Anda di halaman 1dari 5

LK 3.

1 BEST PRACTICE
PPG DALAM JABATAN
BAHASA INGGRIS
2022

Nama : TIA SETIANI, S.Pd


No UKG : 201503292164

NIM : 22222299173

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Jl. Colombo Yogyakarta No. 1, Karang Malang, Caturtunggal, Kec. Depok,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta


LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star


(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SMP Negeri 2 Langkaplancar


Lingkup Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab.
Pangandaran
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris dengan
Model Problem Based Learning yang beorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) dalam
Pokok Bahasan Greeting Card.
Penulis TIA SETIANI, S. Pd.
Tanggal 21 Januari 2023
Situasi: ➢ Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
Kondisi yang menjadi latar adalah :
belakang masalah, mengapa Pelajaran Bahasa Inggris merupakan pelajaran
praktik ini penting untuk yang menurut siswa sulit. Biasanya ketika mereka
dibagikan, apa yang menjadi belajar Bahasa Inggris siswa merasa bosan, tidak
peran dan tanggung jawab semangat dan bawaannya ngantuk karena tidak
anda dalam praktik ini. mengerti. Dengan adanya tuntutan
Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, yang
jika kita terapkan sebenarnya akan mempermudah
kita dalam menyampaikan materi pembelajaran,
sehingga peserta didik merasa nyaman dan senang
mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Sehingga dapat merubah persepsi siswa
bahwa Bahasa Inggris itu mudah, menyenangkan
dan cepat dimengerti. Rendahnya penguasaan
kosakata peserta didik dalam menuliskan kata-
kata kartu ucapan, rendahnya pemahaman peserta
didik pada struktur dan ciri kebahasaan dalam
memahami maksud dari kartu ucapan serta guru
yang kurang dalam mengembangkan model
pembelajaran yang beragam menjadi sebagaian
dari latar belakang masalah.
➢ Praktik ini penting untuk dibagikan karena dapat
menimbulkan dampak yang sangat besar dan luar
biasa dalam proses pembelajaran.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0,
peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills). Salah
satu model pembelajaran yang berorientasi pada
HOTS dan di sarankan dalam implementsi
kurikulum 2013 yaitu pembelajaran berbasis
masalah dan penemuan Konsep suatu materi.
Implementasi Kurikulum 2013 menurut
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model
pembelajran yang diharapkan dapat membentuk
perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan
rasa keingintahuan. Ketiga model tersebut adalah
(1). Model Pembelajaran melalui
Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry
Learning), (2) model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem-based Learning/ PBL), (3) model
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based
Learning/PJBL).
Menurut Barret (2011:4) menguraikan bahwa PBL
merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari
suatu proses pemecahan masalah yang disajikan
di awal proses pembelajaran. Siswa belajar dari
masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari,
mengorganisai, merencana, serta memutuskan apa
yang dipelajari dalam kelompok kecil.
Dengan menerapkan model Pembelajaran Problem
Based Learning suasana pembelajaran jadi
menarik dan peserta didik bersemangat, tidak
merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti
pembelajaran sehingga praktik ini penting untuk
dibagikan.

➢ Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini


adalah saya sebagai Mahasiswa PPG Daljab
Kategori 1 Universitas Negeri Yogyakarta yang
harus Melaksanakan Praktik ini, selain itu juga
sebagai guru yang harus bertanggung jawab atas
hasil kegiatan belajar anak melaui interaksi
belajar-mengajar. Guru merupakan faktor yang
mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar,
karenanya guru harus menguasai prinsip-prinsip
belajar, materi-materi yang diajarkan, model,
metode dan media apa yang harus di gunakan
untuk tercapainya tujuan pembelajaran sehingga
hasil prestasi belajar siswa meningkat terutama
dalam materi Greeting card.

Tantangan : ➢ Bukanlah suatu proses kalau tidak ada tantangan


Apa saja yang menjadi atau hambatan yang harus dihadapi, begitu pula
tantangan untuk mencapai halnya dengan praktik yang saya lakukan ini,
tujuan tersebut? Siapa saja dimulai dari tantangan rendahnya kemampuan
yang terlibat, siswa dalam menyimak pembelajaran, pemahaman
peserta didik pada struktur teks dan ciri
kebahasaan dalam Greeting Card masih rendah,
penggunaan model satu arah/ceramah yang
dilakukan guru, dan keterbatasan guru dalam
penggunaan model dan metode yang diterapkan
dalam pembelajaran kurang kreatif dan variatif.
➢ Adapun orang orang yang terlibat dalam praktik ini
adalah : peserta didik sebagai bagian paling utama
dalam kegiatan proses belajar mengajar, dosen
pembimbing dan guru pamong yang membimbing
dari awal sampai akhir terlaksananya praktik ini,
dan juga rekan sejawat yang membantu hingga
praktik ini berjalan dengan lancar serta berkat
dukungan dari Kepala SMP Negeri 2
Langkaplancar.
Aksi : ➢ Langkah – langkah yang dilakukan untuk
Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan yaitu salah satunya dengan
dilakukan untuk menggunakan model problem based learning (PBL)
menghadapi tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas VIII
tersebut/ strategi apa yang yang berorientasi pada keterampilan berpikir
digunakan/ bagaimana tingkat tinggi (HOTS). Dan langkah-langkahnya
prosesnya, siapa saja yang yaitu :
terlibat / Apa saja sumber 1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
daya atau materi yang (RPP) sesuai dengan komponen komponen
diperlukan untuk penyusunan RPP menurut Permendikbud No.
melaksanakan strategi ini 22 tahun 2016.
2. Memilih Model Pembelajaran.
3. Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
sesuai model pembelajaran yang di pilih.
Sesuai dengan syntax Problem Based Learning
kegiatan pembelajaran dilakukan secara
merinci :
✓ Orientasi peserta didik pada masalah
Di sini saya menampilkan beberapa contoh
gambar seperti gambar ulang tahun, gambar
acara idul fitri, memenangkan pertandingan,
dsb. Dari gambar-gambar tersebut siswa
diberikan pertanyaan pemantik terkait
gambar yang ditayangkan.
✓ Mengorganisasikan peserta didik untuk
belajar
✓ Membimbing penyelidikan
✓ Mengembangkan dan menyajikan hasil
diskusi
✓ Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
4. Membuat media dan instrumen pembelajaran.
Menurut Suraya (2012), Media Pembelajaran
yaitu alat yang mampu membantu
proses belajar mengajar serta berfungsi untuk
memperjelas makna pesan atau informasi yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Proses pembuatan media pembelajaran
dilakukan oleh saya sendiri dengan memilih
gambar slide yang dapat menarik perhatian
siswa, dan mencari video dan gambar yang
sesuai dengan materi pelajaran. Semua itu di
dapat dari beberapa sumber yang ada di you
tube dan juga google.
Refleksi Hasil dan dampak ➢ Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang
Bagaimana dampak dari aksi dilakukan.
dari Langkah-langkah yang Dampak dari aksi yang dilakukan adalah
dilakukan? Apakah hasilnya meningkatnya hasil belajar peserta didik dengan
efektif? Atau tidak efektif? menggunakan model Problem Based Learning yang
Mengapa? Bagaimana respon berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat
orang lain terkait dengan Tinggi (HOTS).
strategi yang dilakukan, Apa ➢ Hasil yang didapat dari praktik ini yaitu:
yang menjadi faktor 1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan
keberhasilan atau menerapkan model pembelajaran Problem
ketidakberhasilan dari Based Lerning berlangsung aktif. Siswa menjadi
strategi yang dilakukan? Apa lebih aktif merespon pertanyaan dari guru,
pembelajaran dari termasuk mengajukan pertanyaan pada guru
keseluruhan proses tersebut maupun temannya. Aktifitas pembelajaran
yang dirancang sesuai sintak Problem Based
Lerning megharuskan siswa aktif selama proses
pembelajaran.
➢ Penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi
topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis
tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung
sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-
sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang
diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana
siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan;
kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak
hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini
selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali
dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan),
membuat siswa cenderung menghapalkan teori.
Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru.
➢ Respon teman sejawat terkait strategi praktik ini
yang didalamnya ada penggunaan model dan
metode sangat positif dan mereka tertarik untuk
melakukan hal yang sama dalam proses
pembelajarannya juga.
➢ Seiring tantangan global, peserta didik perlu
memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
masalah. Untuk itu, guru juga perlu
mempersiapkan diri untuk dapat membelajarkan
kemampuan tersebut. Banyak permasalahan
sehari-hari yang dapat atau bahkan perlu
diselesaikan menggunakan langkah-langkah yang
baik dan benar. Guru perlu menjembatani
permasalahan kontekstual dengan peserta didik
sehingga mereka memiliki kemampuan dalam
mengaplikasikan konsep yang dipelajari untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang atau
dihadapinya kelak.

Anda mungkin juga menyukai