Anda di halaman 1dari 146

06

lampiran
1. Dokumen LFA final
2. Modul ‘Agar Anak Jujur’ untuk orangtua beserta alat peraga
dan media pembelajaran lainnya
3. Buku harian orangtua (pemantauan perkembangan anak)
4. Modul Relawan Ber-Aksi
5. Buku Aktivitas Relawan
6. Buku Family Visit Relawan
54

LAMPIRAN 1
DOKUMEN LFA FINAL
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT

ANAK
1. Menciptakan Pada tahun 1.     Meningkatnya Anak: Tahap 1 (… Terciptanya tersampaikannya Tersedianya tools/ desain dan Seberapa efektif
generasi yang 2045 tercipta awareness, belief, tahun) Kesadaran kampanye efektif materi jujur dan media untuk produksi media campaign
Jujur dan Anti 80% generasi behaviour tentang 100%, Sikap …%, untuk meningkatkan anti korupsi meningkatkan signage, yang dilakukan dalam
Korupsi kelurahan kejujuran plus Perilaku ….%. Tahap II awareness, belief dan pada ...relawan awareness JUJUR gapura mendukung program?
Prenggan adalah (… tahun) Kesadaran behaviour JUJUR PLUS kelompok/jenis PLUS pada anak kelurahan, Berapa tema yang
Generasi JUJUR 100%, Sikap …%, ...di kelurahan poster, flyer, akan di sebarkan
PLUS sesuai Perilaku ….%. prenggan RT... stiker, kalender setiap bulan nya?
dengan kriteria Tahap III (… tahun) RW...melalui dinding,
yang sudah Kesadaran 100%, program/kegiatan penyusunan
diintervensi Sikap …%, Perilaku ... yang di lakukan rubrikasi
melalui rangkaian ….% oleh KPK,& ... dan materi
program JUJUR Selama periode .... BULETIN,

Terselenggarananya Terselenggaranya Tersedianya tools/ Note: Tool Kesesuaian isi modul


edukasi JUJUR PLUS …… pertemuan media untuk mencakup log dengan program,
untuk anak dengan jumlah meningkatkan book, buku banyak nya modul …..
anak …..melalui belief anak untuk harian bercerita Dalam periode….?
program ….. Yang JUJUR PLUS
dilakukan oleh……..
Penyajian modul
dapat dipahami oleh
pengguna
ORANG TUA
1.  Meningkatnya Orang Tua: Tahap Terciptanya sekolah Berapa banyak Tersedianya tool/ pengenalan Kesesuaian isi modul
persepsi dan 1 (… tahun) Presepsi orang tua untuk pertemuan/sesi modul tentang dan pengantar, dengan program,
perilaku orang tua tentang fungsi edukasi pengenalan pada sekolah fungsi keluarga fungsi keluarga Penyajian modul
mengenai fungsi keluarga 100% dan pengantar, fungsi orang tua …. Dalam (Modul: dapat dipahami oleh
keluarga (Afeksi, dan Perilaku dalam keluarga berapa periode….? Buku Gen pengguna?
Sosialisasi dan menjalankan 3 fungsi Target berapa Aksi, fungsi
identitas sosial) keluarga ….%. banyak orang tua keluarga), buku
yang hadir pada harian orangtua
setiap sesinya?
Berapa jumlah Berapa kali
sumber daya dalam 1 bulan
manusia yang sekolah tersebut
tersedia untuk terselenggara?
memberikan Berapa lama
materi kepada pengajaran setiap
orang tua? modulnya? Berapa
target orang tua
yang hadir setiap
pertemuan
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
56
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT

2.  awareness, Orang Tua: Tahap 1 Terciptanya sekolah Tersedianya tools/ Internalisasi Kesesuaian isi modul
belief, behaviour (… tahun) Kesadaran orang tua untuk media untuk jujur plus dengan program
tentang kejujuran 100%, Sikap …%, internalisasi kejujuran meningkatkan (Modul: Silih
plus dan anti korupsi Perilaku ….%. Tahap II plus dan antikorupsi awareness, belief Asah, Silih
(… tahun) Kesadaran dan behaviour Asuh, Silih
100%, Sikap …%, baik untuk OT Asih Karakter;
Perilaku ….%. Seri Tunas
Tahap III (… tahun) Integritas, how
Kesadaran 100%, to storytelling)
Sikap …%, Perilaku
….%
Berapa modul yang
diproduksi setiap
tahun nya?
Banyaknya Penyajian modul
orang dapat dipahami oleh
yang akan pengguna
melakukan
edukasi atau
menggunakan
tool/modul
Konsistensi jumlah
orang yang
melakukan edukasi
atau internalisasi
terhadap orang tua
3. Menjadi teladan 80% perilaku anak Adanya implementasi Target aktifitas Adanya Ada checklist Checlist perilaku
Kejujuran dan anti selaras dengan aturan dan aktifitas orang tua yang implementasi capaian anak…% sesuai
korupsi apa yang telah orang tua yang dijadikan teladan aturan dan yang sudah dengan aktifitas yang
dicontohkan orang mendukung JUJUR anak? aktifitas orang tua dilakukan oleh dicontohkan orang
tua nya tentang PLUS, adanya yang mendukung orang tua dan tua, berdasarkan
JUJUR PLUS penerapan kebijakan, JUJUR PLUS. yang sudah hasil assesment
pengawasan & dilakukan oleh keteladanan orang
evaluasi yang anak (sama hal tua sebesar ….
dilakukan Orang Tua dengan yang
untuk JUJUR PLUS dicontohkan
terhadap anak orang tua),
Hasil penilaian
assesment dari
psikolog yang
positive tentang
keteladanan
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT

Target hasil Ketersediaan


evaluasi dan kebijakan orang
pengawasan tua terhadap
orang tua terhadap JUJUR PLUS,
perilaku anak ….. peran orang
tua dalam
menerapkan
kebijakan,
pengawasan &
evaluasi yang
dilakukan Orang
Tua
Agen sosialisasi
sekunder, meliputi:
( Kader PKK,
Penyuluh BKKBN/
BKM/BKB,      Kader
BKOW, Kader MPW,
Muhammadiyah,
Kader Aisyiah,
Mahasiswa/I, RT/
RW, Guru (Pengajar/
Pendidik), Media
massa)
Relawan: Tahap 1 (… Terbentuknya kader - Target kader yang Sistem perekrutan Berapa Berapa banyak
tahun) Kesadaran kader JUJUR PLUS terbentuk? dengan orang yang relawan yang terekrut
100%, Sikap …%, menitikberatkan melakukan dan konsisiten
Perilaku ….%. Tahap II nilai dan perilaku seleksi? menjalankan fungsi
(… tahun) Kesadaran JUJUR PLUS Tahapan apa relawan?
100%, Sikap …%, saja yang
Perilaku ….%. dilakukan
Tahap III (… tahun) dalam
Kesadaran 100%, perekrutan?
Sikap …%, Perilaku
….% Terselenggaranya Berapa kali Jumlah Kesesuaian isi modul
Sekolah Relawan akan dilakukan sumber daya dengan program
tentang fungsi pendidikan relawan manusia yang
keluarga ….. dalam kurun melakukan
waktu…… training kepada
relawan,
sumber
dana untuk
melakukan
training,
Penyajian modul
dapat dipahami oleh
pengguna
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
58
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT

Terbentuknya relawan/ Berapa persen Tersedianya tools/ Penyusunan Persentase


kader yang dapat relawan yang media untuk kurikulum, peningkatan
menginternalisasi nilai terekrut, yang meningkatkan silabus, awareness, belief
JUJUR PLUS mampu melakukan awareness, belief lesson plan, dan behaviour
internalisasi nilai dan behaviour dan modul tentang kejujuran
JUJUR PLUS? baik untuk untuk Sekolah plus dan anti korupsi
Relawan Komunitas dibandingkan hasil
Relawan, Buku assesment awal
harian relawan. perekrutan relawan
2.  Memiliki Berapa banyak Terbentuknya relawan Apa saja kegiatan Persentase
kesadaran untuk relawan yang terlibat yang konsisten yang diharapkan peningkatan relawan
terlibat dalam dalam gerakan melakukan gerakan dilakukan oleh yang menjadi teladan
gerakan JUJUR PLUS?...... JUJUR PLUS dan Anti relawan dalam kejujuran dan anti
Orang korupsi kurun waktu…. , korupsi
berapa persen
dari relawan yang
terekrut melakukan
kegiatan-kegiatan
tersebut?
Tingkat komitmen
untuk menjalankan
program

Note: Apa 3.  Mampu menjadi Hasil penilaian Terbentuknya pusat Berapa banyak tersedianya ruang Jumlah Banyaknya relawan
definisi teladan assesment dari konsultasi (tempat orang tua yang -ruang konsultasi sumber daya yang menjadi sumber
generasi? psikolog yang bertanya dan meminta melakukan dan jadwal manusia yang konsultasi?
Siapa sasaran positive tentang nasehat orang tua konsultasi kepada konsultasi. dapat dimintai
generasi yang keteladanan kepada relawan) relawan? konsultasi
dimaksud?
Dimanakah 4. Mampu mengajak Berapa banyak Terbentuknya Berapa banyak Pengkaderan Sekolah Kemampuan
lokus yang yang lainnya relawan yang regenerasi relawan yang ke generasi relawan untuk mengajak atau
akan menjadi (penggerak) terekrut oleh relawan relawan (relawan terbentuk oleh selanjutnya antikorupsi menggerakan orang
fokus? awal (berapa banyak berkesinambungan) relawan perintis? (regenerasi) masyarakat lain untuk terlibat
relawan baru yang Berapa radius dalam gerakan
terekrut oleh relawan daerah yang JUJUR PLUS dan
pioner) terpengaruh oleh ANTI KORUPSI
gerakan relawan?
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT

2. 30 tahun kedepan Terciptanya Seluruh perangkat di Tersedianya atau Esensi apa saja pembentukan pendataan Adanya aktifitas pada
Menciptakan kehidupan dukungan Kelurahan Prenggan teroptimalisasi yang ada di ruang taman bacaan/ ruang publik ruang publik tersebut
lingkungan masyarakat di lingkungan baik sebagai pejabat ruang publik untuk publik? Seberapa perpustakaan yang bisa yang sesuai dengan
sosial Prenggan 80% Prenggan yang publik, pegawai mendukung JUJUR sering akan di warga digunakan tujuan program
Prenggan dilandasi dengan efektif, efisien pemerintah, swasta, PLUS dan ANTI update mengenai untuk taman
yang Jujur plus JUJUR PLUS dan aktif dalam masyarakat biasa, KORUPSI konten yang ada bacaan (balai
mewujudkan dll mendukung serta di ruang publik? pertemuan,
masyarakat dan mengisi kegiatan Berapa banyak posyandu,
JUJUR PLUS dan masayarakat yang target massa yang PAUD, rumah
Antikorupsi dilandasi JUJUR mengakses ruang warga, mesjid,
PLUS (80% kegiatan publik dalam kurun gereja)
di masyarakat waktu tertentu?
disisipkan nilai
JUJUR PLUS) Optimalisasi ruang WS Target pengunjung
publik sebagai Pengelolaan per pekan di taman
media informasi Taman Bacaan bacaan, target tema
(MADING warga) buku yang ada pada
taman bacaan
optimalisasi ruang Pembentukan Target apa saja
publik sebagai dan perkembangan
tempat kegiatan pengelolaan esensi dari taman
seni budaya Taman Bacaan bacaan, apakah
oleh relawan/ hanya sekedar buku?,
warga atau lainnya?
optimalisasi
ruang publik
sebagai tempat
pembelajaran
Meningkatnya Berapa persen Sosialisasi sosialisasi Target berapa persen
awareness OT dan target orang Program program masyarakat Prenggan
Relawan dalam rangka tua yang ada pencegahan mengetahui program
mewujudkan anak di kelurahan korupsi pencegahan korupsi
yang memiliki karakter Prenggan tahu, berbasis berbasis keluarga ini?
JUJUR PLUS dan ANTI sadar dan keluarga dan
KORUPSI berperilaku JUJUR persiapan
PLUS? pembentukan
relawan kepada
pimpinan
kelurahan,
tokoh
masyarakat,
organisasi
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
60
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT

Kampanye Publik pemasangan Target media yang


media dipasang dalam kurun
kampanye di waktu tertentu?,
ruang publik target capaian
dan rumah per therm media
warga terpasang?
- pemasangan
signage di
titik strategis
- pemasangan
gapura di titik
strategis
- pembagian
stiker dan flyer
Sekolah tentang Berapa banyak Target berapa banyak
Antikorupsi untuk SDM yang masyrakat yang hadir
masyarakat mengajar, setiap pertemuan?
Materi apa
saja yang akan
diajarkan?
INDIKATOR INDIKATOR OUTPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME PROCESS INPUT INDIKATOR
IMPACT OUTCOME Activities (What we do) OUTPUT

3. Menjalankan Berapa banyak Implementasi Modul Target modul,


Rencana Aksi untuk kegiatan/rencana Rencana aksi Antikorupsi buletin, mading,
membentuk anak aksi mengenai sosialisasi, untuk yang produksi dalam
JUJUR PLUS dan ANTI JUJUR PLUS dalam kampanye, dan masyarakat kurun waktu tertentu?
KORUPSI 1 tahun?... pendidikan ((Modul: Buku Penyuluhan yang
kepada OT oleh Semua Bisa akan dilakukan
relawan ber-AKSI, dalam kurun waktu
Komik TipIkor, tertentu? Targetan
Orange Juice, per penyuluhan?
film K vs K,
Saujana))
- Penerbitan
dan distribusi
Buletin
- Penerbitan
Mading
- Penyuluhan
dan
pendampingan
kepada OT
- Edukasi Jujur
Plus kepada
anak
- Pentas seni
masyarakat
62

LAMPIRAN 2
MODUL
‘AGAR ANAK JUJUR’
UNTUK ORANGTUA
BESERTA ALAT PERAGA DAN
MEDIA PEMBELAJARAN LAINNYA
Agar Anak Jujur
Panduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak Sejak Dini
64

Agar Anak Jujur


Panduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak Sejak Dini

Penanggung Jawab : Dedie A. Rachim


Supervisi : Sandri Justiana
Penyusun : Sofie Dewayani
Kontributor :
Ilustrasi cover : Ferry Magenta
Ilustrasi isi : Ferry Magenta, EorG
Desain : EorG

ISBN:

Diterbitkan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920
http://www.kpk.go.id

Cetakan 1 : Jakarta, 2016

Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya,

diperbanyak untuk tujuan pendidikan serta non-komersial lainnya,

dan bukan untuk diperjualbelikan.


Sepatah Kata
Pimpinan KPK

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera untuk kita semua

Pendidikan Antikorupsi untuk anak usia dini, bertujuan membiasakan perilaku-perilaku baik sejak dini. Hal

tersebut diawali dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang (Pedagogy of Love), memenuhi kebutuhan-ke-

butuhan dasar anak, seperti makanan sehat dan bergizi, pembelajaran yang ramah anak, serta nilai-nilai dasar

pembentuk karakter anak, seperti jujur, peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani,

dan adil. Semua itu dibangun melalui proses internalisasi dan konstruktif.

Dalam upaya menjalankan amanah UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal

13 c, yang berbunyi “Dalam melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencega-

han menyelenggarakan program Pendidikan Antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan”, KPK telah menerbitkan

seri buku bacaan anak Tunas Integritas. Buku tersebut merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan

untuk menginternalisasi dan membangun karakter antikorupsi kepada anak sejak dini. Ini merupakan awal dari

serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus hingga ke jenjang pendidikan berikutnya.

Untuk melengkapi penerbitan seri buku Tunas Integritas, KPK menerbitkan buku “Agar Tunas Itu Tumbuh Berkem-

bang, Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas”. Kami berharap penerbitan buku panduan ini dapat memandu

guru dan orangtua dalam membentuk jati diri dan karakter antikorupsi yang kuat pada diri anak sehingga dapat

menjadi pejuang antikorupsi di masa mendatang. Jangankan korupsi, kepikiranpun tidak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

a.n Pimpinan KPK

Taufiqurrahman Ruki

Ketua

i
66

Petunjuk Penggunaan Buku Panduan

1. Saat mempelajari panduan ini, pastikan Anda juga membuka Seri Tunas Integritas yang
bersangkutan. Seri Tunas Integritas terdiri atas 6 buah buku, yaitu:

Buku 1: Byur!, berisi kisah-kisah fabel.


Buku 2: Hujan Warna-Warni, berisi kisah-kisah fantasi.
Buku 3: Ya, Ampun!, menghimpun beberapa dongeng.
Buku 4: Wuuush!, merupakan kumpulan kisah bergenre fiksi realistik kontemporer.
Buku 5: Ini, Itu?, berisi kumpulan kisah interaktif.
Buku 6: Ungu, Di Mana Kamu?, adalah buku aktivitas.

Akan Anda temukan tinjauan umum tentang masing-masing buku, yang mengulas gen-
re, kosakata baru, fakta menarik, Keluarga Kumbi, serta hal-hal lain yang penting dari
buku tersebut. Berikutnya, Anda dapat mempelajari sinopsis setiap cerita, bahan dis-
kusi, dan kemungkinan pengembangannya, untuk persiapan sebelum membaca ber-
sama anak-anak.

ii
2. Seri Tunas Integritas ditargetkan untuk pembaca anak-anak berusia 4-9 tahun. Rentang
itu cukup luas, dan karena setiap anak unik dan memiliki kecepatan perkembangan
sendiri, maka panduan ini bersifat umum. Sebagai orangtua atau guru yang menge-
nal tahap perkembangan anak-anak sendiri, Andalah yang akan menyesuaikan cara
Anda menggunakan Seri Tunas Integritas bersama mereka.Secara umum, anak-anak
usia prasekolah tentu masih membutuhkan bantuan orangtua atau guru dalam mema-
hami sebuah cerita. Sementara, anak-anak kelas 1-3 SD sudah dapat membaca sendiri
dengan atau tanpa bantuan. Kisah-kisah dengan kerumitan beragam dalam seri ini
memungkinkan anak-anak membacanya berulang-ulang dan setiap kalinya mendapat-
kan pemaknaan baru.

3. Jika ada kosakata baru dan fakta menarik dalam buku, sediakanlah waktu untuk men-
jelaskannya kepada anak-anak. Anda dapat mengajak anak-anak melihat kamus dan
membaca buku rujukan yang berkaitan.

4. Bahan diskusi dan pengembangan untuk setiap cerita merupakan pemantik gagasan,
yang disusun berdasarkan paradigma bahwa anak-anak itu cerdas dan membutuhkan
cukup tantangan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Anda dapat me-
nerapkan bahan diskusi dan pengembangan itu secara langsung atau membuat yang

baru, tergantung pada kebutuhan dan respons anak-anak.

iii
68

Daftar Isi

Sepatah kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

Petunjuk Penggunaan Buku Panduan . . . . . . . . . . ii

Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

Mengapa Kejujuran itu Penting? . . . . . . . . . . . . . . . 4

Apakah Kejujuran Itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11

Bagaimana Menumbuhkan Kejujuran? . . . . . . . . . 19

Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46

Daftar Pertanyaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48

REFERENSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50

iv
Pendahuluan

1
70
Berkata yang sebenarnya dan bertindak benar adalah refleksi utama kejujuran.Manusia me-
merlukan rasa “percaya” kepada manusia lain agar harmoni bisa terwujud dalam kehidupan
sosial.Kejujuran menjadi tumpuan dari rasa percaya ini.Sikap dan rasa percaya (trust) perlu
ditumbuhkan pada anak-anak sejak dini dalam pengasuhan. Dengan tumbuhnya rasa per-
caya, maka jujur pun bisa berkembang dalam sikap hidupnya.

Rasa percaya dan sikap jujur sulit tumbuh pada anak-anak yang sering dihadapkan pada ke-
curangan, perkataanbohong, atau pengkhianatan dari orang dewasa di sekitarnya, terutama
dari orang tuanya. Anak-anak yang tumbuh menyaksikan kecurangan-kecurangan cenderung
membentuk persepsi yang salah tentang nilai moral. Hal ini lama-lama bisa mengakibatkan
bergesernya nilai-nilai di dalam dirinya.Tidak jarang kita melihat orang dewasa yang berbuat
curang persis di depan anak-anak, misalnya menerobos lampu merah. Apabila anak-anak
tidak bisa mengenali batas antarakecurangan dan kejujuran, mereka akan tumbuh menjadi
pribadi yang pragmatis dan mudah mendapat pengaruh negatif.

Orangtua perlu duduk bersama anak dan meluangkan waktu khusus untuk menginternalisasi
nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan anak. Orangtua juga perlu memahami bahwa anak
perlu mendapatkan dukungan untuk berani mengatakan hal yang benar dan melakukan tin-
dakan yang benar. Selain itu, anak perlu melihat contoh perbuatan jujur dalam figur orang
dewasa yang dekat dengan mereka. Oleh karena itu, orangtua adalah teladan kejujuran yang
paling dekat dengan anak.

ilustrasi “Modo Tak Mau Menari” 3


72

Mengapa Kejujuran itu Penting?


Kejujuran tidak hanya bermanfaat bagi individu,
tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.

4
Bagi orangtua

Kejujuran itu penting karena:

Kejujuran menumbuhkan kepercayaan.Anak yang jujur akan tumbuh menjadi anak


yang percaya diri, dapat dipercaya dan bahagia.

Menginternalisasi kejujuran dalam pola pengasuhan akan menciptakan masyarakat


Indonesia yang aman, nyaman, makmur. Kehidupan yang baik akan mudah terwujud.

Pendidikan usia dini adalah satu fase yang penting untuk menginternalisasi nilai-nilai keju-
juran dalam kehidupan anak. Pengetahuan dan pengajaran yang diterima anak di masa awal
kehidupannya akan disimpan dan direkam anak dan akan memengaruhi kepribadiannya
hingga ia beranjak dewasa.

5
74

Bagi anak

Kejujuran itu penting karena:

Membuat hati tenang. Apabila kita jujur, kita tidak dikejar-kejar oleh perasaan
bersalah. Apabila kita tidak berbohong, kita tidak perlu berusaha untuk menutupi
kebohongan.

Bangga kepada diri sendiri. Kita tidak perlu menutup-nutupi perbuatan yang tidak
kita lakukan ketika curang.

Kita akan disayang oleh orang-orang di sekitar kita karena mereka tidak merasa
dibohongi.

Kita dapat mengikuti banyak kegiatan karena kita dipercaya oleh orang lain.

Orang lain akan menghargai prestasi kita karena mereka tahu bahwa kita meraihnya
dengan jujur.

6
Apabila kita bohong, maka kita:

Dijauhi orang lain.

Tidak dipercaya oleh teman.

Akan kehilangan nama baik.

Dapat berurusan dengan hukum.

Diliputi perasaan was-was.


Harus menutupi kebohongan yang satu dengan kebohon-
gan yang lain. Ini merepotkan karena kita harus mengin-
gat kebohongan-kebohongan itu satu per satu.

7
76
Absennya kejujuran membuat Indonesia tak nyaman

Kecurangan dan kebocoran soal Ujian Nasional terjadi setiap tahun.


Pemerintah mengucurkan banyak dana untuk mengerahkan polisi dan
mengarantina pegawai percetakan untuk mencegah kebocoran ini ter-
jadi. Kalau siswa jujur dan tidak membocorkan soal, pemerintah bisa
menghemat milyaran rupiah.

Banyak kecelakaan terjadi di jalan raya karena pengemudi kendaraan


ugal-ugalan,kurang terampil berkendara, dan tidak mengerti peraturan
lalu-lintas. Ironisnya, banyak pengendara motor yang masih di bawah
umur. Mereka dapat mengendara karena memperoleh Surat Izin Menge-
mudi (SIM) secara ilegal. Apabila SIM diberikan hanya kepada penge-
mudi yangterampil dan mengerti etika berlalu-lintas, maka angka ke-
celakaan lalu-lintas akan dapat ditekan.

Oknum-oknum pedagang menimbun barang kebutuhan pokok sehingga


harganya melambung tinggi.

Oknum pegawai kantor melakukan korupsi dengan mengambil sebagian


dana proyek. Jalan dan jembatan dibuat dengan material yang buruk
sehingga cepat rusak.

Untuk menghindari hukuman, hakim dan jaksa disogok dengan sejum-


lah uang. Rasa aman di masyarakat pun hilang karena hukum bisa dibeli.

ilustrasi “Modo Tak Mau Menari” 9


78

“Kejujuran yang menyakitkan itu


lebih baik daripada kebohongan
yang membawa manfaat.”

(Thomas Mann)

10
Apakah Kejujuran Itu?

11
80

Jujur dalam perkataan

Berkata jujur berarti:

Tidak berbohong tentang perkataan atau perbuatan orang lain. Membicarakan sesuatu
hal yang tidak benar tentang orang lain pasti akan menyakiti hatinya.

Berkata jujur berarti mengakui kesalahan yang dilakukan dengan sengaja ataupun
tidak. Anak yang jujur adalah anak yang tidak takut menerima akibat dari perbuatan
yang dilakukannya.

Berkata jujur adalah menceritakan kejadian yang sebenarnya. Terkadang, anak tidak
menceritakan hal yang sebenarnya karena takut dimarahi. Anak hendaknya didorong
untuk berani berkata jujur, meskipun ini akan mengakibatkan hal yang tidak disukainya.

Berkata jujur harus dibarengi oleh tindakan yang benar. Kadang, anak mengucapkan
dengan spontan hal-hal seperti “Kulit Bapakkok sangat hitam?” Atau ”Baju kamu jelek
sekali hari ini” “Rumah Bude nggak bagus, temboknya rusak”, bisa dikategorikan se-
bagai mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi apakah tindakan itu benar?Anak-anak
hendaknya diajarkan untuk berkata hal yang sebenarnya dalam konteks yang benar.

12
Jujur dalam perbuatan,

misalnya:

Berbuat yang benar.

Tidak melanggar peraturan dan tidak berbuat curang.

Tidak mengambil barang yang bukan miliknya.

Tidak melakukan perbuatan yang salah untuk mencapai suatu tujuan.

Kejujuran adalah dasar bagi


semua karakter baik.

13
82

Contoh sikap jujur


pada anak usia 4-6 tahun

14
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya

Tanggung
Jujur Berani Peduli Disiplin
jawab

1 Membedakan antara ba-


rang milik sendiri dan milik
bersama

2 Meminta izin saat akan


meminjam barang orang
lain

3 Mengatakan sesuatu yang


benar-benar terjadi

4 Mengakui kesalahan

5 Meminta maaf bila berbuat


salah dan memaafkan te-
man yang bersalah

6 Tidak menukar barang


milik sendiri dengan milik
orang lain tanpa izin

7 Tidak berbuat curang

15
84

Contoh sikap jujur


pada anak usia 7-9 tahun

16
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya

Tanggung
Jujur Berani Peduli Disiplin
jawab

1 Dapat dipercaya

2 Meminta izin saat akan


meminjam barang orang
lain

3 Mengatakan sesuatu yang


benar-benar terjadi

4 Mengakui kesalahan

5 Meminta maaf bila berbuat


salah dan memaafkan te-
man yang bersalah

6 Tidak menukar barang


milik sendiri dengan milik
orang lain tanpa izin

7 Tidak berbuat curang

8 Tidak mencontek

9 Menepati janji

Catatan: adalah nilai perilaku utama

17
86

”Orang yang jujur adalah ciptaan Tuhan paling mulia.”


(Alexander Pope)

18
Bagaimana
Menumbuhkan
Kejujuran?

19
88
Menanamkan nilai moral kepada anak tidak bisa dilakukan hanyamelalui perintah dan la-
rangan.Menanamkan nilai moral seharusnya dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran
dalam diri anak (Wilson, 2007).Salah satu caranya adalah dengan menjadi figur teladan
kejujuran bagi anak. Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnyaorang dewasa memberi-
kanteladan bagi anak. Ini sesuai dengan amanatnya,“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo
Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” (di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbin-
gan, di belakang memberi dorongan).Pepatah lain, “satu teladan lebih baik daripada seribu
pidato”menegaskan bahwa mendidik anak dengan memberikan terlalu banyak petuah ser-
ingkali tidak efektif.

Ketika anak berbuat salah, sebaiknya orangtua tidak langsung memarahinya. Apabila anak
mengakui kesalahannya, berilah apresiasi. Tunjukkan kepada anak konsekuensi dari tinda-
kannya tersebut(misalnya, apabila dia membohongi temannya, maka temannya akan merasa
sedih atau kecewa). Buatlah anak merasa bahwa bersikap jujur itu menyenangkan (being
honest feels good).

Orangtua menunjukkan Timbul kesadaran


Anak Orangtua
konsekuensi natural anak untuk jujur
mengakui mengapresiasi
dari kesalahan yang (being honest
kesalahan kejujuran anak
dilakukan anak feels good)

Untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran dengan efektif, orangtua perlu memahami peng-
etahuan tentang apa itu kejujurandan bagaimana menumbuhkannya dalam diri anak, serta
pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak.

ilustrasi “Suatu Hari di Musium Seni” 21


90

Membangun Pola Komunikasi yang Sehat


untuk Menanamkan Kejujuran

22
Penting bagi orangtua untuk
mengembangkan cara berkomunikasi
yang jelas dan efektif, juga sehat.

23
92

Komunikasi untuk membangun citra diri yang positif.

Dalam berkomunikasi, orang dewasa harus menunjukkan gestur, bahasa tubuh,


raut muka, pilihan kata, dan kata-kata yang mudah dipahami oleh anak. Komunika-
si yang positif mengembangkan kepercayaan diri anak. Anak yang memiliki percaya
diri yang tinggi lebih mampu menghargai dan berempati terhadap orang lain. Anak
yang percaya diri biasanya berkarakter baik.

24
Bersikaplah positif ketika berkomunikasi dengan anak:

Letakkan bacaan atau perangkat elektronik, seperti telepon genggam, ketika berbicara
dengannya.

Dengarkan perkataannya dan jangan menginterupsi hingga ia selesai berbicara.

Ketika mendiskusikan perilakunya, lakukan secara privat. Jangan membuatnya malu


dengan membicarakan sikapnya di sekitar orang lain.

Kalau Anda marah kepadanya, redakan dulu emosi Anda sebelum berbicara dengan-
nya.

Tataplah matanya ketika berbicara. Sedapat mungkin, berjongkoklah atau duduklah


agar tinggi badan Anda setara dengannya.

Apabila mungkin, tahanlah diri Anda untuk bertanya dengan menghakimi. Daripada
bertanya, “mengapa?” tanyakanlah, “apa yang terjadi?”

Tahanlah diri Anda untuk tidak menggurui, misalnya dengan berkata, “Kan sudah Ibu
bilang, ...” “Pokoknya ikuti saja kata Ibu...” “Ibu lebih tahu, jadi kamu menurut saja.”
Menunjukkan otoritas seperti ini tidak menumbuhkan rasa saling percaya.

Tidak melabeli anak dengan kata-kata: bodoh, bandel, nakal, pemalas, cengeng, dan
sebagainya, yang bisa meruntuhkan harga diri anak.

Tetap menunjukkan respek dan penerimaan meskipun anak berbuat salah.

25
94

Membangun empati

Prasyarat awal untuk menumbuhkan empati pada diri anak adalah menjadi orang
dewasa yang empatik dan peduli terhadap perasaan mereka. Anak yang mengerti
bahwa dirinya diterima dan dipahami akan mudah untuk menerima dan memahami
orang lain. Begitu juga, apabila orang dewasa menunjukkan sikap tidak menghar-
gai atau melecehkan orang lain (misalnya bergosip tentang orang lain), anak akan
beranggapan bahwa sikap tersebut benar. Menghargai orang lain adalah dasar bagi
kejujuran.

26
Beberapa sikap untuk menumbuhkan empati pada diri anak misalnya:

Membantu anak untuk mengidentifikasi rasa takutnya, serta menunjukkan empati.


Misalnya: “Oh, suara itu terlalu keras hingga membuatmu takut ya? Itu hanya suara
petir kok. Sini, Ayah peluk.” Atau, “Apa yang Ibu bisa lakukan untuk mengurangi rasa
takutmu?”

Mengajak anak untuk berbicara tentang perasaan orang lain. Misalnya, “Ruri sedih ka-
rena kamu tidak mengajaknya bermain. Bagaimana supaya dia tidak sedih lagi?”

Meminta anak untuk berempati kepada orang lain. Misalnya, “Yuk, kita ajak Ruri ber-
main agar dia tidak sedih lagi.” Atau “Bagaimana kalau kita berikan kue ini kepada Ruri
agar diatidak sedih lagi.”

Menunjukkan kepada anak bahwa sikap dan perasaan negatif seperti marah, cemburu,
benci, dan sedih itu wajar. Anak boleh mengekspresikannya, namun harus menahan
dirisupaya tidak mengganggu atau melukai orang lain.

27
96

Mengungkapkan perasaan dengan jujur

Anak perlu tahu bahwa perbuatannya dapat membuat orang lain merasa tidak ny-
aman. Apabila anak melukai Anda, baik sengaja atau tidak, Anda harus mengakui
perasaan Anda dengan cara yang baik dan tidak emosional, misalnya, “Sayang,
Ibu tahu kamu tidak sengaja, tapi senggolan sikumu membuat Ibu sakit.”Dengan
mengetahui perasaan orang lain, anak berusaha mengembangkan empati.

28
“Membuat anak-anak bisa berkata jujur
adalah permulaan pendidikan.”
(John Ruskin)

29
98

Pembiasaan-pembiasaan
untuk Menanamkan Kejujuran

30
Menjadi figur teladan kejujuran

1. Tidak membiasakan diri untuk berbohong ketika membujuk anak.

Berbohong Untuk Membujuk Mengatakan yang Sebenarnya

“Obat ini manis, kok!” “Ayo, Nak.Minum obatnya. Ini upaya


kita untuk sembuh”.

“Kita mampir ke kantor ayah dulu “Kita akan mampir ke kantor karena
sebentar saja. ayah harus menghadiri pertemuan.
Nggak lama, kok.” Kira-kira satu jam. Sambil menunggu,
kamu bisa … ”

“Kalau kamu tidak mau makan, ibu “Kamu harus makan supaya badanmu
akan memanggil polisi.” mendapatkan gizi yang baik.”

2. Tidak membiasakan diri untuk berbohong meskipun untuk tujuan yang baik
(white lies) di depan anak. Sebaliknya, apabila ada orang yang mengatakan hal
yang sebenarnya yang menyakitkan Anda, janganlah menanggapinya dengan
marah atau kesal.

3. Menceritakan suri ketauladanan anggota keluarga, teman, atau kolega


yang telah berbuat jujur.

4. Tidak melebih-lebihkan suatu cerita hanya untuk mengesankan orang lain.

31
100

Meminta maaf, mengakui kesalahan, dan memaafkan kesalahan teman.

Anak perlu memahami bahwa berbuat salah itu wajar dan manusiawi. Apabila mereka mem-
buat kesalahan, orang dewasa sebaiknya tidak menghakimi mereka, misalnya dengan men-
golok-olok atau melecehkan mereka (misalnya mengatakan “Mengapa kamu selalu iri dengan
punya kakak?” atau “Ayah tidak senang punya anak yang suka mencuri”). Orang dewasa perlu
mengerti bahwa kadang anak berbuat kesalahan karena tidak mampu menahan diri apabila
memiliki keinginan tertentu. Anak perlu dibantu untuk memenuhi keinginannya dengan baik.

Sampaikan juga bahwa berbuat salah mungkin saja dilakukan oleh setiap orang. Mintalah
maaf apabila telah berbuat salah, misalnya, “Maaf ya, tadi ayah berbicara dengan nada ting-
gi,” atau, “Maaf ya, tadi Ibu tidak sengaja menumpahkan air hingga bajumu basah.” Dengan
demikian, anak belajar bahwa mereka perlu meminta maaf bahkan untuk kesalahan yang
tidak sengaja mereka lakukan.

Akan tetapi, kepada anak juga perlu ditanamkan pemahaman bahwa yang salah adalah
salah. Orangtua harus menyampaikan hal ini dengan baik dan hati-hati. Tunjukkan pula al-
ternatif perbuatan yang benar dan seharusnya dilakukan. Misalnya, kepada anak yang men-
coret-coret PR kakaknya, Anda dapat mengatakan, “Seharusnya kamu tidak mencoret-coret
PR kakakmu. Katakan saja kepada Kakak apa yang membuatmu kesal.”

Apabila anak telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, hargailah upayanya. Sampai-
kan apresiasi, misalnya “Tidak setiap anak mau mengakui kesalahan. Ayah bangga kamu su-
dah melakukannya.” Tunjukkan dampak positif dari sikapnya itu, misalnya, “Kalau mengakui
kesalahan, hati kita akan tenang,” atau, “Sesudah meminta maaf, temanmu tidak lagi marah
kepadamu.”

32
Memaafkan kesalahan orang lain sama pentingnya dengan meminta maaf.
Anak bisa diajak memahami bahwa Tuhan Maha Memberi Maaf. Manu-
sia pun sebaiknya begitu. Mereka bisa diajak membayangkan bagaimana
jadinya dunia apabila manusia tidak mau saling memaafkan. Orang akan
terus berseteru dan saling menyakiti. Memaafkan juga mempererat per-
saudaraan. Apabila anak memaafkan temannya yang berbuat kesalahan,
hubungan pertemanan akan membaik.

Melakukan dialog-dialog dengan pilihan kata yang sesuai dengan kemampuan nalar
anak. Apabila kosa kata anak masih terbatas, gunakan kata-kata yang sederhana seperti,
“Kamu sudah memainkan boneka ini terlalu lama. Temanmu jadi sedih. Yuk, gantian.”

33
102

Tidak Berbuat Curang

Perbuatan curang pasti merugikan orang lain. Kadang-kadang anak tidak menyadari
bahwa perbuatan curangnya itu merugikan. Ajak anak untuk memahami hal ini, misalnya
dengan mengatakan:

“Kalau kamu curang dalam bermain, temanmu tidak akan suka kepadamu.”

“Meskipun kamu menang, kalau kamu curang, temanmu tidak akan menyukainya.”

“Mungkin nilaimu akan bagus kalau kamu mencontek dari temanmu. Tapi ini tidak adil
untuk temanmu yang sudah belajar keras. Bayangkan kalau pekerjaanmu dicontek
oleh teman dan temanmu itu mendapat nilai bagus. Apakah kamu merasa itu adil?”

Perbuatan curang tidak hanya bertentangan dengan prinsip kejujuran, tetapi juga me-
nyebabkan anak enggan bekerja keras dan tidak peduli dengan orang lain. Untuk menga-
tasi ini, orang dewasa sebaiknya lebih menghargai kejujuran anak dibandingkan dengan
nilai akhir yang mereka dapatkan. Ungkapkan bahwa:

“Ayah akan senang kalau nilai ulanganmu bagus, tetapi kalau kamu mendapatkannya
dengan curang, ayah akan sedih.”

“Buat Ibu, kejujuranmu lebih penting. Tidak apa-apa nilaimu jelek, asal itu hasil
kerjamu sendiri.”

34
Menepati Janji

Orang yang jujur adalah orang yang dapat menepati janjinya kepada orang lain. Menepati janji
juga adalah bentuk penghargaan terhadap orang lain. Orang dewasa perlu menjadi teladan
dengan tidak terlalu mudah mengumbar janji. Sebaiknya, orangtua tidak menggunakan janji
untuk meredakan emosi anak (misalnya, “Nanti kalau kamu berhenti menangis, Ibu akan be-
likan es krim.”) apalagi jika kemudian tidak menepatinya.

Mengapresiasi anak ketika sudah menepati janji kepada orangtua atau temannya. “Ter-
ima kasih ya, kamu sudah menepati janjimu kepada Ibu.”

Mengingatkan anak untuk menepati janji.


“Kamu ingat sudah berjanji kepada adik untuk bergiliran main ini?”

Apabila orangtua tidak bisa menepati janji karena suatu hal, maka minta maaflah.
Apabila orangtua tidak sengaja melupakan suatu janji, berterimakasihlah kepada anak
yang sudah mengingatkan.
“Maaf, ayah mendadak pergi hari ini. Bagaimana kalau kita menonton besok saja?”
“Ohya, ayah lupa sudah berjanji. Terima kasih ya sudah mengingatkan. Sayang, hari ini
ayah ada rapat mendadak. Bagaimana kalau kita beli es krim besok saja?”

Tunjukkan bahwa tidak menepati janji itu membuat orang lain tidak nyaman.
“Kamu ingat waktu ayah/ibu berjanji dan tidak bisa menepatinya. Bagaimana per-
asaanmu?”

35
104

“Jika kau berkata jujur, kau tidak perlu


mengingat hal (kebohongan) apapun.”
(Mark Twain)
Menanamkan Nilai Kejujuran
Melalui Cerita Kumbi

Salah satu cara paling efektif dalam menanamkan kejujuran kepada anak adalah melalui
cerita. Cerita anak bergambar, terutama, digemari anak karena memiliki ilustrasi yang me-
narik. Melalui tokoh-tokoh cerita, orang dewasa bisa mengajak anak untuk berdiskusi tentang
dampak perbuatan curang, memakai barang orang lain tanpa izin, dan apa akibat dari ber-
bohong. Semua nilai ini dapat disampaikan tanpa menggurui anak. Agar diskusi buku Kumbi
berlangsung dengan efektif, orangtua perlu melakukan langkah-langkah berikut.

37
106

Tahapan-tahapan membacakan buku dan berdiskusi

Pra-baca

Minta anak untuk menebak binatang apa yang ada di sampul buku Kumbi.

Minta anak untuk menebak isi cerita dengan mengamati sampul buku Kumbi.

Bacakan judul buku dan nama pengarang serta ilustrator buku Kumbi.

Membaca

Membaca buku dengan suara, intonasi, dan pelafalan yang jelas.

Berhenti membaca untuk menanggapi pertanyaan anak apabila mereka bertanya.

Berhenti membaca apabila perlu untuk meminta anak mengamati detail ilus-
trasi yang menarik.

Ketika membacakan buku, fokuskan kepada emosi tokoh cerita. Misalnya,


“Lihat, Ayi sedih karena teman-temannya mengambil makanannya hingga ham-
pir habis,” atau, “Lihat wajah Modo. Dia kelihatan malu karena berbohong.”

Minta anak untuk memperhatikan perilaku baik tokoh cerita. Misalnya, “Lihat,
Modo meminta maaf karena sudah berbohong,” atau “Lihat, Ayimeminta maaf
karena sudah mengambil makanan temannya.”

38
Setelah Membaca

Meminta anak menceritakan ulang isi cerita.

Bertanya tentang tokoh yang mereka sukai.

Berdiskusi tentang tokoh mana yang tidak jujur, dan apa akibat dari sikap
tersebut.

Mengembangkan diskusi tersebut dengan memasukkan nilai-nilai tanggung-


jawab, kerjasama, kepercayaan, setia kawan, dan lain-lain.

39
108

Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran

Judul Buku:
Piknik di Kumbinesia

Apakah kamu pernah mencicipi makanan temanmu?

Apa yang sebaiknya kamu lakukan ketika mencicipi ma-


kanan temanmu?

Apakah kita perlu minta izin ketika akan mencicipi ma-


kanan teman?

Apakah temanmu pernah mencicipi makananmu tanpa


izin? Bagaimana perasaanmu?

Tahukah kamu bahwa makanan bisa mengandung ku-


man?

Tahukah kamu bahwa berbagi makanan bisa memba-


hayakan kesehatan?

Bagaimana caranya agar kuman tidak ikut tersebar mel-


alui makanan?

40
110

Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran

Judul Buku:
Suatu Hari di Museum Seni

Mengapa mentimun model lukisan berkurang?

Mengapa Kancil dikejar-kejar oleh binatang lain?

Bagaimana akhirnya Kancil tertangkap?

Mengapa Kancil mengambil mentimun itu?

Apa yang dilakukan Kancil setelah tertangkap?

Apakah akhirnya Kancil bisa mendapatkan mentimun


yang diinginkannya? Bagaimana?

Menurutmu, apakah sebaiknya kancil minta izin lebih


dulu untuk mendapatkan mentimun itu?

42
112

Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran

Judul Buku:
Modo Tak Mau Menari

Mengapa Modo terlihat sedih?

Mengapa Modo tak berterusterang bahwa dia tidak bisa


menari?

Kalau kamu menjadi Modo, apakah kamu juga akan


malu?

Apa yang disarankan teman-teman Modo kepada Modo?

Menurut kamu, apa yang harus dilakukan Modo?

Seandainya kamu menjadi teman Modo, apakah sa-


ranmu untuknya?

44
114

Kesimpulan

46
Kejujuran adalah sikap moral yang membutuhkan pembiasaan dalam keseharian anak. Kon-
sistensi sikap orang dewasa mendukung pembiasaan ini. Pembiasaan ini akan menumbuh-
kan kesadaran bahwa kejujuran itu penting. Kejujuran yang terbentuk dari kesadaran akan
lebih membentuk karakter positif anak. Karakter ini akan mewarnai perjalanannya hingga ia
dewasa.

Menanamkan kejujuran lewat metode tradisional, seperti ceramah yang menggurui, dan
menjejali nilai moral tanpa mencontohkan kejujurantidak akan membentuk karakter anak
dalam waktu yang lama.Anak jujur dibesarkan oleh lingkungan yang jujur. Apabila anak jujur,
perikehidupan bangsa ini akan membaik. Bangsa yang jujur adalah langkah awalmenuju ne-
gara yang maju dan sejahtera.

47
116

Daftar Pertanyaan

48
Bagaimana menanggapi keluhan anak tentang perilaku curang/tidak jujur
yang dilakukan oleh figur-figur orang dewasa yang mereka hormati (misalnya
guru, kepala sekolah, nenek, kakek, atau anggota keluarga lain)?

Pertama-tama, tunjukkan kepadanya bahwa Anda bisa memahami perasaan kecewanya.


Dengarkan keluhannya, dan jangan menginterupsi. Kekecewaan ini dapat menjadi media
yang baik untuk menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini tidak steril. Orang mungkin ber-
buat salah karena berbagai alasan. Sambil tetap menegaskan bahwa perbuatan tersebut
salah, Anda menekankan bahwa dia tidak boleh melakukan hal yang sama.

Bagaimana membesarkan anak dengan nilai-nilai kejujuran di tengah lingkun-


gan yang tidak memegang teguh nilai-nilai itu?

Dunia tidak steril dari kecurangan dan kebohongan. Namun demikian, anak memiliki orang-
tua sebagai figur teladan yang paling dekat dengan mereka. Orang lain, bahkan anggota kelu-
arga jauh, bisa berbuat curang, namun orangtua harus dapat menjadi figur teladan kejujuran.

Bagaimana cara menjelaskan kepada anak saat dia dicurangi oleh temannya?

Terkadang anak lain melakukan kecurangan dalam permainan. Anak perlu belajar mengelo-
la rasa kecewanya saat dicurangi. Bantulah anak untuk mengatasi kekecewaannya itu. Se-
mentara itu, tunjukkan kepadanya kekecewaan yang dirasakannya adalah bukti bahwa suatu
kecurangan memang merugikan orang lain dan membuat orang lain sedih. Karenanya, dia
tidak boleh curang karena itu bisa mengecewakan teman.

49
118

REFERENSI

Wilson, R. (2007). Fostering Goodness and Caring,


dalam www.earlychildhoodnews.com

Markman, A. (2010).Kids Learn About Ownership


Early On, dalam www,psychologytoday.com

50
Siapakah

Joko
Bapak

Sang kepala keluarga yang bersikap


sabar, humoris dan bijaksana. Selalu
berusaha menjadi contoh yang baik
untuk keluarganya dalam
menanamkan nilai kejujuran.

Cra
Ibu

Ibu rumah tangga yang cukup cerewet,


tegas, namun sangat Perhatian dan
menyayangi seluruh anggota
keluarganya.
120

Mereka?

Menik
Si kakak perempuan yang lembut, baik
hati, dan sangat patuh dan berbakti
kepada kedua orang tuanya.

Dede
Si bungsu yang jahil, aktif dan gemar
bercanda, namun sangat murah hati
dan menghargai kakak dan orang
tuanya.
P agi hari yang cerah di Desa yang
indah ini, setiap warganya bangun
dengan suka cita dan bersemangat untuk
menjalankan segala kegiatan mereka.
122
Pasangkanlah!
s etelah sarapan, keluarga Pak Joko siap untuk berangkat, tetapi benda
apa ya yang mesti mereka bawa? Hubungkanlah keluarga Pak Joko
dengan benda milik mereka yang harus mereka bawa dengan cara
menarik garis pada kotak dibawah ini.
124

Mari
Mewarnai!
w ah, mereka siap berangkat!
Warnailah gambar di bawah
ini dan buat gambar di bawah ini
semakin indah. “Selamat beraktivitas
Ayah, Dede & Menik” kata Ibu
mengantarkan mereka keluar rumah.
Dompet
yang hilang
D i perjalanan kesekolah, Menik dan Dede
menemukan dompet terjatuh, wah, milik
siapa ya? Ayo bantu Menik dan Dede untuk
mengantarkan dompet yang ditemukan ke kantor
polisi . Ingat, jangan mampir ke toko mainan atau
malah jajan ya!

mulai disini
126

Lengkapilah

Kalimat
di bawah ini

M
enik dan Dede sampai di kantor Polisi, Ibu Polwan menyambut mereka dengan
ramah. Apa yang harus Menik ceritakan ya? Bantu lah Menik dan Dede
menyampaikan pesan kepada Ibu Polwan dengan melengkapi cerita di bawah ini.

“Selamat______________Ibu Polwan. Tadi kami______________dompet ini di jalan. Kata Ibu,


jika kami menemukan benda di jalan, kami tidak boleh______________untuk diri sendiri,
kami harus______________benda tersebut kepada ______________ atau mengantarkannya
ke kantor polisi”.

Pilihan kata : Pemiliknya Mengembalikan Pagi Mengambilnya Menemukan

Polwan :
“Wah kalian anak-anak
yang jujur dan pintar,
kelak kalian pasti akan
menjadi orang yang
sukses dan baik!”
M
enik & dede akhirnya sampai di sekolah tepat pada waktunya, lalu,
ada sesuatu terjadi…
128

Temukan
Perbedaaya!

w
aduh dimana ya pulpen Mira yang hilang? Yuk bantu Menik mencari

perbedaan diantara 2 gambar ini, dengan menemukan perbedaannya,

kamu bisa menemukan pulpen tersebut!


r
Berka
Juju

T
ernyata Badu yang mengambil bolpoin milik Mira. Siang itu

sebelum istirahat, Badu mengambil pulpen tersebut dari

tempat pensil Mira saat dia sedang tidak melihat. Sungguh

perbuatan yang tidak baik.


130

I
bu guru bertanya pada badu

“Badu, kenapa kamu mengambil

pulpen mira?” “Soalnya aku juga ingin

pulpen seperti mira.” Ujar badu.

“Badu, kamu tahu kan kalau mencuri

itu tidak baik?” Tanya Menik.


“Iya aku tahu, aku merasa bersalah”

jawab Badu. Lalu ibu guru pun berkata “Yasudah tidak apa-apa, karena kamu

mengakui kesalahan kamu, sekarang kamu minta maaf sama Mira”.

Badu : “Maafin aku ya mir, aku janji ga ngambil benda miik kamu atau

teman-teman lain nya lagi”.

Mira : “Iya tidak apa-apa kok du, aku maafin”.

Menik : “Lain kali kalau kamu mau suatu barang, coba minta dulu baik-baik kita

juga pasti mau memberi kok”.

Mira : “Sebagai teman kita kan harus saling berbagi, kamu boleh simpan pulpen

nya kok du.”

Badu : “Benarkah? Terima kasih ya mir, kamu baik sekali, padahal aku sudah jahat

sama kamu”.

Mira : “Tidak apa-apa, asal jangan kamu ulangi lagi ya”.

“Wah, murid-murid ibu memang pintar-pintar, Badu berani berkata jujur, Mira

berlapang hati, dan Menik mau membantu teman yang kesulitan, kalian

murid-murid yang ibu sayang, yuk kita kembali belajar.” Ibu guru mengakhiri

perbincangan. Mereka semua pun kembali duduk untuk menuntut ilmu dan badu

pun berjanji untuk jadi anak yang baik.


+ ilustrasi
bu cra

M
enik & Dede pun tiba di rumah setelah pulang sekolah. Ibu ternyata

membeli hadiah untuk anak-anaknya yang pintar. Karena Menik dan

Dede menjadi anak baik tanpa pamrih, imbalan datang dari tempat yang tidak

terduga.
132

or ya!
Iku
n
Nom
Cera
Pak Joko
S
ore itu Pak Joko sedang mengendarai sepeda motor
nya untuk kembali kerumah selepas bekerja.

Pilihlah alur ceritamu dengan pilihan yang menurut kamu benar. Jika

memilih tindakan yang salah, akan ada akibatnya loh!

Di sebuah lampu merah, ada seorang Pak Joko melihat sebuah dompet jatuh dari
pengendara sepeda motor yang menerobos tas seorang penumpang motor.
lampu merah tersebut.

Pak Joko menyadari tindakan itu, lalu Pak Pak Joko melihat hal itu, dan tindakan yang
Joko memilih untuk… ia lakukan adalah…

Ikut men erobos? Diamka n saja?

Sabar menun
u? alikan?
Ambil & Kemb
atau atau
134

Pak Joko men


coba ar menun u
ah! Pak Joko sab
os lampu mer lampu merah
ikut menerob

Pak Joko hampir saja bertabrakan dengan Mengacuhkan penerobos lampu merah tadi,
sebuah mobil! Wah berbahaya sekali ya kalau Pak Joko dengan sabar menunggu lampu
mencoba menerobos lampu merah! merah hingga selesai.

gambil
diamkan saja Pak Joko men
Pak Joko men likan dompet
dompet terseb
ut & mengemba

Karena Pak Joko mendiamkan saja kejadian Pak Joko dengan sigap mengambil dompet
itu, ia pun merasa bersalah karena melihat ibu tersebut dan mengembalikannya
ibu itu menepi dan tampak kebingungan
karena dompetnya hilang.

Pak Joko mendapat teguran dari pengendara Pak Joko pulang dengan hati tenang karena
lain karena ia lalai dan tidak mau menuruti telah melakukan hal yang baik dan selamat
aturan yang ada sampai rumah.
Kata
Mencari

s
etelah melalui hari dengan

semangat, keluarga Pak Joko

berkumpul bersama dan saling

berbagi cerita. Apa saja sih makna

yang kita bisa ambil dari kisah

mereka? Temukan kata-kata berikut

didalam kotak dibawah ini.

Sabar Dompet Mengembalikan Jujur Maaf

Tanpa Pamrih Taat Peraturan Membantu

Y T V J A G M T N P R N N P
M E N G E M B A L I K A N Y
V J B U L A U N A A U I G E
K D K F P Y K P G Y S K K K
L O L O S A B A R U L M E R
A M A A F I I P I I A T K I
E P V E O R S A H D K A T K
G E G D R S L M B A J T O G
I T A A T P E R A T U R A N
D J D L A E O I H R J I D O
P I F S M F B H C A U A T S
M E M B A N T U L K R T K A
136

elkan
!
p
a
em
T
Stikerny
Pin
Keluarga
Jujur
KELUARGA RG
A
JUJUR UA
KEL JUR
JU

KELUARGA KELUARGA
JUJUR JUJUR
138

i
an Kunc

Keluarga
Ganng

Jujur

Joko Cra
Bapak Ibu

Keluarga Kelu
Jujur Jujurga
a
r

Menik Dede
Scker
Keluarga
Jujur
Keluarga Keluarga Keluarga
Jujur Jujur Jujur

Joko Joko Joko


Bapak Bapak Bapak
140
142

Gelas
Angkringan
Mencermati kebiasaan warga Prenggan,
Kotagede, Yogyakarta yang menggunakan
waktu setelah kerja untuk bersosialisasi,
diskusi, rekreasi, bertukar informasi di
angkringan (warung tenda khas Yogyakarta)
maka media gelas ini menjadi efektif sebagai
pengingat kampanye pencegahan anti korupsi
berbasis keluarga.
Eksekusi cetak sablon pada media gelas
yang ada di setiap angkringan Prenggan.
Gelas mencantumkan tagline
jujur barengan pada salah satu sisi gelas.
144

Keluarga tidak hanya menjadi tempat lahirnya generasi baru,


tetapi juga berevolusinya kearifan yang mengantar anak-anak
untuk menjalani fungsi mereka di masyarakat.
Keluarga harus menjadi basis pertahanan moral untuk mencegah korupsi.

3 fungsi keluarga dalam upaya pencegahan korupsi:


- Fungsi Sosialisasi - Fungsi Afeksi - Fungsi Identitas Sosial.
(Horton & Hunt, 1984)

Selamat Tahun Baru 2017

Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang dijalankan oleh orangtua untuk mengenalkan, menginternalisasi dan menanamkan aturan,
nilai-nilai, dan norma yang berlaku di masyarakat kepada anak-anak mereka. Keluarga menjadi tempat belajar bagi para anggotanya.
Fungsi sosialisasi berkaitan dengan fungsi pendidikan yang ada dalam keluarga.
Orangtua menjadi pelaku utama dalam fungsi sosialisasi ini, sehingga orangtua wajib menjadi contoh untuk memberikan teladan
kepada anak-anak mereka dalam menerapkan aturan, nilai-nilai serta norma dalam kehidupan sehari-hari.

JANUARI 2017 FEBRUARI 2017


M S S R K J S M S S R K J S
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4
8 9 10 11 12 13 14 5 6 7 8 9 10 11
15 16 17 18 19 20 21 12 13 14 15 16 17 18
22 23 24 25 26 27 28 19 20 21 22 23 24 25
29 30 31 26 27 28

01 Januari : Tahun Baru Masehi


28 Januari : Tahun Baru Imlek

LAMUN BECIK LAKU JUJUR


BULLETIN, MADING & MADING ONLINE GENAKSI
RUBRIK-RUBRIK DALAM BULETIN, MADING & MADING ONLINE :
a. Pendapa (Beranda)
Berisi rangkuman dari isi buletin secara keseluruhan. Bisa juga tajuk utama dari buletin kita.
b. Ing Ngarsa sung Tuladha (Teladan)
Berisi sosok tokoh yang ada di daerah seputar Prenggan, yang bisa dijadikan teladan dalam
hal pencegahan korupsi.
c. Sinau (Belajar)
Berisi materi yang berkaitan dengan upaya pencegahan korupsi berbasis keluarga.
d. Wedangan (Obrolan Santai)
Berisi materi dalam bentuk cerita yang dikemas secara sederhana namun bermuatan pesan-
pesan anti korupsi.
e. Pitutur Luhur (Petuah atau kata-kata bijak)
Berisi pepatah atau nasehat bijak yang berasal dari ajaran luhur para leluhur. Berkaitan
dengan kejujuran serta nilai-nilai kebaikan.
f. Kabar Prenggan (Berita)
Berisi berita-berita seputar daerah Prenggan yang berkaitan dengan program pencegahan
korupsi berbasis keluarga.
g. Wara-wara (Pengumuman)
Berisi pengumuman untuk warga Prenggan yang berkaitan dengan program pencegahan
korupsi berbasis keluarga.
h. Guyonan (Cerita Lucu)
Berisi cerita lucu, singkat dan sarat pesan yang berkaitan dengan program.
i. Caraka (Cipta, Rasa, Karsa, & Karya)
Berisi berbagai hal yang bisa dilakukan, atau karya yang bisa dibuat, terkait dengan program
pencegahan korupsi berbasis keluarga.

1. EDISI 01
JUDUL UTAMA : “KELUARGA JUJUR, KELUARGA MUJUR”
a. Pendapa
Materi berisi konten persuasif untuk menumbuhkan kesadaran orangtua tentang bahaya
korupsi. Orangtua juga menyadari pentingnya pencegahan korupsi yang dimulai dari
lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Di sini juga disinggung tentang Prenggan Dream, yaitu
impian Prenggan sebagai daerah bebas korupsi, sekecil apapun bentuknya.
b. Ing Ngarsa sung Tuladha
Mengangkat profil salah satu tokoh di Prenggan sebagai salah satu teladan anti korupsi.
c. Sinau
Materi berisi pengenalan tentang keluarga beserta segala fungsinya, terutama yang
berkaitan dengan upaya pencegahan korupsi. Disinggung juga tentang bagaimana tips dan
146

trik untuk membina dan mendidik anak-anak yang berkarakter jujur sebagai bekal
kesuksesan mereka di masa depan. Membangun impian Prenggan.
d. Wedangan
Obrolan santai di angkringan (warung koboi) membahas tentang makna kejujuran.
e. Pitutur Luhur
Petuah bijak tentang kejujuran
f. Kabar Prenggan
Tentang kegiatan Sekolah Relawan session 1
g. Wara-wara
Pengumuman tentang program KPK yang berkaitan dengan kegiatan pencegahan korupsi
berbasis keluarga.
h. Guyonan
Cerita lucu yang berkaitan dengan kejujuran.
i. Caraka (Cipta, Rasa, Karsa, & Karya)
Berisi panduan berbagai kegiatan yang bisa dilaksanakan bersama antara orangtua dan
anak-anaknya yang bertujuan untuk menanamkan kejujuran pada anak, dan menyiapkan
mereka menjadi pribadi sukses di masa depan.

2. EDISI 02
JUDUL UTAMA : “ANAK KITA, MASA DEPAN KITA”
a. Pendapa
Materi, mengupas lebih dalam lagi bagaimana mendidik dan membina keluarga, terutama
anak-anak agar mempunyai karakter jujur. Bagaimana pola asuh dan cara komunikasi yang
tepat. Dipaparkan juga berbagai cara kreatif untuk mendidik anak melalui permainan, cerita
dan dongeng.
b. Ing Ngarsa sung Tuladha
Teladan seorang anak dengan kisah kejujurannya. Kalau bisa anak Prenggan lebih bagus. Jika
belum ada, bisa diambil dari kisah kejujuran anak-anak yang pernah ada.
c. Sinau
Materi tutorial cara membuat permainan, cerita, dan dongeng untuk anak yang berkaitan
dengan kejujuran.
d. Wedangan
Obrolan santai dengan setting angkringan, membahas tentang pola asuh anak.
e. Pitutur Luhur
Petuah bijak tentang bagaimana mendidik anak.
f. Kabar Prenggan
Berisi tentang kegiatan para relawan dalam menyebarkan buletin dan mading. Juga respon
warga Prenggan.
g. Wara-wara
Pengumuman dari relawan atau dari KPK tentang program pencegahan korupsi berbasis
keluarga.
h. Guyonan
Cerita lucu mengenai orang tua dan anak.
i. Caraka (Cipta, Rasa, Karsa, & Karya)
Mengenalkan buku “Tunas Intregritas” sebagai salah satu media komunikasi dengan anak
melalui kegiatan bercerita.

3. EDISI 03
JUDUL UTAMA : “PRENGGAN BERAKSI, BERANTAS KORUPSI!”
a. Pendapa
Mengupas berbagai tindakan nyata yang bisa dilakukan warga Prenggan terutama orangtua
secara keseluruhan. Bersama-sama membentuk lingkungan yang jujur bebas korupsi.
Ditonjolkan prinsip menumbuhkan keteladanan para orangtua, sehingga menjadi panutan
anak-anaknya.
b. Ing Ngarsa sung Tuladha
Teladan dari tokoh/pemimpin Prenggan/Kotagede yang terkait dengan aksi pencegahan
korupsi.
c. Sinau
Mengupas tentang cara menjadi pribadi teladan bagi orangtua, dalam upaya membangun
karakter jujur anak.
d. Wedangan
Obrolan santai tentang makna keteladanan.
e. Pitutur Luhur
Petuah bijak tentang orangtua yang lebih baik memberikan keteladanan daripada banyak
berkata-kata.
f. Kabar Prenggan
Berita tentang aksi relawan yang berkaitan dengan kegiatan sebelumnya
g. Wara-wara
Pengumuman tentang aksi anti korupsi dari relawan, pemerintah desa Prenggan atau KPK.
h. Guyonan
Cerita lucu tentang keteladanan
i. Caraka (Cipta, Rasa, Karsa, & Karya)
Mengenalkan karya buku “Orange Juice”, “Goda-gado Integritas”, serta Komik Tipikor.
148

LAMPIRAN 2
BUKU HARIAN
ORANGTUA
(PEMANTAUAN
PERKEMBANGAN ANAK)
BUKU HARIAN ORANGTUA

Nilai yang diinternalisasi: Kejujuran


Nama Anak:
Usia Anak:
Nama Orangtua:

Respon Orangtua Terhadap


Tanggal Perilaku Anak
Perilaku Anak
150

LAMPIRAN 4
MODUL
RELAWAN BER-AKSI
MODUL
PENCEGAHAN KORUPSI BERBASIS KELUARGA

 PANDUAN RELAWAN
 JURNAL RELAWAN
 BAHAN PENDUKUNG
1|Modul Relawan Gen AKSI
152

BLANK

2|Modul Relawan Gen AKSI


MODUL
PANDUAN
RELAWAN

3|Modul Relawan Gen AKSI


154

Daftar Isi
Sekilas tentang Pencegahan Korupsi berbasis Keluarga, Relawan Gen AKSI, dan
Prenggan

Silabus Sekolah Relawan

Modul 1:
Mari Beraksi dengan Menjadi Relawan Gen AKSI

Modul 2:
Menjadi Ayah-Bunda Hebat Itu, Mudah Lho...

Modul 3:
Jujur vs Korupsi

Modul 4:
1001 Cerita dan Inspirasi Teladan Kejujuran

Modul 5:
Bagaimana Cara Menginternalisasi dengan Mudah dan Menyenangkan?

Modul 6:
Menjadi Fasilitator Hebat itu Mudah

4|Modul Relawan Gen AKSI


Sekilas tentang
Pencegahan Korupsi berbasis Keluarga,
Relawan Gen AKSI, dan Prenggan

A. Apa dan Mengapa Pencegahanan Korupsi berbasis Keluarga?


5|Modul Relawan Gen AKSI
156

Upaya pemberantasan korupsi tak bisa dengan memangkas yang terlihat saja. Melainkan
harus dengan gerakan sosial yang luas dan mendalam, mengarah pada perubahan sosial
budaya. Gerakan sosial pemberantasan korupsi merupakan kebangkitan masyarakat untuk
bersama-sama mengoreksi kondisi dan menghadirkan kehidupan lebih baik. Tujuan akhirnya
tidak hanya PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU INDIVIDU di dalam masyarakat itu sendiri,
melainkan juga memunculkan TATANAN SOSIAL BARU yang bebas korupsi.

Adalah KELUARGA, sebagai unit terkecil masyarakat, yang diharapkan menjadi INTI
GERAKAN SOSIAL PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA. Keluarga dapat
memengaruhi individu dan berperan signifikan membangun budaya antikorupsi, sehingga
menjadi sandaran harapan, tuntutan, dan keinginan dari sistem sosial yang lebih besar.

Keluarga juga merupakan pendukung kekuatan potensial generasi mendatang yang akan
mengambil alih kepemimpinan negeri ini. Dalam rangka mengawali gerakan sosial inilah,
pada 2012 -2013, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia melakukan
baseline study menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk memetakan kondisi
keluarga di Kota Yogyakarta dan Kota Solo dan persepsi mereka terhadap korupsi. Hasil
baseline study ini kemudian dijadikan acuan dalam penyusunan konsep intervensi Program
Pembangunan Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga.

Infografik hasil penelitian berbasis keluarga

1. Hanya ada sekitar 50% keluarga yang mengetahui fungsi sosialisasi dan fungsi afeksi, 37% fungsi
identitas sosial. Bahkan terkait dengan fungsi utama terkait fungsi sosialisasi, hanya ada 4% saja ayah –
ibu dalam keluarga yang menganggap bahwa fungsi sosialisasi merupakan fungsi utama dalam keluarga.
2. Dari seluruh responden (Ayah, Ibu, anak), hanya 4.5% (ayah, ibu dan anak sama – sama tahu)
mengetahui peran ayah dan ibu sebagai pendidik. Sebesar 45% responden mengatakan jika Ayah dan
Ibu mengetahui peran penting Ayah dan Ibu sebagai pendidik namun anak hanya mengetahui peran Ibu
sebagai pendidik. Mayoritas anak merasa bahwa hanya ibu yang berperan sebagai pendidik. Karena
anak menganggap ayah berperan sebagai pencari nafkah. Hal ini dikarenakan anak hanya merasa
bahwa yang mendidik adalah ibunya karena anak memiliki hubungan emosional dan intensitas
pertemuan yang tinggi dengan ibunya pada umumnya.
3. Nilai kejujuran merupakan nilai terbesar kedua yang diinternalisasi oleh orangtua (ayah dan ibu)
terhadap anak. Hal ini terbukti dikonfirmasi kembali oleh anak. Meskipun demikian, dari sisi sinergi
lebih dari 40% keluarga yang sama-sama tidak menerapkan nilai kejujuran untuk diinternalisasi. Hanya
4% keluarga yang sama-sama menerapkan nilai kejujuran untuk diinternalisasi. Ayah dan ibu di kota
Solo menginternalisasi kejujuran sebagai nilai utama kemudian nilai sholeh/shalehah menjadi nilai
kedua. Di Jogya masih kental dengan ritual budaya (bagian dari agama).
4. Kejujuran lebih dominan dimaknai dengan perkataan/lisan, belum sampai pada tindakan. Belum ada
pemahaman mengenai hubungan antara ketidakjujuran dengan tindakan/perbuatan korupsi. Tidak bisa
langsung dihubungkan. Anak berbuat tidak jujur karena takut dimarahi orangtua.
5. Kesuksesan dikaitkan dengan aspek materi; Mandiri , Berhasil dalam pendidikan, Berhasil dalam Cita.
Masyarakat Modern dan Materialistis. Belum dikaitkan dengan nilai yang tertanam di diri anak. Lebih
kepada output yang bersifat fisik.
6. Masyarakat belum bisa membayangkan dengan jelas bagaimana gambaran negeri ini tanpa korupsi.

6|Modul Relawan Gen AKSI


Selanjutnya, berdasarkan hasil kajian tersebut, KPK menyusun strategi intervensi Program
Pembangunan Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga.

Intervensi Pembangunan Budaya Antikorupsi berbasis Keluarga


Target Utama: Anak (4 – 9 tahun)

Impact Generasi emas berintegritas pada 2045

Terinternalisasinya nilai-nilai antikorupsi kepada anak sesuai


Outcome tahapan perkembangan usianya

Adanya gerakan masyarakat yang Adanya kebijakan pemerintah


Use of Output melaksanakan pendidikan antikorupsi untuk yang mendukung terlaksananya
anak, orangtua, dan masyarakat di rumah, gerakan masyarakat yang
sekolah, tempat umum menggunakan melaksanakan pendidikan
tools/media antikorupsi yang diterbitkan antikorupsi untuk anak, orangtua,
KPK dan/atau produk yang dikembangkan dan masyarakat di rumah, sekolah,
masyarakat * tempat umum

Output Tersedianya Adanya Relawan Tersedianya ruang Terjalinnya


tools untuk anak Masyarakat publik/fasum yang koordinasi dengan
dan orangtua yang dapat digunakan K/L/P yang berkaitan
berkomitmen untuk kegiatan dengan PAUD
PAK PAUD

Aktivitas Pengembangan Sekolah Relawan: Sosialisasi dan


media - Pengembangan koordinasi dengan
kampanye dan kapasitas masyarakat stakeholder PAUD
pendidikan - Pendampingan dan K/L/P terkait
antikorupsi - Monitoring dan evaluasi
berbasis
keluarga

7|Modul Relawan Gen AKSI


158

Melalui intervensi yang dilakukan tersebut, keluarga Indonesia diharapkan akan menjadi
“Keluarga Jujur, Keluarga Bahagia”. Sebuah kondisi keluarga yang melahirkan generasi
antikorupsi (Gen AKSI). Di mana hal tersebut dapat terwujud jika sebuah keluarga:
1. MENYADARI bahwa keluarga berperan penting dalam pemberantasan korupsi
2. MENGETAHUI manfaat yang akan diperoleh jika program pencegahan korupsi berbasis
keluarga ini berhasil
3. MENGETAHUI apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut:
a. Memahami 3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi, Sosialisasi)
b. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak
c. Mengetahui yang dimaksud dengan jujur, indikator dan implementasinya, serta
kaitannya dengan korupsi
d. Mau menjadikan fungsi sosialisasi (penanaman nilai kepada anak) sebagai fungsi utama
e. Menjadikan jujur (yang didukung dengan Life Skill) sebagai indikator kesuksesan hidup
f. Mengetahui kisah-kisah kejujuran yang pernah dilakukan tokoh-tokoh kotagede dan
nasional
g. Mengetahui cara-cara menginternalisasi kejujuran kepada anak melalui permainan,
dongeng, dan tradisi khas lokal
h. Menyadari bahwa ayah dan ibu sama-sama berperan dalam pendidikan anak
4. MAMPU melakukan internalisasi nilai-nilai sehingga anak berperilaku jujur melalui:
a. Permainan
b. Dongeng
c. Keteladanan

8|Modul Relawan Gen AKSI


B. Siapakah relawan gen AKSI itu?
Berdasarkan bagan LFA dan Model Gerakan Masyarakat tersebut, KPK memerlukan Relawan
yang bertugas sebagai kepanjangan KPK dalam melakukan intervensi Program
Pembangunan Budaya Antikorupsi Berbasis Keluarga. Mengapa demikian?

1. KPK memiliki keterbatasan


2. Program ini harus menjadi sebuah gerakan masyarakat karena yang akan
mendapatkan manfaatnya adalah masyarakat sendiri

Agar dapat melaksanakan peran tersebut, ada persyaratan sebagai seorang relawan.

1) Mau terlibat sebagai RELAWAN sebagai bagian dari gerakan pemberantasan korupsi
2) Memiliki pengetahuan mengenai:
 3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi, Sosialisasi) dan implementasinya
 Pengertian, indikator, dan implementasi jujur serta kaitannya dengan korupsi
 Kisah-kisah kejujuran yang pernah dilakukan tokoh-tokoh Kotagede dan
nasional
 Tindak Pidana Korupsi
 Cara-cara menginternalisasi kejujuran kepada anak melalui permainan,
dongeng, dan tradisi khas lokal
3) Mampu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada
masyarakat.

KPK dalam hal ini mempunyai “kewajiban” membekali Relawan sehingga memenuhi
persyaratan sebagai relawan dengan cara:

1) Menyelenggarakan Sekolah Relawan


2) Menyiapkan perangkat yang dapat dikembangkan dan digunakan relawan, seperti
media kampanye, buletin, dan majalah dinding
3) Memfasilitasi berlangsungnya kegiatan Pentas Budaya dan Anak

9|Modul Relawan Gen AKSI


160

C. Prenggan sebagai Daerah Piloting Intervensi


Untuk menguji keefektifan strategi intervensi yang telah disusun, KPK akan mencoba
strategi tersebut di sebuah wilayah. Setelah melalui serangkaian proses, akhirnya
diputuskan Kelurahan Prenggan, Kotagede, sebagai daerah piloting intervensi
Pembangunan Budaya Antikorupsi berbasis Keluarga. Selamat untuk masyarakat
Prenggan.

10 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Mengapa Prenggan? Dipilihnya Prenggan, karena masyarakat di kelurahan tersebut
masih menjaga dan memelihara berbagai kearifan lokal. Berdasarkan hasil Etnografi
yang dilakukan KPK, ditemukan beberapa fakta positif berikut:

1. Toleransi yang tinggi, dimana saat natal, muslim yang menjadi penjaga
keamanaan agar ibadah mereka aman dan lancar

2. Kampung Religi dan tatanan nilai sopan santun serta tatanan budaya masih
dijunjung luhur.

3. Control social masyarakat masih tinggi

4. Kultur masyarakat yang memiliki jiwa social yang tinggi, tidak mengedepankan
materi

5. Budaya pemerintahnya adalah melayani.

6. Relawan sosial cukup banyak yang bisa menggerakkan warga meskipun tanpa
anggaran. Terdapat relawan budaya, relawan sosial, relawan ekonomi, relawan
politik, relawan agama, dst.

7. Banyak kegiatan di Prenggan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat. Tak


heran jika sudah banyak penghargaan yang diberikan terkait pemberdayaan
masyarakat di kelurahan prenggan. Daerah ini sering menjadi percontohan dan
studi banding. Mahasiswa KKN juga banyak disana.

8. Kehidupan masyarakatnya sangat toleran, pluraris, tidak individualias, religius,


dan menjunjung budaya Yogya (nilai-nilai yang dianut, bentuk bangunan,
kegiatan-kegiatan budaya). Masyarakat cenderung homogen.

9. Secara geografis, terletak di pinggiran Yogyakarta sehingga kehidupan


masyarakatnya tidak mencerminkan masyarakat perkotaan, masyarakat kota
yang sangat mempertahankan nilai-nilai tradisi Yogya.

10. Prenggan melahirkan banyak tokoh besar. Di antaranya mantan Rektor


Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja Prof Kahar Muzakir dan Menteri Agama RI
yang pertama yaitu Prof. Rosady.

Dengan pertimbangan tersebut, keluarga di Prenggan diharapkan dapat


menciptakan budaya jujur dan antikorupsi di tengah keluarganya. Dengan demikian,
keluarga tersebut menjadi contoh bagi anak-anaknya. Ya, nilai-nilai kejujuran itu
harus ditanamkan sejak dini. Semua itu harus disemai dan dimulai dari keluarga.

11 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
162

12 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Silabus
Sekolah Relawan

13 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
164

No Kompetensi Dasar Hasil Belajar Materi


1 Mau terlibat sebagai RELAWAN  Peserta menyadari dampak dari korupsi Modul 1:
sebaai bagian dari gerakan dan memahami alasan korupsi harus Mari Beraksi dengan
pemberantasan korupsi diberantas Menjadi Relawan Gen
 Peserta mampu membuat impian AKSI
mengenai Prenggan Masa Depan yang
bebas dari korupsi dan memetakan
langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mewujudkan impian
 Peserta memahami strategi
pemberantasan korupsi dan upaya-upaya
pemberantasan korupsi yang telah
dilakukan
 Peserta memahami tugas seorang relawan
2 Memiliki pengetahuan mengenai:
 3 fungsi keluarga (Identitas  Peserta memahami 3 fungsi keluarga Modul 2:
Sosial, Afeksi, Sosialisasi) (Identitas Sosial, Afeksi, Sosialisasi) Menjadi Ayah-Bunda
dan implementasinya  Peserta memahami interaksi dan Hebat Itu, Mudah Lho...
komunikasi orangtua-anak sebagai
implementasi dari fungsi afeksi
 Peserta memahami penanaman nilai
kejujuran implementasi dari fungsi
sosialisasi
 Peserta memahami pentingnya
menjadikan fungsi sosialisasi (penanaman
nilai kepada anak) sebagai fungsi utama
 Pesertamemahami bahwa ayah dan ibu
mempunyai peran yang sama dalam
pendidikan anak
 Peserta memahami makna sukses sebagai
implementasi dari fungsi identias sosial
 Definisi dan indikator jujur,  Peserta memahami yang dimaksud dengan Modul 3:
keterampilan hidup, serta jujur dan indikatornya Jujur vs Korupsi
kaitannya dengan korupsi  Peserta mampu menjelaskan hubungan
antara kejujuran dengan korupsi
 Peserta memahami perbedaan antara
perilaku koruptif dengan tindak pidana
korupsi
 Kisah-kisah kejujuran yang  Peserta memahami bahwa bangsa Modul 4:
pernah dilakukan tokoh- Indonesia termasuk Kotagede pernah 1001 Cerita dan Inspirasi
tokoh kotagede dan memiliki tokoh-tokoh yang memiliki Teladan Kejujuran
nasional integritas dan kejujuran
 Peserta terinspirasi untuk meneladani para
tokoh tersebut

14 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
3 Memiliki keterampilan dalam  Peserta memahami pentingnya permainan, Modul 5:
menginternalisasi kejujuran dongeng, dan tradisi lokal sebagai media Bagaimana Cara
kepada anak melalui untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi Menginternalisasi
permainan, dongeng, dan kepada anak dengan Mudah dan
tradisi khas lokal  Peserta mengetahui ragam permainan Menyenangkan?
tradisional dan tradisi khas Kotagede
 Peserta mampu mempraktekkan beberapa
jenis permainan anak tardisional
 Peserta mampu mendongeng sederhana
untuk anak
4 Mampu Modul 6:
menularkan/menyampaikan Menjadi Fasilitator
kembali pengetahuan dan Hebat
keterampilan yang dimilikinya
kepada masyarakat.

15 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
166

16 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 1:
Mari Ber-AKSI dengan menjadi
Relawan Gen AKSI

17 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
168

Kompetensi dasar
Peserta mau terlibat dalam gerakan pemberantasan korupsi berbasis keluarga

Hasil Belajar
• Peserta menyadari dampak dari korupsi dan memahami alasan korupsi harus
diberantas

• Peserta mampu membuat impian mengenai Prenggan Masa Depan yang bebas
dari korupsi dan memetakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mewujudkan impian

• Peserta memahami strategi pemberantasan korupsi dan upaya-upaya


pemberantasan korupsi yang telah dilakukan

• Peserta memahami tugas seorang relawan

Materi apa yang harus dipahami RELAWAN?


- Mengapa kita harus memberantas korupsi?
- Indonesia Bebas dari Korupsi, Impian Kita Semua
- Mari Beraksi dengan Menjadi Relawan Gen AKSI
- Tugas relawan Gen AKSI

18 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti

Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:

Semua Bisa Beraksi, KPK, 2014

19 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
170

Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?

Bentuk rencana aksi yang diharapkan dilaksanakan relawan:

Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat mengenai materi:

 Mengapa kita harus berantas korupsi


 Prenggan Dream
 Peran orangtua dalam pemberantasan korupsi

Beberapa cara yang dapat dilakukan RELAWAN untuk menyampaikan materi-materi


tersebut kepada masyarakat:

 Penyuluhan dalam kegiatan PKK/BKB


 Penyuluhan dalam kegiatan arisan/pengajian
 Pemasangan Mading
 Pembagian Buletin
 Kegiatan parenting oleh guru kepada orangtua
 Anda punya IDE lain?

20 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 2:
Menjadi Ayah-Bunda Hebat Itu,
Mudah Lho...

21 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
172

Kompetensi Dasar
Peserta memiliki pengetahuan mengenai 3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi,
Sosialisasi) dan implementasinya

Hasil Belajar
• Peserta memahami 3 fungsi keluarga (Identitas Sosial, Afeksi, Sosialisasi)
• Peserta memahami interaksi dan komunikasi orangtua-anak sebagai implementasi
dari fungsi afeksi
• Peserta memahami penanaman nilai kejujuran implementasi dari fungsi sosialisasi
• Peserta memahami pentingnya menjadikan fungsi sosialisasi (penanaman nilai
kepada anak) sebagai fungsi utama
• Peserta memahami bahwa ayah dan ibu mempunyai peran yang sama dalam
pendidikan anak
 Peserta memahami makna sukses sebagai implementasi dari fungsi identias sosial

Materi apa yang harus dipahami RELAWAN?


- Mengenal Fungsi Keluarga
- Implementasi fungsi afeksi
- Implementasi fungsi sosialisasi
- Implementasi fungsi identitas sosial
- Peran Ayah dan Ibu dalam Pendidikan Anak

22 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti

Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:

Menjadi Ayah-Bunda Hebat Itu, Mudah Lho..., KPK, 2014

23 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
174

Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?

Bentuk rencana aksi yang diharapkan dilaksanakan relawan:

Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat mengenai materi:

• Mengenal Fungsi Keluarga


• Implementasi fungsi afeksi
• Implementasi fungsi sosialisasi
• Implementasi fungsi identitas sosial
• Peran Ayah dan Ibu dalam Pendidikan Anak
• Anda punya IDE lain?

Beberapa cara yang dapat dilakukan RELAWAN untuk menyampaikan materi-materi


tersebut kepada masyarakat:

 Penyuluhan dalam kegiatan PKK/BKB


 Penyuluhan dalam kegiatan arisan/pengajian
 Pemasangan Mading
 Pembagian Buletin
 Kegiatan parenting oleh guru kepada orangtua
 Anda punya IDE lain?

24 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 3:
Jujur vs Korupsi

25 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
176

Kompetensi Dasar
Peserta memiliki pengetahuan mengenai definisi dan indikator jujur, keterampilan hidup,
serta kaitannya dengan korupsi

Hasil Belajar
• Peserta memahami yang dimaksud dengan jujur dan indikatornya

• Peserta mampu menjelaskan hubungan antara kejujuran dengan korupsi

• Peserta memahami perbedaan antara perilaku koruptif dengan tindak pidana


korupsi

Materi apa yang harus dipahami RELAWAN?


- Tujuan Pendidikan Antikorupsi
- Jujur dan Nilai-nilai antikorupsi lainnya
- Jujur dan Kecakapan Hidup
- Pengertian Korupsi dan Tindak Pidana Korupsi
- Perilaku Koruptif, Benih Tindak Pidana Korupsi
- Ciri-ciri Generasi Antikorupsi (Gen AKSI)

26 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti

Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:

• Ini Dia! Generasi Antikorupsi (Gen AKSI), KPK, 2014

• Pantang Korupsi Sampai Mati, KPK, 2014

27 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
178

Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?

Bentuk rencana aksi yang diharapkan dilaksanakan relawan:

Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat mengenai materi:

 Tujuan Pendidikan Antikorupsi


 Jujur dan Nilai-nilai antikorupsi lainnya
 Jujur dan Kecakapan Hidup
 Pengertian Korupsi dan Tindak Pidana Korupsi
 Perilaku Koruptif, Benih Tindak Pidana Korupsi
 Ciri-ciri Generasi Antikorupsi (Gen AKSI)
• Anda punya IDE lain?

Beberapa cara yang dapat dilakukan RELAWAN untuk menyampaikan materi-materi


tersebut kepada masyarakat:

 Penyuluhan dalam kegiatan PKK/BKB


 Penyuluhan dalam kegiatan arisan/pengajian
 Pemasangan Mading
 Pembagian Buletin
 Kegiatan parenting oleh guru kepada orangtua
 Sosialisasi dalam event budaya dan pentas anak
 Anda punya IDE lain?

28 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 4:
1001 Cerita dan Inspirasi Teladan
Kejujuran

29 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
180

Kompetensi Dasar
Peserta memiliki pengetahuan mengenai Kisah-kisah kejujuran yang pernah dilakukan
tokoh-tokoh kotagede dan nasional.

Hasil Belajar
 Peserta memahami bahwa bangsa Indonesia termasuk Kotagede pernah memiliki
tokoh-tokoh yang memiliki integritas dan kejujuran

 Peserta terinspirasi untuk meneladani para tokoh tersebut

Materi apa yang harus dipahami RELAWAN?


- Kisah M. Hatta
- Kisah Hoegeng
- Kisah Syafrudin Prawiranegara
- Kisah M. Natsir
- Kisah Prof. Rosadi
- Kisah Prof. Kahar Mudzakir
- Kisah Jaksa Suprapto
- Kisah Jaksa...

30 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti

Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:

• Orange Juice for Integrity: Belajar Integritas kepada Tokoh Bangsa, KPK, 2014

• Dari Kotagede untuk Indonesia, KPK, 2014

• Film Dokumenter Tokoh Prenggan

31 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
182

Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?

Bentuk rencana aksi yang diharapkan dilaksanakan relawan:

Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat mengenai materi:

 Tujuan Pendidikan Antikorupsi


 Jujur dan Nilai-nilai antikorupsi lainnya
 Jujur dan Kecakapan Hidup
 Pengertian Korupsi dan Tindak Pidana Korupsi
 Perilaku Koruptif, Benih Tindak Pidana Korupsi
 Ciri-ciri Generasi Antikorupsi (Gen AKSI)
• Anda punya IDE lain?

Beberapa cara yang dapat dilakukan RELAWAN untuk menyampaikan materi-materi


tersebut kepada masyarakat:

 Penyuluhan dalam kegiatan PKK/BKB


 Penyuluhan dalam kegiatan arisan/pengajian
 Pemasangan Mading
 Pembagian Buletin
 Kegiatan parenting oleh guru kepada orangtua
 Sosialisasi dalam event budaya dan pentas anak
 Anda punya IDE lain?

32 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 5:
Bagaimana Cara Menginternalisasi
Kejujuran dengan Mudah dan
Menyenangkan?

33 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
184

Kompetensi Dasar
Memiliki keterampilan dalam menginternalisasi kejujuran kepada anak melalui permainan,
dongeng, dan tradisi khas lokal.

Hasil Belajar
• Peserta memahami pentingnya permainan, dongeng, dan tradisi lokal sebagai
media untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada anak

• Peserta mengetahui ragam permainan tradisional dan tradisi khas Kotagede

• Peserta mampu mempraktekkan beberapa jenis permainan anak tradisional

• Peserta mampu mendongeng sederhana untuk anak

Materi apa yang harus dipahami RELAWAN?


- Pentingnya permainan dan dongeng, dan tradisi lokal sebagai media untuk
menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada anak
- Ragam permainan tradisional dan tradisi khas Kotagede
- Cara pintar mendongeng

34 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Materi Inti

Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:

 Dari Kotagede untuk Indonesia, KPK, 2014

 Asah Karakter, KPK, 2014

 Mendongeng Itu Mudah dan Menyenangkan, Kak Adin, 2012

 Seri Tunas Integritas, KPK, 2013

35 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
186

Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat menyampaikan kembali materi
yang diperoleh kepada masyarakat di Prenggan. Apa dan bagaimana caranya?

Bentuk rencana aksi yang diharapkan dilaksanakan relawan:

Penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat mengenai materi:

 Pentingnya permainan, dongeng, dan tradisi lokal sebagai media untuk menanamkan
nilai-nilai antikorupsi kepada anak
 Ragam permainan tradisional dan tradisi khas Kotagede
 Cara pintar mendongeng
• Anda punya IDE lain?

Kegiatan yang ditujukan kepada anak:

 Mendongeng
 Ber-mocopatan
 Bermain Gatheng

• Anda punya IDE lain?

Beberapa cara yang dapat dilakukan RELAWAN untuk menyampaikan materi-materi


tersebut kepada masyarakat:

 Penyuluhan dalam kegiatan PKK/BKB


 Penyuluhan dalam kegiatan arisan/pengajian
 Pemasangan Mading
 Pembagian Buletin
 Kegiatan parenting oleh guru kepada orangtua
 Sosialisasi dalam event budaya dan pentas anak
 Anda punya IDE lain?

36 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Modul 6:
Menjadi Fasilitator Hebat itu Mudah

37 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
188

Kompetensi Dasar
Mampu menularkan/menyampaikan kembali pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya kepada masyarakat.

Hasil Belajar
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap persiapan.

• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap pelaksanaan.

• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator setelah pelaksanaan berakhir.

Materi apa yang harus dipahami RELAWAN?


- 3 tahapan dalam melakukan fasilitasi
- Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap perencanaan
- Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap pelaksanaan
- Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap pasca pelaksanaan

38 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Kompetensi Dasar
Mampu menularkan/menyampaikan kembali pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya kepada masyarakat.

Hasil Belajar
• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap persiapan.

• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator selama tahap pelaksanaan.

• Peserta memahami hal-hal penting apa yang harus dilakukan oleh fasilitator dan
yang tidak boleh dilakukan fasilitator setelah pelaksanaan berakhir.

Materi apa yang harus dipahami RELAWAN?


- 3 tahapan dalam melakukan fasilitasi
- Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap perencanaan
- Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap pelaksanaan
- Hal-hal yang harus dilakukan pada tahap pasca pelaksanaan

38 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
190

Materi Inti

Untuk memahami lebih lanjut mengenai materi ini, silakan pelajari bahan bacaan berikut:

Panduan Fasilitator ACLC, KPK-GIZ, 2013

39 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
Rencana Aksi
Setelah mengikuti sesi materi ini, Relawan diharapkan dapat mempraktekkan hal-hal yang
dipelajari pada saat melakukan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat di Prenggan.
Relawan juga diharapkan mengembangkan dan melengkapi teknik-teknik dan metode-
metode memfasilitasi.

• Anda punya IDE lain?

40 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
192

BAHAN
PENDUKUNG

41 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
A. Buku
1. Laporan Hasil Studi Baseline Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga 2013
2. Hasil Baseline Survey Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga di Kelurahan
Prenggan
3. Membangun Gen AKSI, dari Keluarga Jujur, Keluarga Bahagia
4. Semua Bisa Beraksi
5. Menjadi Ayah-Bunda Hebat Itu, Mudah Lho...
6. Ini Dia! Generasi Antikorupsi (Gen AKSI)
7. Pantang Korupsi Sampai Mati
8. Orange Juice for Integrity: Belajar Integritas kepada Tokoh Bangsa
9. Dari Kotagede untuk Indonesia
10. Asah Karakter
11. Mendongeng Itu Mudah dan Menyenangkan
12. Panduan Fasilitator ACLC

B. Multimedia (Audio Visual)

1. Film Dokumenter Seri Senyum Inspirasi untuk Indonesia

42 | M o d u l R e l a w a n G e n A K S I
194

LAMPIRAN 5
BUKU
AKTIVITAS RELAWAN
BUKU AKTIVITAS RELAWAN

RELAWAN ORGANISATORIS
Nama Relawan:
Lokasi Intervensi:

Aktivitas yang
Tanggal Sasaran Intervensi Catatan
dilakukan
196

LAMPIRAN 6
BUKU
FAMILY VISIT
RELAWAN
BUKU FAMILY VISIT RELAWAN

RELAWAN ORGANISATORIS
Nama Relawan:
Lokasi Intervensi:
Keluarga Sasaran (nama Kepala Keluarga):

Aktivitas yang dilakukan Partisipan


Tanggal Catatan
bersama Keluarga Anggota Keluarga
198

BUKU FAMILY VISIT RELAWAN

RELAWAN ORGANISATORIS
Nama Relawan:
Lokasi Intervensi:
Keluarga Sasaran (nama Kepala Keluarga):

Aktivitas yang dilakukan Partisipan Anggota


Tanggal Catatan
bersama Keluarga Keluarga

Anda mungkin juga menyukai