Proposal Penelitian
Disusun Oleh:
Sandika
NIM 170384204008
2020
BAB I
PENDAHULUAN
memegang unsur penting dalam membentuk pola pikir, akhlak dan perilaku
manusia agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku, seperti norma agama,
mungkin harus dimiliki oleh peserta didik, salah satunya adalah: kemampuan
peserta didik dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah (critical thinking and
problem solving skills), dapat berpikir secara kritis, lateral, dan sistematik,
2016).Kemampuan berpikir kritis penting untuk kita dalam aspek kehidupan yang
secara terus menerus mengambil suatu keputusan untuk menentukan apa yang
keterampilan berpikir kritis, yaitu: (1) pengetahuan yang didasarkan pada hafalan
dalam ingatan mereka untuk penggunaan yang akan datang; (2) informasi
dalam konteks yang berbeda pada waktu yang berbeda pula selama hidup mereka;
(3) kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang mampu
menunjukkan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia kerja; dan (4)
informasi yang berasal dari berbagai sumber dan membuat keputusan. Adeyemi
berpikir kritis sehingga ketika menghadapi masalah yang sering terjadi dalam
keputusan,
secara kritis pada siswa, maka guru sebagai fasilitator haruslah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dalam
sekolah yang tidak menerapkan sistem pembelajaran siswa aktif dimana hal ini
yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari kemampuan yang dimiliki siswa
tentang konsep dan hubungan yang mendasar bagi mata pelajaran yang telah
mereka pelajari kebanyakkan siswa hanya mampu memberikan bukti tak lebih
(Rajendran, 2000).
konsep kimia banyak yang bersifat abstrak membuat siswa cukup sulit dalam
diketahui, tapi masih banyak siswa yang tidak menyiapkan diri sebelum
rendah, dan 4) kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah ditandai dengan
masih banyak siswa yang belum mampu memecahkan suatu permasalahan dengan
baik.
kemampuan berpikir kritis. Sedangkan menurut Rosa dan Pujiati (2017) berpikir
kritis siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran di sekolah agar menjadi
wahana bagi tumbuh dan berkembangnya kemampuan berpikir kritis siswa perlu
dalam model pembelajaran ini siswa tidak hanya diminta untuk memahami suatu
masalah saja akan tetapi juga harus mampu bekerja sama memecahkan masalah
tersebut (Mayasri & Rahmayani, 2019). Tahap inilah yang nantinya diharapkan
dibutuhkan kemampuan berpikir kritis yang lebih mendalam akan masalah yang
harus diperhatikan juga motivasi belajarnya, sangat tidak mungkin hasil belajar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran kimia yakni 76. Siswa
dengan nilai di atas 76 dinyatakan lulus, dan siswa dengan nilai di bawah 76
yang digunakan dalam proses pembelajaran kimia yaitu metode ceramah. Hal ini
untuk materi kimia akhir semester 1 ketuntasan siswa hanya 16 siswa (50,00 %)
untuk tahun ajaran 2019/2020 dengan batas nilai KKM sebesar 76.
interaksi guru dan siswa dalam proses belajar hanya berjalan dari satu arah, yakni
dari guru saja. Proses pembelajaran di dalam kelas terlihat menjadi aktivitas guru,
yang masih sulit dipahami dan dikuasai siswa adalah materi koloid dan
perhitungan kimia, 2). metode ceramah masih dominan dalam kegiatan belajar
kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
sikap siswa yang tidak aktif bertanya,4). kurang minat siswa pada pelajaran kimia.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap siswa yang masih banyak mengobrol
dengan teman, mencorat-coret kertas serta asyik bermain sendiri, dan hanya
beberapa yang mau menjawab bila diberikan pertanyaan soal dari guru, 5). masih
banyak siswa yang belum mencapai KKM pada pelajaran kimia di lihat dari hasil
belajarnya.
model pembelajaran yang dapat melatih keterampilan berpikir kritis adalah model
pembelajaran berbasis masalah. Hal ini karena siswa dapat memahami konsep dari
suatu materi melalui bekerja dan belajar pada situasi atau masalah yang diberikan.
satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yaitu pelajaran Kimia. Pembelajaran kimia
mencakup berbagai macam permasalahan yang jika distimulus dengan tepat dapat
Karakteristik pada materi ini adalah sebagian besar berupa konsep-konsep yang
nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar yang harus dimiliki peserta didik
pada materi sistem koloid yaitu mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan
sifatnya serta membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid. Menurut PERMEN No.20 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) bahwa peserta didik harus memiliki keterampilan dan
pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari apa yang telah dipelajari. Maka
untuk mencapai Kompetensi Dasar pada materi sistem koloid digunakanlah model
dan menjelaskan kegunaan sistem koloid yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari, kegiatan model pembelajaran PBL menggunakan masalah yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari sebagai fokus utama. Masalah tersebut dituntut untuk
kolaboratif, dan komunikatif untuk itulah model PBL dirasa cocok digunakan
pada materi sistem koloid untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan motivasi belajar Siswa Pada Materi
Sistem Koloid”.
kemampuan berpikir kritis dan motivasi belajar siswa pada materi Sistem
Koloid?”
a. Manfaat teoritis
Menengah Atas.
peneliti lain.
b. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
cara mengajar yang dimulai dari penyajian masalah nyata yang harus dipecahkan.
pada persoalan yang mereka temukan sendiri atau masalah yang sengaja diberikan
intelektual kepada siswa serta menjadi pembelajar yang mandiri (Al-Tabany, hal.
64-65).
Menurut Sadia (2014, hlm. 68) berdasarkan data yang telah dikumpulkan
menyebutkan bahwa PBL memiliki fitur khusus diantaranya yaitu (Arends, 2007,
hlm. 381):
2. Fokus interdisipliner
siswa untuk menggali banyak subjek. Solusinya tidak hanya terpaku atau
3. Investigasi autentik
5. Kolaborasi
PBL ditandai oleh siswa yang bekerja bersama dan berkelompok bersama
siswa lain.
Menurut Kurniasih dan Sani (2015, hlm. 49-50) model pembelajaran PBL
berpikir kritis diantaranya yaitu: 1) jujur terhadap diri sendiri seperti mengakui
apa yang tidak diketahui, mengenali keterbatasan diri, dan waspada terhadap
3) berusaha untuk memahami dan sabar terhadap masalah yang kompleks dan
alasan orang lain jika tidak sependapat dengan orang tersebut, 6) menghindari
pemikiran ekstrim dan berlatih untuk berpikir adil dan seimbang, 7) melatih diri
1 Focus
Hal pertama yang dilakukan dalam berbagai situasi yaitu fokus untuk
2 Reasons
atau tidak.
3 Inference
4 Situation
5 Clarity
Sangat penting untuk berbicara dengan jelas dan mudah dipahami ketika
6 Overview
peserta didik untuk belajar dengan baik.Peserta didik akan belajar dengan
seorang anak yang sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
menentukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu
untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik dan tekun dengan
interaksi antara siswa dengan tugas/ masalah. 2) Harga diri, yaitu ada siswa
tertentu yang tekun belajar dan melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk
pelajaran/ belajar dengan niat guna mendapatkan pembenaran dari orang lain/
pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang
lebih baik. Dengan pemberian angka-angka yang baik untuk siswa, bisa
2) Hadiah Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas tertentu
hasil belajar yang baik. Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi
tidak selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
motivasi.
3) Saingan/ kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai
kelompok belajar.
mengetahui akan ada ulangan. Maka, memberi ulangan adalah salah satu
upaya sarana memotivasi siswa dalam belajar. Tetapi yang harus diingat
membuat siswa bosan karena terlalu sering dan bersifat rutinitas. Guru
belajar dan lebih giat lagi.. semakin mengetahui bahwa hasil belajar selalu
mengalami kemajuan, maka aka nada motivasi pada diri siswa untuk terus
7) Pujian Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan
negatif apabila diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
hukuman.
9) Hasrat untuk belajar Adanya hasrat untuk belajar, berati ada unsur
kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berati pada
diri anak tersebut memang terdapat motivasi untuk belajar, sehingga sudah
karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah kalau
11) Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan
baik oleh siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab
belajar
2.4 Konsep Kimia Koloid
golongan, yaitu larutan sejati, koloid, dan suspensi (Widyatmoko, 2009, hlm.
121):
karena gas dalam sistem gas tidak akan membentuk koloid, maka hanya ada
Sifat khusus koloid timbul akibat partikelnya yang lebih besar dari pada
a Efek Tyndall
arah.Contohnya yaitu pada seberkas cahaya yang masuk melalui celah jendela
ke dalam ruangan yang gelap maka akan terlihat partikel debu berukuran
b Gerak Brown
(Oxtoby, 2001, hlm. 179). Gerak brown yaitu berupa gerakan berbelok-belok
dengan arah acak, gerak acak ini disebabkan karena tabrakan molekul-molekul
partikel koloid yang tidak sama banyaknya (Widyatmoko, 2009, hlm. 123).
c Adsorpsi
Sifat lain yang dimiliki partikel koloid adalah adsorpsi yaitu proses
menarik zat asing yang terjadi pada permukaan zat. Kemampuan adsorpsi
akan semakin besar bila luas permukaan suatu zat semakin besar pula
d Koagulasi
Koloid dapat terbentuk melalui dua cara berikut (Widyatmoko, 2009, hlm. 122):
atom atau ion yang berkumpul menjadi satu dan membentuk zat berukuran
koloid.
2 Dispersi; terbentuk dari suatu zat yang terbagi menjadi zat yang lebih kecil
Review yang dilakukan oleh Alias Masek (2011) yang berjudul The Effect
Empirical Review menyatakan bahwa proses spesifik dari PBL secara teori dapat
fasilitator harus berhati-hati merancang desain penerapan PBL agar dapat berhasil
Sejalan dengan review yang dilakukan oleh Alias Masek, EL-Shaer dan
Siswa Pada Pembelajaran Kimia juga mengatakan hal yang sama yaitu bahwa
METODE PENELITIAN
yaitu berdasarkan hasil pretest yang menunjukan kemampuan awal siswa yang
orang siswa.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasi eksperimen, yaitu
metode eksperimen semu. Pada metode ini diberi perlakuan yang berbeda pada
langsung dari suatu perlakuan (Hadjar, 1999, hal. 117- 118). Pada penelitian ini
kelas eksperimen akan diberikan perlakuan model pembelajaran problem based
Desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah non eqivalent control
group design yaitu desain yang terdiri dari dua kelompok yakni kelompok
tertentu, dan diakhir dikenakan postest pada kelompok eksperimen dan kontrol
untuk melihat efek dari perlakuan pada kelompok eksperimen adapun desainnya
1. Tahap Persiapan
a. Menganalisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada
kritis.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan yaitu tahap implementasi model
pada kelas eksperimen dan ceramah serta tanya jawab pada kelas
3. Tahap Penyelesaian
a. Menganalisis dan mengolah data pretest dan postest hasil
penelitian.
b. Menarik kesimpulan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes pretest dan
sistem koloid. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu:
utama yang digunakan sebagai alat ukur penelitian atau instrumen adalah test
essay kemampuan berpikir kritis. Adapun yang lain seperti LKS yang sesuai
pembelajaran PBL adalah sebagai penunjang dan penguat atau bukti bahwa
mengukur kemampuan berpikir kritis siswa berupa tes essay, yang telah
dan Kompetensi Dasar pada Standar Isi mata pelajaran Kimia Kurikulum 2013
1. Tes Essay
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal
essay yang diberikan dalam bentuk pretest dan posttest. Instrumen tes ini
Jumlah soal 19
2. Lembar observasi
Teknik pengambilan data menggunakan observasi dilakukan dengan
cara mengamati kegiatan yang sedang berlangsung, baik itu cara guru
pembelajaran berlangsung.
langkah model PBL. Selain itu juga untuk melihat kemunculan dari
berlangsung. Kisi-kisi dari lembar kerja siswa dapat dilihat dalam lampiran
halaman.
berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes yang diberikan pada siswa.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap serangkaian data
pengujian:
H1 diterima.
2. Uji Homogenitas
menguji sebaran data dari dua varian atau lebih. Adapun langkah-
Jika sig > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak. Jika sig < α
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah dilakukan uji prasyarat untuk
2015, hlm. 165). Uji hipotesis dilakukan terhadap data pretest dan postest.
Uji hipotesis pada data pretest untuk melihat keadaan awal apakah sampel
layak digunakan untuk penelitian atau tidak. Sedangkan uji hipotesis pada
uji Independent Sample Test yang bertujuan untuk menguji beda rata-rata
test.
H0 : µ0 = µ1
H1 : µ0 ≠ µ1
sebagai berikut:
Dengan kriteria:
Jika sig > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak.
butir indikator yang terdapat pada soal diberikan skor 0-4. Data yang
siswa.
R
NP= 100
SM
Keterang
an :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal
Purwanto (2010, hlm. 102) didalam bukunya disebutkan bahwa nilai persentase
R
NP= 100
SM
Keterangan :
Group.
Rajawali Pers
Arends, Richard I. (2007). Learning to Teach Seventh Edition. New York: The
Skills.Educational Leadership.
https://doi.org/10.30870/educhemia.v4i1.4867
https://doi.org/10.17977/jptpp.v2i6.9547
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/JSTT/article/view/6958
Kumullah, R., Djatmika, E. T., & Yuliati, L. (2018). Kemampuan Berpikir Kritis
https://doi.org/10.17977/jptpp.v3i12.11798
Misbahuddin, & Hasan, Iqbal (2013). Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
6(1), 29–39.
Rahayu, E., & Hartono, H. (2016). Keefektifan Model PBL dan PjBL Ditinjau
Riadi, Edi. (2016). Statstik Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS.
https://doi.org/10.30998/formatif.v6i3.990
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
CV. Andi.
Trisakti
Wilson, V. (2000). Can Thinking Skills be Taught? SCRE Spotlights 79. Scottish
Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Kimia
Materi pokok : Sistem Koloid
Alokasi Waktu : 10JP (2 × 45 menit / Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1. Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai
wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel
materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
2.3.1 Memecahkan masalah percobaan, dan membuat kesimpulan hasil
percobaan.
3.14.Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan
kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
3.14.1 Menganalisis tipe sistem koloid berdasarkan produk yang dibuat.
3.14.2 Mengelompokkan tipe sistem koloid (emulsi, sol, dan buih).
3.14.3 Menganalisis sifat koloid berdasarkan produk yang dibuat.
3.14.4 Membuat definisi sifat-sifat koloid.
3.14.5 Menjelaskan penerapan sifat-sifat koloid dalam kehidupan
sehari- hari.
4.14.Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid.
4.14.1 Mendiskusikan pembuatan produk koloid.
4.14.2 Membuat produk koloid dengan beberapa jenis koloid.
4.14.3 Menyajikan hasil percobaan kelompok pembuatan produk koloid
di depan kelas.
4.14.4 Mengevaluasi hasil percobaan yang telah dipresentasikan.
C. Tujuan
1. Siswa mampu mendiskusikan pembuatan produk koloid melalui diskusi
2. Siswa mampu membuat produk koloid dengan beberapa jenis koloid
melalui percobaan pembuatan produk
3. Siswa mampu menyajikan hasil percobaan kelompok yaitu pembuatan
produk koloid di depan kelas
4. Siswa mampu mengevaluasi hasil percobaan yang telah dipresentasikan
melalui kegiatan tanya jawab
5. Siswa mampu menganalisis tipe sistem koloid berdasarkan produk yang
dibuat melalui diskusi
6. Siswa mampu mengelompokkan tipe sistem koloid (emulsi, sol, aerosol
dan buih) melalui diskusi dan tanya jawab
7. Siswa mampu menganalisis sifat koloid berdasarkan produk yang dibuat
melalui diskusi dan tanya jawab
8. Siswa mampu membuat definisi sifat-sifat koloid melalui diskusi dan
tanya jawab
9. Siswa mampu menjelaskan penerapan sifat-sifat koloid dalam
kehidupan sehari-hari melalui diskusi dan tanya jawab
D.Metode Pembelajaran
Pendekatan : Kontekstual
1. Buku Kimia Kelas XI (Sukardjo, 2009. Buku Kimia SMA Kelas XI IPA, Jakarta:
Bailmu)
2. Kimia Dasar Tingkat Universitas (Widyatmoko, 2009. Kimia Dasar
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Indikator KBK Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Siswa memulai pelajaran dengan menjawab 10
salam kemudian berdoa bersama guru menit
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Indikator KBK Alokasi
Waktu
b. Siswa menjawab dan mengkondisikan diri
untuk siap menerima pelajaran ketika guru
mengecek kehadiran siswa
c. Siswa fokus mendengarkan penyampaian
tujuan dan langkah pembelajaran sistem
koloid dari guru
d. Siswa duduk berkelompok menjadi 6
kelompok yang dibagi oleh guru secara acak
e. Melalui kocokan, masing-masing kelompok
memilih salah satu dari 3 gambar produk
koloid yang disajikan oleh guru, sehingga
setiap dua kelompok akan mendapatkan
produk koloid yang sama
f. Siswa mendapatkan LKS yang diberikan oleh
guru sesuai dengan pilihan produk koloid
yang didapatkan
Inti 1. Orientasi Siswa terhadap Masalah: 15
a. Siswa mengenali permasalahan dengan menit
membaca wacana yang terdapat dalam LKS 1
yaitu mengenai perbedaan larutan, suspensi
dan koloid melalui sifat efek tyndall pada
berbagai campuran, LKS 2 mengenai koloid
pelindung pada margarin, dan LKS 3
mengenai koagulasi pada pembuatan tahu
sesuai instruksi guru
b. Siswa menentukan permasalahan dengan Bertanya dan
menjawab pertanyaan terkait wacana yang menjawab pertanyaan
terdapat dalam LKS masing-masing sesuai (memberikan
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Indikator KBK Alokasi
Waktu
arahan dari guru penjelasan sederhana)
dalam LKS
c. Siswa berdiskusi untuk menentukan alat dan Mempertimbangkan
bahan berdasarkan sumber yang dapat kredibilitas suatu
dipercaya yang dibutuhkan dalam pembuatan sumber
Pertemuan 3
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Indikator KBK Alokasi
Waktu
Pendahuluan a. Siswa memulai pelajaran dengan menjawab 10
salam kemudian berdoa bersama guru menit
b. Siswa menjawab dan mengkondisikan diri
untuk siap menerima pelajaran ketika guru
mengecek kehadiran siswa
c. Siswa duduk berkelompok sesuai kelompok
pada pertemuan sebelumnya
d. Siswa menjawab pertanyaan ketika guru
menanyakan apakah setiap kelompok sudah
membawa semua yang dibutuhkan dalam
pembuatan produk sistem koloid
Inti 3. Melakukan Investigasi Mandiri dan
Kelompok
a. Setiap kelompok memulai observasi dengan Mengobservasi dan
membuat produk sistem koloid yang berbeda mempertimbangkan
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Indikator KBK Alokasi
Waktu
sesuai pilihan kelompok masing-masing pada hasil observasi
LKS 1 yaitu yoghurt; LKS 2 yaitu eskrim dan
LKS 3 yaitu slime diarahkan dan dibimbing
oleh guru
b. Siswa dalam setiap kelompok mengamati dan Mengobservasi dan
mencatat hasil dari percobaan pembuatan mempertimbangkan
dalam LKS
Pertemuan 4
E.Evaluasi
Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Kimia
Materi pokok : Sistem Koloid
Alokasi Waktu : 10JP (2 × 45 menit / Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami,menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1.Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi
sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat
tentatif.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai
wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
2.3.1 Memecahkan masalah percobaan, dan membuat kesimpulan hasil
percobaan.
3.14. Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan
kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
3.14.1 Menganalisis tipe sistem koloid berdasarkan produk yang dibuat.
3.14.2 Mengelompokkan tipe sistem koloid (emulsi, sol, dan buih).
3.14.3 Menganalisis sifat koloid berdasarkan produk yang dibuat.
3.14.4 Membuat definisi sifat-sifat koloid.
3.14.5 Menjelaskan penerapan sifat-sifat koloid dalam kehidupan
sehari- hari.
4.14. Membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau
melibatkan prinsip koloid.
4.14.1 Mendiskusikan pembuatan produk koloid.
4.14.2 Membuat produk koloid dengan beberapa jenis koloid.
4.14.3 Menyajikan hasil percobaan kelompok pembuatan produk koloid
di depan kelas.
4.14.4 Mengevaluasi hasil percobaan yang telah dipresentasikan.
C. Tujuan
1. Siswa mampu mendiskusikan pembuatan produk koloid melalui diskusi
2. Siswa mampu membuat produk koloid dengan beberapa jenis koloid
melalui percobaan pembuatan produk
3. Siswa mampu menyajikan hasil percobaan kelompok yaitu pembuatan
produk koloid di depan kelas
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Kontekstual
Sumber Belajar : Buku Kimia Kelas XI (Sukardjo, 2009, Buku Kimia SMA Kelas XI
IPA, Jakarta: Bailmu).
F.Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Pertemuan 2
terhadap pembelajaran
c. Guru bertanya kepada siswa apakah koloid merupakan
jenis campuran
Inti
Mengamati a. Siswa mengamati video perbedaan larutan, suspensi
dan koloid yang ditampilkan oleh guru
b. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai
konsep campuran dan contohnya dalam kehidupan 60
sehari-hari menit
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
perbedaan larutan, koloid dan suspensi
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai jenis-
jenis koloid yang terdiri dari sol, emulsi, aerosol dan
buih beserta fase terdispersi dan medium
pendispersinya
Menanya e. Siswa memahami contoh dan penjelasan yang
diberikan oleh guru mengenai konsep campuran dan
jenis-jenis koloid serta menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti
Mencoba f. Siswa mencari tahu contoh jenis-jenis koloid dalam
kehidupan sehari-hari sesuai arahan dari guru
Menalar g. Siswa menganalisis soal yang diberikan oleh guru
tentang berbagai macam larutan, mana yang termasuk
koloid dan apa jenisnya
h. Siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru
Mengkomuni- i. Perwakilan siswa maju kedepan untuk menjawab soal
Kasikan
Penutup
a. Siswa bersama guru melakukan refleksi, dan mereview
kembali proses pembelajaran yang telah berlangsung 15
b. Guru mengingatkan siswa materi yang akan dipelajari menit
selanjutnya
Pertemuan 3
Pertemuan 4
H. Evaluasi/ Penilaian
1. Teknik Instrumen : Tertulis
2. Bentuk Instrumen : Essay
3. Instrumen : Terlampir
Lampiran 4
(Uji Coba)
Petunjuk:
1. Lala melakukan percobaan pembuatan slime. Dari hasil percobaan didapatkan slime
merupakan koloid yang terbuat dari campuran bedak (fasa terdispersi padat) yang dilarutkan
dalam air bersih (fasa pendispersi cair) dengan tambahan sedikit pewarna dan baby oil
menghasilkan campuran yang kental.
(http://kliping.co/cara-membuat-slime-mudah -aman/)
Berdasarkan kegiatan tersebut, apa yang Anda temukan terkait dengan jenis koloid?
Rumuskanlah dalam bentuk pertanyaan!
2. Susanti sedang berlari ditengah kabut pagi hari yang cukup tebal. Susanti merasakan
wajahnya terasa lembab. Kemudian disiang hari ketika melewati asap, wajahnya terasa
berdebu. Mengapa demikian? Hubungkanlah jawabanmu dengan fase terdispersi dan
pendispersinya!
3. Mutiara merupakan salah satu contoh koloid. Secara alami berasal dari kerang yang disebut
kerang mutiara. Dalam proses pembentukan mutiara, diperlukan zat penggangu, misalnya
jaringan atau pasir yang masuk kedalam kerang. Kemudian kerang secara otomatis akan
melapisi zat penganggu tersebut dengan nacre. Setelah zat pengganggu diselimuti nacre,
maka ter-bentuklah mutiara. Nacre yaitu zat kapur dengan unsur dasar karbon yang jernih
yang dikeluarkan oleh kerang sebagai alat pertahanan diri dari zat asing yang masuk kedalam
badannya.
Dari pernyataan diatas, apakah jenis sistem koloid dari mutiara? Jelaskan berdasarkan fase
terdispersi dan pendispersinya!
4. Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari banyak ditemukan sistem koloid disekitar kita.
Seperti pada gambar dibawah ini. Amatilah dengan seksama!
Diantara gambar tersebut, sebutkanlah mana yang merupakan sistem koloid? Coba
kelompokkan berdasarkan jenisnya! Buatlah dalam bentuk tabel!
5. Tahu dibuat dengan menghaluskan kacang kedelai yang bercampur dengan air. Kemudian
disaring sehingga diperoleh filtrat susu kedelai. Susu kedelai ditambahkan zat elektrolit
CaSO4.2H2O yang dikenal di kehidupan sehari-hari sebagai batu tahu. Penambahan batu tahu
berfungsi untuk menggumpalkan protein yang ada pada susu kedelai sehingga menjadi tahu.
Menurutmu, berdasarkan wacana diatas adakah sifat koloid yang muncul? Jelaskanlah!
Mayones
Buih
padat
7. Apakah anda mengenal norit? Norit merupakan obat sakit perut. Obat norit mengandung zat
arang aktif yang berfungsi menyerap berbagai racun dalam usus. Menurutmu, adakah sifat
koloid yang diterapkan pada prinsip kerja obat norit? Jelaskanlah!
8. Mengapa pada siang hari di dalam rumah cukup terang padahal cahaya matahari tidak masuk
kedalam rumah? Adakah hubungannya dengan sifat koloid?
9. Tinta mengandung larutan gom. Larutan gom ini berfungsi sebagai koloid pelindung agar tinta
tidak mudah menggumpal dan mengeras. Apakah yang dimaksud dengan koloid pelindung?
Definisikanlah menurut bahasamu sendiri!
10. Pada permainan bola billiard terlihat bahwa bola saling bertumbukan dan bergerak tidak
beraturan. Begitu juga dengan partikel koloid. Jika diamati dengan mikroskop ultra, dimana
arah cahaya tegak lurus dengan sumbu mikroskop, akan terlihat partikel koloid senantiasa
bergerak terus menerus dengan gerakan patah-patah. Dinamakan dengan apakah peristiwa
ini? Definisikanlah menurut bahasamu sendiri!
11. Gula pasir dibuat dari bahan baku tebu. Pembuatan gula pasir tidak serta merta langsung
menghasilkan gula yang berwarna putih bersih. Gula pasir yang masih mengandung pengotor
akan berwarna kecoklatan. Lalu mengapa gula pasir tersebut bisa berubah menjadi berwarna
putih bersih seperti kebanyakan terlihat di supermarket? Adakah penerapan sifat koloid yang
dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut?
12. Kadar polusi udara di perkotaan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Selain disebabkan
oleh buangan kendaraan bermotor, meningkatnya kadar polusi udara juga disebabkan oleh
asap pabrik yang dikeluarkan melalui cerobong asap. Bagaimanakah cara mengurangi polusi
udara
yang disebabkan oleh buangan pabrik? Adakah sifat koloid yang dapat diterapkan?
Jelaskanlah!
13. Pak Anto sudah lama mengidap penyakit gagal ginjal. Oleh karena itu Pak Anto rutin
melakukan cuci darah (hemodyalisis) dengan alat bantu yang disebut dengan dialisator. Pada
proses pencucian darah, darah kotor akan dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari
membran semipermeabel. Selama darah berjalan, pipa semipermeabel tersebut dialiri cairan
untuk memisahkan ion-ion dalam darah kotor. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan
kembali ke tubuh pasien.
Berikanlah kesimpulan mengenai cara kerja mesin dialisator dalam mencuci darah Pak Anto?
Prinsip sifat koloid apa yang terdapat dalam alat cuci darah?
14. Sebutkan masing-masing sebuah contoh penggunaan koloid dalam bidang industri:
a. Farmasi
b. Makanan
c. Pertanian
d. Kosmetik
e. Tekstil
15. Lara ingin membuat sebuah es krim. Kemudian ia mencari dari berbagai sumber yang relevan
dan akhirnya memutuskan untuk menggunakan bahan-bahan sebagai berikut:
- Krim kental
- Susu full cream
- Gula pasir
- Coklat bubuk
- Kuning telur
- Vanili
- Gelatin powder
(Sumber: http://cantikinfo.net)
Sudah tepatkah bahan-bahan yang dipilih Lara untuk membuat eskrim? Mengapa Lara
memilih menggunakan gelatin dalam pembuatan es krim? Jelaskanlah menurut pendapatmu
masing-masing!
16. Sol belerang merupakan campuran reaksi antara hidrogen sulfida dan belerang
dioksida. Berikut reaksinya:
2H2S (g) + SO2 (aq) → 2H2O (l) + 3S (s)
Dengan cara apakah sol belerang tersebut dibuat? Berikan alasan dari jawabanmu!
17. Pembuatan koloid dengan cara peptisasi dilakukan dengan memecah butir-butir kasar dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi akan
memecah partikel-partikel kasar menjadi butiran-butiran berukuran koloid.
Berdasarkan informasi di atas, berikanlah sebuah contoh produk yang dapat dibuat dengan
cara peptisasi! Sebutkanlah mana yang berperan sebagai zat pemeptisasi pada produk
tersebut!
18. Obat yang berbentuk tablet akan susah dikonsumsi oleh kalangan anak kecil. Untuk itu
dibuatlah obat puyer untuk memudahkan anak kecil mengkonsumsi obat jika terserang
penyakit. Berdasarkan percobaan, obat puyer didapat dengan menggerus atau menghaluskan
obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas sedikitnya dua macam obat.
(Sumber:http://anjar.id)
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, dengan cara apakah obat puyer dibuat? Disebut
dengan cara apakah pembuatan obat puyer? Jelaskan!
19. Berdasarkan hasil percobaan mengenai sistem koloid yang telah dilakukan Ahmad dan teman-
teman sekelompoknya, didapatkan suatu kesimpulan bahwa sistem koloid mempunyai
manfaat yang besar bagi kehidupan, namun ada sistem koloid yang dapat merugikan karena
dapat mencemari lingkungan. Contoh jenis koloid yang mencemari lingkungan adalah asap,
kabut, dan detergen.
Berdasarkan informasi diatas, bagaimanakah tindakanmu dalam mengatasi sistem koloid yang
merugikan?