Anda di halaman 1dari 67

Pembelajaran

Berorientasi HOTS
Oleh :
Sumarso, S.Pd., M.Pd.
Tujuan
Membuat pengembangan pembelajaran berorientasi
keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills)
• Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang HOTS?
• Seperti apakah menurut Bapak/Ibu pembelajaran berorientasi HOTS?
• Apakah yang membedakan pembelajaran berorientasi HOTS dan
bukan HOTS?
Sebelum kita mulai sesi ini, silakan Bapak/Ibu
buat skenario pembelajaran secara singkat
dengan materi Nasi Goreng
Konsep Dasar HOTS
APA HOTS ITU?
Higher-Order Thinking Skills

Berfikir tingkat tinggi merupakan kemampuan berpikir yang tidak sekadar


mengingat (recall),
menyatakan kembali (restate), atau
merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite)
Pengertian
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking
Skill (HOTS) adalah proses berfikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun hubungan
dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
(Resnick:987)
Karakterisasi Instrumen untuk mengukur HoTs
Taksonomi Bloom
METACOGNITIV
E
Metakognitif

THE PROCEDURAL KETERAMPILAN BERPIKIR


KN Prosedural TINGKAT TINGGI
OW
LED
CONCEPTUAL
GW
Konseptual
DI
ME
NTI FACTUAL
ON Faktual

UNDERSTAN APPLY ANALYZE EVALUATE


REMEMBER CREATE
D Menerapka Menganali Mengevalua
Mengingat Mencipta
Memahami n sis si
8
THE COGNITIVE PROCESS DIMENTION
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR
Sebagai
TINGKAT TINGGI
Transfer
Knowledge Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor yang
menjadi satu kesatuan dalam proses belajar
dan mengajar.

Keterampilan yang dikerahkan dalam


Keterampilan yang memiliki keinginan memecahkan permasalahan yang muncul,
kuat untuk dapat memecahkan masalah mengambil keputusan, menganalisis,
Keterampilan
muncul pada kehidupan sehari-hari Berikir Tingkat menginvestigasi, dan menyimpulkan
TInggi

Sebagai Sebagai
Critical and
Problem Creative
Solving Thinking
1. TRANSFER KNOWLEDGE
1. Ranah Kognitif
a. Dimensi Pengetahuan
Dimensi Definisi
Pengetahuan
Faktual pengetahuan tentang eleman-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri,
meliputi pengetahuan tentang terminology dan detail dan elemen yang lebih
spesifik.
Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup
klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan
dalam hal keterampilan dan algoritmik, Teknik dan metode, dan model dan
struktur.
Metakognitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai
kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman
dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan,
dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
Pasangkanlah setiap tingkat kognitif dengan penjelasannya

Penjelasan

a. Mencakup penggunaan suatu langkah untuk menyelesaikan


Tingkat kognitif masalah atau mengerjakan tugas dalam situasi lain
b. Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan
1. Mengingat standar yang ada
2. Memahami c. Menarik kembali beberapa informasi yang tersimpan dalam
3. Mengaplikasikan memori jangka panjang
4. Menganalisis d. Kemampuan untuk mengorganisir beberapa unsur atau bagian
5. Mengevaluasi menjadi suatu pola atau struktur yang sebelumnya tidak
6. Membuat tampak
e. Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-
unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar
unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya
f. Mengkonstruk makna atau pengertian berdasar informasi yang
dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan
yang telah dimiliki
b. Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF DEFINISI
C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
L Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk
C2 O Memahami
komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
T
S Menerapkan / Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam
C3
Mengaplikasikan situasi yang tidak biasa
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan
menentukan bagaimana bagian-bagian itu
C4 Menganalisis
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan
H keseluruhan
O Menilai / Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau
C5
T Mengevaluasi standar
S Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk
Mengkreasi / membentuk keseluruhan secara koheren atau
C6
Mencipta fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam
pola atau struktur baru
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengatur Menyimpulkan Mengabstraksi
Menjelaskan Menceritakan Menentukan Menganimasi Menilai Mengatur
Menggambar Mengkatagorikan Menerapkan Mengumpulkan Mengarahkan Menganimasi
Membilang Mencirikan Mengkalkulasi Memecahkan Memprediksi Mengkatagorikan
Mengidentifikasi Merinci Memodifikasi Menegaskan Memperjelas Membangun
Mendaftar Mengasosiasikan Menghitung Menganalisis Menugaskan Mengkreasikan
Menunjukkan Membandingkan Membangun Menyeleksi Menafsirkan Mengoreksi
Memberi label Menghitung Mencegah Merinci Mempertahankan Merencanakan
Memberi indeks Mengkontraskan Menentukan Menominasikan Memerinci Memadukan
Memasagkan Menjalin Menggambarkan Mendiagramkan Mengukur Mendikte
Membaca Mendiskusikan Menggunakan Mengkorelasikan Merangkum Membentuk
Menamai Mencontohkan Menilai Menguji Membuktikan Meningkatkan
Menandai Mengemukakan Melatih Mencerahkan Memvalidasi Menanggulangi
Menghafal Mempolakan Menggali Membagankan Mengetes Menggeneralisasi
Meniru Memperluas Mengemukakan Menyimpulkan Mendukung Menggabungkan
Mencatat Menyimpulkan Mengadaptasi Menjelajah Memilih Merancang
Mengulang Meramalkan Menyelidiki Memaksimalkan Memproyeksikan Membatas
Mereproduksi Merangkum Mempersoalkan Memerintahkan Mengkritik Mereparasi
Meninjau Menjabarkan Mengkonsepkan Mengaitkan Mengarahkan Membuat
Memilih Menggali Melaksanakan Mentransfer Memutuskan Menyiapkan
Mentabulasi Mengubah Memproduksi Melatih Memisahkan Memproduksi
Memberi kode Mempertahankan Memproses Mengedit menimbang Memperjelas
Menulis Mengartikan Mengaitkan Menemukan Merangkum
Menyatakan Menerangkan Menyusun Menyeleksi Merekonstruksi
Menelusuri Menafsirkan Memecahkan Mengoreksi
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Memprediksi Melakukan Mendeteksi Merumuskan
Melaporkan Mensimulasikan Menelaah Menghubungkan
Membedakan Mentabulasi Mengukur Menciptakan
Memproses Membangunkan Menampilkan
Membiasakan Merasionalkan
Mengklasifikasi Mendiagnosis
Menyesuaikan Memfokuskan
Mengoperasikan Memadukan
Meramalkan
2. Ranah Afektif
Proses Afektif Definisi
Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau
A1 Penerimaan
stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk
A2 Menanggapi mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau
A3 Penilaian
stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas
A4 Mengelola
nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang
A5 Karakterisasi
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Karakterisasi
Menerima Merespon Menghargai Mengorganisaikan
Menurut Nilai
(A1) (A2) (A3) (A4)
(A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsika Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromika n Menata Mengubah perilaku
Mematuhi n Meyakini Membangun Berakhlak mulia
Meminati Menyambut Meyakinkan Membentuk- Melayani
Mendukung Memperjelas pendapat Mempengaruhi
Melaporkan Menekankan Memadukan Mengkualifikasi
Memilih Memprakarsai Mengelola Membuktikan
Memilah Menyumbang Merembuk Memecahkan
Menolak Mengimani Menegosiasi
Menampilkan
Menyetujui
Mengatakan
3. Ranah Psikomotor
Proses Psikomotor Makna
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan
cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini,
siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.
P3 Presisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan
produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini
dinyatakan sebagai “tingkat mahir
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan
situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis
dan konsisten.
P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah
dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada
kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan
keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah
yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mengembangkan
Menggabungkan Merancang Memutar Merumuskan
Mengatur Melatih Mengirim Memodifikasi master
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi Mensketsa
Menimbang Memanipulasi Mencampur
Memperkecil Mereparasi Mengemas
Mengubah Menyajikan
2. Critical dan Creative Thinking
1. Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu FRISCO.

ELEMEN DEFINISI
F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik
Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk
R Reason
disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan
Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut
I Inference
harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya
S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya
Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan pada
C Clarity argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil
kesimpulan
Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan,
O Overview
diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.

2. Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak


kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral.
3. Problem Solving
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan,
menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk
mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk
menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan masalah,
memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan hipotesis yang terkait
dengan masalah.
3. Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan
masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan
pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan
solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah
ditetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat,
memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan
mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.
Analisis Kompetensi Dasar
I. Penentuan Target KD

1. Tidak mengubah deskripsi pada KD


2. Memisahkan setiap kompetensi/kata kerja yang ada pada KD
3. Memisahkan setiap materi pada KD (jika bukan satu kesatuan)
4. Memisahkan setiap proses pencapaian (jika tidak satu kesatuan)
5. Menuliskan target jika ada kata “dan/atau” menjadi target yang
terpisah
Contoh menentukan target KD:
KOMPETENSI DASAR TARGET KOMPETENSI DASAR
1. Menghubungkan ciri pubertas pada
3.2 Menghubungkan ciri laki-laki dengan kesehatan
Dua target
KD dan
pubertas pada laki-laki dan reproduksi
2. Menghubungkan ciri pubertas pada tidak
perempuan dengan kesehatan perempuan dengan kesehatan mengubah
reproduksi reproduksi narasi KD

Satu
4.2 Menyajikan karya tentang Menyajikan karya tentang target KD
cara menyikapi ciri-ciri pubertas cara menyikapi ciri-ciri dan tidak
yang dialami pubertas yang dialami mengubah
narasi KD

Satu kata kerja KD


Satu Variabel
Dua materi
II. Penentuan Tingkat Kompetesi KD

1. Tidak berpatokan hanya pada kata kerja yang ada pada KD


2. Membaca secara keseluruhan deskripsi pada KD
3. Jika ada dua kata kerja pada KD, maka tingkat kompetensi pada KD
tersebut ada dua.
Contoh analisis KD
Syaratnya:
KD Pengetahuan 1. Pahami dimensi pengetahuan faktual,
3.2 Menghubungkan ciri pubertas konseptual, prosedural dan metakogitif
pada laki-laki dan perempuan 2. Pahami makna dari setiap tingkat kognitif
dengan kesehatan pada taksonomi bloom (C1-C6)
reproduksi 3. Tidak berpatokan hanya pada Kata Kerja
KD tetapi baca utuh deskripsi KD

Tingkat kompetensi KD adalah Menganalisis (C4) =


Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan
Kata Kerja KD Materi Variabel
menentukan bagaimana bagian-bagian itu
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan
keseluruhan
Dimensi pengetahuan KD adalah KONSEPTUAL =
pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan
terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip,
model, dan struktur
Syaratnya:
KD Keterampilan 1. Pahami makna dari setiap tingkat
keterampilan pada ranah psikomotor jika
4.2 Menyajikan karya tentang keterampilan konkrit (P1—P5) dan ranh
cara menyikapi ciri-ciri pubertas kognitif jika keterampilan abstrak (C1-C6)
yang dialami 2. Tidak berpatokan hanya pada Kata Kerja
KD tetapi baca utuh deskripsi KD

Kata Kerja KD Materi Cara

Tingkat kompetensi KD adalah Presisi (P3)=


Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam
bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir”
Tugas
Langkah kerja:

1. Kerjakan secara individu, jika tidak memungkinkan, kerjakan secara


berpasangan
2. Pilihlah KD berpasangan pada semester yang sedang berjalan!
3. Tulislah pasangan KD dan tentukan target dari KD Pengetahuan dan KD
Keterampilan pada LK 1a!
LK 1a – Target KD
Mata pelajaran :
Kelas :

KD Pengetahuan : KD Keterampilan :

Target KD Pengetahuan : Target KD Keterampilan :


III. Matrik Sumbu Simetri
1. Memindahkan kata kerja KD pada kolom yang sejajar DIMENSI
PENGETAHUAN dan DIMENSI PROSES BERFIKIR sesuai dengan
tingkat kompetensi KD
2. Mencari KKO PADANAN kata kerja KD jika TIDAK OPERASIONAL
3. Menentukan KKO untuk IPK PENDUKUNG dan PENGAYAAN dan
diletakkan sejajar dengan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi
Proses Berfikir
Contoh Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
3.2 Menghubungkan ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan dengan kesehatan reproduksi
DIMENSI
METAKOGNITIF
PENGETAH
UAN
(Permendikb PROSEDURAL
ud No. 20
Tahun 2016
Tentang SKL KONSEPTUAL Menjelaskan Mengelompokkan Menelaah Menyimpulkan
Pendidikan
Dasar dan
Menangah) FAKTUAL Mengidentifikasi

C1 C2 C3 C4 C5 C6
MENGINGAT MEMAHAMI MENGAPLIKASIKAN MENGANALISIS MENGEVALUASI MENCIPTA

DIMENSI PROSES BERFIKIR


Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

KKO IPK Pendukung KKO IPK Kunci KKO IPK


Pengayaan
Tugas Langkah Kerja:
1. Menentukan gradasi Kata Kerja Operasional (KKO) IPK KD
pengetahuan pada matrik sumbu simetri
2. Kerjakan di LK 1.b

DIMENSI
METAKOGNITIF
PENGETAH
UAN
(Permendikb PROSEDURAL
ud No. 20
Tahun 2016
Tentang SKL KONSEPTUAL
Pendidikan
Dasar dan
Menangah) FAKTUAL

C1 C2 C3 C4 C5 C6
MENGINGAT MEMAHAMI MENGAPLIKASIKAN MENGANALISIS MENGEVALUASI MENCIPTA

DIMENSI PROSES BERFIKIR


Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom
IV. Perumusan IPK
Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi:

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau


diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran, (Mulyasa, 2007:139).
FUNGSI INDIKATOR
Fungsi indikator antara lain sebagai pedoman dalam:
1. mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar,
2. mendesain kegiatan pembelajaran
3. merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Ketentuan Perumusan Indikator
1. Indikator dirumuskan dari KD
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah;
Perumusan Indikator
A. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD🡪
Menganalisis KKO

A. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK kompetensi


pada KD
Analisis Tingkat UKRK pada KD
Berdasar UKRK (Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian):
• Indikator sangat penting,
• Indikator pendukung.

Keterangan:
UKRK dapat dijadikan kriteria dalam memilih dan memilah ketepatan
indikator penting atau indikator pedukung.
Pengertian UKRK
• Urgensi adalah tingkat kepentingannya. Maknanya indikator tersebut
penting dikuasai oleh peserta didik.
• Kontinuitas adalah berkelanjutan, menjadi dasar bagi indikator
selanjutnya atau mempunyai hubungan dengan indikator pada tingkat
lanjut.
• Relevansi bermakna bahwa indikator tersebut mempunyai hubungan
dengan mata pelajaran lain.
• Keterpakaian memiliki makna bahwa indikator tersebut memiliki nilai
yang aplikatif dalam kehidupan bermasyarakat.
Klasifikasi Indikator
1. Indikator Kunci
a. Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
b. Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang
terdapat pada KD.
c. Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal
dari KD.
d. dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus
teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga
kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai
berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
2. Indikator Pendukung
a.Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
b.Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang
sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci
yang dipelajari.
3. Indikator Pengayaan
a. mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan
kompetensi dari standar minimal KD.
b. tidak selalu harus ada.
c. dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki
kompetensi yang lebih tinggi dari dan perlu peningkatan yang baik
dari standar minimal KD.
Klasifikasi Indikator
• Dalam melakukan penilaian adalah indikator yang harus diujikan kepada siswa adalah
indikator kunci.
• Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidikan dalam pelaksanaan penilaian,
karena indikator inilah yang menjadi tolak ukur dalam mengukur ketercapaian
kompetensi minimal siswa berdasarkan KD.
• Di samping itu, pencapaian komptensi minimal ini merupakan pencapaian yang
berstandar nasional.
• Indikator pendukung dan indikator pengayaan di dalam melakukan penilaian
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pemahaman peserta didik terhadap indikator
kunci yang telah diberikan.
Tugas
Tentukan IPK dan materi pembelajaran dari KD Pengetahuan dan KD
Keterampilan pada LK-1.d!
LK-1c. Format Perumusan
IPK
Proses Berpikir
No KD Tingkat Kompetensi KD (C1-C6) IPK Materi dan Sub Materi
DimensiPengetahuan

1 KD Pengetahuan
Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir dan IPK Penunjang:
Dimensi Pengetahuan:

IPK Kunci:
Proses
Berpikir: IPK Pengayaan:
(TidakWajib)

2 KD Keterampilan
Tingkat Keterampilan: Langkah Proses IPK Penunjang:
Keterampilan:
IPK Kunci:

IPK Pengayaan:
(TidakWajib)
Model-Model Pembelajaran
KONSEP DASAR MENGAMATI

MENGOMUNIK
MENANYA
ASIKAN

1. PROSES SAINTIFIK PROSES


DALAM MODEL SAINTIFI
PEMBELAJARAN K

MENGUMPULK
MENALAR
AN INFORMASI
2. Model-Model Pembelajaran
a. Model Penemuan/Penyingkapan
1) Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Sintak model Discovery Learning:


a) Pemberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pengolahan data (Data Processing);
e) Pembuktian (Verification), dan
f) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
2) Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam
proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting
waktu yang singkat.

Sintak/tahap model inkuiri meliputi:


a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.
b. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan
nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
Sintak model Problem Based Learning :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
c. Project Based Learning
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/
mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan
dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Sintak PJBL:
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi penglaman belajar
LK FORMAT DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN
•Perumusan kegiatan dibagi ke dalam beberapa pertemuan, disesuaikan dengan kebutuhan
konten materi yang disajikan.

Tujuan Pembelajaran:

• Pertemuan/Pembelajaran Ke-1:

Kegiatan Sumber
No IPK Pengetahuan IPK Keterampilan Penilaian
Pembelajaran Belajar/Media
Pendahuluan: Sikap:

Inti: Pengetahuan:

Penutup: Keterampilan
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(Permendikbud 22/2016)

RUMUS: ABCD
Tujuan Pembelajaran

• Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model discovery


learning dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat memahami
gerak spesifik dalam permainan bola voli sederhana dan/atau
tradisional, serta peserta didik dapat mempraktikkan gerak spesifik
dalam permainan bola voli sederhana dan atau tradisional dengan
mengedepankan rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin, dan
kerjasama selama proses pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
• Melalui model Discovery Learning dan pendekatan saintifik, peserta
didik dapat menganalisis konsep-konsep yang saling berkaitan dalam
teks nonfiksi dan hubungan antar komponen ekosistem dan jaring-
jaring makanan, menyajikannya dalam bahasa sendiri dan membuat
karya tentang konsep jaring-jaring makanan dalam ekosistem secara
kritis, kreatif, dan kolaborasi dengan kerjasama dan tanggung jawab
yang baik penuh rasa cinta tanah air dan rasa syukur
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:

a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat
dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta
disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik
secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
LK FORMAT DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MODEL PEMBELAJARAN
•Perumusan kegiatan dibagi ke dalam beberapa pertemuan, disesuaikan dengan kebutuhan
konten materi yang disajikan.

Tujuan Pembelajaran:

• Pertemuan/Pembelajaran Ke-1:

Kegiatan Sumber
No IPK Pengetahuan IPK Keterampilan Penilaian
Pembelajaran Belajar/Media
Pendahuluan: Sikap:

Inti: Pengetahuan:

Penutup: Keterampilan
Selamat Mengerjakan
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai