
rekaman) yang dipelajari lengkap dengan soal latihan.
5) Instrumen penilaian yang meliputi penilaian sikap yang
diamati selama proses pembelajaran berlangsung, penilaian
pengetahuan dengan cara melakukan persentasi kelompok,
serta penilaian keterampilan diluhat dari produk yang
dihasilkan oleh kelompok yang diamati pada saat peserta
didik dengan kelompoknya menyampaikan hasil
diskusi/presentasi.

IV. Siapa saja yang terlibat


Saya meminta bantuan rekan sejawat untuk mengamati dan
memberi tanggapan terhadap keseluruhan proses pembelajaran
yang dilakukan sekaligus membantu saya untuk merekam
kegiatan praktik pembelajaran.

V. Sumber daya /materi yang diperlukan


Alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran
ini diantaranya Smart Board, laptop, handphone, webcam, tripod
serta LKPD, modul.
Refleksi Hasil dan dampak I. Dampak dari aksi
Bagaimana dampak dari aksi dari Dampak dari aksi yang dilaksanakan dalam kegiatan praktik
Langkah-langkah yang dilakukan? pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran diferensiasi
Apakah hasilnya efektif? Atau yang terintegrasi dengan berbagai media pembelajaran yang
tidak efektif? Mengapa? terpusat pada peserta didik adalah meningkatkan Keaktifan
Bagaimana respon orang lain belajar peserta didik dalam mata pelajaran ekonomi.
terkait dengan strategi yang Praktik ini terlaksana secara efektif berdasarkan hasil belajar
dilakukan, Apa yang menjadi siswa yang telah melaksanakan proses pelaksanaan pembelajaran
faktor keberhasilan atau dengan pembelajaran diferensiasi dengan model PBL (Problem
ketidakberhasilan dari strategi yang Based Learning) mulai dari pertanyaan mendasar, mendesain
dilakukan? Apa pembelajaran dari perencanaan produk, menyusun jadwal pembuatan produk,
keseluruhan proses tersebut memonitoring keaktifan dan perkembangan projek, menguji
hasil, dan mengevaluasi pengalaman belajar.
Dari kegiatan yang telah dilakukan, terlihat peserta didik
lebih antusias saat kegiatan pembelajaran, sementara itu,
penggunaan pembelajaran diferensiasi dengan model PBL dalam
kegiatan praktik pembelajaran ini terasa lebih meringankan kerja
guru dalam proses pembelajaran. Guru tidak lagi banyak bicara
dalam menjelaskan materi pembelajaran tetapi guru memberikan
kepercayaan terhadap peserta didik untuk menemukan sendiri
pengetahuan barunya guru hanya mengarahkan dan guru sebagai
fasilitator.
Keterlaksanaan evaluasi berjalan secara efektif, berupa
penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain itu dilakukan
juga penilaian terhadap Keaktifan belajar peserta didik dengan
cara melakukan observasi. Aspek pengetahuan dinilai pada saat
presentasi dan diskusi dengan hasil 80% sudah sesuai dengan
rubrik penilaian yaitu peserta didik dapat menganalisis politik
dan pemerintahan masa orde baru dan menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Dalam aspek sikap peserta didik sudah
100% disiplin yaitu mengerjakan tugas sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, kelompok mengumpulkan tugas tepat
waktu dan bertanggungjawab dan bekerja keras dengan hasil
produk masing-masing dengan berperan aktif dalam kegiatan
diskusi kelompok menyampaikan hasil tugas masing-masing
sesuai LKPD. Dan dari aspek keterampilan 80% dari peserta
didik telah melakukan komunikasi dengan menyampaikan ide
dalam tugas tersebut, peserta didik mendengarkan dengan baik
yaitu hadir secara utuh dan memperhatikan temannya atau guru
yang sedang berbicara, peserta didik berargumentasi dengan cara
mengemukakan argumentasi secara logis seperti pada saat
menjawab pertanyaan dari teman kelompok lain dan memberikan
jawaban dari guru mengenai refleksi pembelajaran, peserta didik
pun berkontribusi dalam pembelajaran yaitu dengan memberikan
gagasan-gagasan yang mendukung dalam penarikan kesimpulan
yaitu pada saat menyampaikan refleksi pembelajaran.

II. Respon keterlaksanaan Aksi

1. Adanya dukungan dari kepala sekolah dalam


pelaksanaan aksi.
2. Adanya dukungan dari wakil kepala sekolah bidang
sarana, kesiswaan, dan kurikulum.
3. Rekan sejawat bersedia mengembangkan rencana aksi
dan akan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran
yang lain terutama penggunaan model model
pembelajaran yang inovatif.
Secara umum pelaksanaan pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik, namun untuk perbaikan perlu dilakukan
peningkatan terutama pada saat diskusi kelompok, dimana ada
beberapa peserta didik yang tidak ikut terlibat dalam diskusi.

III. Faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan


Semua desain pembelajaran sudah dipersiapkan dengan baik
dan perangkat pembelajaran yang lengkap, tetapi pada saat
pelaksanaan terdapat kendala yang dialami seperti kondisi signal
yang tidak stabil, peserta didik tidak memiliki data internet
sehingga tidak bisa mengakses bahan ajar yang ada, selain itu
sewaktu-waktu bisa saja terjadi kendala dengan aliran listrik
yang sering padam, yang mungkin dapat berdampak terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

IV. Pembelajaran yang dapat diambil


Mengubah sebuah kebiasaan tidaklah mudah, tetapi ada
cara-cara yang dapat ditempuh dalam memulai perubahan.
Memaksimalkan peran sebagai guru adalah cara yang bisa
dilakukan untuk memulai perubahan tersebut, yaitu melalui
rancangan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan lingkungan siswa dan kebutuhan zaman.

Sumber:

Haryanto. (2018)). Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Bandung:


Sinar Baru Algessindo
Nurnofiyanti. Dani. Hubungan keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar
siswa. Jurnal Sesiomedika. 2019

Wahyudin, 2018. Model Pembelajaran di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwadhi. 2019. Pembelajaran Inovatif dalam Pembentukan Karakter Siswa. Tersedia di


http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik diakses 17 Nopember 2022.

Link Youtube Video:

Video Full: https://www.youtube.com/watch?v=URWLV1j_hAA

Video Edit: https://www.youtube.com/watch?v=nbviy7LzgOE


Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai