Anda di halaman 1dari 5

Laporan Best Practice

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


PADA PEMBELAJARAN
SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV)

Disusun Oleh :

Undang Koswara, S.Pd.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


KATEGORI I ANGKATAN 2
PENDIDIKAN MATEMATIKA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA GARUT
TAHUN 2023
a. Judul
Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)

b. Pendahuluan
Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku baik aspek
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern berasal dari diri siswa mencakup minat,
keinginan, dan kecakapan belajar. Faktor ekstern diantaranya guru dengan segala
strateginya.
Dalam mengemban tugas, guru menjadi kunci utama dalam proses
pembelajaran, karenanya dituntut selalu melakukan inovasi pembelajaran mencakup
penemuan dan pemanfaatan media, pengelolaan kelas, dan mengatur strategi
pembelajaran dengan baik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2006 tentang guru dan
dosen, Bab I pasal 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini ,
pembelajaran kurang variatif dengan hanya menggunakan metode ceramah dengan
media papan tulis. Guru hanya berfokus pada bagaimana sedapat mungkin mengajar
target pelajaran pelajaran yang telah dirumuskan di dalam kurikulum. Hal ini
menyebabkan proses pembelajaran tidak menyenangkan, siswa tidak antusia, pasif
dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran sehingga berdampak pada hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika menjadi rendah. Siswa merasa jenuh
dan bosan dengan metode pembelajaran yang kurang bervariatif. Bahkan tugas yang
diberikan oleh guru-guru tidak dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dan hanya
sekedar mengumpulkan tugas untuk mendapat nilai saja. Pemahaman siswa terhadap
materi yang diberikan oleh guru juga belum sesuai harapan.
Melihat permasalahan di atas, maka guru harus mampu mengambil langkah
perbaikan untuk meningkatkan kembali motivasi belajar siswa. Motivasi dan
keakfitan siswa dalam belajar akan muncul bila kondisi belajar mengajar guru dapat
dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan well being. Untuk itu dibutuhkan
inovasi yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Pembahasan
Topik pembahasan adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV).
Inovasi yang dilakukan adalah mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata serta mendorong siawa untuk membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata. Metode
yang digunakan adalah Metode Kooperatif dengan menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Adapun manfaat yang dirasakan adalah siswa mampu mengaitkan materi dengan
kondisi nyata sehingga siswa dapat mengetahui tujuan dari pembelajaran atau manfaat
dari mempelajari persamaan linier dua variabel.
Dalam prosesnya ada tantangan/masalah yang dihadapi dari inovasi pembelajaran
yaitu : 1. Guru kurang memanfaatkan waktu dengan baik. 2. Pengondisian peserta
didik kurang efektif. 3. Komunikasi sebagaian siswa kurang aktif pada saat diskusi
kelompok. 4. Sebagian siswa kesulitan dalam menentukan nilai.
Adapun solusi pemecahan masalah yang terjadi pada saat inovasi pembelajaran,
yaitu guru masuk dalam diskusi kelompok untuk membimbing dan mengarahkan
pemahamannya terhadap konsep pemecahan masalah yang sedang diidentifikasi.
Rencana tindak lanjut (RTL) untuk menjadikan inovasi pembelajaran dapat
berjalan lebih baik ke depannya yaitu dengan cara sebagai berikut ; 1. Peserta didik
diberikan batasan waktu untuk melakukan diskusi kelompok dan presentasi sehingga
tidak melibihi batas waktu yang telah ditentukan 2. Guru membagi kelompok secara
heterogen 3. Menggunakan kuis berbasis kelompok.

d. Kesimpulan
Untuk menghadirkan inovasi pembelajaran agar lebih menarik dan
menyenangkan yang beroientasi kepada siswa maka kita harus lebih memahami
kemampuan awal peserta didik serta karakter siswa. Dengan begitu kita dapat
menggunakan metode yang tepat yang salah satunya adalah menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dalam proses pembelajarananya
mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata.
Dengan demikian inovasi dalam proses pembelajaran akan lebih bervariatif dan
menyenangkan, serta membantu siswa untuk memahami materi yang diberikan
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

e. Daftar Pustaka
Eduka, T.M. (2019). BUPELAS : Matematika SMP Kelas 8. Sidoarjo: Genta Group
Production. Tosho, T.G. (2021).
Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
STAR mencakup hal-hal di bawah ini.

Situasi Latar Belakang


Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:
mengapa best practice (praktik baik) ini penting Mengapa Best Practice (Praktik Baik)
dibagikan, apa yang menjadi peran dan Ini Penting Dibagikan
tanggung jawab mahasiswa PPG Daljab. Untuk memotivasi dan menginspirasi
guru lainnya agar bisa membuat bahan
ajar yang menarik dan menerapkan
model pembelajaran yang inovatif. Selain
itu sebagai sumbangsih saya dalam dunia
pendidikan dengan membagikan praktik
terbaik saya ini.

Peran Dan Tanggung


Tanggung Jawab dan peran
Tanggung jawab dan peran saya dalam
praktek PPG Daljab ini sebagai
mahasiswa PPG dan sebagai guru
berperan untuk menyelesaikan
permalahan yang dihadapi guru dan
peserta didik agar bisa tercapai tujuan
pembelajaran dengan baik. Peran saya
sebagai mahasiswa PPG daljab juga
menyusun bahan ajar semenarik mungkin
untuk membuat minat belajar peserta
didik tinggi.
Tantangan Tantangan/masalah yang dihadapi dari
Apa saja yang menjadi tantangan untuk inovasi pembelajaran yaitu ; 1. Guru
mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang kurang memanfaatkan waktu dengan
terlibat. baik, sehingga proses pembelajaran tidak
sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan 2. Pengondisian peserta didik
kurang efektif 3. Komunikasi sebagaian
siswa kurang aktif pada saat diskusi
kelompok 4. Siswa kesulitan dalam
menentukan hasil.

Yang terlibat dalam proses perencanaan


pelaksanaan yitu teman sejawat, kepala
sekolah dan operator sekolah
Aksi Langkah-langkah untuk menghadapi
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk tantangan tersebut ; 1. Memanfaatkan
menghadapi tantangan tersebut, strategi apa waktu dengan efektif, 2. Melibatkan
yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja siswa lebih aktif lagi 3. Mengidentifikasi
sumber daya/materi yang diperlukan untuk kemampuan awal siswa.
melaksanakan strategi tersebut.
Refleksi Dari proses yang telah dilaksanakan
Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi hasilnya cukup efektif, siswa sangat
terhadap langkah-langkah yang dilakukan, senang dan menyukai metode yang telah
apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan digunakan. Faktor keberhasilan strategi
bagaimana respon siswa terkait strategi yang yang dilakukan yaitu menjelaskan materi
dilakukan, apa yang menjadi faktor kepada siswa dengan konteks kehidupan
keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi nyata sebagai media pembelajaran,
yang dilakukan. sehingga siswa mudah memahami.

Anda mungkin juga menyukai