lampiran
1. Dokumen LFA final
2. Modul ‘Agar Anak Jujur’ untuk orangtua beserta alat peraga
dan media pembelajaran lainnya
3. Buku harian orangtua (pemantauan perkembangan anak)
4. Modul Relawan Ber-Aksi
5. Buku Aktivitas Relawan
6. Buku Family Visit Relawan
54
LAMPIRAN 1
DOKUMEN LFA FINAL
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT
ANAK
1. Menciptakan Pada tahun 1. Meningkatnya Anak: Tahap 1 (… Terciptanya tersampaikannya Tersedianya tools/ desain dan Seberapa efektif
generasi yang 2045 tercipta awareness, belief, tahun) Kesadaran kampanye efektif materi jujur dan media untuk produksi media campaign
Jujur dan Anti 80% generasi behaviour tentang 100%, Sikap …%, untuk meningkatkan anti korupsi meningkatkan signage, yang dilakukan dalam
Korupsi kelurahan kejujuran plus Perilaku ….%. Tahap II awareness, belief dan pada ...relawan awareness JUJUR gapura mendukung program?
Prenggan adalah (… tahun) Kesadaran behaviour JUJUR PLUS kelompok/jenis PLUS pada anak kelurahan, Berapa tema yang
Generasi JUJUR 100%, Sikap …%, ...di kelurahan poster, flyer, akan di sebarkan
PLUS sesuai Perilaku ….%. prenggan RT... stiker, kalender setiap bulan nya?
dengan kriteria Tahap III (… tahun) RW...melalui dinding,
yang sudah Kesadaran 100%, program/kegiatan penyusunan
diintervensi Sikap …%, Perilaku ... yang di lakukan rubrikasi
melalui rangkaian ….% oleh KPK,& ... dan materi
program JUJUR Selama periode .... BULETIN,
2. awareness, Orang Tua: Tahap 1 Terciptanya sekolah Tersedianya tools/ Internalisasi Kesesuaian isi modul
belief, behaviour (… tahun) Kesadaran orang tua untuk media untuk jujur plus dengan program
tentang kejujuran 100%, Sikap …%, internalisasi kejujuran meningkatkan (Modul: Silih
plus dan anti korupsi Perilaku ….%. Tahap II plus dan antikorupsi awareness, belief Asah, Silih
(… tahun) Kesadaran dan behaviour Asuh, Silih
100%, Sikap …%, baik untuk OT Asih Karakter;
Perilaku ….%. Seri Tunas
Tahap III (… tahun) Integritas, how
Kesadaran 100%, to storytelling)
Sikap …%, Perilaku
….%
Berapa modul yang
diproduksi setiap
tahun nya?
Banyaknya Penyajian modul
orang dapat dipahami oleh
yang akan pengguna
melakukan
edukasi atau
menggunakan
tool/modul
Konsistensi jumlah
orang yang
melakukan edukasi
atau internalisasi
terhadap orang tua
3. Menjadi teladan 80% perilaku anak Adanya implementasi Target aktifitas Adanya Ada checklist Checlist perilaku
Kejujuran dan anti selaras dengan aturan dan aktifitas orang tua yang implementasi capaian anak…% sesuai
korupsi apa yang telah orang tua yang dijadikan teladan aturan dan yang sudah dengan aktifitas yang
dicontohkan orang mendukung JUJUR anak? aktifitas orang tua dilakukan oleh dicontohkan orang
tua nya tentang PLUS, adanya yang mendukung orang tua dan tua, berdasarkan
JUJUR PLUS penerapan kebijakan, JUJUR PLUS. yang sudah hasil assesment
pengawasan & dilakukan oleh keteladanan orang
evaluasi yang anak (sama hal tua sebesar ….
dilakukan Orang Tua dengan yang
untuk JUJUR PLUS dicontohkan
terhadap anak orang tua),
Hasil penilaian
assesment dari
psikolog yang
positive tentang
keteladanan
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT
Note: Apa 3. Mampu menjadi Hasil penilaian Terbentuknya pusat Berapa banyak tersedianya ruang Jumlah Banyaknya relawan
definisi teladan assesment dari konsultasi (tempat orang tua yang -ruang konsultasi sumber daya yang menjadi sumber
generasi? psikolog yang bertanya dan meminta melakukan dan jadwal manusia yang konsultasi?
Siapa sasaran positive tentang nasehat orang tua konsultasi kepada konsultasi. dapat dimintai
generasi yang keteladanan kepada relawan) relawan? konsultasi
dimaksud?
Dimanakah 4. Mampu mengajak Berapa banyak Terbentuknya Berapa banyak Pengkaderan Sekolah Kemampuan
lokus yang yang lainnya relawan yang regenerasi relawan yang ke generasi relawan untuk mengajak atau
akan menjadi (penggerak) terekrut oleh relawan relawan (relawan terbentuk oleh selanjutnya antikorupsi menggerakan orang
fokus? awal (berapa banyak berkesinambungan) relawan perintis? (regenerasi) masyarakat lain untuk terlibat
relawan baru yang Berapa radius dalam gerakan
terekrut oleh relawan daerah yang JUJUR PLUS dan
pioner) terpengaruh oleh ANTI KORUPSI
gerakan relawan?
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT
2. 30 tahun kedepan Terciptanya Seluruh perangkat di Tersedianya atau Esensi apa saja pembentukan pendataan Adanya aktifitas pada
Menciptakan kehidupan dukungan Kelurahan Prenggan teroptimalisasi yang ada di ruang taman bacaan/ ruang publik ruang publik tersebut
lingkungan masyarakat di lingkungan baik sebagai pejabat ruang publik untuk publik? Seberapa perpustakaan yang bisa yang sesuai dengan
sosial Prenggan 80% Prenggan yang publik, pegawai mendukung JUJUR sering akan di warga digunakan tujuan program
Prenggan dilandasi dengan efektif, efisien pemerintah, swasta, PLUS dan ANTI update mengenai untuk taman
yang Jujur plus JUJUR PLUS dan aktif dalam masyarakat biasa, KORUPSI konten yang ada bacaan (balai
mewujudkan dll mendukung serta di ruang publik? pertemuan,
masyarakat dan mengisi kegiatan Berapa banyak posyandu,
JUJUR PLUS dan masayarakat yang target massa yang PAUD, rumah
Antikorupsi dilandasi JUJUR mengakses ruang warga, mesjid,
PLUS (80% kegiatan publik dalam kurun gereja)
di masyarakat waktu tertentu?
disisipkan nilai
JUJUR PLUS) Optimalisasi ruang WS Target pengunjung
publik sebagai Pengelolaan per pekan di taman
media informasi Taman Bacaan bacaan, target tema
(MADING warga) buku yang ada pada
taman bacaan
optimalisasi ruang Pembentukan Target apa saja
publik sebagai dan perkembangan
tempat kegiatan pengelolaan esensi dari taman
seni budaya Taman Bacaan bacaan, apakah
oleh relawan/ hanya sekedar buku?,
warga atau lainnya?
optimalisasi
ruang publik
sebagai tempat
pembelajaran
Meningkatnya Berapa persen Sosialisasi sosialisasi Target berapa persen
awareness OT dan target orang Program program masyarakat Prenggan
Relawan dalam rangka tua yang ada pencegahan mengetahui program
mewujudkan anak di kelurahan korupsi pencegahan korupsi
yang memiliki karakter Prenggan tahu, berbasis berbasis keluarga ini?
JUJUR PLUS dan ANTI sadar dan keluarga dan
KORUPSI berperilaku JUJUR persiapan
PLUS? pembentukan
relawan kepada
pimpinan
kelurahan,
tokoh
masyarakat,
organisasi
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
60
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT
LAMPIRAN 2
MODUL
‘AGAR ANAK JUJUR’
UNTUK ORANGTUA
BESERTA ALAT PERAGA DAN
MEDIA PEMBELAJARAN LAINNYA
Agar Anak Jujur
Panduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak Sejak Dini
64
ISBN:
Diterbitkan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920
http://www.kpk.go.id
Pendidikan Antikorupsi untuk anak usia dini, bertujuan membiasakan perilaku-perilaku baik sejak dini. Hal
tersebut diawali dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang (Pedagogy of Love), memenuhi kebutuhan-ke-
butuhan dasar anak, seperti makanan sehat dan bergizi, pembelajaran yang ramah anak, serta nilai-nilai dasar
pembentuk karakter anak, seperti jujur, peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani,
dan adil. Semua itu dibangun melalui proses internalisasi dan konstruktif.
Dalam upaya menjalankan amanah UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal
dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencega-
han menyelenggarakan program Pendidikan Antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan”, KPK telah menerbitkan
seri buku bacaan anak Tunas Integritas. Buku tersebut merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk menginternalisasi dan membangun karakter antikorupsi kepada anak sejak dini. Ini merupakan awal dari
serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus hingga ke jenjang pendidikan berikutnya.
Untuk melengkapi penerbitan seri buku Tunas Integritas, KPK menerbitkan buku “Agar Tunas Itu Tumbuh Berkem-
bang, Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas”. Kami berharap penerbitan buku panduan ini dapat memandu
guru dan orangtua dalam membentuk jati diri dan karakter antikorupsi yang kuat pada diri anak sehingga dapat
Taufiqurrahman Ruki
Ketua
i
66
1. Saat mempelajari panduan ini, pastikan Anda juga membuka Seri Tunas Integritas yang
bersangkutan. Seri Tunas Integritas terdiri atas 6 buah buku, yaitu:
Akan Anda temukan tinjauan umum tentang masing-masing buku, yang mengulas gen-
re, kosakata baru, fakta menarik, Keluarga Kumbi, serta hal-hal lain yang penting dari
buku tersebut. Berikutnya, Anda dapat mempelajari sinopsis setiap cerita, bahan dis-
kusi, dan kemungkinan pengembangannya, untuk persiapan sebelum membaca ber-
sama anak-anak.
ii
2. Seri Tunas Integritas ditargetkan untuk pembaca anak-anak berusia 4-9 tahun. Rentang
itu cukup luas, dan karena setiap anak unik dan memiliki kecepatan perkembangan
sendiri, maka panduan ini bersifat umum. Sebagai orangtua atau guru yang menge-
nal tahap perkembangan anak-anak sendiri, Andalah yang akan menyesuaikan cara
Anda menggunakan Seri Tunas Integritas bersama mereka.Secara umum, anak-anak
usia prasekolah tentu masih membutuhkan bantuan orangtua atau guru dalam mema-
hami sebuah cerita. Sementara, anak-anak kelas 1-3 SD sudah dapat membaca sendiri
dengan atau tanpa bantuan. Kisah-kisah dengan kerumitan beragam dalam seri ini
memungkinkan anak-anak membacanya berulang-ulang dan setiap kalinya mendapat-
kan pemaknaan baru.
3. Jika ada kosakata baru dan fakta menarik dalam buku, sediakanlah waktu untuk men-
jelaskannya kepada anak-anak. Anda dapat mengajak anak-anak melihat kamus dan
membaca buku rujukan yang berkaitan.
4. Bahan diskusi dan pengembangan untuk setiap cerita merupakan pemantik gagasan,
yang disusun berdasarkan paradigma bahwa anak-anak itu cerdas dan membutuhkan
cukup tantangan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Anda dapat me-
nerapkan bahan diskusi dan pengembangan itu secara langsung atau membuat yang
iii
68
Daftar Isi
Sepatah kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Daftar Pertanyaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
REFERENSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
iv
Pendahuluan
1
70
Berkata yang sebenarnya dan bertindak benar adalah refleksi utama kejujuran.Manusia me-
merlukan rasa “percaya” kepada manusia lain agar harmoni bisa terwujud dalam kehidupan
sosial.Kejujuran menjadi tumpuan dari rasa percaya ini.Sikap dan rasa percaya (trust) perlu
ditumbuhkan pada anak-anak sejak dini dalam pengasuhan. Dengan tumbuhnya rasa per-
caya, maka jujur pun bisa berkembang dalam sikap hidupnya.
Rasa percaya dan sikap jujur sulit tumbuh pada anak-anak yang sering dihadapkan pada ke-
curangan, perkataanbohong, atau pengkhianatan dari orang dewasa di sekitarnya, terutama
dari orang tuanya. Anak-anak yang tumbuh menyaksikan kecurangan-kecurangan cenderung
membentuk persepsi yang salah tentang nilai moral. Hal ini lama-lama bisa mengakibatkan
bergesernya nilai-nilai di dalam dirinya.Tidak jarang kita melihat orang dewasa yang berbuat
curang persis di depan anak-anak, misalnya menerobos lampu merah. Apabila anak-anak
tidak bisa mengenali batas antarakecurangan dan kejujuran, mereka akan tumbuh menjadi
pribadi yang pragmatis dan mudah mendapat pengaruh negatif.
Orangtua perlu duduk bersama anak dan meluangkan waktu khusus untuk menginternalisasi
nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan anak. Orangtua juga perlu memahami bahwa anak
perlu mendapatkan dukungan untuk berani mengatakan hal yang benar dan melakukan tin-
dakan yang benar. Selain itu, anak perlu melihat contoh perbuatan jujur dalam figur orang
dewasa yang dekat dengan mereka. Oleh karena itu, orangtua adalah teladan kejujuran yang
paling dekat dengan anak.
4
Bagi orangtua
Pendidikan usia dini adalah satu fase yang penting untuk menginternalisasi nilai-nilai keju-
juran dalam kehidupan anak. Pengetahuan dan pengajaran yang diterima anak di masa awal
kehidupannya akan disimpan dan direkam anak dan akan memengaruhi kepribadiannya
hingga ia beranjak dewasa.
5
74
Bagi anak
Membuat hati tenang. Apabila kita jujur, kita tidak dikejar-kejar oleh perasaan
bersalah. Apabila kita tidak berbohong, kita tidak perlu berusaha untuk menutupi
kebohongan.
Bangga kepada diri sendiri. Kita tidak perlu menutup-nutupi perbuatan yang tidak
kita lakukan ketika curang.
Kita akan disayang oleh orang-orang di sekitar kita karena mereka tidak merasa
dibohongi.
Kita dapat mengikuti banyak kegiatan karena kita dipercaya oleh orang lain.
Orang lain akan menghargai prestasi kita karena mereka tahu bahwa kita meraihnya
dengan jujur.
6
Apabila kita bohong, maka kita:
7
76
Absennya kejujuran membuat Indonesia tak nyaman
(Thomas Mann)
10
Apakah Kejujuran Itu?
11
80
Tidak berbohong tentang perkataan atau perbuatan orang lain. Membicarakan sesuatu
hal yang tidak benar tentang orang lain pasti akan menyakiti hatinya.
Berkata jujur berarti mengakui kesalahan yang dilakukan dengan sengaja ataupun
tidak. Anak yang jujur adalah anak yang tidak takut menerima akibat dari perbuatan
yang dilakukannya.
Berkata jujur adalah menceritakan kejadian yang sebenarnya. Terkadang, anak tidak
menceritakan hal yang sebenarnya karena takut dimarahi. Anak hendaknya didorong
untuk berani berkata jujur, meskipun ini akan mengakibatkan hal yang tidak disukainya.
Berkata jujur harus dibarengi oleh tindakan yang benar. Kadang, anak mengucapkan
dengan spontan hal-hal seperti “Kulit Bapakkok sangat hitam?” Atau ”Baju kamu jelek
sekali hari ini” “Rumah Bude nggak bagus, temboknya rusak”, bisa dikategorikan se-
bagai mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi apakah tindakan itu benar?Anak-anak
hendaknya diajarkan untuk berkata hal yang sebenarnya dalam konteks yang benar.
12
Jujur dalam perbuatan,
misalnya:
13
82
14
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya
Tanggung
Jujur Berani Peduli Disiplin
jawab
4 Mengakui kesalahan
15
84
16
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya
Tanggung
Jujur Berani Peduli Disiplin
jawab
1 Dapat dipercaya
4 Mengakui kesalahan
8 Tidak mencontek
9 Menepati janji
17
86
18
Bagaimana
Menumbuhkan
Kejujuran?
19
88
Menanamkan nilai moral kepada anak tidak bisa dilakukan hanyamelalui perintah dan la-
rangan.Menanamkan nilai moral seharusnya dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran
dalam diri anak (Wilson, 2007).Salah satu caranya adalah dengan menjadi figur teladan
kejujuran bagi anak. Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnyaorang dewasa memberi-
kanteladan bagi anak. Ini sesuai dengan amanatnya,“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” (di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbin-
gan, di belakang memberi dorongan).Pepatah lain, “satu teladan lebih baik daripada seribu
pidato”menegaskan bahwa mendidik anak dengan memberikan terlalu banyak petuah ser-
ingkali tidak efektif.
Ketika anak berbuat salah, sebaiknya orangtua tidak langsung memarahinya. Apabila anak
mengakui kesalahannya, berilah apresiasi. Tunjukkan kepada anak konsekuensi dari tinda-
kannya tersebut(misalnya, apabila dia membohongi temannya, maka temannya akan merasa
sedih atau kecewa). Buatlah anak merasa bahwa bersikap jujur itu menyenangkan (being
honest feels good).
Untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran dengan efektif, orangtua perlu memahami peng-
etahuan tentang apa itu kejujurandan bagaimana menumbuhkannya dalam diri anak, serta
pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak.
22
Penting bagi orangtua untuk
mengembangkan cara berkomunikasi
yang jelas dan efektif, juga sehat.
23
92
24
Bersikaplah positif ketika berkomunikasi dengan anak:
Letakkan bacaan atau perangkat elektronik, seperti telepon genggam, ketika berbicara
dengannya.
Kalau Anda marah kepadanya, redakan dulu emosi Anda sebelum berbicara dengan-
nya.
Apabila mungkin, tahanlah diri Anda untuk bertanya dengan menghakimi. Daripada
bertanya, “mengapa?” tanyakanlah, “apa yang terjadi?”
Tahanlah diri Anda untuk tidak menggurui, misalnya dengan berkata, “Kan sudah Ibu
bilang, ...” “Pokoknya ikuti saja kata Ibu...” “Ibu lebih tahu, jadi kamu menurut saja.”
Menunjukkan otoritas seperti ini tidak menumbuhkan rasa saling percaya.
Tidak melabeli anak dengan kata-kata: bodoh, bandel, nakal, pemalas, cengeng, dan
sebagainya, yang bisa meruntuhkan harga diri anak.
25
94
Membangun empati
Prasyarat awal untuk menumbuhkan empati pada diri anak adalah menjadi orang
dewasa yang empatik dan peduli terhadap perasaan mereka. Anak yang mengerti
bahwa dirinya diterima dan dipahami akan mudah untuk menerima dan memahami
orang lain. Begitu juga, apabila orang dewasa menunjukkan sikap tidak menghar-
gai atau melecehkan orang lain (misalnya bergosip tentang orang lain), anak akan
beranggapan bahwa sikap tersebut benar. Menghargai orang lain adalah dasar bagi
kejujuran.
26
Beberapa sikap untuk menumbuhkan empati pada diri anak misalnya:
Mengajak anak untuk berbicara tentang perasaan orang lain. Misalnya, “Ruri sedih ka-
rena kamu tidak mengajaknya bermain. Bagaimana supaya dia tidak sedih lagi?”
Meminta anak untuk berempati kepada orang lain. Misalnya, “Yuk, kita ajak Ruri ber-
main agar dia tidak sedih lagi.” Atau “Bagaimana kalau kita berikan kue ini kepada Ruri
agar diatidak sedih lagi.”
Menunjukkan kepada anak bahwa sikap dan perasaan negatif seperti marah, cemburu,
benci, dan sedih itu wajar. Anak boleh mengekspresikannya, namun harus menahan
dirisupaya tidak mengganggu atau melukai orang lain.
27
96
Anak perlu tahu bahwa perbuatannya dapat membuat orang lain merasa tidak ny-
aman. Apabila anak melukai Anda, baik sengaja atau tidak, Anda harus mengakui
perasaan Anda dengan cara yang baik dan tidak emosional, misalnya, “Sayang,
Ibu tahu kamu tidak sengaja, tapi senggolan sikumu membuat Ibu sakit.”Dengan
mengetahui perasaan orang lain, anak berusaha mengembangkan empati.
28
“Membuat anak-anak bisa berkata jujur
adalah permulaan pendidikan.”
(John Ruskin)
29
98
Pembiasaan-pembiasaan
untuk Menanamkan Kejujuran
30
Menjadi figur teladan kejujuran
“Kita mampir ke kantor ayah dulu “Kita akan mampir ke kantor karena
sebentar saja. ayah harus menghadiri pertemuan.
Nggak lama, kok.” Kira-kira satu jam. Sambil menunggu,
kamu bisa … ”
“Kalau kamu tidak mau makan, ibu “Kamu harus makan supaya badanmu
akan memanggil polisi.” mendapatkan gizi yang baik.”
2. Tidak membiasakan diri untuk berbohong meskipun untuk tujuan yang baik
(white lies) di depan anak. Sebaliknya, apabila ada orang yang mengatakan hal
yang sebenarnya yang menyakitkan Anda, janganlah menanggapinya dengan
marah atau kesal.
31
100
Anak perlu memahami bahwa berbuat salah itu wajar dan manusiawi. Apabila mereka mem-
buat kesalahan, orang dewasa sebaiknya tidak menghakimi mereka, misalnya dengan men-
golok-olok atau melecehkan mereka (misalnya mengatakan “Mengapa kamu selalu iri dengan
punya kakak?” atau “Ayah tidak senang punya anak yang suka mencuri”). Orang dewasa perlu
mengerti bahwa kadang anak berbuat kesalahan karena tidak mampu menahan diri apabila
memiliki keinginan tertentu. Anak perlu dibantu untuk memenuhi keinginannya dengan baik.
Sampaikan juga bahwa berbuat salah mungkin saja dilakukan oleh setiap orang. Mintalah
maaf apabila telah berbuat salah, misalnya, “Maaf ya, tadi ayah berbicara dengan nada ting-
gi,” atau, “Maaf ya, tadi Ibu tidak sengaja menumpahkan air hingga bajumu basah.” Dengan
demikian, anak belajar bahwa mereka perlu meminta maaf bahkan untuk kesalahan yang
tidak sengaja mereka lakukan.
Akan tetapi, kepada anak juga perlu ditanamkan pemahaman bahwa yang salah adalah
salah. Orangtua harus menyampaikan hal ini dengan baik dan hati-hati. Tunjukkan pula al-
ternatif perbuatan yang benar dan seharusnya dilakukan. Misalnya, kepada anak yang men-
coret-coret PR kakaknya, Anda dapat mengatakan, “Seharusnya kamu tidak mencoret-coret
PR kakakmu. Katakan saja kepada Kakak apa yang membuatmu kesal.”
Apabila anak telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, hargailah upayanya. Sampai-
kan apresiasi, misalnya “Tidak setiap anak mau mengakui kesalahan. Ayah bangga kamu su-
dah melakukannya.” Tunjukkan dampak positif dari sikapnya itu, misalnya, “Kalau mengakui
kesalahan, hati kita akan tenang,” atau, “Sesudah meminta maaf, temanmu tidak lagi marah
kepadamu.”
32
Memaafkan kesalahan orang lain sama pentingnya dengan meminta maaf.
Anak bisa diajak memahami bahwa Tuhan Maha Memberi Maaf. Manu-
sia pun sebaiknya begitu. Mereka bisa diajak membayangkan bagaimana
jadinya dunia apabila manusia tidak mau saling memaafkan. Orang akan
terus berseteru dan saling menyakiti. Memaafkan juga mempererat per-
saudaraan. Apabila anak memaafkan temannya yang berbuat kesalahan,
hubungan pertemanan akan membaik.
Melakukan dialog-dialog dengan pilihan kata yang sesuai dengan kemampuan nalar
anak. Apabila kosa kata anak masih terbatas, gunakan kata-kata yang sederhana seperti,
“Kamu sudah memainkan boneka ini terlalu lama. Temanmu jadi sedih. Yuk, gantian.”
33
102
Perbuatan curang pasti merugikan orang lain. Kadang-kadang anak tidak menyadari
bahwa perbuatan curangnya itu merugikan. Ajak anak untuk memahami hal ini, misalnya
dengan mengatakan:
“Kalau kamu curang dalam bermain, temanmu tidak akan suka kepadamu.”
“Meskipun kamu menang, kalau kamu curang, temanmu tidak akan menyukainya.”
“Mungkin nilaimu akan bagus kalau kamu mencontek dari temanmu. Tapi ini tidak adil
untuk temanmu yang sudah belajar keras. Bayangkan kalau pekerjaanmu dicontek
oleh teman dan temanmu itu mendapat nilai bagus. Apakah kamu merasa itu adil?”
Perbuatan curang tidak hanya bertentangan dengan prinsip kejujuran, tetapi juga me-
nyebabkan anak enggan bekerja keras dan tidak peduli dengan orang lain. Untuk menga-
tasi ini, orang dewasa sebaiknya lebih menghargai kejujuran anak dibandingkan dengan
nilai akhir yang mereka dapatkan. Ungkapkan bahwa:
“Ayah akan senang kalau nilai ulanganmu bagus, tetapi kalau kamu mendapatkannya
dengan curang, ayah akan sedih.”
“Buat Ibu, kejujuranmu lebih penting. Tidak apa-apa nilaimu jelek, asal itu hasil
kerjamu sendiri.”
34
Menepati Janji
Orang yang jujur adalah orang yang dapat menepati janjinya kepada orang lain. Menepati janji
juga adalah bentuk penghargaan terhadap orang lain. Orang dewasa perlu menjadi teladan
dengan tidak terlalu mudah mengumbar janji. Sebaiknya, orangtua tidak menggunakan janji
untuk meredakan emosi anak (misalnya, “Nanti kalau kamu berhenti menangis, Ibu akan be-
likan es krim.”) apalagi jika kemudian tidak menepatinya.
Mengapresiasi anak ketika sudah menepati janji kepada orangtua atau temannya. “Ter-
ima kasih ya, kamu sudah menepati janjimu kepada Ibu.”
Apabila orangtua tidak bisa menepati janji karena suatu hal, maka minta maaflah.
Apabila orangtua tidak sengaja melupakan suatu janji, berterimakasihlah kepada anak
yang sudah mengingatkan.
“Maaf, ayah mendadak pergi hari ini. Bagaimana kalau kita menonton besok saja?”
“Ohya, ayah lupa sudah berjanji. Terima kasih ya sudah mengingatkan. Sayang, hari ini
ayah ada rapat mendadak. Bagaimana kalau kita beli es krim besok saja?”
Tunjukkan bahwa tidak menepati janji itu membuat orang lain tidak nyaman.
“Kamu ingat waktu ayah/ibu berjanji dan tidak bisa menepatinya. Bagaimana per-
asaanmu?”
35
104
Salah satu cara paling efektif dalam menanamkan kejujuran kepada anak adalah melalui
cerita. Cerita anak bergambar, terutama, digemari anak karena memiliki ilustrasi yang me-
narik. Melalui tokoh-tokoh cerita, orang dewasa bisa mengajak anak untuk berdiskusi tentang
dampak perbuatan curang, memakai barang orang lain tanpa izin, dan apa akibat dari ber-
bohong. Semua nilai ini dapat disampaikan tanpa menggurui anak. Agar diskusi buku Kumbi
berlangsung dengan efektif, orangtua perlu melakukan langkah-langkah berikut.
37
106
Pra-baca
Minta anak untuk menebak binatang apa yang ada di sampul buku Kumbi.
Minta anak untuk menebak isi cerita dengan mengamati sampul buku Kumbi.
Bacakan judul buku dan nama pengarang serta ilustrator buku Kumbi.
Membaca
Berhenti membaca apabila perlu untuk meminta anak mengamati detail ilus-
trasi yang menarik.
Minta anak untuk memperhatikan perilaku baik tokoh cerita. Misalnya, “Lihat,
Modo meminta maaf karena sudah berbohong,” atau “Lihat, Ayimeminta maaf
karena sudah mengambil makanan temannya.”
38
Setelah Membaca
Berdiskusi tentang tokoh mana yang tidak jujur, dan apa akibat dari sikap
tersebut.
39
108
Judul Buku:
Piknik di Kumbinesia
40
110
Judul Buku:
Suatu Hari di Museum Seni
42
112
Judul Buku:
Modo Tak Mau Menari
44
114
Kesimpulan
46
Kejujuran adalah sikap moral yang membutuhkan pembiasaan dalam keseharian anak. Kon-
sistensi sikap orang dewasa mendukung pembiasaan ini. Pembiasaan ini akan menumbuh-
kan kesadaran bahwa kejujuran itu penting. Kejujuran yang terbentuk dari kesadaran akan
lebih membentuk karakter positif anak. Karakter ini akan mewarnai perjalanannya hingga ia
dewasa.
Menanamkan kejujuran lewat metode tradisional, seperti ceramah yang menggurui, dan
menjejali nilai moral tanpa mencontohkan kejujurantidak akan membentuk karakter anak
dalam waktu yang lama.Anak jujur dibesarkan oleh lingkungan yang jujur. Apabila anak jujur,
perikehidupan bangsa ini akan membaik. Bangsa yang jujur adalah langkah awalmenuju ne-
gara yang maju dan sejahtera.
47
116
Daftar Pertanyaan
48
Bagaimana menanggapi keluhan anak tentang perilaku curang/tidak jujur
yang dilakukan oleh figur-figur orang dewasa yang mereka hormati (misalnya
guru, kepala sekolah, nenek, kakek, atau anggota keluarga lain)?
Dunia tidak steril dari kecurangan dan kebohongan. Namun demikian, anak memiliki orang-
tua sebagai figur teladan yang paling dekat dengan mereka. Orang lain, bahkan anggota kelu-
arga jauh, bisa berbuat curang, namun orangtua harus dapat menjadi figur teladan kejujuran.
Bagaimana cara menjelaskan kepada anak saat dia dicurangi oleh temannya?
Terkadang anak lain melakukan kecurangan dalam permainan. Anak perlu belajar mengelo-
la rasa kecewanya saat dicurangi. Bantulah anak untuk mengatasi kekecewaannya itu. Se-
mentara itu, tunjukkan kepadanya kekecewaan yang dirasakannya adalah bukti bahwa suatu
kecurangan memang merugikan orang lain dan membuat orang lain sedih. Karenanya, dia
tidak boleh curang karena itu bisa mengecewakan teman.
49
118
REFERENSI
50
Siapakah
Joko
Bapak
Cra
Ibu
Mereka?
Menik
Si kakak perempuan yang lembut, baik
hati, dan sangat patuh dan berbakti
kepada kedua orang tuanya.
Dede
Si bungsu yang jahil, aktif dan gemar
bercanda, namun sangat murah hati
dan menghargai kakak dan orang
tuanya.
P agi hari yang cerah di Desa yang
indah ini, setiap warganya bangun
dengan suka cita dan bersemangat untuk
menjalankan segala kegiatan mereka.
122
Pasangkanlah!
s etelah sarapan, keluarga Pak Joko siap untuk berangkat, tetapi benda
apa ya yang mesti mereka bawa? Hubungkanlah keluarga Pak Joko
dengan benda milik mereka yang harus mereka bawa dengan cara
menarik garis pada kotak dibawah ini.
124
Mari
Mewarnai!
w ah, mereka siap berangkat!
Warnailah gambar di bawah
ini dan buat gambar di bawah ini
semakin indah. “Selamat beraktivitas
Ayah, Dede & Menik” kata Ibu
mengantarkan mereka keluar rumah.
Dompet
yang hilang
D i perjalanan kesekolah, Menik dan Dede
menemukan dompet terjatuh, wah, milik
siapa ya? Ayo bantu Menik dan Dede untuk
mengantarkan dompet yang ditemukan ke kantor
polisi . Ingat, jangan mampir ke toko mainan atau
malah jajan ya!
mulai disini
126
Lengkapilah
Kalimat
di bawah ini
M
enik dan Dede sampai di kantor Polisi, Ibu Polwan menyambut mereka dengan
ramah. Apa yang harus Menik ceritakan ya? Bantu lah Menik dan Dede
menyampaikan pesan kepada Ibu Polwan dengan melengkapi cerita di bawah ini.
Polwan :
“Wah kalian anak-anak
yang jujur dan pintar,
kelak kalian pasti akan
menjadi orang yang
sukses dan baik!”
M
enik & dede akhirnya sampai di sekolah tepat pada waktunya, lalu,
ada sesuatu terjadi…
128
Temukan
Perbedaaya!
w
aduh dimana ya pulpen Mira yang hilang? Yuk bantu Menik mencari
T
ernyata Badu yang mengambil bolpoin milik Mira. Siang itu
I
bu guru bertanya pada badu
jawab Badu. Lalu ibu guru pun berkata “Yasudah tidak apa-apa, karena kamu
Badu : “Maafin aku ya mir, aku janji ga ngambil benda miik kamu atau
Menik : “Lain kali kalau kamu mau suatu barang, coba minta dulu baik-baik kita
Mira : “Sebagai teman kita kan harus saling berbagi, kamu boleh simpan pulpen
Badu : “Benarkah? Terima kasih ya mir, kamu baik sekali, padahal aku sudah jahat
sama kamu”.
“Wah, murid-murid ibu memang pintar-pintar, Badu berani berkata jujur, Mira
berlapang hati, dan Menik mau membantu teman yang kesulitan, kalian
murid-murid yang ibu sayang, yuk kita kembali belajar.” Ibu guru mengakhiri
perbincangan. Mereka semua pun kembali duduk untuk menuntut ilmu dan badu
M
enik & Dede pun tiba di rumah setelah pulang sekolah. Ibu ternyata
Dede menjadi anak baik tanpa pamrih, imbalan datang dari tempat yang tidak
terduga.
132
or ya!
Iku
n
Nom
Cera
Pak Joko
S
ore itu Pak Joko sedang mengendarai sepeda motor
nya untuk kembali kerumah selepas bekerja.
Pilihlah alur ceritamu dengan pilihan yang menurut kamu benar. Jika
Di sebuah lampu merah, ada seorang Pak Joko melihat sebuah dompet jatuh dari
pengendara sepeda motor yang menerobos tas seorang penumpang motor.
lampu merah tersebut.
Pak Joko menyadari tindakan itu, lalu Pak Pak Joko melihat hal itu, dan tindakan yang
Joko memilih untuk… ia lakukan adalah…
Sabar menun
u? alikan?
Ambil & Kemb
atau atau
134
Pak Joko hampir saja bertabrakan dengan Mengacuhkan penerobos lampu merah tadi,
sebuah mobil! Wah berbahaya sekali ya kalau Pak Joko dengan sabar menunggu lampu
mencoba menerobos lampu merah! merah hingga selesai.
gambil
diamkan saja Pak Joko men
Pak Joko men likan dompet
dompet terseb
ut & mengemba
Karena Pak Joko mendiamkan saja kejadian Pak Joko dengan sigap mengambil dompet
itu, ia pun merasa bersalah karena melihat ibu tersebut dan mengembalikannya
ibu itu menepi dan tampak kebingungan
karena dompetnya hilang.
Pak Joko mendapat teguran dari pengendara Pak Joko pulang dengan hati tenang karena
lain karena ia lalai dan tidak mau menuruti telah melakukan hal yang baik dan selamat
aturan yang ada sampai rumah.
Kata
Mencari
s
etelah melalui hari dengan
Y T V J A G M T N P R N N P
M E N G E M B A L I K A N Y
V J B U L A U N A A U I G E
K D K F P Y K P G Y S K K K
L O L O S A B A R U L M E R
A M A A F I I P I I A T K I
E P V E O R S A H D K A T K
G E G D R S L M B A J T O G
I T A A T P E R A T U R A N
D J D L A E O I H R J I D O
P I F S M F B H C A U A T S
M E M B A N T U L K R T K A
136
elkan
!
p
a
em
T
Stikerny
Pin
Keluarga
Jujur
KELUARGA RG
A
JUJUR UA
KEL JUR
JU
KELUARGA KELUARGA
JUJUR JUJUR
138
i
an Kunc
Keluarga
Ganng
Jujur
Joko Cra
Bapak Ibu
Keluarga Kelu
Jujur Jujurga
a
r
Menik Dede
Scker
Keluarga
Jujur
Keluarga Keluarga Keluarga
Jujur Jujur Jujur
Gelas
Angkringan
Mencermati kebiasaan warga Prenggan,
Kotagede, Yogyakarta yang menggunakan
waktu setelah kerja untuk bersosialisasi,
diskusi, rekreasi, bertukar informasi di
angkringan (warung tenda khas Yogyakarta)
maka media gelas ini menjadi efektif sebagai
pengingat kampanye pencegahan anti korupsi
berbasis keluarga.
Eksekusi cetak sablon pada media gelas
yang ada di setiap angkringan Prenggan.
Gelas mencantumkan tagline
jujur barengan pada salah satu sisi gelas.
144
Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang dijalankan oleh orangtua untuk mengenalkan, menginternalisasi dan menanamkan aturan,
nilai-nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat kepada anak-anak mereka. Keluarga menjadi tempat belajar bagi para anggotanya.
Fungsi sosialisasi berkaitan dengan fungsi pendidikan yang ada dalam keluarga.
Orangtua menjadi pelaku utama dalam fungsi sosialisasi ini, sehingga orangtua wajib menjadi contoh untuk memberikan teladan
kepada anak-anak mereka dalam menerapkan aturan, nilai-nilai serta norma dalam kehidupan sehari-hari.
1. EDISI 01
JUDUL UTAMA : “KELUARGA JUJUR, KELUARGA MUJUR”
a. Pendapa
Materi berisi konten persuasif untuk menumbuhkan kesadaran orangtua tentang bahaya
korupsi. Orangtua juga menyadari pentingnya pencegahan korupsi yang dimulai dari
lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Di sini juga disinggung tentang Prenggan Dream, yaitu
impian Prenggan sebagai daerah bebas korupsi, sekecil apapun bentuknya.
b. Ing Ngarsa sung Tuladha
Mengangkat profil salah satu tokoh di Prenggan sebagai salah satu teladan anti korupsi.
c. Sinau
Materi berisi pengenalan tentang keluarga beserta segala fungsinya, terutama yang
berkaitan dengan upaya pencegahan korupsi. Disinggung juga tentang bagaimana tips dan
146
trik untuk membina dan mendidik anak-anak yang berkarakter jujur sebagai bekal
kesuksesan mereka di masa depan. Membangun impian Prenggan.
d. Wedangan
Obrolan santai di angkringan (warung koboi) membahas tentang makna kejujuran.
e. Pitutur Luhur
Petuah bijak tentang kejujuran
f. Kabar Prenggan
Tentang kegiatan Sekolah Relawan session 1
g. Wara-wara
Pengumuman tentang program KPK yang berkaitan dengan kegiatan pencegahan korupsi
berbasis keluarga.
h. Guyonan
Cerita lucu yang berkaitan dengan kejujuran.
i. Caraka (Cipta, Rasa, Karsa, & Karya)
Berisi panduan berbagai kegiatan yang bisa dilaksanakan bersama antara orangtua dan
anak-anaknya yang bertujuan untuk menanamkan kejujuran pada anak, dan menyiapkan
mereka menjadi pribadi sukses di masa depan.
2. EDISI 02
JUDUL UTAMA : “ANAK KITA, MASA DEPAN KITA”
a. Pendapa
Materi, mengupas lebih dalam lagi bagaimana mendidik dan membina keluarga, terutama
anak-anak agar mempunyai karakter jujur. Bagaimana pola asuh dan cara komunikasi yang
tepat. Dipaparkan juga berbagai cara kreatif untuk mendidik anak melalui permainan, cerita
dan dongeng.
b. Ing Ngarsa sung Tuladha
Teladan seorang anak dengan kisah kejujurannya. Kalau bisa anak Prenggan lebih bagus. Jika
belum ada, bisa diambil dari kisah kejujuran anak-anak yang pernah ada.
c. Sinau
Materi tutorial cara membuat permainan, cerita, dan dongeng untuk anak yang berkaitan
dengan kejujuran.
d. Wedangan
Obrolan santai dengan setting angkringan, membahas tentang pola asuh anak.
e. Pitutur Luhur
Petuah bijak tentang bagaimana mendidik anak.
f. Kabar Prenggan
Berisi tentang kegiatan para relawan dalam menyebarkan buletin dan mading. Juga respon
warga Prenggan.
g. Wara-wara
Pengumuman dari relawan atau dari KPK tentang program pencegahan korupsi berbasis
keluarga.
h. Guyonan
Cerita lucu mengenai orang tua dan anak.
i. Caraka (Cipta, Rasa, Karsa, & Karya)
Mengenalkan buku “Tunas Intregritas” sebagai salah satu media komunikasi dengan anak
melalui kegiatan bercerita.
3. EDISI 03
JUDUL UTAMA : “PRENGGAN BERAKSI, BERANTAS KORUPSI!”
a. Pendapa
Mengupas berbagai tindakan nyata yang bisa dilakukan warga Prenggan terutama orangtua
secara keseluruhan. Bersama-sama membentuk lingkungan yang jujur bebas korupsi.
Ditonjolkan prinsip menumbuhkan keteladanan para orangtua, sehingga menjadi panutan
anak-anaknya.
b. Ing Ngarsa sung Tuladha
Teladan dari tokoh/pemimpin Prenggan/Kotagede yang terkait dengan aksi pencegahan
korupsi.
c. Sinau
Mengupas tentang cara menjadi pribadi teladan bagi orangtua, dalam upaya membangun
karakter jujur anak.
d. Wedangan
Obrolan santai tentang makna keteladanan.
e. Pitutur Luhur
Petuah bijak tentang orangtua yang lebih baik memberikan keteladanan daripada banyak
berkata-kata.
f. Kabar Prenggan
Berita tentang aksi relawan yang berkaitan dengan kegiatan sebelumnya
g. Wara-wara
Pengumuman tentang aksi anti korupsi dari relawan, pemerintah desa Prenggan atau KPK.
h. Guyonan
Cerita lucu tentang keteladanan
i. Caraka (Cipta, Rasa, Karsa, & Karya)
Mengenalkan karya buku “Orange Juice”, “Goda-gado Integritas”, serta Komik Tipikor.
148
LAMPIRAN 2
BUKU HARIAN
ORANGTUA
(PEMANTAUAN
PERKEMBANGAN ANAK)
BUKU HARIAN ORANGTUA
LAMPIRAN 4
MODUL
RELAWAN BER-AKSI
MODUL
PENCEGAHAN KORUPSI BERBASIS KELUARGA
PANDUAN RELAWAN
JURNAL RELAWAN
BAHAN PENDUKUNG
1|Modul Relawan Gen AKSI
152
BLANK
Daftar Isi
Sekilas tentang Pencegahan Korupsi berbasis Keluarga, Relawan Gen AKSI, dan
Prenggan
Modul 1:
Mari Beraksi dengan Menjadi Relawan Gen AKSI
Modul 2:
Menjadi Ayah-Bunda Hebat Itu, Mudah Lho...
Modul 3:
Jujur vs Korupsi
Modul 4:
1001 Cerita dan Inspirasi Teladan Kejujuran
Modul 5:
Bagaimana Cara Menginternalisasi dengan Mudah dan Menyenangkan?
Modul 6:
Menjadi Fasilitator Hebat itu Mudah
Upaya pemberantasan korupsi tak bisa dengan memangkas yang terlihat saja. Melainkan
harus dengan gerakan sosial yang luas dan mendalam, mengarah pada perubahan sosial
budaya. Gerakan sosial pemberantasan korupsi merupakan kebangkitan masyarakat untuk
bersama-sama mengoreksi kondisi dan menghadirkan kehidupan lebih baik. Tujuan akhirnya
tidak hanya PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU INDIVIDU di dalam masyarakat itu sendiri,
melainkan juga memunculkan TATANAN SOSIAL BARU yang bebas korupsi.
Adalah KELUARGA, sebagai unit terkecil masyarakat, yang diharapkan menjadi INTI
GERAKAN SOSIAL PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA. Keluarga dapat
memengaruhi individu dan berperan signifikan membangun budaya antikorupsi, sehingga
menjadi sandaran harapan, tuntutan, dan keinginan dari sistem sosial yang lebih besar.
Keluarga juga merupakan pendukung kekuatan potensial generasi mendatang yang akan
mengambil alih kepemimpinan negeri ini. Dalam rangka mengawali gerakan sosial inilah,
pada 2012 -2013, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia melakukan
baseline study menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memetakan kondisi
keluarga di Kota Yogyakarta dan Kota Solo dan persepsi mereka terhadap korupsi. Hasil
baseline study ini kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan konsep intervensi Program
Pembangunan Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga.
1. Hanya ada sekitar 50% keluarga yang mengetahui fungsi sosialisasi dan fungsi afeksi, 37% fungsi
identitas sosial. Bahkan terkait dengan fungsi utama terkait fungsi sosialisasi, hanya ada 4% saja ayah –
ibu dalam keluarga yang menganggap bahwa fungsi sosialisasi merupakan fungsi utama dalam keluarga.
2. Dari seluruh responden (Ayah, Ibu, anak), hanya 4.5% (ayah, ibu dan anak sama – sama tahu)
mengetahui peran ayah dan ibu sebagai pendidik. Sebesar 45% responden mengatakan jika Ayah dan
Ibu mengetahui peran penting Ayah dan Ibu sebagai pendidik namun anak hanya mengetahui peran Ibu
sebagai pendidik. Mayoritas anak merasa bahwa hanya ibu yang berperan sebagai pendidik. Karena
anak menganggap ayah berperan sebagai pencari nafkah. Hal ini dikarenakan anak hanya merasa
bahwa yang mendidik adalah ibunya karena anak memiliki hubungan emosional dan intensitas
pertemuan yang tinggi dengan ibunya pada umumnya.
3. Nilai kejujuran merupakan nilai terbesar kedua yang diinternalisasi oleh orangtua (ayah dan ibu)
terhadap anak. Hal ini terbukti dikonfirmasi kembali oleh anak. Meskipun demikian, dari sisi sinergi
lebih dari 40% keluarga yang sama-sama tidak menerapkan nilai kejujuran untuk diinternalisasi. Hanya
4% keluarga yang sama-sama menerapkan nilai kejujuran untuk diinternalisasi. Ayah dan ibu di kota
Solo menginternalisasi kejujuran sebagai nilai utama kemudian nilai sholeh/shalehah menjadi nilai
kedua. Di Jogya masih kental dengan ritual budaya (bagian dari agama).
4. Kejujuran lebih dominan dimaknai dengan perkataan/lisan, belum sampai pada tindakan. Belum ada
pemahaman mengenai hubungan antara ketidakjujuran dengan tindakan/perbuatan korupsi. Tidak bisa
langsung dihubungkan. Anak berbuat tidak jujur karena takut dimarahi orangtua.
5. Kesuksesan dikaitkan dengan aspek materi; Mandiri , Berhasil dalam pendidikan, Berhasil dalam Cita.
Masyarakat Modern dan Materialistis. Belum dikaitkan dengan nilai yang tertanam di diri anak. Lebih
kepada output yang bersifat fisik.
6. Masyarakat belum bisa membayangkan dengan jelas bagaimana gambaran negeri ini tanpa korupsi.
Melalui intervensi yang dilakukan tersebut, keluarga Indonesia diharapkan akan menjadi
“Keluarga Jujur, Keluarga Bahagia”. Sebuah kondisi keluarga yang melahirkan generasi
antikorupsi (Gen AKSI). Di mana hal tersebut dapat terwujud jika sebuah keluarga:
1. MENYADARI bahwa keluarga berperan penting dalam pemberantasan korupsi
2. MENGETAHUI manfaat yang akan diperoleh jika program pencegahan korupsi berbasis
keluarga ini berhasil
3. MENGETAHUI apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut:
a. Memahami 3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi, Sosialisasi)
b. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak
c. Mengetahui yang dimaksud dengan jujur, indikator dan implementasinya, serta
kaitannya dengan korupsi
d. Mau menjadikan fungsi sosialisasi (penanaman nilai kepada anak) sebagai fungsi utama
e. Menjadikan jujur (yang didukung dengan Life Skill) sebagai indikator kesuksesan hidup
f. Mengetahui kisah-kisah kejujuran yang pernah dilakukan tokoh-tokoh kotagede dan
nasional
g. Mengetahui cara-cara menginternalisasi kejujuran kepada anak melalui permainan,
dongeng, dan tradisi khas lokal
h. Menyadari bahwa ayah dan ibu sama-sama berperan dalam pendidikan anak
4. MAMPU melakukan internalisasi nilai-nilai sehingga anak berperilaku jujur melalui:
a. Permainan
b. Dongeng
c. Keteladanan
Agar dapat melaksanakan peran tersebut, ada persyaratan sebagai seorang relawan.
1) Mau terlibat sebagai RELAWAN sebagai bagian dari gerakan pemberantasan korupsi
2) Memiliki pengetahuan mengenai:
3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi, Sosialisasi) dan implementasinya
Pengertian, indikator, dan implementasi jujur serta kaitannya dengan korupsi
Kisah-kisah kejujuran yang pernah dilakukan tokoh-tokoh Kotagede dan
nasional
Tindak Pidana Korupsi
Cara-cara menginternalisasi kejujuran kepada anak melalui permainan,
dongeng, dan tradisi khas lokal
3) Mampu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada
masyarakat.
KPK dalam hal ini mempunyai “kewajiban” membekali Relawan sehingga memenuhi
persyaratan sebagai relawan dengan cara:
10 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Mengapa Prenggan? Dipilihnya Prenggan, karena masyarakat di kelurahan tersebut
masih menjaga dan memelihara berbagai kearifan lokal. Berdasarkan hasil Etnografi
yang dilakukan KPK, ditemukan beberapa fakta positif berikut:
1. Toleransi yang tinggi, dimana saat natal, muslim yang menjadi penjaga
keamanaan agar ibadah mereka aman dan lancar
2. Kampung Religi dan tatanan nilai sopan santun serta tatanan budaya masih
dijunjung luhur.
4. Kultur masyarakat yang memiliki jiwa social yang tinggi, tidak mengedepankan
materi
6. Relawan sosial cukup banyak yang bisa menggerakkan warga meskipun tanpa
anggaran. Terdapat relawan budaya, relawan sosial, relawan ekonomi, relawan
politik, relawan agama, dst.
11 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
162
12 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Silabus
Sekolah Relawan
13 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
164
14 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
3 Memiliki keterampilan dalam Peserta memahami pentingnya permainan, Modul 5:
menginternalisasi kejujuran dongeng, dan tradisi lokal sebagai media Bagaimana Cara
kepada anak melalui untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi Menginternalisasi
permainan, dongeng, dan kepada anak dengan Mudah dan
tradisi khas lokal Peserta mengetahui ragam permainan Menyenangkan?
tradisional dan tradisi khas Kotagede
Peserta mampu mempraktekkan beberapa
jenis permainan anak tardisional
Peserta mampu mendongeng sederhana
untuk anak
4 Mampu Modul 6:
menularkan/menyampaikan Menjadi Fasilitator
kembali pengetahuan dan Hebat
keterampilan yang dimilikinya
kepada masyarakat.
15 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
166
16 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 1:
Mari Ber-AKSI dengan menjadi
Relawan Gen AKSI
17 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
168
Kompetensi dasar
Peserta mau terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi berbasis keluarga
Hasil Belajar
• Peserta menyadari dampak dari korupsi dan memahami alasan korupsi harus
diberantas
• Peserta mampu membuat impian mengenai Prenggan Masa Depan yang bebas
dari korupsi dan memetakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mewujudkan impian
18 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti
Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:
19 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
170
Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?
20 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 2:
Menjadi Ayah-Bunda Hebat Itu,
Mudah Lho...
21 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
172
Kompetensi Dasar
Peserta memiliki pengetahuan mengenai 3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi,
Sosialisasi) dan implementasinya
Hasil Belajar
• Peserta memahami 3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi, Sosialisasi)
• Peserta memahami interaksi dan komunikasi orangtua-anak sebagai implementasi
dari fungsi afeksi
• Peserta memahami penanaman nilai kejujuran implementasi dari fungsi sosialisasi
• Peserta memahami pentingnya menjadikan fungsi sosialisasi (penanaman nilai
kepada anak) sebagai fungsi utama
• Peserta memahami bahwa ayah dan ibu mempunyai peran yang sama dalam
pendidikan anak
Peserta memahami makna sukses sebagai implementasi dari fungsi identias sosial
22 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti
Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:
23 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
174
Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?
24 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 3:
Jujur vs Korupsi
25 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
176
Kompetensi Dasar
Peserta memiliki pengetahuan mengenai definisi dan indikator jujur, keterampilan hidup,
serta kaitannya dengan korupsi
Hasil Belajar
• Peserta memahami yang dimaksud dengan jujur dan indikatornya
26 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti
Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:
27 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
178
Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?
28 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 4:
1001 Cerita dan Inspirasi Teladan
Kejujuran
29 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
180
Kompetensi Dasar
Peserta memiliki pengetahuan mengenai Kisah-kisah kejujuran yang pernah dilakukan
tokoh-tokoh kotagede dan nasional.
Hasil Belajar
Peserta memahami bahwa bangsa Indonesia termasuk Kotagede pernah memiliki
tokoh-tokoh yang memiliki integritas dan kejujuran
30 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti
Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:
• Orange Juice for Integrity: Belajar Integritas kepada Tokoh Bangsa, KPK, 2014
31 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
182
Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?
32 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 5:
Bagaimana Cara Menginternalisasi
Kejujuran dengan Mudah dan
Menyenangkan?
33 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
184
Kompetensi Dasar
Memiliki keterampilan dalam menginternalisasi kejujuran kepada anak melalui permainan,
dongeng, dan tradisi khas lokal.
Hasil Belajar
• Peserta memahami pentingnya permainan, dongeng, dan tradisi lokal sebagai
media untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada anak
34 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti
Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:
35 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
186
Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?
Pentingnya permainan, dongeng, dan tradisi lokal sebagai media untuk menanamkan
nilai-nilai antikorupsi kepada anak
Ragam permainan tradisional dan tradisi khas Kotagede
Cara pintar mendongeng
• Anda punya IDE lain?
Mendongeng
Ber-mocopatan
Bermain Gatheng
36 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 6:
Menjadi Fasilitator Hebat itu Mudah
37 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
188
Kompetensi Dasar
Mampu menularkan/menyampaikan kembali pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya kepada masyarakat.
Hasil Belajar
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap persiapan.
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap pelaksanaan.
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator setelah pelaksanaan berakhir.
38 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Kompetensi Dasar
Mampu menularkan/menyampaikan kembali pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya kepada masyarakat.
Hasil Belajar
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap persiapan.
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap pelaksanaan.
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator setelah pelaksanaan berakhir.
38 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
190
Materi Inti
Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:
39 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat mempraktekkan hal-hal yang
dipelajari pada saat melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat di Prenggan.
Relawan juga diharapkan mengembangkan dan melengkapi teknik-teknik dan metode-
metode memfasilitasi.
40 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
192
BAHAN
PENDUKUNG
41 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
A. Buku
1. Laporan Hasil Studi Baseline Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga 2013
2. Hasil Baseline Survey Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga di Kelurahan
Prenggan
3. Membangun Gen AKSI, dari Keluarga Jujur, Keluarga Bahagia
4. Semua Bisa Beraksi
5. Menjadi Ayah-Bunda Hebat Itu, Mudah Lho...
6. Ini Dia! Generasi Antikorupsi (Gen AKSI)
7. Pantang Korupsi Sampai Mati
8. Orange Juice for Integrity: Belajar Integritas kepada Tokoh Bangsa
9. Dari Kotagede untuk Indonesia
10. Asah Karakter
11. Mendongeng Itu Mudah dan Menyenangkan
12. Panduan Fasilitator ACLC
42 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
194
LAMPIRAN 5
BUKU
AKTIVITAS RELAWAN
BUKU AKTIVITAS RELAWAN
RELAWAN ORGANISATORIS
Nama Relawan:
Lokasi Intervensi:
Aktivitas yang
Tanggal Sasaran Intervensi Catatan
dilakukan
196
LAMPIRAN 6
BUKU
FAMILY VISIT
RELAWAN
BUKU FAMILY VISIT RELAWAN
RELAWAN ORGANISATORIS
Nama Relawan:
Lokasi Intervensi:
Keluarga Sasaran (nama Kepala Keluarga):
RELAWAN ORGANISATORIS
Nama Relawan:
Lokasi Intervensi:
Keluarga Sasaran (nama Kepala Keluarga):