A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor penting pembangunan disetiap negara. Berhasil tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan menentukan maju mundurnya suatu negara tersebut. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No.20 tahun 2005, Pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk mengembangkan segala potensi anak agar memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian yang baik, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Untuk mencapai tujuan pendidikan, disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan, dan penerapan model pembelajaran serta peranan seorang guru. (Tim pembina mata kuliah pengantar pendidikan:30). Dengan perkembangan zaman, yang berdampak terhadap perubahan kurikulum pembelajaran, kualitas pembelajaran perlu selalu ditingkatkan. Keadaan tersebut dapat dimulai dengan meningkatkan kompetensi para guru, baik dalam menyampaikan materi pelajaran, menggunakan model atau teknik mengajar yang tepat, menggunakan media pembelajaran maupun kebutuhan belajar siswa. Guru yang professional pada hakekatnya adalah mampu
menyampaikan materi pembelajaran secara tepat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Namun demikian, untuk mencapai kearah tersebut perlu berbagai latihan, penguasaan, dan wawasan dalam pembelajaran termasuk salah satunya menggunakan model dan metode pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran PKn, guru tidak cukup terfokus pada satu model saja tapi guru perlu mencoba menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi pembelajaran karena Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari- hari siswa, baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan tuhan yang maha esa. Dalam KTSP (2006:271) mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar diharapkan
mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia, serta meningkatkan wawasan siswa dalam kehidupan demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi.
Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas dari kualitas guru dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan kualitas guru dapat dilakukan melalui berbagai latihan, penggunaan atau penerapan model dan metode dalam pembelajaran, pembuatan alat peraga, pengembangan silabus, dan pembuatan materi yang sesuai dengan kurikulum. Guru memegan peranan penting dalam dunia pendidikan seperti perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Proses interaksi antara siswa dengan guru di kelas perlu adanya suatu strategi pembelajaran karena belajar merupakan suatu perjalanan mental diri seseorang untuk menuju kepada suatu perubahan. Jadi untuk meningkatan kualitas pendidikan, seorang guru haru mampu menerapkan suatu model pembelajaran yang bagus yaitu salah satunya model kooperatif learning tipe TGT. Penerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT (Teams games Tournament) dengan metode belajar kelompok adalah salah satu model dalam mengajar yang sangat baik bagi siswa, Karena pemilihan model tersebut dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Model kooperatif learning tipe TGT ini adalah model yang menggunakan tournament akademik seperti model kuis-kuis, sistem skor untuk kemajuan individual siswa dimana siswa berlomba untuk mendapatkan skor tertinggi (Rober E. Slavin, 2009 163 ). Seorang guru yang professional itu masih jauh dari kriteria yang diharapkan. Dalam mengajar guru masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menggunakan model kooperatif learning dalam mengajar jarang dilakukan. Selama proses belajar mengajar berlangsung
siswa banyak yang bercerita di belakang dari pada mendengarkan gurunya menjelaskan materi pelajaran, kalaupun ada siswa yang mendengarkan guru menjelaskan, itu hanya siswa yang duduknya di depan. Setelah guru selesai berceramah di depan siswa mengenai pembelajaran, guru kemudian meminta siswa mengerjakan latihan yang ada pada buku cetak. Alangkah lebih baiknya, sebelum memberikan tugas kepada siswa, sebaiknya siswa ditanya terlebih dahulu apakah mereka sudah paham atau mengerti dengan materi pelajaran yang telah dijelaskan. Dengan cara guru mengajar yang demikian, dapat membuat siswa menjadi jenuh atau bosan, sehingga hasil belajar siswa tidak maksimal, timbullah kekacauan atau ribut di dalam kelas sehingga kondisi kelas tidak terkontrol, siswa tidak disiplin, dan hasil belajar rendah sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Jadi, jika demikian cara guru mengajar, otomatis KKM (Kriteria Ketuntasan Maksimal) tidak tercapai. Sehingga, proses belajar mengajar yang berlangsung belum maksimal. Berdasarkan obsevasi dan wawancara dengan guru kelas IVB di SDN 15 Gadut kecamatan pauh kota padang, yang calon peneliti lakukan pada tanggal 25 Februari 2010, hasil belajar PKn siswa pada semester 1 tahun ajaran 2010\2011 masih rendah. Dari 34 siswa laki-laki 14 orang dan perempuan 20 orang nilai rata-rata PKn kelas IV B 6,1, sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah 6,5. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam menyampaikan materi pelajaran, penggunaan media jarang dilakukan dalam mengajar, perhatian yang kurang
terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung, metode yang kurang tepat dalam mengajar dan bahkan guru sangat jarang sekali menggunakan model pembelajaran kooperatif learning dalam proses pembelajaran. Dengan metode pembelajaran yang demikian membuat siswa menjadi bosan atau jenuh sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Melihat keadaan yang demikian, nilai siswa yang masih di bawah standar yang telah ditetapkan maka penulis berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas IV B, upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka salah satu model atau metode yang dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT. Model pembelajaran ini termasuk model belajar kelompok yang merupakan variasi guru dalam melaksanakan pembelajaran selain yang konvensional dalam bentuk ceramah. Teams games tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif learning yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LDK kepada setiap kelompok yang dikerjakan secara bersama-sama dengan anggota kelompoknya kemudian baru melaksanakan permainan dalam bentuk kuis di meja tournament. Pembentukan kelompok meja tournament dilakukan dengan membentuk kelompok baru dan dilaksanakan tidak ada yang berasal dari kelompok yang sama. Saat kelompok tournament berlangsung, setiap siswa
memiliki kesempatan untuk menantang jika penantang memberi jawaban yang berbeda dari jawaban yang pertama (Muhammad Nur, 2008:40 ). Penerapan kemampuan dasar mengajar oleh seorang guru maka guru tersebut dapat dikatakan mampu melaksanakan proses belajar mengajar di kelas. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu diantaranya dengan menggunakan kooperatif learning tipe TGT. Aktivitas belajar dengan menggunakan kooperatif learning tipe TGT ini dengan perlombaan (tournament) yang dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan siswa dapat belajar lebih semangat, termotivasi, menumbuhkan tanggung jawab, persaingan yang sehat, dan siswa terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Nur Asma (2008:26), kelebihan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran dapat menyebabkan unsurunsur psikologis siswa menjadi tersangsang dan menjadi lebih aktif. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan siswa menjadi lebih aktif, lebih semangat, dan berani mengemukakan pendapat, meningkatakan rasa sosialisasi dan kerjasama. Selain itu juga, siswa mendapat penghargaan terhadap kelompok yang memperoleh skor tertinggi sehingga mereka lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuan pribadi dan kelompok. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang Bagaimana Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT (Teams games Tournament) pada pembelajaran PKn di kalas IV B SDN 15 Gadut kecamatan pauh kota padang.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang ada pada latar belakang, maka masalah umum penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT (Teams games Tournament) pada pembelajaran PKn di kelas IV B SDN 15 Gadut Kecematan Pauh Kota Padang? Secara khusus rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana rancangan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif learning tipe TGT pada pembelajaran PKn di kelas IVB SD?
2. Bagaimana pelaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif learning tipe TGT pada pembelajaran PKn di kelas IVB SD?
3. Bagaimana hasil belajar siswa dari pelaksanaan rancangan
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT pada pembelajaran PKn di kelas IVB SD?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif learning tipe TGT pada pembelajaran PKn di kelas IV B SD.
model kooperatif learning tipe TGT pada pembelajaran PKn di kelas IVB SD.
3. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
kooperatif learning tipe TGT pada pembelajaran PKn di kelas IVB SD. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak antara lain:
1. Saling menginformasikan kepada guru SD tentang penggunaan
masukan
kepada
sekolah
tentang
perlunya
meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe TGT.
3. Bagi peneliti : a.
A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan dasar untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa dalam memahami materi pelajaran. Hasil belajar dapat di ketahui melalui pengukuran, di mana hasil pengukuran tersebut menunjukkan sampai sejauh mana pembelajaran yang di berikan guru dapat dikuasai oleh siswa. Hasil belajar merupakan sesuatu yang di peroleh, dikuasai atau di miliki siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain seorang siswa dapat di katakan telah mencapai hasil belajar jika pada dirinya telah terjadi perubahan tertentu melalui kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang efektif akan menjadikan hasil belajar lebih berarti dan bermakna. Nana (2002:28) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang setelah seseorang tersebut memiliki pengalaman belajar. Sedangkan menurut Bloom (dalam Harun, 2007: 13) menyatakan bahwa hasil belajar mencakup peringkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar dan hasil afektif. Karakteristik manusia meliputi cara berpikir, berbuat dan perasaan. Cara berpikir menyangkut ranah kognitif, cara berbuat menyangkut ranah psikomotor, sedangkan perasaan menyangkut ranah afektif. Perinciannya adalah sebagai berikut: 9 a. Ranah kognitif
10
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. b. Ranah afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. c. Ranah psikomotor Meliputi kemampuan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular ( menghubungkan, mengamati) Dari pendapat-pendapat di atas tentang pengertian hasil belajar, dapat dimaknai bahwa hasil belajar itu adalah suatu perubahan yang terjadi pada diri individu, di mana perubahan yang diharapkan adalah perubahan kearah yang lebih baik, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang di dapatkan melalui proses belajar. Untuk mendapatkan hasil belajar yang di harapkan sebagaimana mestinya, maka guru harus mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa sehingga hasil belajar tercapai dengan baik. Menurut Dimyati dan mudjiono (dalam http://technology
13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar), Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangkan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat
11
perkembangkan mental tersebut terwujud pada jenis- jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik (dalam http://blogspot.com/2010/01/ hasilbelajar-siswa.htm) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setelah belajar siswa akan mengalami perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil pembelajaran merupakan tolak ukur berhasil tidaknya guru dalam mengajar serta keberhasilan siswa dalam memahami suatu pelajaran yang diberikan guru. Apabila siswa telah menguasai pelajaran dan mengalami perubahan yang baik, otomatis siswa talah berhasil. Berdasarkan teori taksonomi bloom (dalam harun, 2007:17), hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: a) ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sisntesis, dan penilaian, b) ranah afektif berkenaan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu: menerima, menjawab atau reaksi, menilai,organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai, c) ranah psikomotorik meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-
12
benda, koordinasi,(menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif dan psikomotorik karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotorik dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakam oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memahami dan menerima mata pelajaran. Sehingga terjadi perubahan pola pikir, sikap dan tingkah laku siswa kearah yang lebih baik, dan siswa memiliki keterampilan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Learning
a.
model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan
13
yang berbeda (tinggi, sedang dan rendah) dan anggota kelompok memiliki latar belakang yang berbeda juga seperti: suku, ras, budaya, jenis kelamin, kemampuan maupun kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif learning menekankan pada kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan atau suatu tugas dalam pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara bersama. Davidson dan Kroll (dalam Nur Asma,2008:2),
mendefinisikan bahwa pembelajaran kooperatif learning adalah kegiatan yang berlangsung dilingkungan belajar siswa dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide- ide dan bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah- masalah yang ada dalam tugas mereka. Pembelajaran kooperatif learning merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompokkelompok kecil bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Cooper dan Heinich (dalam Nur asma 2008:2) menjelaskan bahwapembelajaran kooperatif learning sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kelompok- kelompok kecil yang heterogen dan siswa berkerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sambil bekerjasama belajar keterampilan-keterampilan
kolaboratif dan social. Anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
14
Menurut Nur Asma (2008:2), kooperatif learning adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerjasama sebagai suatu team untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama. Sedangkan slavin (dalam Nur Asma 2008:2), belajar kooperatif learning adalah suatu pembelajaran dimana dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan tanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif learning adalah metode pembelajaran, yang menekankan pada proses kerjasama dalam suatu kelompok yang terdiri dari 4 atau 6 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Siswa didorong untuk bekerjasama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya, Kerjasama ini dimaksudkan bahwa setiap anggota kelompok harus saling membantu, yang cepat harus membantu yang lemah karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan Individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Oleh karena itu setiap anggota kelompok harus memiliki tangguang jawab penuh terhadap
kelompoknya (Sopriya dkk, 2007:111). Menurut Thomson, et al (dalam Rabad Sihabuddin 2006:105) pembelajaran kooperatif learning turut menambah unsur-unsur interaksi sosial. Di dalam pembelajaran kooperatif learning siswa belajar bersama
15
dalam kelompok- kelompok kecil saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang tediri 4 sampai 6 orang siswa, dengan kemampuan heterogen, yaitu terdiri dari dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku. Pada pembelajaran kooperatif learning diajarkan keterampilan- keterampilan khusus agar dapat bekerjasama di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar yang baik, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik bagi yang mengerti, supaya tujuan pembelajaran tercapai. Pembelajaran kooperatif learning adalah sebuah pembelajaran yang mengutamakan pengembangan keterampilan kelompok yang berfungsi untuk melancarkan komunikasi dan pembagian tugas. Keterampilan yang dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif learning diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Sedangkan menurut Sugianto, (2009:36), Pembelajaran kooperatif learning adalah pendekatan penggunaan kelompok kecil pembelajaran siswa untuk yang terfokus pada bekerjasama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif learning merupakan salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran dengan suasana yang demokratis, yang saling
membelajarkan, memberi kesempatan atau peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Pembelajaran
16
mengembangkan keterampilan sosial siswa, dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar (Http://Ipotes.
Wordpress.com/2008/05/11/ pembelajaran-koopereratif-tife-tgt). Hamid Hasan (dalam Etin Solihatin daharjo,2005:4) menyatakan bahwa belajar kooperatif learning adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerjasama untuk memaksimalkan belajar mereka dan anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Dalam kegiatan kooperatif learning siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan bersama. Sedangkan Stahl (dalam Etin Solihatin, 2005:4) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu getting better together atauraihlah yang lebih baik secara bersamasama. Pembelajaran kooperatif learning merupakan salah satu model pengajaran, dimana siswa belajar dalam kelompok- kelompok kecil sehingga mereka saling membantu antara satu dengan yang lainnya dalam membahas suatu pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif learning semua anggota kelompok dituntut untuk memberikan pendapat atau ide- ide, dalam memecahkan masalah sehingga tercapai tujuan pembelajaran dengan adanya kerjasama diantara anggota kelompok.
17
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif learning adalah suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh ketertiban dari setiap anggota kelompok itu sendiri (Etin Solihatin dan Raharjo 2005:4). Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa belajar kooperatif learning berdasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerjasama dalam belajar kelompok dan sekaligus masing- masing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Pembelajaran kooperatif learning menekankan kerjasama antara siswa dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Kegiatan kooperatif learning berlangsung di lingkungan belajar dalam kelompok- kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan bekerjasama secara kolaboratif untuk memecahkan masalah- masalah dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan- tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sambil bekerjasama belajar keterampilan- ketarampilan kolaboratif dan sosial. Anggota- anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
18
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif learning adalah untuk melibatkan siswa dalam diskusi tentang pelajaran yang sedang berlangsung dan memecahkan permasalahan pembelajaran secara bersama- sama, sehingga mereka berpikir secara bebas, meningkatkan motivasi belajar siswa dan memberikan peluang kepada siswa untuk menerangkan, menjelaskan, atau mengulang pelajaran dalam
berkomunikasi dengan temannya yang belum memahami pelajaran serta menghapus persaingan didalam kelas. b. Tujuan Tujuan pembelajaran kooperatif menurut Nur Asma (2008:3) adalah: 1) Pencapaian hasil belajar, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugastugas akademik, dan membantu siswa memahami konsepkonsep yang sulit,(2)penerimaan terhadap perbedaan individu maksudnya penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat sosial, kemampuaan, maupun ketidakmampuannya serta member peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas- tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, serta belajar untuk menghargai satu sama lain, (3) pengembangan keterampilan sosial, tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Model struktur pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Siswa dapat meningkatkan kinerjakinerja siswa dalam tugas akademik, memberikan peluang kepada siswa
19
yang berbeda latar belakang untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas- tugas bersama. Pada akhirnya pembelajaran kooperatif learning ini memberikan penghargaan untuk kelompok serta mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Sedangkan menurut Yatim Riyanto (2008:27)menyatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah:(1) Individual: keberhasilan seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri tidak dipengaruhi oleh orang lain, (2) Kompetitif: keberhasilan seseorang dicapai karena karena kegagalan orang lain (ada ketergantungan negatif), (3) Kooperatif: keberhasilan seseorang karena keberhasilan orang lain, orang tidak dapat mencapai keberhasilan dengan sendirian.
c.
materi akademis
2)
yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. 3) Jika memungkinkan masing- masing anggota kelompok
pada
pendekatan-kooperatif-tipe-tgt.htm) Pembelajaran kooperatif menekankan kepada kerjasama untuk menguasai pelajaran, dimana anggota- anggota kelompok memiliki
20
kemampuan yang berbeda (rendah, sedang, dan tinggi) dan latar belakang berebeda, suku, budaya, dan jenis kelamin. Keberhasilan kelompok tergantung pada individu dari setiap anggota kelompok dan setiap anggota kelompok d. Prinsip Beberapa prinsip pembelajaran kooperatif Menurut Nur Asma (2008:6-8) adalah:
1)
berpusat pada
siswa, aktivitas belajar lebih dominan dilakukan siswa, pengetahuan yang dibangun dan ditemukan adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota kelompok sampai masing-masing siswa memahami materi pelajaran dan mengakhiri dengan membuat laporan kelompok dan Individu.
2)
kerjasama dalam kelompok untuk membangun pengetahuan yang tengah dipelajari. Seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan diskusi, memecahkan masalah dan menguji secara bersama- sama, sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil kerjasama mereka.
3)
siswa belajar dengan melakukan sesuatu (learning by doing) secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.
21
4)
kooperatif ini guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar seluruh siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi dapat dibangkitkan jika mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik serta dapat meyakinkan siswanya akan manfaat pelajaran ini untuk masa depan mereka. Berikut ini adalah ciri-ciri guru yang kreatif: 1) menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, 2) pembelajaran dari guru dimulai dari hal-hal yang diketahui dan dipahami siswa, 3) selalu menciptakan suasana belajar yang menarik bagi siswanya , 4) mengetahui hal- hal yang membuat siswa menjadi bosan dan segera mengulanginya.
5)
berjalan dalam suasana yang menyenangkan, tidak ada lagi suasana yang menakutkan bagi siswa atau suasana belajar yang tertekan. Suasana belajar yang menyenangkan harus dimulai dari sikap dan perilaku guru diluar maupun didalam kelas. Guru harus memiliki sikap yang ramah dengan tutur bahasa yang menyayangi siswasiswanya. Sedangkan menurut Yatim Rianto ( 2008:270 ), Ada lima prinsip yang mendasari pembelajaran kooperatif, yaitu : 1. Positive independence artinya saling ketergantungan positif yakni anggita kelompok menyadari pentingnya kerjasama dalam
pencapaian tujuan.
22
2. Face tuface interaction artinya antar anggota berinteraksi dengan saling berhadapan 3. Individual accountability artinya setiap anggota kelompok harus belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai
keberhasilan kelompok 4. Use of collaborative/social skiil artinya harus menggunakan keterampilan bekerjasama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.
5. Group processing artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka
bekerja secara efektif. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif 1. Kelompok di bentuk dengan siswa berkempuan tinggi, sedang, rendah.
2. Siswa dalam kelompok sehidup semati 3. Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama 4. Membagi tugas dan tanggung jawab sama
5. Akan di evaluasi untuk semua 6. berbagi kepemimpinan dan ketermpilan untuk bekerja sama
7. Diminta untuk mempertanggung jawab kan individual yang materi
23
Dalam pembelajaran kooperatif learning, guru menciptakan suasana yang mendorong agar siswa saling membutukan. saling ketergantungan dapat di capai melalui: a) saling ketergantungan mencapai tujuan, b) saling keterntungan menyelesaikan tugas, c) saling ketrgantungan bahan atau sumber, d) saling ketergantungan peran, e) saling ketergantungan hadiah. 2. Interaksi tatap muka Interaksi tatap muka akn memaksa siswa saling tatapmuka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Ini
mencerminkan konsep pengajaran teman sebaya. 3. Akun tabilitas individual Pembelajaran kooperatif learning menampilkan wujudnya dalam pembelajaran kelompok. Penilaian ditujukan untuk
4.
Keterampilan menjalin hububngan antar individu Keterampilan social seperi tenggang rasa, sikap sopan
terhadap teman, menkritikan ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahan pikiran logis, tidan mendomonasi orang lain, mandiri dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin
24
hubungan antarpribadi (Intrpersonal relationship) tidak hanya di asumsikan tetapi secara sengaja di ajarkan. Pembelajaran kooperatif learning berpusat pada siswa,
pengetahuan yang dibangun adalah dengan belajar bersama-sama dengan anggota kelompok sampai masing- masing siswa memahami materi pelajaran. Seluruh siswa terlibat secara aktif dalam kelompok untuk melakukan diskusi memecahkan masalah, mengemukakan ide-ide masing-masing anggota kelompok dan mengujinya secara bersamasama, sehingga terbentuk pengetahuan baru dari hasil kerjasama mereka. Dalam kegiatan kooperatif learning, siswa belajar dengan melakukan sesuatu secara bersama- sama untuk menemukan dan membangun pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar seluruh siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi siswa dapat dibangkitkan jika guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pembelajaran harus berjalan dalam suasana yang menyenangkan, tidak ada suasana yang menakutkan bagi siswa atau suasana belajar yang yang tertekan.
e.
Johnson (dalam Nur Asma 2008:8) Yaitu: 1) Saling ketergantungan positif, kegagalan dan keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab setiap anggota kelompok, 2) Tanggung jawab perorangan, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai
25
materi pelajaran, karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar secara perorangan, 3) tatap muka, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing- masing anggota kelompok, 4) komunikasi antar anggota, karena dalam setiap tatap muka terjadi diskusi, maka keterampilan berkomunikasi antar anggota kelompok sangatlah penting, 5) Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja kelompok. Sedangkan Arends (dalam Nur Asma 2008:9) berpendapat bahwa unsur- unsur pembelajaran kooperatif adalah: 1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, (2) Siswa bertangguang jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, (3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, (4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara angggota kelompoknya, (5) Siswa dikenakan atau diberi hadiah (penghargaan) yang akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, (6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar, (7) Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompoknya. Menurut Lungdren (dalam http://Satya. Student. Fkip. Uns.ac. id/2010/01/05/model-kooperatif-TGT) kooperatif adalah: a) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenang bersama, b) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya. Selain tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapinya, c) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama, d) para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab diantara para anggota kelompok, e) siswa diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi unsurunsur pembelajaran
26
kelompok, f) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar, g) setiap siswa akan diminta mempertangungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Kegagalan dan keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab setiap anggota kelompok, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok. Di dalam kelompok siswa haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama yang memiliki tujuan bersama. Keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja kelompok. Siswa diberi penghargaan untuk semua anggota kelompok, dan mempertanggungjawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompoknya.
f.
psikologis siswa menjadi teransang dan menjadi lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka mudah dapat berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih semangat, dan berani mengemukakan pendapat.
27
lebih giat dan lebih termotivasi. Nur Asma (2008:21) menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa mengaktifkan pengetahuan latar belakang dan belajar dari pengetahuan latar belakang mereka, dan belajar dari pengetahuan latar teman sekelas mereka. Mereka dilibatkan secara aktif dalam meningkatkan perhatian. Keuntungan yang paling besar dari penerapan pembelajaran kooperatif learning terlihat ketika siswa menerapkannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks. Keuntungan pembelajaran kooperatif learning ini juga dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak memiliki rasa dendam Davidson (dalam Nur Asma, 2008:211). Slavin (dalam Nur Asma, 2008:21) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat menimbulkan motivasi sosial siswa karena adanya tuntutan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan Stahl (dalam http:www.Scribd.com/doc/11540191/pembelajaran-kooperatif), kelebihan model pembelajaran kooperatif learning yaitu: 1) 2) 3) 4) Meningkatkan harga diri tiap individu Penerimaan terhadap perbedaan Individu yang lebih besar Konflik antar pribadi berkurang Sikap apatis berkurang
28
5) 6) 7)
8)
Pemahaman lebih mendalam Daya ingat atau penyimpanan lebih lama Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresifan
dalam sistem kompetensi dan keterasingan dalam system individu tanpa mengorbankan aspek kognitif. 9)
10) 11) 12)
Meningkatkan kemajuan belajar Meningkatkan Kehadiran siswa dan sikap lebih positif Menambah motivasi dan percaya diri Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenangi
teman- teman sekelasnya. 13) Mudah ditetapkan dan tidak sulit. Keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif learning diantaranya adalah : 1) 2) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. 3) 4) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. Memungkinkan terbentuknya dan berkembangnya nilai-nilai
sosial dan komitmen. 5) 6) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois. Membengunkan persahabatan yang dapat berlanjut hingga
masa dewasa.
29
7)
untuk
meemlihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. 8) 9) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manisia. Miningkatkan kemempuan memendang masalah dan situasi
dari berbagai perspektif. 10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide oarang lain
perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas ( Sugiyanto, 2009:43-44). Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur- unsur psikologis siswa menjadi teransang dan menjadi lebih aktif. Dalam belajar siswa lebih aktif, lebih semangat, dan berani mengemukakan pendapat, dapat meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah serta menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya, menambah motivasi dan percaya diri serta meningkatkan harga diri tiap individu. g. Kekurangan Slavin (dalam Nur Asma 2008:22) menyatakan bahwa kekurangan dari pembelajaran kooperatif adalah konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang memiliki prestasi
30
tinggi akan mengerah kepada kekecewaaan, hal ini disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan. Jhonson, dkk (dalam Nur Asma, 2008:22) menyatakan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi merasakan kekecewaan ketika mereka habis membantu temannya yang berkemampuan rendah. Sedangkan Noornia (dalam Nur Asma 2008:22) menyatakan untuk menyelesaikan suatu materi pelajaran dengan pembelajaran kooperatif akan memakan waktu yang relatif lama dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, bahwa dapat menyebabkan materi tidak dapat disesuaikan dengan kurikulum yang ada apabila guru belum berpengalaman. Dari segi keterampilan mengajar, guru membutuhkan persiapan yang matang dan pengalaman yang lama untuk dapat menerapkan belajar kooperatif yang lebih baik. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kekurangan pembelajaran kooperatif adalah siswa yang berkemampuan atau memiliki prestasi yang tinggi akan merasa kecewa karena harus membantu temannya yang berkemampuan rendah, dan siswa yang pandai lebih dominan. Pembelajaran kooperatif ini akan memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Penerapan pembelajaran kooperatif ini guru harus memiliki pengalaman dan kesiapan yang matang.
3. Teams Games Tournament (TGT)
a.
Pengertian
31
Model TGT adalah suatu pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi pembelajaran oleh guru dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa. Setelah itu siswa pindah ke kelompok masing- masing untuk mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan- pertanyaan atau masalah- masalah yang diberikan guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu setiap sekali seminggu pada meja tournament dengan dua rekan dari kelompok lain untuk membandingkan kemampuan kelompoknya dengan kelompok lain (Nur Asma 2008 ). TGT digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran dari matematika, bahasa, ilmu pengetahuan sosial, yang telah digunakan dari kelas dua sekolah dasar sampai pergurun tinggi. STAD dan TGT paling cocok untuk mengajarkan materi pembelajaran yang dirumuskan dengan jelas, misalnya pada bidang studi matematika, penggunaan bahasa, geografi, keterampilan membaca peta, dan fakta- fakta serta konsep IPA. Kegiatan pembelajaran TGT sama dengan tahap model STAD. Pembelajaran didahului dengan penyajian materi pelajaran oleh guru, dan dilanjutkan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa berupa lembar kerja siswa (LKS). Kemudian siswa mendiskusikan dan menyelesaikan pertanyaan- pertanyaan didalam kelompok masingmasing. Setelah siap berdiskusi, wakil dari masing- masing kelompok melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas. Kemudian siswa ditempatkan pada meja tournament untuk melakukan permainan.
32
Model
TGT
menggantikannya dengan tournament yang dilakukan terlebih dahulu dengan membentuk kelompok baru. Pembentukan ini dilakukan dengan cara mengelompokkan siswa yang berkemampuan sama dan setiap kelompok dikumpulkan ke dalam satu kelompok baru. Anggota kelompok baru kemudian menempati meja tournament dan selanjutnya memulai permainan. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompokkelompk belajar yang
beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yanga memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing- masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersamasama dengan anggota
kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab memberikan jawaban, atau mengerjakannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa- siswa akan dibagi dalam meja- meja tournament, dimana setiap meja tournament terdiri dari setiap 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari
33
kelompoknya masing- masing. Dalam setiap meja tournament atau meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa yang dikelompokkan dalam satu meja tournament secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja tournament kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat tes dilaksanakan. Skor yang diperoleh dengan
menjumlahkan skor- skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa hadiah atau sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu (http://
komponen-komponen TGT sebagai berikut : a. Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar- benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada
34
saat kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan menentukan skor kelompok. b. Kelompok (teams) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan rasa tau etnis. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalam materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Setelah selesai penyajian materi team tersebut berkumpul untuk mempelajari LKS, untuk menyelesaikan tugas kelompok siswa mengerjakan sacara berpasangan, kemudian saling mencoccokkan jawabannya atau memeriksa ketepatan jawabannya dengan jawaban teman sekelompok. Bila ada siswa yang mengemukakan pertanyaan, teman sekelompoknya bertangguang jawab untuk menjawab pertanyaan sebelum mengajukan pertyanyaan kepada guru
c.
untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Permainan dimainkan dimeja- meja tournament yang terdiri dari 5 atau 6 orang siswa yang memiliki kemampuan akademik sama atau mendekati sama. Permainan yang berupa pertanyaanpertanyaan pada kartu bernomor.
35
Secara bergiliran siswa mengambil sebuah kartu nomor dan membaca soal itu dengan kuat supaya siswa yang ada dalam meja tersebut dapat mendengar. Siswa yang membaca soal mendapatkan kesempatan pertama untuk menjawab pertanyaan tersebut dan siswa lain yang berada pada meja yang sama menganggap jawaban yang diberikan tadi salah, siswa yang lain boleh memberikan jawaban yang berbeda, kemudian jawaban siswa dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia dimeja tournament. Jawaban yang benar akan mendapatkan skor, setelah siswa menyelesaikan tournament dilakukan perhitungan skor yang diperoleh siswa. Masing-masing anggota membawa perolehannya kembali kekelompok semula, dan bersama-sama anggoata lain menyumbangkan point untuk kelompoknya. Bagi kelompok yang mendapatkan skor/ poin tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru. d. Tournament Tournament merupakan struktur bagaimana dilaksanakannya permainan tersebut. Tournament dilaksanakan setelah guru
menyelesaikan presentasi kelas/ penyajian kelas dan kelompok sudah mengerjakan LDK. Diinformasikan kepada siswa, pembentukan kelompok meja tournament dilakukan dengan membentuk kelompok baru dan dilaksanakan tidak ada yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa ditugasi mengeser meja-meja untuk dijadikan meja tournament. Salah
36
seorang siswa membagikan lembar permainan, lembar kunci jawaban dan satu tumpukan kartu bernomor serta lembar skor permainan kepada tiap meja. Untuk memulai permainan masing- masing siswa dilot terlebih dahulu untuk menentukan pemain pertama yang akan mengambil sebuah kartu bernomor yang berisi pertanyaan. Untuk permainan selanjutnya, permainan berlangsung menurut arah jarum jam dari pembaca pertama. Pada saat permainan Pemain akan mengocok kartu dan mengambil sebuah kartu bernomor yang berisi pertanyaan. Kemudian membacakan dengan keras pertanyaan yang ada pada kartu tersebut. Misalnya, siswa yang mengambil kartu yang bernomor 6, akan menjawab pertanyaan nomor 6. Pembaca yang tidak yakin akan jawabannya diperbolehkannya menerka tanpa mendapat hukuman. Setelah pembaca tersebut memberikan sebuh jawaban, siswa sebelah kirinya memiliki kesempatan untuk menantang dan memberikan jawaban yang berbeda, bila menyatakan pas atau tidak menggunakan kesempatan tersebut, atau jika penantang kedua mempunyai jawaban yang berbeda dari dua jawaban pertama, penantang kedua dapat menantang. Sementara itu penantang kedua harus hati- hati, karena mereka akan kehilangan sebuah kartu (yang telah berhasil dikumpulkan) apabila jawaban mereka salah. Apabila setiap orang menjawab, menantang, atau
37
pas, penantang kedua (pemain yang berada sebelah kanan pembaca) mencocokkan dengan lembar jawaban atau membacakan jawaban yang benar dengan keras. Pemain yang memberikan jawaban yang benar menyimpan kartu tersebut. Apabila ada jawaban yang salah, ia harus mengambilkan kartu yang ia menangkan sebelumnya (bila ada) ketumpukan kartu. Apabila tidak ada satu pun jawaban yang benar, kartu tersebut dikembalikan ketumpukan permainan berlanjut sampai waktu yang ditetapkan guru, sampai jam pelajaran habis atau tumpukan kartu habis. Jika permainan berakhir, para pemain mencatat banyak kartu yang mereka menangkan pada lembar skor permainan. Apabila masih ada waktu, siswa mengocok kembali tumpukan kartu tersebut dan memainkan permainan kedua, dan mencatat banyaknya kartu yang dimenangkan pada kolom permainan. Menurut Robert E. Slavin ( 2009 : 175 ), Lembar skor permainan Tour Pemain Andre Husni Santi Tim Elang Merpati Merak Tabel 4.2 Pemain 1 5 14 11 Pemain 2 7 10 12 Pemain 3 Total 12 24 23 Poin tournament 20 60 40
Dalam tabel di atas, dapat di lihat dalam satu meja tournament dua kali permainan. Pemberian poin pada tabel di atas berdasarkan pada penghitungan poin tournament untuk siswa yang mencapai skor
38
tertinggi mendapat 60, poin 40 untuk siswa yang lebih rendah, dan poin 20 untuk siswa yang terendah seperti pada tabel diatas.
e.
Aturan Penilaian dalam Tournament Memberikan bonus poin yaitu setiap skor tertinggi yang
diperoleh anggota pada setiap meja tournament diberi bonus 20 poin, setiap skor tertinggi yang kedua pada setiap meja tournament menerima bonus 17 poin, setiap skor yang tertinggi yang ketiga setiap meja tournament menerima bonus 14 poin, dan skor yang terendah pada setiap meja tournament menerima 10 bonus poin. Masing-masing anggota kelompok membawa perolehannya kembali kelompok semula, dan bersama-sama anggota yang lain menyumbangkan poin untu kelompoknya. Penghargaan kelompok yang diberikan berdasarkan perolehan poin kelompok penghargaan yang Diberikan bisa berupa benda, atau sertifkat. 5. Pendidikan Kewarganegaraan a. Pengertian Menurut Aziz wahab dan Udin S, winataputra (2002:14), Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik, yang tahu, mau dan mampu berbuat baik yang mengetahui dan menyadari, serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara.
39
Pendidikan
kewarganegaraan
merupakan
usaha
untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dapat diartikan sebagai program pendidikan yang bertolak dan memusatkan perhatian pada konsep, nilai, moral, norma, dan perilaku sesuai pancasila dan UUD 45 serta hak dan kewajiban termasuk bela negara. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari- hari siswa, baik sebagai individu, maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan tuhan yang maha esa. Dalam KTSP (2006:271) mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang
40
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia, serta meningkatkan wawasan siswa dalam kehidupan demokratis didalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi. Selain itu, pula ditanamkam kesadaran bela negara, penghargaan, terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme. b. Tujuan Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) (2006:271), mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapai isu
kewarganegaraan
2) Berpatisipasi secara aktif dan tanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi
41
berdasarkan karakter- karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa- bangasa lain 4) Berintegrasi dengan bangsa- bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dan tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
c.
Ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan Dalam KTSP (2006:271-272), ruang lingkup mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai warga Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan. b) Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tatat tertib disatuan pendidikan nonformal penyelenggaraan pendidikan kesetaraan, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan- peraturan daerah, norma- norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum, dan peradilan nasional, hukum dan peradilan Internasional. c) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. d) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan organisasi, kemerdekaan mengajukan pendapat,menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara. e) Konstitusi Negara meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusikonstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi. f) Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistim
42
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. g) Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara, dan ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai- nilai pancasi dalam kehidupan seharihari, pancasila sebagai ideologi terbuka. h) Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional, dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. Berdasarkan kutipan di atas, maka kita sebagai warga negara yang baik harus menegakkan persatuan dan kesatuan bangsa dan menjunjung tinggi martabat bangsa dan bangga sebagai bangsa Indonesia, mematuhi peraturan, norma, dan hukum yang ada di Indonesia serta menegakkan Ham tanpa pandang bulu di lapisan
masyarakat. Hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan organisasi, kemerdekaan mengajukan pendapat, menghargai keputusan bersama dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
6. Pembelajaran
learning tipe TGT (Teams games Tournament) Pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini, merupakan pembelajaran yang didahului dengan penyajian materi oleh guru, kemudian siswa diberi LKS untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru secara bersama-sama dalam kelompok, dan diakhiri dengan memberikan sejumlah pertanyaanpertanyaan kepada siswa pada meja tournament. Setelah siswa selesai menyelesaikan permainan pada meja tournament, siswa pindah kekelompok
43
asal untuk menghitung skor yang diperolehnya. Bagi kelompok yang mendapat skor tertiggi akan mendapat penghargaan dari guru. Pembelajaran PKn dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Penyajian kelas b. Kerja kelompok
c. Games/permainan
d. Tournament B. Kerangka Teori Penerapan model kooperatif learning tipe TGT pada pembelajaran PKn tentang mengenal lembaga-lambaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan di kelas IV B SDN 15 Gadut. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian menggali pengetahuan siswa dengan menggunakan metode Tanya jawab tentang pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan dengan siswa, sehingga siswa termotivasi untuk belajar, dan terpancing skemata siswa. Kegiatan selanjutnya adalah menjelaskan materi pelajaran tentang mengenal lembaga-lambaga dalam susunan pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan, kemudian membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari lima sampai enam orang siswa. Dalam kelompok tersebut, siswa mengerjakan LDK untuk memecahkan permasalahan-permasalahan atau tugas yang diberikan guru. Setelah siswa menguasai materi pelajaran atau menuntaskan materi pelajaran, siswa ditempatkan pada meja tournament untuk
44
melakukan permainan berupa kartu bernomor yang berisi pertanyaanpertanyaan. Setelah selesai permainan tournament, siswa kembali kekelomok masing-masing (asal) dan menghitung skor yang mereka peroleh. Kelompok yang memperoleh skor tertiggi akan mendapat penghargaan yang diberikan oleh guru. BAGAN KERANGKA TEORI Proses pembelajaran PKn
Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe TGT Pada Pembelajaran PKn di kelas IVB SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang
Model TGT
Langkah-langkah TGT, sebagai berikut : a. Persentasi kelas : Penyajian materi oleh guru. b. Kerja Teams/kelompok : Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang saling bekerjasama, berbagi ide atau pendapat untuk memecahkan permasalahan yang ada pada LDK. c. Games/permainan : Berupa kartu bernomor yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes kemampuan siswa. d. Tournamen : Permainan yang dilaksanakan dalam meja tournament, secara bergiliran siswa menjawab pertanyaanpertanyaan berdasarkan arah jarum jam, siswa boleh menantang sipembaca bila dia memiliki jawaban yang berbeda kemudian guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi. Hasil belajar merupakan sesuatu yang di peroleh, dikuasai atau di miliki siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain seorang siswa dapat di katakan telah mencapai hasil belajar jika pada dirinya telah terjadi perubahan tertentu melalui kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang efektif akan menjadikan hasil belajar lebih berarti dan bermakna.
45
BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD 15 Gadut, Kecamatan pauh kota padang. Pemilihan SDN 15 Gadut ini sebagai tempat penelitian karena didasarkan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : a) Lokasi sekolah mudah dijangkau oleh peneliti, b) Guru di sekolah ini mau menerima pembaharuan dan model pendekatan-pendekatan baru. 2. Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas IVB SDN 15 Gadut, Kecamatan pauh kota padang. Dengan Jumlah siswa 34 orang yang mana laki-laki 14 dan perempuan 20 orang. Guru kelas IVB bernama Nelfitra. Siswa sebagai subjek penelitian dengan memahami isi materi pelajaran dengan model kooperatif learning tipe TGT. Guru sebagai subjek penelitian terkait dengan melakukan pembelajaran tentang mengenal lembaga-lambaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan
46
kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Waktu\Lama Penelitian.
46
Penelitian ini dilaksanakan pada semester I bulan Juli-Desembar tahun ajaran 2010\2011. Terhitung waktu perencanaan pada bulan maret dan pelaksanaannya pada bulan juli. Sampai pada penulisan laporan hasil penelitian. Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan juli 2010, mulai dari siklus I sampai siklus II. Rancangan penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendakatan kualitatif dan kantitatif. Jika data yang diperoleh hanya sedikit dan bersifat uraian yang tidak bisa diubah kedalam bentuk angka-angka, maka tentu menggunakan analisis kalitatif, sedangkan jika data yang dikumpulkan dalam jumlah besar dan mudah diklasifikasikan dalam kategori-kategori atau diubah dalam bentuk angkaangka, analisisnya adalah analisis data kuantitatif. Oleh karena itu sesuai dengan penelitian tindakan kelas maka masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan
47
pembelajaran di kelas secara lebih professional. Prosedur pelaksanaannya mengikuti prinsip-prinsip dasr penelitian tindakan yang umum. Proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek pengembangan perencanaaan. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana, melakukan observasi terhadap tindakan, dan melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap perencanaan kegiatan tindakan, dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan kelas setiap tahap dan siklusnya selalu secara partisipatoris dan kolaboratif antar peneliti dan praktisi (guru dan kepala sekolah) dalam sistim persekolahan (Rita wati mahyuddin dan Yetti ariani, 2008:31,58). Menurut kemmis dan Mc Taggart (dalam Rita dan Yetti, 2008:32), Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari : perencanaan tindakan, pengamatan dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Dalam pelaksanaannya, ada kemungkinan peneliti telah memiliki seperangkat rencana tindakan (yang dilaksanakan pada pengalaman) sehingga mereka langsung dapat memulai tahap tindakan. Ada juga peneliti yang telah memiliki separangkat data, sehingga mereka memulai kegiatan pertama dengan kegiatan refleksi. Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai suatu investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif, dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi.
48
2. Alur Penelitian
Sutdi pendahuluan observasi, latar SD, guru dan proses pembelajaran PKn untuk mengidentifikasi masalah
Rencana I
Rencana pembelajaran I
a. Penyajian materi Menyampaikan tujuan pembelajaran Penjelasan materi pelajaran oleh guru Kerja teams/kelompok Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok Siswa mengerkjakan LDK Siswa mendiskusikan LDK Siswa melaporkan hasil diskusi Games Menjawab pertanyaan yang ada pada kartu bernomor untuk mengetas kemampuan siswa Siswa siap untuk bermain dimeja tournament Tournament Guru membentuk siswa dalan kelompok baru Siswa duduk dalam meja tournament yang dibentuk guru
b.
Siklus I
d.
Refleksi I
Siswa melakukan permainan dimeja tournament Siswa yang lain menantang jawaban pembaca jika memiliki Observasi dan diskusi Belum Berhasil e. Penyajian materi Menyampaikan tujuan pembelajaran Rencana pembelajaran I I Penjelasan materi pelajaran oleh guru f. Kerja teams/kelompok Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok Siswa mengerkjakan LDK Siswa mendiskusikan LDK Siswa melaporkan hasil diskusi g. Games Menjawab pertanyaan yang ada pada kartu bernomor untuk mengetas kemampuan siswa
Rencana II
h.
Siswa siap untuk bermain dimeja tournament Tournament Guru membentuk siswa dalan kelompok baru Siswa duduk dalam meja tournament yang dibentuk guru Siswa melakukan permainan dimeja tournament
49
Siklus I I
Refleksi I I
Berhasil
Laporan
Sebelum melakukan penelitian, calon peneliti menentukan jadwal terlebih dahulu, kemudian meminta persetujuan kepala sekolah guru kelas untuk melakukan penelitian, setelah itu peneliti berunding dengan guru kelas kapan dilaksanakannya penelitian itu. Setelah waktunya ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah mengkaji kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) peneliti
berpedoman pada KTSP 2006. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BNSP 2006). Dalam melakukan penelitian ini, calon peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dan teman sejawat untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, mengevaluasi pembelajaran tentang mengenal lembagalambaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan
50
kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: Penyajian kelas, belajar kelompok, Games/permainan, Tournament serta memberikan
penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Dalam penyusunan RPP dengan menerapkan model kooperatif learning tipe TGT, calon peneliti menetukan indikator, materi pokok, skenario pembelajaran, memilih dan menetapkan media, model pendekatan, dan perencanaan evaluasi. b. Pelaksanaan. hasil diskusi. Setelah menyusun RPP, maka penelitian melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT di kelas IV B SDN 15 Gadut. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1)
Peneliti atau Praktisi melaksakan kegiatan pembelajaran mengenal dan lembaga-lembaga pemerintahan dalam kecamatan susunan dengan
tentang
pemerintahandesa
menggunakan model kooperatif learning tipe TGT sesuai dengan RPP yang dibuat dengan langkah-langakah sebagai berikut : a) Penyajian kelas: Menyampaikan tujuan pembelajaran serta penjelasan materi oleh guru. b) Belajar kelompok: Peneliti membentuk siswa dalam beberapa kelompok, menugasi siswa mengerjakan LDK,
51
mendiskusikan secara bersama-sama dengan anggota kelompok permasalahan yang ada dalam LDK, melaporkan c) Games/permainan: mempersiapkan pertanyaan yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengetes kemampuan siswa, menyediakan kartu bernomor yang berisi pertanyaaan dan lembar jawabannya.
d) Tournament: Pembentukan kelompok baru oleh guru, siswa
duduk dalam kelompok tournament yang dibentuk guru, Guru membagikan kartu dan soal tournament serta kunci jawaban tournament, siswa melakukan permainan dimeja tournament sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan perputaran permainan berdasarkan arah jarum jam, siswa menantang pembaca jika teman yang lain memiliki jawaban yang berbeda dari pembaca, menghitung skor yang diperoleh, serta
catatan lapangan dan dukumentasi. 3) peneliti dan guru melakukan diskusi terhadap tindakan yang
dilakukan, kemudian melakukan refleksi. c. Pengamatan. Kegiatan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran dengan menerapkan model korperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran PKn dilakukan sewaktu tindakan dilaksanakan. Pengamatan
52
oleh guru kelas IV B pada waktu peneliti (Praktisi) melaksanakan tindakan pembelajaran. Kegiatan pengamatan ini dimaksudkan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan semua indikator (baik proses maupun hasil) perubahanperubahan yang terjadi baik sebagai akibat dari tindakan rencana maupun efek samping. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai dengan siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I akan mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini didiskusikan dengan guru dan diadakan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. d. Refleksi. Kegiatan Refleksi dilakukan selama dan setelah tindakan dilakukan, semua Informasi baik gambaran observasi yang diperoleh dipahami bersama oleh peneliti dan praktisi, kemudian melakukan diskusi tentang halhal yang dirasakan sudah berjalan dengan baik dan bagian mana yang belum supaya terjadi peningkatan dan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran. Selain itu guru dan peneliti membahas perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan , lalu melakukan dialog untuk menemukan kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran dan menyimpulkan data yang diperoleh. Hasil refleksi dimanfaatkan sebagai masukan untuk tindakan selanjutnya,. hasil kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk rancangan dan simpulan terhadap hasil tindakan I dan II.
53
Data dan Sumber data 1. Data Penelitian Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu observasi, catatan lapangan, tes, dan wawancara dari setiap tindakan pembelajaran dengan model korperatif learning tipe TGT (Teams games Tournamen) Pada siswa kelas IV B SDN 15 Gadut. Data tersebut berkaitan dengan halhal yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan/tindakan, hasil pengamatan dan refleksi. Data tersebut bisa berupa perilaku guru, siswa, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, hasil belajar, serta proses pembelajarannya, evaluasi belajar PKn, dan hasil tes siswa baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan tindakan pembelajaran tentang mengenal lembaga-lambaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. 2. Sumber Data Kegiatan belajar mengajar model kooperatif learning tipe TGT meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan meteri pelajaran oleh guru, membentuk siswa ke dalam kelompok belajar, melakukan diskusi dalam bentuk LDK, melaporkan hasil diskusi, mencocokan jawaban LDK dengan kunci jawaban, melakukan permainan dalam bentuk meja tournament, menghitung skor dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang mendapat skor tertinggi.
54
Data dipeoleh dari subjek yakni siswa kelas IV B SDN 15 Gadut kecamatan Pauh kota Padang. Intrumen Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan adalah pencatatan lapangan, observasi, wawancara, hasil belajar siswa/tes. Perinciannya sebagai berikut: 1. Catatan lapangan Pada dasarnya cacatan lapangan ini berisi data-data berupa dokumentasi tentang guru dan siswa untuk memperakurat data dari hasil observasi dan wawancara. Selain itu cacatan lapangan ini juga memuat tentang deskripsi/paparan tentang latar pengamatan terhadap tindakan praktisi sewaktu pembelajaran PKn.. Disamping itu juga memuat rancangan refleksi berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dengan cara observasi dan wawancara. 2. Oservasi Kegiatan ini dilakukan pada saat tindakan berlangsung pembelajaran PKn di kelas IV B SDN 15 Gadut.. Pengamatan ini berupa paparan tentang data pengamatan terhadap tindakan kelas digunakan dalam mengkaji tingkah laku guru, siswa maupun proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Unsur-unsur yang diamati dalam pelaksanaan berpedoman pada lembar observasi. 3. Wawancara Wawancara digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi dalam kelas terutama penguasaan materi tenteng pembelajaran PKn
55
dari unsur-unsur siswa. Hasil diskusi dan wawancara dugunakan sebagai perencanaan dan pelaksanaan pada siklus berikutnya. 4. Tes Tesnya berupa LDK dan soal, digunakan untuk memperkuat data observasi yang terjadi di dalam kelas sebagai penguasaan materi pembelajaran dari siswa. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat atas kemampuan siswa memahami pembelajaran PKn denagn menggunakan nodel kooperatif tipe TGT. Tes ini digunakan untuk melihat hasil belajar siswa setiap akhir tindakan setelah proses pembelajaran terutama pembelajaran PKn di kelas yang sedang berlangsug Instrument penelitian ini adalah guru kelas dan teman sejawat sebagai observer dan peneliti sendiri sebagai perencanaan pelaksanaan.
Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian dianalis dengan menggunakan model Anlisis data kualitatif dan data kuantitatif yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman (dalam Ritawati Mahyudin dan Yetti Ariani, 2008:17-78,58) yakni analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penyimpulan atau Verivikasi. Tahap analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang, begitu data selesai dikumpulkan pada setiap tahap pengumpulan data dalam setiap tindakan. Tahap analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :
56
1.
melalui observasi, Pencatatan, Perekaman dengan melakukan proses Transkripsi hasil Pengamatan, Penyeleksian dan Pemilihan data. Seperti mengelompokan data pada Siklus I dan Siklus II dan seterusnya. Kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan.
2.
pengklasifikasian. Semua data yang telah terkumpul seleksi dan dikelompok- kelompokkan sesuai dengan Fokus. Data yang telah dipisahpisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan data yang tidak relevan dibuang.
3.
Menyajikan
data
dilakukan
dengan
cara
mengorganisasikan informasi yang sudah direduksi. Data tersebut mulamula disajikan terpisah, tetapi setelah tindakan terakhir direduksi keseluruhan data, tindakan dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran pengaruh Globalisasi terhadap lingkungannya.
4.
Kegiatan ini merupakan penyimpulan akhir temuan penelitian, diikuti dengan kegiatan Trigulasi atau pengujian temuan penelitian. Kegiatan Trigulasi dilakukan dengan cara : a) peninjauan kembali catatan lapangan dan b) bertukar pikiran dengan ahli, teman sejawat dan guru. Anlisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun data evaluasi. Analisis data dilakukan
57
dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar dapat ditemukan berbagai Informasi yang spesifik dan terfokus pada berbagai Informasi yang mendukung pembelajaran yang menghambat pembelajaran. Dengan demikian
pengembangan dan perbaikan atas berbagai kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersngkutan. Sedangkan data kuantitaf, yaitu penelitian yang datanya dalam angkaangka dan dianalisis dengan teknik statistik atau jika data yang dikumpulkan dalam jumlah besar dan mudah diklasifikasikan dalam kategori-kategori atau diubah dalam bentuk angka-angka, analisisnya adalah analisis data kuantitatif (Rita wati dan yeti ariani, 2008:58).
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan data hasil penelitian dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang telah dilaksanakan selama dua minggu yakni dari tanggal 12 sampai 24 Juli 2010. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV B SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn). Dalam pelaksanaan tindakan di SDN 15 Ulu Gadut dibagi atas dua siklus dengan rentang waktu satu minggu. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV B. hasil penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: A. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan penggunaan kooperatif leaning tipe TGT dalam perencanaan. Pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tentang lembaga pemerintahan desa dan kecamatan. Penggunaan model kooperatif learning tipe TGT ini akan terlihat dalam kegiatan penyajian kelas, diskusi
kelompok dan tuornamen, serta refleksi hasil penelitian tindakan. 1. Perencanaan pembelajaran siklus I Penggunaan model kooperatif learning tipe TGT dalam perencanaan pembelajaran PKn disusun dan diwujudkan dalam bentuk rancangan pembelajaran dengan model rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).
59
59
Perencanaan ini disusun dan dikembangkan berdasarkan program semester I. Rencana pembelajaran disajikan dalam waktu 2 x pertemuan (4 x 35 menit), mata pelajaran yang diambil untuk materi tersebut berupa uraian materi tentang lembaga pemerintahan desa dan kecamatan. Materi ini diambil dari buku Erlangga, dan BSE. Materi tersebut dipandang cocok berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : a) materi pembelajarannya sesuai dengan mata pelajaran yang ada pada semester I, b) materi pembelajaran tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, c) materi pembelajaran tersebut belum pernah diajarkan kepada siswa. Indikator dikembangkan dari kompetensi dasar (KD) yaitu : mengenal lembaga-lembaga, susunan pemerintahan desa dan kecamatan yang dipahami dan didiskusikan selama 35 menit. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut ditentukan indikator yang hendak dicapai pada pembelajaran lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan tersebut. Indikator yang ingin dicapai pada siklus I yaitu: a) menjelaskan pengertian desa, dan kecamatan, b) mengidentifikasi susunan pemerintahan desa dan kecamatan, c) menyebutkan tugas dan tanggung jawab kepala desa dan seorang camat, 4) menyebutkan perbedaan pemerintahan desa dan kecamatan, e) menerapkan sikap yang harus diteladani dari kepada desa dan seorang camat. Untuk mencapai indikator tersebut, perencanaan pembelajaran ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu: menjelaskan materi pelajaran, berdiskusi kelompok dan permainan kuis/tournamen. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2010 dengan kegiatan sebagai berikut: Peneliti atau
60
Praktisi melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang mengenal lembagalembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT sesuai dengan RPP yang dibuat dengan langkah-langakah sebagai berikut : a. Penyajian kelas: Menyampaikan tujuan pembelajaran serta
penjelasan materi oleh guru. b. Belajar kelompok: Peneliti membentuk siswa dalam beberapa kelompok, menugasi siswa mengerjakan LDK, mendiskusikan secara bersama-sama dengan anggota kelompok permasalahan yang ada dalam LDK, melaporkan c. Games/permainan: mempersiapkan pertanyaan yang sudah
dirancang sedemikian rupa untuk mengetes kemampuan siswa, menyediakan kartu bernomor yang berisi pertanyaaan dan lembar jawabannya.
d. Tournament: Pembentukan kelompok baru oleh guru, siswa duduk
dalam kelompok tournament yang dibentuk guru, Guru membagikan kartu dan soal tournament serta kunci jawaban tournament, siswa melakukan permainan dimeja tournament sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan perputaran permainan berdasarkan arah jarum jam, siswa menantang pembaca jika teman yang lain memiliki jawaban yang berbeda dari pembaca, menghitung skor yang diperoleh, serta
61
Pertemuan kedua pada tanggal 13 Juli 2010 dimulai lagi oleh peneliti dengan mengulang kembali pelajaran yang lalu untuk meningkatkan skemata siswa dan memajangkan kembali gambar desa dan kecamatan kemudian mendiskusikan kembali pelajaran yang lalu dengan teman sebangkunya, dan meminta siswa menjelaskan ke depan kelas. Tahap selanjutnya adalah melakukan permainan/tes individual pada meja tournamen, meminta siswa duduk dalam meja tournamen yang telah dikelompokkan guru, siswa menjawab soal yang ada pada kartu bernomor yang berisi pertanyaan dan mengisi skor permainan tournamen, menyimpulkan pelajaran, dan melaksanakan tes individual atau
mengerjakan soal pada buku latihan, dan terakhir memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi yang bekerja dengan baik. Rencana kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran ini terdiri dari rencana kegiatan peneliti dan siswa. Kegiatan peneliti yang direncanakan adalah: a) menyimpulkan tujuan pembelajaran, b) melakukan pembangkitan skemata siswa dengan menajangkan gambar, c) mengarahkan siswa tentang isi gambar, d) menjelaskan materi pelajaran, e) siswa melakukan diskusi sesuai dengan permasalahan yang terdapat dalam LDK yang diberikan guru, f) menampilkan hasil diskusi dan kelompok lain menanggapinya, g) melakukan permainan dalam meja tournamen dan memberikan penghargaan kepada siswa. Komponen akhir perencanaan dan memberikan penghargaan adalah evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi
62
proses yang direncanakan adalah mengamati aktivitas siswa dalam proses pelajaran. Dalam evaluasi hasil berupa hasil menjawab pertanyaan secara individual. Bentuk tes yang digunakan dalam melihat hasil perolehan siswa berupa tes essay. Tes essay diberikan dalam bentuk pertanyaan. Setelah siklus I selesai dilaksanakan, peneliti mengadakan diskusi dengan guru (observer). Diskusi bertujuan untuk merefleksikan tindakan yang telah dilaksanakan, termasuk refleksi prosedur dan teknik evaluasi. Hasil refleksi siklus I khususnya mengenal prosedur dan teknik evaluasi akan membawa perubahan : 1) rancangan pembelajaran yang telah dilihat, 2) prosedur pelaksanaan pembelajaran oleh praktisi (peneliti) secara khusus perubahan itu terjadi pada a) cara melaksanakan tugas belajar, b) cara menginterprestasikan gambar, c) cara berdiskusi, d) cara memantapkan informasi yang diperoleh siswa dari diskusi, 3) alat dan teknik evaluasi yang digunakan. Hasil refleksi ini akan dilanjutkan nanti pada siklus II. 2. Pelaksanaan pembelajaran lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan siklus I Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I penggunaan model kooperatif learning tipe TGT dalam lembaga-lembaga susunan
pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IV B SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang dilaksanakan dua kali pertemuan, untuk pertemuan pertama pada hari Senin 12 Juli 2010 dan pertemuan kedua pada hari Selasa 13 juli 2010. Berdasarkan perencanaan yang diuraikan di depan, penggunaan model kooperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran
63
lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan dilaksanakan dengan langkah-langkah pembelajaran, yang dibagi dalam beberapa tahap, yaitu penyajian kelas, kerja kelompok/diskusi, tournamen dan penghargaan kelompok. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan
pembelajarannya diuraikan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut : Pertemuan 1 a. Pelaksanaan kegiatan tahap awal pembelajaran tahap ini berlangsung 10 menit, diawali dengan kegiatan membuka pelajaran berupa menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian apersepsi yang
dilakukan untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar dan skemata siswa dengan memperagakan gambar desa dan kecamatan. Siswa ditugasi mengamati gambar dan menceritakan isi gambar tersebut. Setelah lebih kurang 10 menit siswa mengamati gambar, peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gambar yang dipajangkan. Proses tanya jawab terjadi seperti berikut: Dialog Guru : Anak-anak ! Coba kamu perhatikan, gambar apa yang ibu pajang ini ? siapa yang bisa menceritakan ke depan ? (tanya guru) Siswa : Saya buk ! (kata salah satu siswa sambil mengangkat tangannya) Guru : Ya, coba Teguh, ceritakan gambar ini
64
Siswa : Ada gambar gunung buk, pak tani yang membawa rumput, sungai, orang yang sedang duduk di atas pondok buk, pohon, dan sawah yang luas buk Guru : Ya, bagus Teguh. Mari kita beri tepuk tangan kepada Teguh Siswa : Siswa bertepuk tangan Dari kutipan di atas tampak bahwa skemata siswa sudah bangkit dan siswa sudah termotivasi untuk belajar. Guru menjelaskan materi pelajaran. b. Kegiatan menjelaskan materi pelajaran dan diskusi kelompok Tahap ini dimulai oleh peneliti dengan menjelaskan materi pelajaran dengan bertanya jawab dengan siswa. Peneliti menyajikan konsep materi pelajaran tentang lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan. Materi pelajaran tersebut adalah sebagai berikut: Pertemuan pertama siklus I ditutup peneliti sampai berdiskusi dan menampilkan hasil diskusinya kedepan kelas dan kelompok lain menanggapinya.
Pertemuan kedua (2) Pertemuan kedua ini diawali peneliti dengan membangkitkan skemata siswa. Pembangkitan skemata siswa dilakukan dengan menanyakan pelajaran yang kemarin, kemudian peneliti memajangkan
65
kembali gambar desa dan kecamatan dan meminta siswa menceritakan kembali isi gambar kedepan kelas dan mendiskusikan dengan teman sebangku tentang susunan lembaga-lembaga pemerintahan desa dan kecamatan dan menampilkannya, dan menjelaskan konsep materi pelajaran yang kemaren. Peneliti membentuk kelompok tournamen yang terdiri dari lima dan enam orang siswa dalam satu kelompok. Siswa duduk dalam kelompok tournamen dan siap melakukan permainan berdasarkan kartu bernomor yang berisi pertanyaan. Pengorganisasian siswa dilihat dari skor dasar yang diperolehnya. Skor dasar diambil dari nilai diskusi, siswa yang telah diperolehnya. Berdasarkan skor tersebut siswa dibagi kedalam 5 kelompok atau enam kelompok secara heterogen. Kriteria pengelompokkan sebagai berikut: kelompok tinggi dengan mulai 95, 80, 80, 75, 75, 75, sedangkan kelompok sedang sebagai berikut : 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, dan kelompok rendah dengan nilai 65, 65, 65, 65, 65, 60, 60, 60, 60, 60. Pembagian kelompok dapat dilihat pada tabel berikut ini !
Tabel 4.1. pembagian kelompok TGT Kelompok Elang Anggota DKP AN AW KH RA Skor Dasar 80 95 65 70 80
66
Merak
Merpati
Garuda
Kakak Tua
SA SK JA TW YS RD AM AP PH NM HI RN DM AY DG DH PS LI IR MK MR NK
60 90 80 95 60 60 75 95 95 75 80 60 65 75 60 60 75 65 80 65 65 60
Berdasarkan tabel di atas kelompok satu terdiri dari enam orang yang masing-masing terdiri dari 3 orang yang berkemampuan tinggi dengan nilai 95, 80, 80, satu orang yang berkemampuan sedang dan 2 orang yang berkemampuan rendah dengan nilai 65, dan 60. kelompok dua terdiri dari 5 orang yang mana orang yang berkemampuan tinggi dengan nilai 95, 90 dan berkemampuan dua sedang satu orang dengan nilai 80, serta yang berkemampuan rendah dua orang yaitu dengan nilai 60, 60, kelompok ketiga terdiri dari lima orang yang berkemampuan tinggi dua orang dengan nilai 95, 95. Sedangkan kemampuan sedang satu orang nilainya 80, dan kemampuan rendah dua orang dengan nilai 75, 75. Kelompok keempat terdiri dari 5 orang, satu orang berkemampuan tinggi dengan nilai 75, berkemampuan sedang 1 orang
67
dengan nilai 65, dan berkemampuan rendah tiga orang dengan nilai 60, 60, 60. Kelompok kelima terdiri dari enam orang siswa, berkemampuan tinggi 1 orang dengan nilai 80, kemampuan sedang 3 orang dengan nilai 65, 65, 65, dan berkemampuan rendah 1 orang dengan nilai 60.
c. Kegiatan Tuornament
Setelah selesai kerja kelompok masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya. Apakah benar atau salah yang disampaikan kelompok tersebut kemudian peneliti mengambil kesimpulan untuk menyamakan jawaban dan mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban LDK. Kemudian mengadakan tuornament, peneliti menyebutkan nama siswa sesuai dengan meja tuornament yang akan ditempatinya. Tiap meja tournament terdapat perwakilan masing-masing dari kelompok dan siswa menempati meja tournament, di meja sudah tersedia satu set kartu soal, kunci jawaban dan format skor permainan tournament. Siswa melaksanakan permainan sesuai dengan aturan permainan kooperatif learning tipe TGT. Permainan diawali dengan mengocok
kartu terlebih dahulu dan mengambil kartu soal tersebut. Siswa yang mendapat kartu soal tersebut membacakan soal dengan keras sehingga teman yang lain mendengarkan dalam satu meja tournament. Siswa yang membacakan soal mendapat kesempatan pertama untuk memberi jawaban dan siswa yang lain memberikan tanggapan atau berhak menentang jika ia mempunyai yang berbeda dari pembaca pertama.
68
Pembaca mengembalikan kartu ketumpukan kartu apabila jawaban salah dengan kunci jawaban, siswa selanjutnya mengocok kartu kembali untuk melakukan permainan kedua, tapi dalam hal ini guru memberikan arahan bahwa perputaran permainan tournametn berdasarkan arah jarum jam, dan siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar menyimpan kartu soal tersebut. Setelah permainan selesai dan guru mengatakan waktunya sudah habis. Siswa mengisi format soal tournament dan mengumpulkannya pada guru. Siswa kembali menyusun meja belajar seperti awal dengan
mengajarkan latihan yang diberikan guru (peneliti) sementara itu peneliti memasukkan skor tournament menurut Slavin. Adapun poin tuornament siswa dapat dilihat pada tabel berikut yang diperoleh siswa pada format
Tabel 4.2 Skor Permainan Tuornament pada Siklus I Meja Tuornament Elang Nama Siswa DKP SK AM RN PS AN JA AP Kelompok kooperatif Elang Merak Merpati Garuda Kakatua Merak Garuda Merpati Games 3 1 10 12 8 5 2 18 Poin tuornament 40 60 20 20 40 60 60 60
Merak
69
Merpati
Garuda
Kakak Tua
DM LI AW TW TH AY IR KH JS MM DE MK RA RD HI DH MR SA NK
Kakak Tua Elang Merpati Merak Merpati Elang Garuda Kakak Tua Merak Elang Garuda Kakak Tua Merak Merpati Merpati Garuda Kakak Tua Elang Merak
17 13 12 27,25 6,19 15 14 4 11 9 25 16 23 21 20 26 22 24 23
20 20 20 60 60 40 60 20 20 60 20 20 40 20 40 20 20 20 20
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa poin yang di dapatkan siswa beragam berkisar 20 sampai 60 poin. Poin yang di dapat siswa sesuai dengan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran dan keahliannya dalam melakukan permainan tournamen, selesai
mengajarkan tournament peneliti memberikan evaluasi kepada siswa berupa menjawab pertanyaan. Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan dan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa.
3. Hasil Belajar siswa Pembelajaran siswa siklus I
Setelah siswa mengajukan kuis, peneliti mengoreksi hasil kuis yang telah dikerjakan siswa. Dalam kuis tersebut rata-rata siswa yang bisa mengerjakan dengan baik hanya beberapa orang saja. Hasil tes yang diperolah siswa dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Akhir Pembelajaran Siswa Kelas IVB pada Siklus I
70
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Jumlah 165 155 145 140 155 135 145 165 145 175 155 175 135 140 180 185 155 135 135 130 135 16 145 155 150 145 155 3895 144.2
Rata-rata 82.5 77.5 72.5 70 77.5 67.5 72.5 82.5 72.5 87.5 77.5 87.5 67.5 70 90 92.5 77.5 67.5 67.5 65 67.5 80 72.5 77.5 75 72.5 77.5 1985.5 73.5
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa sudah baik, dalam menjawab pertanyaan rata-rata nilai 74,16 dan berdiskusi rata-rata nilai 72,0 sehingga nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 73,5. Berdasarkan skor tersebut, maka skor terendah 67,5 dan skor tinggi 92,5. Setelah diperoleh hasil tes, tindakan peneliti selanjutnya, menentukan poin yang diperoleh siswa pada tournamen. Poin yang diperoleh siswa akan dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Penghargaan Kerja Kelompok pada Siklus I
71
Kelompok Kooperatif
Elang
Penghargaan
Tim hebat
Tim hebat
Tim super
Tim baik
Kakak Tua
Tim baik
Poin tournamen yang diperoleh masing-masing siswa dalam satu kelompok dijumlahkan dibagi banyak anggota. Dari hasil pembagian ini kita mendapatkan kelompok super yaitu Merpati, kelompok hebat Elang dan Merak, dan kelompok baik yakni garuda dan kakak Tua. Bagi
72
kelompok yang mendapatkan 3 skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru. 4. Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan tentang mengenal lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT dilaksanakan untuk mendapatkan informasi bagaimana respon siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus I. Pengamatan dilakukan dengan objektif dan sistematis. Pengamatan dilakukan pada waktu pelaksanaan tindakan pembelajaran mengenal lembaga, dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan di kelas IVB. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengenal dan menggabungkan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi. Keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas IV B SDN 15 Ulu Gadut Gadut. Pengamatan dilakukan secara terus menerus mulai dari tindakan pertama sampai selesai. Pengamatan yang dilakukan pada satu tindakan dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksikan untuk perencanaan tindakan selanjutnya. Observer mengamati perilaku peneliti dan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi, aspek yang diamati keterlibatan siswa dan peneliti pada pembelajaran mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintah desa dan kecamatan. a. Analisis kegiatan guru
73
Kegiatan guru dalam pembelajaran adalah: 1) menyampaikan tujuan pembelajaran dan skemario pembelajaran, 2) membangkitkan skemata siswa dengan memajang gambar, 3) tanya jawab tentang gambar 4) menugasi siswa menceritakan isi gambar ke depan kelas, 5) guru menyajikan materi, 6) membentuk kelompok siswa, 7) menugasi siswa mengerjakan LDK, 8) meminta perwakilan kelompok untuk menampilkan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya, 9) meluruskan jawaban siswa dan mencocokan dengan kunci LDK. 10) guru membentuk kelompok baru/tuornament, 11) Siswa duduk dalam meja tournament dan siap melaksanakan permainan, 12) siswa melakukan permaian sesuai dengan arahan guru, 13) menghitung skor, 14) memberikan penghargaan kepada kelompok. b. Kegiatan siswa Kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah: 1) mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan skemario pembelajaran, 2) melakukan membangkitkan skemata siswa dengan memperhatikan gambar, 3) tanya jawab tentang gambar 4) siswa menceritakan isi gambar ke depan kelas, 5) mendengarkan guru menyajikan materi, 6) siswa duduk dalam kelompok, 7) siswa mengerjakan LDK, 8) perwakilan kelompok menampilkan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya, 9) mencocokan LDK dengan kunci jawaban, 10) Siswa duduk dalam meja tournamen dan siap melaksanakan permainan, 12) siswa melakukan permaian sesuai dengan
74
arahan guru, 13) siswa menghitung skor, 14) menerima penghargaan yang diberikan guru. Sesuai hasil kolaborasi peneliti dengan guru kelas IV B (observer) maka perencanaan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan dengan langkah-langkah yang sama dengan rencana pembelajaran pada siklus I. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan pembelajaran berlangsung lebih efektif dan efesien.
5. Refleksi tindakan siklus I
Berdasarkan hasil akhir tindakan setelah pembelajaran siklus I hasil pengamatan maka selama pelaksanaan tindakan siklus I telah diperoleh dari pembelajaran mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe
TGT dapat dilakukan dengan baik, sesuai dengan langkah atau skenario pembelajaran sesuai dengan yang tertulis dalam perencanaan.
Pembangkitan skemata siswa cukup aktif. Tugas mengamati gambar dapat dikerjakan dengan perspektif individu siswa. Terlaksananya kegiatan ini didukung oleh alat peraga yang cukup seperti gambar desa dan kecamatan. Menginteprestasikan gambar tidak terlalu bagus, karena menurut observer (guru) belajar seperti ini baru kali ini dilakukan. Akibatnya siswa belum bisa menginterprestasikan gambar dengan sempurna dan belum memenuhi sasaran yang diharapkan. Namun pelaksanaannya sudah benar karena sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model kooperatif learning tipe TGT, tapi hasilnya belum memuaskan.
75
Pada saat penyajian kelas pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, setelah penyajian kelas siswa dibentuk dalam kelompok. Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada pada LDK dan memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengeluarkan ide-idenya dan melaporkan hasil diskusi. Yang agak rumit yakni dalam pembagian kelompok siswa memakan waktu yang lama, sehingga pembelajaran kurang maksimal. Pertemuan pertama pada siklus I sampai pada melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas sesuai dengan rencana yang ditulis. Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Senin itu juga pada tanggal 12 Juli 2010 selesai keluar main (istirahat). Tugasnya adalah melanjutkan tuornamen/permainan. Oleh karena itu guru perlu mengulang kembali materi pelajaran untuk membangkitkan skemata siswa, kemudian baru melakukan permainan tournamen. Jadi membangkitkan skemata siswa dilakukan dua kali, baru menjelaskan materi pelajaran oleh guru. Dalam melaporkan hasil diskusi kelompok ke depan kelas terlaksana dengan baik. Dalam tournamen/permainan juga dilaksanakan dengan baik, tetapi dalam menghitung skor tim belum maksimal karena waktunya sudah habis, sehingga pemberian penghargaan tim diminta waktu kepada siswa 10 menit di luar jam pelajaran dilakukan. Sesuai dengan kolaborasi peneliti dan guru (observer) maka perencanaan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan dengan langkah-langkah yang sama dengan perencanaan pembelajaran pada
76
siklus I. Jumlah waktu yang digunakan 4 jam pelajaran, dan pemakaian waktu akan diatur lebih efesien. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan pembelajaran berlangsung lebih efektif dan efesien. Tempat duduk di atur menurut kelompok sehingga dalam membagi kelompok guru (praktisi) tidak mengalami kesulitan. B. Hasil Penelitian Siklus II Penggunaan model kooperatif learning tipe TGT dalam pembelajaran menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan pada siklus II yang dilaksanakan berpedoman pada hasil siklus refleksi siklus I. Dari hasil refleksi siklus I disusun perencanaan dan tindakan siklus II.
Data perencanaan dan tindakan dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran siklus II Perencanaan pembelajaran pada siklus II pada dasarnya sama dengan perencanaan pembelajaran siklus I. Pada siklus II guru mengulang kembali membangkitkan skemata siswa tentang pelajaran pada siklus I. Oleh karena itu pada siklus II waktu yang tentukan hasilnya sati kali pertemuan yakni 2 x 35 menit pada tanggal 23 juli 2010, maka pada siklus II perbedaaanya terdapat pada materi pelajaran. Perbedaan bahan tersebut agar siswa tidak bosan. Peneliti atau Praktisi melaksanakan kegiatan menggambarkan struktur organisasi desa dan
pembelran tentang
77
pemerintahan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT sesuai dengan RPP yang dibuat dengan langkah-langakah sebagai berikut : a. Penyajian kelas: Menyampaikan tujuan pembelajaran serta
penjelasan materi oleh guru. b. Belajar kelompok: Peneliti membentuk siswa dalam beberapa kelompok, menugasi siswa mengerjakan LDK, mendiskusikan secara bersama-sama dengan anggota kelompok permasalahan yang ada dalam LDK, melaporkan c. Games/permainan: mempersiapkan pertanyaan yang sudah
dirancang sedemikian rupa untuk mengetes kemampuan siswa, menyediakan kartu bernomor yang berisi pertanyaaan dan lembar jawabannya.
d. Tournament: Pembentukan kelompok baru oleh guru, siswa duduk
dalam kelompok tournament yang dibentuk guru, Guru membagikan kartu dan soal tournament serta kunci jawaban tournament, siswa melakukan permainan dimeja tournament sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan perputaran permainan berdasarkan arah jarum jam, siswa menantang pembaca jika teman yang lain memiliki jawaban yang berbeda dari pembaca, menghitung skor yang diperoleh, serta
memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi. Data yang diperoleh dari perencanaan adalah materi yang diambil menggabarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan, dan materi pelajarannya diambil dari buku paket PKn di kelas IV. Indikator
78
yang dicapai pada siklus II yaitu a) siswa menyebutkan perangkat desa, b) siswa menggambarkan struktur organisasi desa dan kecamatan. Untuk mencapai indikator tersebut, perencanaan pembelajaran dibagi dalam tiga tahap yaitu: penyajian materi, diskusikan materi dengan teman sekelompoknya dan melakukan tuornamen. Pada awal pembelajaran direncanakan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi untuk meningkatkan skemata siswa dengan memajang gambar dan tanya jawab tentang gambar. Kemudian peneliti menjelaskan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan tahap berikutnya meminta siswa mendiskusikan dengan teman sebangku tentang perangka desa dan pemerintahan kecamatan dan menggambarkan struktur pemerintahan desa dan kecamatan ke depan kelas, serta siswa yang lain menanggapi. Kemudian peneliti meminta siswa duduk pada meja tuornamen untuk melaksanakan permainan sesuai dengan kelompok tuornamen yang dibagi guru, siswa duduk pada meja tuornamen untuk melaksanakan permainan, menghitung skor yang mereka peroleh dan terakhir memberikan
penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Rencana kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran ini terdiri dari rencana kegiatan guru dan siswa. Kegiatan peneliti yang direncanakan pada tahap ini adalah : menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan appersepsi dengan menggantikan pembelajaran yang lalu, memajang gambar, tanya jawab tentang isi gambar, siswa menceritakan gambar ke depan kelas, tahap selanjutnya menjelaskan materi pelajaran, siswa mendiskusikan struktur organisasi desa dan kecamatan, menugasi siswa melaporkan hasil diskusinya dari siswa yang laih menanggapinya, guru
79
meluruskan jawaban siswa, meminta siswa duduk pada meja tuornamen untuk melakukan permainan, menghitung skor dan memberikan
penghargaan tim/ kelompok. Evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi proses dan hasil, evaluasi proses yang direncanakan adalah mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan selama diskusi dan proses pembelajaran berlangsung. Adapun evaluasi
hasil berupa menjawab pertanyaan pada meja tuornamen. Setelah siklus II selesai dilaksanakan peneliti mengadakan diskusi dengan guru (observer). Diskusi bertujuan untuk merefleksikan tindakan yang telah dilaksanakan termasuk prosedur dan teknik evaluasi. 2. Pelaksanaan pembelajaran siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II tentang struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan dilaksanakan satu kali pertemuan yakni pada tanggal 23 Juli 2010 jam pertama sampai jam keempat. Penggunaan model kooperatif learning tipe TGT dalam materi pelajaran tentang struktur
organisasi desa dan pemerintahan kecamatan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti. a. Pelaksanaan kegiatan siklus II awal pembelajaran Kegiatan ini diawali dengan membuka pelajaran, dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah yang harus dikerjakan siswa nanti dalam belajar. Selanjutnya peneliti
membangkitkan skemata siswa dengan melakukan tanya jawab dan pemajangan gambar. Gambar tersebut berupa gambar desa dan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan dan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang gambar.
80
b. Kegiatan penyajian materi pelajaran dan diskusi kelompok Pada kegiatan ini dimulai oleh peneliti dengan melakukan tanya jawab dengan materi minggu yang lalu, kemudian menjelaskan atau menanamkan konsep tentang materi pelajaran. Peneliti membentuk kelompok siswa yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda pembagian
kelompoknya masih sama dengan kelompok pada siklus I. Pembagian kelompok pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini !
Tabel 4.5 pembagian kelompok TGT Kelompok Elang Anggota DKP AN AW KH RA SA JA SK TW YS RD AM AP PH NM HI RN Skor Dasar 82 85 70 70 80 73 85 85 75 70 68 73 90 90 75 75 65
Merak
Merpati
Garuda
81
Kakak Tua
DM AY DE DH PS LI IR MK MR NK
67 75 70 70 75 70 73 70 70 70
Berdasarkan tabel di atas, skor dasar pada siklus II diambil dari hasil tes pada siklus I, anggota kelompoknya masih sama dengan anggota pada siklus I, perbedaan hanya pada skor dasar.
c. Kegiatan tournament
Setelah
selesai
kerja
kelompok,
masing-masing
siswa
melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya apakah benar dan salah yang disampaikan tersebut. Kemudian peneliti mengambil kesimpulan untuk menyamakan jawaban mencocokan jawaban dengan kunci jawaban LDK. Peneliti kemudian membentuk kelompok tournament,
pembentukan kelompok tournament pada siklus II ini juga masih sama dengan siklus I yang mana masing-masing dari perwakilan kelompok dan siswa menampati meja tournament untuk melaksanakan permainan. Di meja sudah tersedia satu set kartu, soal dan kunci jawaban, serta format skor permainan tournament siswa melaksanakan permainan sesuai dengan aturan permainan kooperatif learning tipe TGT. Aturan permainan pada siklus II sama dengan aturan pada siklus I. Diawali dengan mengocok kartu terlebih dahulu dan mengambil kartu soal tersebut siswa yang mendapat kartu soal tersebut membacakan soal dengan keras agar teman lainnya mendengarnya dalam satu meja
82
tournament, siswa yang membacakan soal mendapat kesempatan untuk memberi jawaban dan siswa yang lain boleh menantang jika ia memiliki jawaban yang berbeda dengan pembaca soal tersebut. Pembaca mengembalikan kartu ketumpukan kartu jika jawabannya salah tanpa mendapat hukuman, siswa yang lain kembali melanjutkan permainan, perputaran permainan tournament sesuai dengan arah jarum jam dan yang menjawab pertanyaan dengan benar menyimpan kartu. Setelah permainan selesai guru mengatakan waktunya sudah habis siswa
mengisi format skor tournament dan mengumpulkannya pada guru. Siswa kembali menyusun belajar seperti awal pembelajaran untuk mengikuti tes individual dengan menjawab pertanyaan yang
diberikan guru. Sementara itu peneliti memasukan skor yang diperoleh siswa pada format poin tournament menurut Slavin. Adapun poin tuornament siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini ! Tabel 4.6 skor permainan tuornament pada siklus II Meja Tuornament Elang Nama Siswa DKP SK AM RN PS AN JA AP DM LI AW TW PH Kelompok kooperatif learning Elang Merak Merpati Garuda Kakaktua Merak Garuda Merpati Kakaktua Elang Merpati Merak Merpati Games 8 12 6 9 2 1 7 21 5 10 11 3 5 Poin tournament 40 40 40 60 60 60 20 60 40 20 40 50 60
Merak
Merpati
83
Garuda
Kakaktua
AY IR KH YS NM DE MK RA RD HI DH MR SA NK
Elang Garuda Kakaktua Merak Elang Garuda Kakaktua Merak Merpati Merpati Garuda Kakatua Elang Merak
25 27 14 19 20 23 4 17 15 13 16 18 22 26
20 20 40 40 40 20 20 20 20 40 40 20 20 60
Dari pendapat di atas poin didapatkan siswa berbeda berkisar 40 sampai 60 poin yang didapat siswa sesuai dengan kemampuan siswa terhadap materi pelajaran dalam melakukan tournament. Selesai tournament peneliti memberikan evaluasi kepada siswa berupa menjawab pertanyaan, evaluasi tersebut bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan guru.
3. Hasil Belajar siswa pada siklus II
Setelah siswa mengerjakan kuis, mengoreksi hasil tes yang telah dikerjakan siswa. Dalam kuis tersebut rata-rata siswa yang bisa mengerjakan dengan baik. Hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil tes siswa pada siklus II No. 1 2 3 4 5 6 Nama Siswa DKP SK AM RN AN AW Hasil Belajar Menjawab Berdiskusi Pertanyaan 90 85 80 80 80 75 75 75 90 90 75 75 Jumlah 175 160 155 150 180 150 Rata-rata 87.5 80 77.5 75 90 75
84
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
KH 80 70 150 75 RA 80 80 160 80 SA 75 75 150 85 MM 90 85 175 87.5 JA 75 70 145 72.5 TW 95 90 185 92.5 YS 70 70 140 70 RD 70 80 150 75 AP 95 80 175 87.5 PH 90 90 180 90 HI 75 70 145 72.5 DM 80 75 155 77.5 AY 70 75 145 72.5 DE 80 80 160 80 DM 85 75 155 77.5 PS 90 70 160 80 LI 75 75 150 75 IR 70 70 140 70 MK 75 80 155 77.5 MR 70 70 140 70 NK 70 70 140 70 Jumlah 2150 2080 4525 2122,5 Rata-rata 79,6 77,03 167,6 78,6 Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa
tentang struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan sudah baik dalam menjawab pertanyaan desa dan pemerintahan kecamatan sudah baik dalam menjawab pertanyaan rata-rata nilai siswa 79,6 dan berdiskusi 77,03 sehingga rata-rata nilai siswa pada siklus II adalah 78,6 Berdasarkan skor tersebut maka skor tertinggi adalah 92,5 dan skor terendah 70. Setelah diperoleh hasil tes, tindakan peneliti selanjutnya menentukan poin yang diperoleh siswa pada tournamen, kelompok dengan
menjumlahkan poin tournamen yang diperoleh siswa dan dibagi dengan jumlah anggota siswa. Poin yang diperoleh siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini !
85
Tabel 4.8 Penghargaan kerja tim/kelompok pada siklus II Kelompok Kooperatif Nama Siswa DKP AN AW KH RA SA SK JA TW JS RD AM AP PM NM HI RN Poin tournamen 40 60 40 40 20 40 240/6 = 40 40 20 60 40 20 220/5 = 44 40 60 60 40 40 240/5 = 48 60 Penghargaan
Elang
Tim hebat
Tim hebat
Tim super
Tim baik
86
DM AY DE DH Jumlah PS LI IR MK MR NK
Kakaktua
40 20 20 40 180/5 = 36 60 20 20 20 20 60 200/6 = 33
Tim baik
Dati tabel di atas, kelompok merpati mendapat penghargaan tim super, kelompok merak dan elang mendapat penghargaan tim hebat, sedangkan kelompok garuda dan kakak tua mendapat penghargaan tim baik. Sertifikat bintang tiga diberikan kepada kelompok merpati, bintang dua kepada kelompok merak dan bintang satu kepada kelompok elang. 4. Pengamatan Pengamatan dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang siswa dan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran siklu II. Pengamatan dilakukan dengan objektif dan sistematis pada waktu pelaksanaan tindakan pembelajaran struktur organisasi desa dan kecamatan di kelas IV B. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengenal dan mengkombinasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi, keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk lembar pengamatan. Keberhasilan tindakan diamati selama dan sesudah tindakan dilaksanakan. Observer mengamati perilaku peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi.
87
Aspek yang diamati keterlibatan siswa dan peneliti pada proses pembelajaran.
a. Analisis kegiatan guru
Kegiatan guru dalam pembelajaran adalah: 1) menyampaikan tujuan pembelajaran dan skemario pembelajaran, 2) membangkitkan skemata siswa dengan memajang gambar, 3) tanya jawab tentang gambar 4) menugasi siswa menceritakan isi gambar ke depan kelas, 5) guru menyajikan materi, 6) membentuk kelompok siswa, 7) menugasi siswa mengerjakan LDK, 8) meminta perwakilan kelompok untuk menampilkan hasil diskusinya ke depan kelas dan kelompok lain menanggapinya, 9) meluruskan jawaban siswa dan mencocokan dengan kunci LDK. 10) guru membentuk kelompok baru/tuornament, 11) Siswa duduk dalam meja tournament dan siap melaksanakan permainan, 12) siswa melakukan permaian sesuai dengan arahan guru, 13) menghitung skor, 14) memberikan penghargaan kepada kelompok. b. Kegiatan siswa Kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah: 1) mendengarkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan skemario pembelajaran, 2) melakukan membangkitkan skemata siswa dengan memperhatikan gambar, 3) tanya jawab tentang gambar 4) siswa menceritakan isi gambar ke depan kelas, 5) mendengarkan guru menyajikan materi, 6) siswa duduk dalam kelompok, 7) siswa mengerjakan LDK, 8) perwakilan kelompok menampilkan hasil diskusinya ke depan kelas dan
88
kelompok lain menanggapinya, 9) mencocokan LDK dengan kunci jawaban, 10) Siswa duduk dalam meja tournamen dan siap melaksanakan permainan, 12) siswa melakukan permaian sesuai dengan arahan guru, 13) siswa menghitung skor, 14) menerima penghargaan yang diberikan guru. 5. Refleksi tindakan siklus II Berdasarkan hasil akhir tindakan setelah pembelajaran siklus II hasil pengamatan, maka selama pelaksanaan tindakan pada siklus II telah diperoleh hasil dari pembelajaran mengenal struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan. Pelaksanaan pembelajaran tentang struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
langkah-langkah yang tertulis dalam perencanaan. Pada awal pembelajaran, yakni menyampaikan tujuan pembelajaran, dan melakukan pembangkitan skemata siswa cukup baik. Mengamati gambar dilakukan dengan baik walaupun pengungkapannya beragam sesuai dengan perspektif masingmasing individu suswa. Terlaksananya kegiatannya didukung oleh alat peraga yaitu media gambar desa dan kecamatan. Pada penyajian kelas pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik, siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan/
mengungkapkan idenya, selesai penyajian kelas, siswa dibentuk dalam kelompok, dan siswa mengerjakan LDK bersama anggota kelompok yang sudah dibagi guru. Hal ini sesuai dengan rencana yang sudah ditulis.
89
Kemudian baru melaporkan hasil diskusi, yang juga terlaksana dengan baik, hanya tidak semua kelompok mendapat giliran karena waktu terbatas. Selesai diskusi guru mengadakan evaluasi untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa dalam materi pelajaran.
C. Pembahasan Pada bab ini dilakukan pembahasan hasil penelitian. Pembahasannya adalah peningkatan hasil belajar siswa tentang lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT bagi siswa kelas IV B SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh
Kota Padang. Pembahasan didasarkan pada teori yang berkaitan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT, dan penerapannya dalam
pembelajaran lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan di kelas. Hasil penelitian dengan menggunakan model kooperatif learning tipe
TGT dalam pembelajaran mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan kecamatan bahwa peneliti membuat rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam menyusun rancangan pembelajaran ada beberapa komponen yang mendasari penyusunannya, komponen itu adalah 1) standar kompetensi, 2) kompetensi dasar, 3) indikator, 4) materi pembelajaran, 5) skekario pembelajaran, 6) media dan sumber, 7) evaluasi pembelajaran. Perencanaan ini dibuat secara kalaboratif oleh peneliti dan teman sejawat.
90
Perbedaan perencanaan pada siklus I dan II yang ditulis oleh peneliti terletak pada penentuan waktu pembelajaran. Waktu yang digunakan pada siklus I adalah 4 x 35 menit dengan pertemuannya dua kali, sedangkan pada siklus II pertemuan dijadikan satu kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit walaupun waktunya kurang efektif. Hasil penelitian pada siklus I, kegiatan kurang berjalan dengan baik, sebab peneliti kurang berpengalaman dalam mengajar dan membangkitkan skemata siswa melalui media gambar. Pada siklus I gambar tentang desa dan kecamatan ditampilkan dengan jelas. Dengan mengamati gambar, pengetahuan dan pengalaman siswa yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan desa dan kecamatan menjasdi aktif, selain itu untuk membangkitkan, skemata siswa, gambar juga digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran. Aktivitas penyajian materi pelajaran dilakukan dengan baik. Aktivitas tersebut dimaksudkan untuk melihat kembali lembaran isi yang ditulis dalam penyajian materi pelajaran. Untuk menggali infomrasi pada penyajian kelas dilakukan dengan belajar kelompok. Pada saat pembentukan kelompok, siswa dibagi secara heterogen, sesuai dengan menurut Muhammad Nur (2008:23) tim dalam TGT merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari empat orang siswa yang memiliki kemapuan berbeda di kelas, ditinjau dari kinerja dan jenis kelamin. Kegiatan kelompok dimaksudkan untuk melatih siswa berbagi pengalaman dengan teman, dan bersedia mendengarkan pendapat orang lain, dan mau menerima perbedaan pendapat.
91
Kegiatan belajar kelompok kurang dapat dilakukan sesuai dengan langkah-langkahnya, karena dalam pembagian kelompok siswa ribut mencari tempat duduknya masing-masing, sehingga waktu lebih banyak habis untuk membagi kelompok. Kegiatan berdiskusi dan pengisian LDK dapat berjalan dengan baik dan siswa juga bisa bekerjasama dengan baik serta siswa saling membantu dalam kelompoknya. Kegiatan selanjutnya adalah: melaporkan hasil diskusi kedepan kelas, dan kelompok lain menanggapinya, guru meluruskan jawaban siswa yang dilakukan oleh peneliti sehingga siswa mengetahui jawaban yang benar supaya siswa lebih mengerti dan paham, kemudian melakukan permainan tuornament, menghitung skor dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Semua kegiatan terlaksana dengan cukup baik, melaporkan hasil diskusi ke depan kelas terlaksana dengan baik, tapi tanggapan dari kelompok lain belum terlaksana karena siswa masih malu-malu mengeluarkan pendapatnya. Pemberian kuis terlaksana dengan baik dan pemberian penghargaan kepada kelompok dilakukan dengan baik. Hasil tes tentang mengenal lembaga-lembaga susunan pemerintahan desa dan kecamatan pemahaman siswa cukup baik. Keberhasilan tes dapat diketahui dari rata-rata hasil belajar siswa siklus I kualifikasi baik. Pembelajaran tentang mengenal struktur organisasi desa dan
pemerintahan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT pada siklus II sudah berjalan dengan baik. Karena waktu pertemuan sudah dijadikan satu kali pertemuan, dan pada siklus II ini guru sudah
92
menyampaikan tujuan pembelajaran, agar siswa aktif merespon pembelajaran sehingga proses pembelajaran terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Pembangkitan skemata sudah dilakukan peneliti dalam pembelajaran tentang menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan pada siklus II. Pada waktu pembangkitan skemata. Siswa diberi kesempatan untuk mengamati gambar yang berkaitan dengan materi pelajaran yang disiapkan peneliti. Pada siklus II gambarnya adalah struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan. Dengan mengamati gambar, pengetahuan dan pemahaman siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran akan menjadi aktif, dan siap digunakan untuk memaknai materi pelajaran. Aktivitas pada penyajian kelas dan diskusi sudah dilaksanakan dengan baik. Aktivitas tersebut dimaksudkan untuk melihat kembali kebenaran isi diskusi. Kegiatan ini dilakukan untuk membangkitkan dan menggali informasi pada saat diskusi kelompok dilakukan. Pada saat pembentukan kelompok, siswa dibagi kelompok secara heterogen. Kegiatan kelompok dimaksudkan untuk melatih siswa berbagi pengalaman dengan temannya dan bersedia
mendengarkan pendapat orang lain, dan mau menerima perbedaan pendapat. Kegiatan belajar kelompok berjalan dengan baik, karena dalam pembagian kelompok tempat duduk siswa sudah diatur menurut kelompok, siswa tidak ribut lagi mencari tempat duduknya masing-masing sehingga waktu bisa digunakan seefesien mungkin. Kegiatan mengisi LDK dapat berjalan dengan baik, dan siswa besa bekerja sama dengan baik, serta mereka saling
93
membantu dalam kelompoknya. Begitu juga pada kegiatan torunament berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan melaporkan hasil diskusi ke depan kelas terlaksana dengan baik, tanggapan dari kelompok lain sudah terlaksana dengan baik karena siswa sudah berani mengeluarkan pendapatnya. Pemberian kuis terlaksana dengan baik dan pemberian penghargaan kepada tim yang mendapatkan skor tertinggi juga bisa dilaksanakan dengan baik. Dari analisis penelitian oada siklus II nilai rata-rata 75,4. berdasarkan pengamatan siklus II yang diperoleh maka pelaksanaan siklus II sudah baik dan guru sudah berhasil dalam usaha peningkatan pembelajaran PKn tentang mengenal struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT bagi siswa kelas IV B SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang.
94
Dalam bab ini diuraikan tentang simpulan dan saran. Simpulan hasil penelitian berkaitan dengan menggunakan model kooperatif learning tipe TGT
dalam peningkatan pembelajaran PKn di kelas IVB SDN 15 ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang. A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Berdasarkan rancangan pembelajaran dengan Penggunaan tipe TGT dalam pembelajaran PKn terlaksana
dengan baik karena pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkahlangkah TGT yaitu: penyajian materi, diskusi kelompok, permainan kuis/tuornament dan penghargaan kelompok
95
2.
model kooperatif learning tipe TGT ada beberapa tahap yaitu penyajian materi dan pemajangan media, siswa sudah bisa menginterpretasikan gambar dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dan siklus II kualifikasinya baik. Pada tahap kerja kelompok, siswa berdiskusi dengan baik dengan anggota kelompoknya, dan bekerja sama dengan baik serta siswa juga saling menghargai pendapat temannya dan menerima perbedaan sesama temannya. Pada tahap tournament/permainan kuis, siswa dapat belajar dengan aktif sehingga pembelajaran lebih bersemangat dengan adanya permainan kuis/ tournament ini yang membantu siswa kebih 96 memahami materi pelajaran.
3.
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yang merupakan bukti keberhasilan pelaksanaan penelitian yang dilakukan di SDN 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh Kota Padang. B. Saran Dari hasil dan simpulan penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran PKn di SD adalah sebagai berikut:
1.
agar menggunakan rancangan pembelajaran sebelum mengajar di kelas agar apa yang kita ajarkan kepada siswa tidak melenceng dari konsep rancangan pembelajaran, serta alangkah baiknya guru dalam mengajar menggunakan
96
salah satu model pembelajaran salah satunya, menggunakan model kooperatif learning tipe TGT, karena dengan model ini pembelajaran yang dilakukan lebih menyenangkan.
2.
pembelajaran di kelas harus sesuai dengan rancangan pembelajaran agar konsep pembelajaran terterapkan dengan baik serta membimbing siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
3.
Disarankan
kepada
guru
Sekolah
Dasar
agar
memvariasikan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model kooperatif learning, dan menggunakan media dalam mengajar karna dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa lebih aktif, semangat dalam belajar dan bermakna.
97
I. Standar Kompetensi : Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan II. Kompetensi Dasar : Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan
pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan III. Indikator : a. Menjelaskan pengertian desa ( Kognitif ) b. Menyebutkan tugas dan tanggung jawab
98
c.
Menjelaskan
pengertian
kecamatan
( Psikomotor )
f.
Menerapkan
sikap-sikap
yang
perlu
diteladani dari seorang kepala desa dan seorang camat (Afektif ) IV. Tujuan Pembelajaran : a. Melalui penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan pengertian desa (Kognitif) b. Dengan diskusi, siswa dapat menyebutkan tugas dan tanggung jawab kepala desa (Psikomotor) c. Melalui penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan pengertian kecamatan (Kognitif ) d. Melalui diskusi, (Psikomotor) e. Dengan duskusi, siswa dapat menyebutkan perbedaan antara pemerintahan desa dengan pemerintahan kecamatan (Psikomotor )
f. Melalui tanya jawab, siswa dapat menerapkan sikap-sikap yang pelu
seorang camat
99
V.
Materi Pokok : Mengenal lembaga-lembaga dan susunan pemerintahan desa dan kecamatan Uraian Materi: Terlampir
sistem
VI.
Tanya jawab Berdiskusi Penugasan Ceramah Model kooperatif Learning tipe TGT
Skenario Pembelajaran A. B. Kegiatan Awal ( 5 menit ) Mengkondisikan kelas. Berdoa. Mengecek kehadiran siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran Apersepsi : Bercerita tentang sebuah desa yang jauh dari kota. Kegitan Inti ( 120 menit ) 1. Penyajian Kelas Guru memajangkan gambar desa dan gambar kantor kecamatan.
100
Tanya jawab tentang gambar desa dan kecamatan untuk memancing atau membangkitkan skemata siswa.
Siswa menceritakan ke depan kelas tenteng isi gambar tersebut Guru menjelaskan pengertian desa dan kecamatan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian desa dan kecamatan.
2. Belajar Kelompok Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagi guru. Guru membagikan LDK kepada masing-masing kelompok. Siswa mendengarkan putunjuk yang dijelaskan guru bagaimana cara mengerjakan LDK. Siswa ditugasi mengerjakan LDK yang telah dibagikan kepada masing-masing kelompok. Siswa mendiskusikan LDK secara bersama-sama dan saling mengungkapkan atau mengeluarkan ide-idenya untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam LDK. Perwakilan dari masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas. Kelompok yang lain menaggapi hasil diskusi temannya. Masing-masing kelompok memeriksa hasil diskusinya dan memperbaikinya jika ada yang salah. Siswa mencocokkan hasil diskusi dengan kunci jawaban LDK.
101
3. Games Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengetes pengetahuan siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Guru menyediakan kartu bernomor yang berisi pertanyaanpertanyaan, lembaran soal, kunci jawaban tournamen. Siswa bersiap-siap untuk melakukan permainan tournamen.
4. Tournament
Guru membentuk siswa menjadi kelompok baru untuk melakukan permainan tournament.
Siswa duduk dalam meja tournament berdasarkan kelompok baru yang dibentuk guru dan siswa siap untuk melakukan permainan tournamen.
Guru membagikan kartu bernomor yang berisi pertanyaan, lembaran soal dan kunci jawaban tournament kepada kelompok tournament.
Siswa melakukan permainan tournamen dengan waktu yang telah ditetapkan dan terlebih dahulu siswa mengocok kartu bernomor.
Secara
bergiliran
siswa
melakukan
permainan
tournamen
berdasarkan arah jarum jam. Siswa yang lain boleh menantang pembaca jika penantang memiliki jawaban yan berbeda dari pembaca.
102
Siswa kembali kekelompok asal untuk menghitung skor yang mereka peroleh dari permainan tournamen.
Guru
memberikan
penghargaan
kepada
kelompok
yang
mendapatkan skor tertinggi. C. VIII. Kegiatan Akhir ( 15 menit ) Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru Siswa menyimpulkan pelajaran di bawah bimbingan guru.
Sumber dan Media a. Sumber Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Prayoga Bestari, Ati Sumiati. 2008. Pendidikan
Kewarganegaraan menjadi warga negara yang baik. Departemen Pendidikan Nasional (BSE) : Bandung Arsyat Umar, dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan.
Erlangga : Jakarta b. IX. Evaluasi a. Jenis : Non tes dan tes Media Gambar desa Gambar kantor kelurahan Gambar kantor kecamatan
103
b. c.
: Tulisan
A. Soal Latihan Isilah titik di bawah ini dengan benar ! 1. Kepada desa dipilih oleh .. 2. Lembaga yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di kecamatan adalah . 3. Kepala desa dilantik oleh 4. Berapakah lamanya masa jabatan kepala desa 5. Kepala daerah tingkat kecamatan disebut camat, sedangkan di tingkat desa disebut .. 6. Sistem pemerintahan desa terdiri atas . 7. Sistem pemerintahan camat terdiri atas . 8. Camat bertanggung jawab kepada .. 9. Sebutkan tugas dang tanggung jawab kepala desa . 10. Kelurahan merupakan gambaran dari beberapa .. Padang, 12 Juli 2010 Peneliti
Guru Kelas IV B
Emilia NIM:07503
104
LAMPIRAN SIKLUS 1 Lembaga Pemerintahan Desa dan Kecamatan 1. Pemerintahan desa Desa adalah lembaga pemerintahan di bawah kecamatan. Desa merupakan lembaga pemerintahan paling bawah di negara kita. Wilayah desa adalah gabungan dari beberapa Rukun Warga (RW). Bila desa sudah maju, desa dapat ditingkatkan menjadi kelurahan. Sebuah desa dipimpin oleh seorang kepala desa. Kepala desa bukanlah pegawai sipil, ia dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepada desa (Pilkades). Kepala desa dibiayai dengan tanah kas desa yang biasanya disebut dengan bengkok. Kepala desa boleh mengerjakan tanah itu selama ia menjabat. Bila ia pensiun, tanah itu akan
105
dikembalikan pemerintahan tersebut. Dalam menjalankan tugasnya, kepala dibantu oleh perangkat desa disesuaikan dengan kebutuhan desa, yang termasuk perangkat desa misalnya: sekretaris desa, pamong desa dan perangkat lainnya. Kepada desa pada dasarnya bertanggung jawab kepada rakyat desa. Dalam pelaksanaannya, laporan pertanggungjawaban kepala desa disampaikan kepada bupati/walikota melalui camat. Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk badan permusyawaratan desa (BPD). Badan permusyawaratan desa berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan desa seperti: a. Pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa b. Anggaran pendapatan dan belanja desa c. Berbagai keputusan kepala desa Desa adalah sebuah tempat yang hijau dan letaknya jauh dari kota. Namun, sebenarnya desa tidak hanya terletak di kaki gunung, di dekat pantai, bahkan dipinggiran sebuah kotapun ada desa. Masyarakat di wilayah pedesaan memegang erat sistem persaudaraan antar individu. Dengan demikian, hampir semua orang yang ada di desa tersebut saling mengenal satu sama lainnya. Kehidupan mereka sehari-hari masih tradisional. Pada umumnya, masyarakat desa bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, buruh tani, beladang dan beternak. Desa merupakan bagian dari sebuah kecamatan. Syarat dan tata cara pemilihannya diatur oleh peraturan daerah yang berpedoman pada peraturan pemerintah. Masa jabatan kepala desa adalah enam tahun. Ia dapat dipilih
106
kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Sesudah itu, ia tidak boleh lagi mengikuti pemilihan calon kepala desa. Seorang kepala desa dilantik oleh bupati/walikota, paling lama tiga puluh hari setelah dinyatakan terpilih. Kepala desa mendapatkan upah (gaji) bukan dari pemerintah, tetapi dari hasil pengelolaan tanah yang diserahkan untuk dikelola. Di daerah Jawa dikenal dengan tanah bentok atau tanah carik. Setelah masa jabatannya habis, tanah itu dikembalikan kepada pemerintah. Dengan demikian, kepala desa tidak mendapatkan uang pensiun seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kepala desa mempunyai tugas dan tanggung jawab diantaranya : a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa b. Membina perekonomian desa c. Membina kehidupan masyarakat desa d. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa e. Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat di desa f. Mewakili desanya baik di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjukkan kuasa hukumnya Menurut Undang-undang No.32 tahun 2004, dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dibentuk badan permusyawaratan desa (BPD). Badan ini berfungsi melindungi berbagai adat istiadat dan menetapkan peraturan desa bersama kepada desa. Selain itu, BPD berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa serta melakukan pengawasan terhadap
107
bersangkutan. Mereka ditetapkan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Didesa dibentuk juga beberapa lembaga kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakatan, ditetapkan oleh peraturan desa. Pembentukannya berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Tugas lembaga tersebut adalah membantu pemerintah desa dan memberdayakan masyarakat desa. Misalnya : lembaga keamanan masyarakat desa (LKMD), pertahanan sipil (Hansip), PKK, dan karang taruna. Lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMS) merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang memadukan kegiatan pemerintahan desa yang dilakukan secara gotong royong. Pengurus LKMS umumnya tokoh masyarakat setempat. Pembentukan LKMS disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa berdasarkan musyawarah anggota masyarakat. Fungsi LKMS adalah membantu pemerintah desa dalam merencanakan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan desa. Pada pemerintahan desa juga terdapat organisasi pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK). Anggota PKK terdiri dari ibu-ibu rumah tangga disuatu desa. Ketua PKK biasanya dijabat oleh istri kepala desa. PKK bertujuan memberdayakan keluarga, meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian keluarga. Misalnya : PKK memberi bantuan sosial, pelatihan keterampilan, pos pelayanan terpadu (posyandu), memberikan bantuan beasiswa, atau mengadakan pengobatan gratis. Karang taruna merupakan salah satu organisasi kepemudaan ditingkat desa. Karang taruna merupakan organisasi pemuda atau pelajar SMP dan SMP
108
diasatu desa. Tujuan dari organisasi ini, yaitu memberikan pembinaan kepada para remaja untuk menjadi individu mandiri dan memiliki keterampilan. Pembinaan pemuda desa, terutama pemuda putus sekolah dapat memperoleh keahlian dibidang tertentu. Misalnya pembinaan dalam bidang elektronika, kesenian, olahraga, atau lingkungan hidup. Adapun sumber pendapatan desa adalah sebagai berikut : a. Pendapatan asli desa yang meliputi 1) Hasil usaha desa 2) Hasil kekayaan desa 3) Hasil swadaya dan partisipasi 4) Hasil gotong royong b. Bantuan pemerintahan kabupaten, meliputi : bagian perolehan pajak dan retribusi daerah, serta dana perimbangan keuangan pusat dan tingkat daerah c. Bantuan pemerintah pusat dan pemerintahan propinsi d. Sumbangan pihak ketiga, misalnya berupa dana hibah e. Pinjaman desa Sumber pendapatan desa dikelola melalui anggaran pendapatan dan belanja desa (APBD). Anggaran pendapatan dan belanja desa ditetapkan oleh kepala desa bersama dengan BPD dengan berpedoman pada APBD yang ditetapkan bupati 2. Pemerintahan kelurahan Pemerintahan kelurahan berbeda dengan pemerintahan kelurahan. Pemerintahan kelurahan biasanya terdapat di daerah perkotaan. Pemerintahan
109
desa dan kelurahan dapat terlihat dari pemimpin dan cara pemerintahannya. Kepala kelurahan sering disebut lurah. Lurah diangkat dan dipilih oleh pemerintah. Lurah adalah seorang pegawai negeri sipil ( PNS ) yang mampu dan cakap dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Lurah diangkat oleh bupati/walui kota a5tas usul kepala kecamatan dari pegawai negeri sipil yang berprestasi. Syaratnya, dia harus mampu dan menguasai pengetahuan tentang pemerintahan. Tugas lurah bukan hanya memimpin masyarakat di wilayahnya, tetapi masih banyak lagi yang lain. Lurah mempunyai tugas sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan, Memberdayakan masyarakat Melayani masyarakat Menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat
tentram dan tertib 5. masyarakat. Dalam melaksanakan tugasnya, lurah bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui camat. Lurah dibantu oleh beberapa perangkat kelurahan yang bertanggung jawab kepada lurah. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa rukun warga ( RW ). 3. Pemerintahan kecamatan Wilayah kecamatan merupakan gabungan dari beberapa desa dan atau kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh seorang camat. Dalam menjalankan Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di
110
tugasnya camat dibantu oleh sekretaris camat (sekcam). Adapun seorang camat mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan keterlibatan umum c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan d. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemeliharaan prasarana dan fasilitator pelayanan e. Mengkoordinasikan penyelenggaraan dari semua kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa atau kelurahan
g. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya.
Juga yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/kota. Seorang camat harus berasal dari pegawai negeri sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan. Dalam menjalankan tugasnya, camat dibantu perangkat kecamatan. Perangkat kecamatan bertanggung jawab kepada camat. Camat harus
mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada bupati/walikota melalui sekretaris daerah kabupaten/kota. Dengan demikian, camat tidak dapat bertindak dan berperilaku secara sewenang-wenang dalam menjalankan tugasnya.
111
LAMPIRAN SIKLUS 1 Lembar Diskusi Kerja ( LDK ) 1. Kelas/Semester Nama Kelompok : : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Langkaplah tabel di bawah ini ! Petunjuk pengerjaan: Tulislah perbedaan antara Desa dengan kelurahan dan kecamatan Desa Kelurahan Kecamatan
112
2. No. 1.
Lengkapilah tabel di bawah ini ! Nama Perangkat Desa/ Kelurahan/ Kecamatan Kepala Desa Tugas 1 2 3 4 5 6 2. Sekretaris Desa 1 2 3 3. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 1 2 3 4 4. Lurah 1 2 3 4 5 5. Camat 1
113
2 3 4 5 6 7 6. Koramil 1 2 3 4
3.
Jika benar beri tanda checklist (), dan jika salah silang (x) No. 1. 2. Pertanyaan Kepala desa hanya berasal dari orang kaya dan bangsawan Polisi dan TNI bertugas menjaga keamanan dan ketertiban negara dan masyarakat 3. 4. 5. 6. 7. Lurah kedudukannya lebih tinggi dari pada kepala desa Camat merupakan jabatan terendah di kecamatan Desa dipimpin oleh lurah Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat desa PKK bertujuan untuk memberdayakan keluarga, meningkatkan kesejahteraan, dan kemandirian keluarga 8. Karang taruna merupakan salah satu organisasi kepemudaan di tingkat desa 9. 10. Masa jabatan kepada desa adalah delapan tahun Kepada desa dilantik oleh camat Benar Salah
114
11.
Fungsi BPD adalah membina kehidupan masyarakat desa Seorang camat diangkat oleh bupati/walikota Wilayah kecamatan merupakan gabungan dari beberapa desa
Soal tournament
1. Lurah biasanya terdapat di 2. Kepala desa dipilih oleh .. 3. Kelurahan merupakan gabungan dari beberapa . 4. Lembaga yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di kalangan adalah . 5. Sekretaris kecamatan diangkat dan diberhentikan oleh . 6. Kepala daerah tingkat kecamatan disebut camat, sedangkan di tingkat desa disebut 7. Sistem pemerintahan desa terdiri dari . 8. Masa jabatan kepala desa adalah . 9. Masa jabatan badan permusyawaratan desa (BPD) adalah . 10. Camat bertanggung jawab kepada . 11. Sekretaris kecamatan bertanggung jawab kepada .. 12. Apa yang dimaksud dengan desa . 13. Sebutkan 3 perangkat desa
115
14. Seorang kepala desa dilantik oleh . 15. Kepada desa langsung dipilih oleh . 16. Kepala desa mendapatkan gaji dari 17. Sebutkan salah satu dari tugas kepala desa . 18. Fungsi BPD adalah . 19. Anggota BPD berasal dari.. 20. Sebutkan beberapa lembaga yang ada di pemerintahan desa. 21. Apakah yang dimaksud dengan LKMD 22. Fungsi LKMD adalah . 23. Anggota PKK terdiri dari . 24. Siapakah yang menjabat sebagai ketua PKK. 25. PKK bertujuan untuk. 26. Karang taruna merupakan .. 27. Tujuan dari karang taruna adalah . 28. Lurah diangkat dan dipilih oleh .. 29. Lurah diangkat oleh . 30. Sebutkan salah satu tugas dari seorang lurah 31. Wilayah kecamatan merupakan . 32. Sebutkan salah satu tugas dari seorang camat . 33. Seorang camat diangkat oleh . 34. Kecamatan dipimpin oleh seorang 35. Melayani keamanan dan ketertiban masyarakat merupakan tugas
116
B.
Kunci Jawaban Lembar Diskusi Kerja (LDK) Perbedaan antara desa, kelurahan dan kecamatan !
1. Desa 1. Dipimpin 1. oleh lurah Lurah Dipimpin Kecamatan 1. Dipimpin oleh seorang camat
dibantu oleh
117
(BPD)
sekretaris kelurahan
5.
Jumlah 5. Jumlah
6.
Pola pikir
dan penguasan teknologi masih sederhana 2. No. 1. Nama Perangkat Desa/ Kelurahan/ Kecamatan Kepala Desa
Tugas 1. Memimpin penyelenggaraan desa 2. Membina perekonomian desa 3. Membina kehidupan masyarakat desa 4. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa 5. Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat did esa 6. Mewakili desanya baik di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjukkan kuasa hukumnya
2.
Sekretaris desa
118
membuat akta kelahiran atau surat keterangan 3. BPD 1. Menetapkan peraturan desa bersama kepala desa 2. Menampung dan menyalurkan aspirasi (pendapat masyarakat) 4. Lurah 1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan 2. Memberdayakan masyarakat 3. Melayani masyarakat 4. Menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat tenteram dan tertib 5. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di masyarakat 5. Camat 1. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat 2. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum 3. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan 4. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan dan semua kegiatan pemerintahan di tingkat
119
kecamatan 6. Membina penyelenggaraan permintaan desa dan kelurahan 7. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya 6. Koramil 1. Untuk menjaga keamanan masyarakat 2. Menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari
segala gangguan dan ancaman baik itu datang C. Soal pertanyaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. b. c. d. 8. 9. 10. 11. Daerah perkotaan Rakyat rukun Warga Kepolisian Bupati Kepala Desa a. Kepala desa BPD Sekretaris desa Perangkat lainnya Enam tahun Enam tahun Bupati / Walikota Bupati / Walikota dari luar maupun dari dalam Kunci jawaban
120
12. 13. 14. 15. 16. untuk diolah 17. pemerintahan desa -
Desa adalah bagian dari sebuah kecamatan Kepala desa, sekretaris desa dan BPD Bupati / Walikota Rakyat Dari hasil pengolahan tanah yang diserahkan
Memimpin
penyelenggaraan
Membina perekonomian desa Membina kehidupan masyarakat desa Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa Mendamaikan perselisihan yang terjadi pada masyarakat di desa Mewakili desanya baik dalam dan di luar pengadilan dan dapat
aspirasi masyarakat desa serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa 19. 20. 21. Dari wakil penduduk desa yang bersangkutan LKMD, PKK, karang taruna, dan Hansip LKMD merupakan wadah partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa yang memadukan kegiatan pemerintahan desa yang dilakukan secara gotong royong
121
22.
desa dalam merencanakan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan desa 23. 24. 25. Ibu-ibu rumah tangga disuatu desa Istri kepala desa atau lurah Memberdayakan keluarga, meningkatkan
kesejahteraan, dan kemandirian keluarga 26. karang taruna merupakan salah satu
organisasi kepemudaan di tingkat desa 27. memberikan pembinaan kepada para remaja
untuk menjadi individu mandiri dan memiliki keterampilan 28. 29. Pemerintah Bupati / wali kota atas usul kepada
kecamatan dari pegawai negeri sipil yang berprestasi 30. kelurahan Memberdayakan masyarakat Melayani masyarakat Menyelenggarakan sistem keamanan agar masyarakat tenteram dan Melaksanakan kegiatan pemerintah
tertib 31. Memelihara prasarana dan fasilitas pelayanan umum di masyarakat Gabungan dari beberapa desa atau kelurahan
122
Mengkoordinasikan
kegiatan
pemerintah di tingkat kecamatan Membina penyelenggaraan pemerintahan desa atau kelurahan Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya 33. 34. Bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten / kota Camat Kepolisian/koramil
Kuis Individual
Soal Latihan Isilah titik di bawah ini dengan benar ! 1. Kepada desa dipilih oleh .
123
2.
masyarakat di kecamatan adalah . 3. 4. 5. Kepala desa dilantik oleh Berapakah lamanya masa jabatan kepala desa Kepala daerah tingkat kecamatan disebut camat, sedangkan di
tingkat desa disebut .. 6. 7. 8. 9. 10. Sistem pemerintahan desa terdiri atas . Sistem pemerintahan camat terdiri atas . Camat bertanggung jawab kepada .. Sebutkan tugas dang tanggung jawab kepala desa . Kelurahan merupakan gambaran dari beberapa ..
124
Mata Pelajaran
: PKn
Kelas/Semester : IV/1 Alokasi waktu Hari/Tanggal : 2 x 35 menit (1x pertemuan) : Jumat / 23 Juli 2010
125
I. Standar Kompetensi
Memahami
sistem
pemerintahan
desa
dan
pemerintahan kecamatan II. Kompetensi Dasar : Menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan Indikator : a. Menjelaskan pengertian struktur organisasi desa
dan pemerintahan kecamatan (Kognitif) b. Mengidentifikasi struktur organisasi desa dan kecamatan (Psikomotor) c. Menggambarkan struktur organisasi desa dan kecamatan (Psikomotor) IV. a. Tujuan Pembelajaran: Melalui penjelasan guru, siswa dapat
menjelaskan pengertian struktur organisasi desa dan kecamatan (Kognitif) b. Dengan diskusi, siswa dapat mengidentifikasi
Uraian materi: Terlampir. VI. a. b. c. Metode dan Model Tanya jawab Berdiskusi Penugasan
126
d.
e.
VII. A.
Skenario Pembelajaran Kegiatan Awal ( 5 menit ) Mengkondisikan kelas. Berdoa. Mengecek kehadiran siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran Apersepsi : Tanya jawan tentang pemerintahan desa dan
kecamatan. B. 1. Kegiatan Inti ( 50 menit ) Penyajian Kelas Guru memajangkan gambar struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan Tanya jawab tentang gambar struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan untuk memancing atau membangkitkan skemata siswa. Guru menjelaskan pengertian struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan.
127
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pengertian struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan.
2.
Belajar Kelompok Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen.
Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibagi guru. Guru membagikan LDK kepada masing-masing kelompok. Siswa mendengarkan putunjuk yang dijelaskan guru bagaimana cara mengerjakan LDK.
Siswa ditugasi mengerjakan LDK yang telah dibagikan kepada masing-masing kelompok.
Siswa mendiskusikan LDK secara bersama-sama dan saling mengungkapkan atau mengeluarkan ide-idenya untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam LDK.
Kelompok yang lain menaggapi hasil diskusi temannya. Masing-masing kelompok memeriksa hasil diskusinya dan memperbaikinya jika ada yang salah.
3.
Siswa mencocokkan hasil diskusi dengan kunci jawaban LDK. Games Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk mengetes pengetahuan siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.
128
Guru menyediakan kartu bernomor yang berisi pertanyaanpertanyaan, lembaran soal, kunci jawaban tournamen.
4.
Siswa bersiap-siap untuk melakukan permainan tournamen. Tournament Guru membentuk siswa menjadi kelompok baru untuk melakukan permainan tournamen.
Siswa duduk dalam meja tournamen berdasarkan kelompok baru yang dibentuk guru dan siswa siap untuk melakukan permainan tournamen.
Guru membagikan kartu bernomor yang berisi pertanyaan, lembaran soal dan kunci jawaban tournament kepada kelompok tournament.
Siswa melakukan permainan tournament dengan waktu yang telah ditetapkan dan terlebih dahulu siswa mengocok kartu bernomor.
Secara bergiliran siswa melakukan permainan tournament berdasarkan arah jarum jam.
Siswa yang lain boleh menantang pembaca jika penantang memiliki jawaban yan berbeda dari pembaca.
Siswa kembali kekelompok asal untuk menghitung skor yang mereka peroleh dari permainan tournamen.
129
Guru
memberikan
penghargaan
kepada
kelompok
yang
Kegiatan Akhir ( 15 ) Siswa mengerjakan latihan yang diberikan guru Siswa menyimpulkan pelajaran di bawah bimbingan guru. Sumber dan Media
a. 1.
(KTSP) 2006
2.
Prayoga
Bestari,
Ati
Sumiati.
2008.
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi warga negara yang baik. Departemen Pendidikan Nasional (BSE) : Bandung
3.
Arsyat
Umar,
dkk.
2006.
Pendidikan
Kewarganegaraan. Erlangga :Jakarta b. Media Gambar struktur organisasi desa dan pemerintahan kecamatan.
IX.
Evaluasi 1. 2. 3. Jenis Bentuk Alat tes : Non tes dan tes : Tulisan : Soal
130
Soal latihan 1. 2. 3. 4. 5. Kepala desa dibantu oleh. Sebutkan beberapa perangkat desa.. Sekretaris desa tugasnya adalah.. Fungsi BPD adalah. Urusan pemerintah yang menjadi Kewenangan desa
adalah.
Emilia NIM:07503
LAMPIRAN SIKLUS 2 Uraian materi: Strukutur organisasi pemerintahan desa, kelurahan dan kecamatan
131
a. Pemerintahan desa Dalam menjalankan tugasnya kepala desa dibantu oleh perangkat desa. Perangkat desa tersebut disesuaikan dengan kebutuhan di desa. Perangkat desa umumnya adalah sebagai berikut : 1) Sekretaris desa Salah satu perangkat desa adalah sekretaris desa yang bertugas mengurus administrasi di desa. Misalnya membuat surat kelahiran atau surat keterangan. Sekretaris desa merupakan pegawai negeri sipil (PNS). 2) Badan bermusyawarah desa (BPD) Badan permusyawaratan desa mempunyai fungsi untuk menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung, menyalurkan aspirasi (pendapat) masyarakat. Anggota BPD adalah wakil penduduk desa bersangkutan. Mereka ditetapkan menjadi anggota BPD dengan cara musyawarah dan mufakat. Masa jabatannya adalah enam tahun yang dapat dipilih lagi untuk satu kali masa jabatan berikutnya, sama seperti kepala desa. Perangkat desa merupakan badan yang ada di desa dengan tujuan membantu urusan dalam pemerintahan desa. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa antara lain, sebagai berikut : a) Urusan tingkat pemerintahan yang sudah ada berdasarkan
Urusan
tingkat
pemerintahan
menjadi
kewenangan
132
desa. Misalnya membuat KTP (kartu dan penduduk, KK (kartu keluarga) c) Tugas pembantuan dari pemerintahan pusat, propinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota. Misalnya membantu mengumpulkan pajak bumi dan bangunan (PBB) dari masyarakat desa d) Urusan pemerintahan lainnya, yang oleh peraturan
perundang-undangan diserahkan kepada desa, misalnya : pembentukan badan permusyawaratan desa (BPD) dan LKMD Dengan demikian, pemerintahan desa berperan bagi kehidupan masyarakat di desa. Desa merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
Kepala Desa Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Sekretaris Desa
Kepalakepala Dusun
Masyarakat
133
b. Pemerintahan kelurahan Kelurahan merupakan wilayah gabungan dari beberapa rukun warga ( RW ). Pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan merupakan unsur pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Dalam menjalankan semua perencanaan pembangunan di kelurahan terdapat dewan kelurahan (Dekel). Dewan kelurahan berfungsi sebagai pemberi masukan
134
Lurah
Sekretaris Kelurahan
Kepala Bagian Pembanguna n Kepala Bagian Perekonomia n Kepala Bagian
LPM
Kepala Bagian Keamanan & Keterampilan
Kesejahteraa n
RW / RT
Masyarakat
c. Pemerintahan kecamatan Dalam wilayah kecamatan ada tiga unsur yang mempunyai peranan penting yaitu sebagai berikut : 1) Camat Camat merupakan kepala wilayah kecamatan. Tugas camat adalah menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya : pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan kecamatan,
pemberdayaan masyarakat, dan sumber daya kecamatan. Camat diangkat oleh bupati/walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten/ kota dari pegawai negeri sipil, syaratnya yaitu harus menguasai pengetahuan teknik
135
tentang pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2) Komando rayon militer Di kecamatan, tugas untuk menjaga keutuhan wilayah dilaksanakan oleh komando rayon militer (koramil). Mereka bertugas menjaga keutuhan wilayah kecamatan dari segala gangguan dan ancaman, baik itu yang datang dari luar maupun dari dalam. Koramil merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). 3) Kepala Kepolisian Dapat ditemui di jalan raya, orang yang menyebutnya dengan polisi lalu lintas. Di wilayah kecamatan kantor polisi disebut juga dengan polsek. Susunan Pemerintahan Kecamatan
Camat
Sekretaris camat
Kelompok Fungsional
Bagian Pemerintah an
Bagian Perekonomi an
Bagian Kesejahtera an
Kelurahan/ Desa
136
Nama Kelompok
: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Langkiplah tabel di bawah ini ! Petunjuk pengerjaan : Isilah tabel di bawah ini sesuai dengan tugas dan kewajiban/ wewenang para perangkat daerah. No 1 Perangkat Sekretaris desa Tugas dan kewajiban/wewenang
BPD
Camat
LAMPIRAN SIKLUS 2
a.
Soal Tournamen 1. 2. Kepala desa dibantu oleh. Sebutkan beberapa perangkat desa..
137
3. 4. 5.
Sekretaris desa tugasnya adalah.. Fungsi BPD adalah. Urusan pemerintah yang menjadi Kewenangan desa
adalah. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Tugas kepala Kepolisian adalah.. Tugas koramil adalah.. Camat adalah.. Tugas seorang camat adalah. Camat diangkat oleh Siapa yang menjadi anggota BPD. Berapakah lamakah masa jabatan BPD........... Apa yang dimaksud dengan perangkat desa.............. Tugas pembantuan dari pemerintahan pusat, propinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota. Misalnya membantu mengumpulkan pajak bumi dan bangunan (PBB) dari masyarakat desa adalah kewenangan......... 15. Sekretaris desa berasal dari anggota masyarakat yang telah
menjadi................ 16. 17. 18. 19. 20. 21. Sebutkan struktur organisasi pemerintahan desa............. Sebutkan struktuir organisasi pemerintahan kecamatan.............. Yang menjadi kewenangan desa adalah............. Apa yang dimaksud dengan desa.............. Kelurahan adalah........... Fungsi dewan kelurahan adalah..................
138
22. 23.
Sebutkan struktur organisasi pemerintahan kelurahan........... Dalam wilayah kecamatan ada tiga unsur yang mempunyai
peranan penting. Ketiga unsur tersebut adalah............... 24. Camat dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab
kepada.............. 25. 26. Syarat nmenjadi seorang camat adalah............... Di kecamatan, tugas untuk menjaga keutuhan wilayah
dilaksanakan oleh............. 27. 28. Koramil adalah............... Di wilayah kecamatan kantor polisi disebut juga dengan........
139
2. 3. 4.
Sekretaris desa dan BPD Membuat surat kelahiran atau surat keterangan. Untuk menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,
menampung, menyalurkan aspirasi (pendapat) masyarakat. 5. a. Urusan tingkat pemerintahan yang sudah ada berdasarkan
hak asal-usul desa. Misalnya mengangkat ketua RW dan RT b. Urusan tingkat pemerintahan menjadi kewenangan
kabupaten/kota, tetapi urusan tersebut diserahkan pengaturannya ke desa. Misalnya membuat KTP (kartu dan penduduk, KK (kartu keluarga) c. Tugas pembantuan dari pemerintahan pusat, propinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota. Misalnya membantu mengumpulkan pajak bumi dan bangunan (PBB) dari masyarakat desa d. Urusan pemerintahan lainnya, yang oleh peraturan
perundang-undangan diserahkan kepada desa, misalnya : pembentukan badan permusyawaratan desa (BPD) dan LKMD.
Kunci jawaban LDK No 1 Perangkat Sekretaris desa Tugas dan kewajiban/wewenang Mengurus administrasi di desa. Misalnya
140
membuat surat kelahiran atau surat keterangan. 2 BPD Untuk menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung, menyalurkan aspirasi (pendapat) masyarakat. Menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang dilimpahkan kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya : pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan kecamatan, pemberdayaan masyarakat, dan sumber daya kecamatan rayon Untuk menjaga keutuhan wilayah Untuk menjaga ketertiban lalu lintas dan keamanan masyarakat.
Camat
4 5
Perangkat desa Sekretaris desa, dan BPD Membuat surat kelahiran atau surat keterangan. Untuk menetapkan peraturan desa bersama kepala desa,
menampung, menyalurkan aspirasi (pendapat) masyarakat. 5. a. Urusan tingkat pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-
usul desa. Misalnya mengangkat ketua RW dan RT b. Urusan tingkat pemerintahan menjadi kewenangan kabupaten/kota,
tetapi urusan tersebut diserahkan pengaturannya ke desa. Misalnya membuat KTP (kartu dan penduduk, KK (kartu keluarga)
141
c.
Tugas
pembantuan
dari
pemerintahan
pusat,
propinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota. Misalnya membantu mengumpulkan pajak bumi dan bangunan (PBB) dari masyarakat desa d. Urusan pemerintahan lainnya, yang oleh peraturan perundang-
undangan diserahkan kepada desa, misalnya : pembentukan badan permusyawaratan desa (BPD) dan LKMD. 6. 7. 8. 9. Untuk menjaga ketertiban lalu lintas dan keamanan masyarakat. Untuk menjaga keutuhan wilayah. Kepala wilayah kecamatan. Menjalankan sebagian wewenang bupati atau walikota yang
dilimpahkan kepada camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Misalnya : pembangunan sekolah, pemeliharaan jalan kecamatan,
pemberdayaan masyarakat, dan sumber daya kecamatan. 10. 11. 12. 13. Bupati Wakil penduduk desa bersangkutan Enam tahun Anggota yang bertugas membantu kepala desa dalam
menjalankan tugasnya. 14. 15. 16. Desa PNS (Pegawai Negeri Sipil) Kepala desa, sekretaris desa BPD,LKMD, kepala urusan
pemerintahan, kepala urusan perekonomian, kepala urusan kesejahteraan, kepala urusan pertahanan dan keamanan, RT?RW dan dusun.
142
17. pemerintahan,
Camat, bagian
sekretaris
camat,
kelompok bagian
pinansial,
bagian bagian
pembangunan,
perekonomian,
kesejahteraan, dan bagian ketertertiban dan keamanan, kelurahan/desa. 18. a. Urusan tingkat pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-
usul desa. Misalnya mengangkat ketua RW dan RT b. Urusan tingkat pemerintahan menjadi kewenangan kabupaten/kota,
tetapi urusan tersebut diserahkan pengaturannya ke desa. Misalnya membuat KTP (kartu dan penduduk, KK (kartu keluarga) c. Tugas pembantuan dari pemerintahan pusat, propinsi dan
pemerintahan kabupaten/kota. Misalnya membantu mengumpulkan pajak bumi dan bangunan (PBB) dari masyarakat desa d. Urusan pemerintahan lainnya, yang oleh peraturan perundang-
undangan diserahkan kepada desa, misalnya: pembentukan badan permusyawaratan desa (BPD) dan LKMD. 19. Kesatuan masyarakat yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. 20. 21. Wilayah gabungan dari beberapa rukun warga ( RW ). Sebagai pemberi masukan kepada lurah tentang rencana
perekomian, bagian pembangunan, bagian kesejahteraan, bagian ketertiban dan keamanan, RT/RW, masyarakat.
143
23.
Bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Camat, komando militer, dan kepala kepolisian. Bupati. Harus menguasai pengetahuan teknik tentang pemerintahan dan
memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 27. 28. Koramil. Polsek.
144
1. 2. 3. 4. 5. adalah.
Kepala desa dibantu oleh. Sebutkan beberapa perangkat desa.. Sekretaris desa tugasnya adalah.. Fungsi BPD adalah. Urusan pemerintah yang menjadi Kewenangan desa
Kepala Desa Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD/LPMD) Kepala Urusan Pemerintaha n Media siklus
Sekretaris Desa
145
Sekretaris Kelurahan
Kepala Bagian Pembanguna n Camat Kepala Bagian Perekonomia n Kepala Bagian
LPM
Kepala Bagian Keamanan & Keterampilan
Kesejahteraa n
RW / RT
Masyarakat
Bagian Pemerintah an
Bagian Perekonomi an
Bagian Kesejahtera an
Kelurahan/ Desa
146
Hasil Pengamatan Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn dikelas IV B SDN 15 Gadut, kecamatan pauh kota Padang ( Untuk Guru )
147
Isilah table di bawah ini dengan tanda ceklis () dibawah ini ! Aspek-aspek yang dinikmati Persiapan (Pembelajaran) a.
Kualifikasi Karateristik B C K
Membuka pelajaran Menkondisikan kelas Berdoa Menyampaikan tujuan pembelajaran Appersepsi bercerita tentang sebuah desa Pelaksanaan a. Memajangkan gambar desa dan kecamatan Pembelajaran b. Menyebutkan tentang isi gambar desa dan kecamatan c. Menjelaskan materi pelajaran tentang desa dan kecamatan d. Membagi siswa dalam kelompok kooperatif e. Siswa menyelesaikan LKS f. Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok g. Melaporkan hasil diskusi kelompok kooperatif h. Mencocokkan LKS yang jawabannya salah i. Membentuk siswa dalam kelompok baru kedalam meja tournamen. j. Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada kartu bernomor. Penutup a. Menghitung skor yang didapat siswa b. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor 3 tertinggi Sumber data : Dikembangakan dari buku KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan) dasar Pemahaman dan pengembangan karangan Mansur Muslich (2007:82-83)
148
Keterangan : B = Baik C = Cukup K = Kurang = 3, Jika guru melaksanakan langkah-langkah tersebut sesuai dengan rencana. = 2, Jika guru kurang tepat dalam melaksanakan langkahlangkah tersebut. = 1, jika guru tidak sesuai dengan rencana dalam melaksanakan langkah-langkah tersebut. Skor maksimal = 40
Penentuan skor =
Penentuan skor =
34 X 100% 40
= 0,85 X 100% = 85
Hasil Pengamatan Penerapan Model Kooperatif Learning Tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn dikelas IV B SDN 15 Gadut, kecamatan pauh kota Padang ( untuk siswa )
149
Isilah table di bawah ini dengan tanda ceklis () dengan memperhatikan criteria di bawah ini ! Aspek yang dinikmati Persiapan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Karakteristik
b.
Kualifikasi B C K
Penutup
Keterlibatan siswa merespon pertanyaan guru a. Memperhatikan gambar yang dipajang tentang gambar desa dan kecamatan b. Menyebutkan Isi gambar desa dan kecamatan c. Mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran. d. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok kooperatif e. Keterlibatan siswa dalam menemukan dan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi. f. Melaksanakan diskusi kelas. g. Menanggapi tampilan diskusi teman. h. Membentuk siswa dalam kelompok meja tournamen i. Keterlibatan siswa dalam tournamen a. Keterlibatan siswa dalam menghitung skor yang diperoleh kelompok dalam tournamen. b. Merespon penghargaan yang diberikan guru Sumber data : Dikembangakan dari buku KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan) dasar Pemahaman dan pengembangan karangan Mansur Muslich (2007:82-83)
Keterangan : B = Baik = 3, Jika guru melaksanakan langkah-langkah tersebut sesuai dengan rencana.
150
C = Cukup K = Kurang
= 2, Jika guru kurang tepat dalam melaksanakan langkahlangkah tersebut. = 1, jika guru dalam melaksanakan langkah-langkah tersebut tidak sesuai dengan rencana.
Skor maksimal = 40 Penentuan skor = Jumlah Skor Yang Diperoleh x 100% Jumlah SKor Maksimal
Penentuan skor =
28 X 100% 40
= 0,7 X 100% = 70
Isilah titik-titik di bawah ini dengan tanda ceklis () dengan memperhatikan indikator dibawah ini !
151
Aspek-aspek yang diamati 1. Menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan 2. Memilih dan mengorganisasikan materi, media, dan sumber pembelajaran 3. Merancang scenario pembelajaran
Indikator a. Memilih bahan pembelajaran yang sesuai b. Merumuskan tujuan khusus pembelajaran a. Mengorganisasikan materi b. Menetukan alat bantu\media c. Menetukan sumber belajar. a. Menetukan jenis kegiatan belajar b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran c. Menyediakan pertanyaan
Sumber data : Dikembangakan dari buku KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan) dasar Pemahaman dan pengembangan karangan Mansur Muslich (2007:84) Keterangan : B = Baik = 4, Jika guru kurang tepat dalam melaksanakan langkahlangkah tersebut.
C = Cukup
K = Kurang
= 1, jika guru dalam melaksanakan langkah-langkah tersebut tidak sesuai dengan rencana.
Skor maksimal = 40 Penentuan skor = Jumlah Skor Yang Diperoleh x 100 Jumlah SKor Maksimal
152
Penentuan skor =
Kriteria keberkasilan: 90 % - 100 % = Sangat baik 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup 60 % - 69 % = Kurang 0 % - 59 % = Kurang sekali
153
Isilah tabel di bawah ini dengan memberikan tanda ceklish () sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan guru ! No 1. Tahap pembelajaran Sebelum pembelajaran a. Apakah guru memberikan informasi tentang materi yang akan dibahas ? Pelaksanaan Kooperatif a. Apakah guru menjelaskan meteri pelajaran ? b. Apakah guru memebentuk siswa dalam kelompok kooperatif ? c. Apakah guru menugasi soiswa menyelesaikan LKS? d. Apakah guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok ? e. Apakah guru meminta siswa untuk melaporkan hasil diskusinya kedepan kelas ? f. Apakah guru meminta siswa menanggapi hasil kerja kelompok lain ? g. Apakah guru menugasi siswa mencocokkan LKS dengan lembar kunci jawaban LKS ? h. Apakah guru menugasi siswa memperbaiki LKS yang jawabannya salah ? i. Apakah guru membagi siswa kedalam bentuk meja tournamen ? j. Apakah siswa menugasi siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada dimeja tournamen ? Penutup a. Apakah guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi ? Aktivitas Ada Tidak
2.
3.
154
( Untuk siswa ) Isilah tabel dibawah dengan memberikan tandaceklish () sesuai dengan kegiatan yang dilakukan guru ! Aktivitas Ada Tidak
No 1. 2.
Tahap pembelajaran Sebelum pembelajaran a. Apakah siswa merespon pertanyaan guru ? Pelaksanaan kooperatif a. Apakah siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pelajaran ? b. Apakah siswa ikut serta dalam kerja kelompok kooperatif ? c. Apakah siswa terlibat dalam menemukan informasi dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran ? d. Apakah siswa ada membantu atau menyajikan materi kepada temannya yang belum mengerti mengenai pelajaran ? e. Apakah siswa melaksanakan diskusi kelas ? f. Apakah siswa ada menaggapi pendapat temannya ? g. Apakah siswa terlibat dalam tournamen ? h. Apakah siswa ada menyimpulkan hasil diskusi? Penutup a. Apakah siswa terlibat dalam menghitung skor yang diperoleh kelompok dalam meja tournament ? b. Apakah siswa merespon penghargaan yang diberikan guru ?
3.