Anda di halaman 1dari 9

Kemagnetan

1 Diamagnetik (jika semua elektron berpasangan) : ditolak (amat lemah) oleh


medan magnet
2 Paramagnetik (jika ada elektron yang tak berpasangan) : ditarik oleh medan
magnet
3 Feromagnetik (pada Fe, Co, Ni): ditarik (sangat kuat) oleh medan magnet

Bentuk orbintal molekul

Deret Spektrokimia

Teori Orbital Molekul 1


Deret spektrokimia (spectrochemical series) merupakan susunan urutan

berdasarkan besar atau kecilnya energi pembelahan orbital d pada senyawa kompleks.

Umumnya deret spektrokimia disusun dari kiri ke kanan, dimana pada sisi kiri

mempunyai pembelahan yang paling kecil (medan ligan kuat) dan pada sisi kanan

mempunyai pembelahan yang paling besar (medan ligan lemah). Deret spektrokimia

ligan adalah: I < Br < S < SCN < Cl < NO < F < OH < C O < H O < NCS < CH CN < NH < en <

bipy < phen < NO < PPh < CN < CO

Teori orbintal molekul

1.Pembentukan Orbital Molekul σ Dalam Senyawa Kompleks

Pada senyawa kompleks, orbital molekul terbentuk sebagai

gabungan/kombinasi dari orbital atom logam dengan orbital atom dari ligan.

Orbital atom logam dapat bergabung dengan orbital atom ligan jika orbital-orbital

atom tersebut memiliki simetri yang sama.

Untuk logam transisi pertama, orbital yang dapat membentuk orbital

molekul adalah orbital-orbital eg (dx2-y2 dan dz2), 4s, 4p, 4px, 4py dan 4pz. Orbital-

orbital t2g (dxy, dxz dan dyz) dari logam tidak dapat membentuk orbital σ karena

orientasi arahnya yang berada di antara sumbu x, y dan z. Oleh karena itu ketiga

orbital tersebut disebut sebagai orbital nonbonding. Meskipun tidak dapat

membentuk orbital σ, orbital-orbital t2g tersebut dapat membentuk orbital molekul

π dengan orbital atom dari ligan yang tidak searah dengan orbital atom logam.

Ligan dapat membentuk orbital molekul dengan orbital logam jika

posisinya segaris dengan logam, atau berada tepat pada sumbu/garis penghubung

ion pusat dan ligan. Adapun orbital atom dari ligan yang dapat bergabung dengan

Teori Orbital Molekul 2


orbital atom dari logam adalah orbital s atau orbital hasil hibridisasi antara orbital

s dan p.

Karena jauh lebih banyak orbital dan elektron yang terlibat, maka diagram

pembentukan orbital molekul dalam senyawa kompleks lebih rumit dibandingkan

diagram pembentukan orbital molekul untuk molekul diatomik sederhana.

Umumnya orbital atom dari ligan tingkat energinya lebih rendah dibandingkan

orbital atom dari logam pusat, sehingga karakteristik dari orbital molekul yang

terbentuk lebih mirip dengan karakteristik orbital atom ligan dibandingkan orbital

atom logam. Berikut ini contoh diagram pembentukan orbital molekul untuk

kompleks [Fe(CN)6]3-.

Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d6


26

Fe : [Ar] 3d6 4s2


26

3d 4s 4p
Fe0
ground
state dxy dxz dyz dx2-y2 dz
2 px py pz

3d 4s 4p
Fe3+
ground
state dxy dxz dyz dx2-y2 dz
2 px py pz

3d 4s 4p
Fe3+
excited
valency state dxy dxz dyz dx2-y2 dz
2 px py pz

Teori Orbital Molekul 3


O.A. Fe(III) O.M. [Fe(CN)6]3- O.A. 6 CN-
p
Energi
s

4p d
dx2-y2 dz2
4s

3d
dxy dxz dyz

d 6 ligan CN-

p

s

Gambar 4. Diagram orbital molekul [Fe(CN6)]3- low spin

Pada kompleks [Fe(CN)6]3- (gambar 4), orbital-orbital 4s, 4px, 4py, 4pz,

3dx2-y2, dan 3dz2 dari logam Fe bergabung dengan keenam orbital px dari atom

ligan CN- membentuk orbital molekul. Orbital molekul σ yang terbentuk masing-

masing diisi dengan sepasang elektron dari ligan CN -. Orbital 3dxy, 3dxz, dan 3dyz

dari Fe3+ tidak bergabung membentuk orbital molekul, ketiga orbital tersebut

merupakan orbital nonbonding (non ikatan) dalam kompleks ini. Selisih antara

tingkat energi nonbonding (dx; dy; dz) dengan orbital σ*d (orbital antibonding)

merupakan harga Δ0 dari kompleks tersebut. Dalam teori orbital molekul,

splitting/pemecahan tingkat energi yang terjadi merupakan akibat dari kovalensi.

Makin besar kovalensi, makin besarpula harga Δ0. Dalam kompleks [Fe(CN)6]3-

tersebut, harga Δ0 cukup besar akibat adanya ligan CN- yang kuat sehingga semua

elektron lebih memilih untuk mengisi orbital nonbonding, kompleks merupakan

Teori Orbital Molekul 4


kompleks low spin. Karena ada elektron dalam kompleks tidak berpasangan, maka

dapat diramalkan bahwa kompleks tersebut bersifat paramagnetik.

Pada kompleks [FeF6]3-, selisih tingkat energi antara orbital nonbonding

dengan orbital antibonding/orbital σ* yang terbentuk relatif cukup kecil, sehingga

elektron dapat mengisi orbital σ*. Kompleks ini merupakan kompleks high spin.

Diagram pembentukan orbital molekul pada kompleks [FeF 6]3- dapat dilihat

berikut ini :

O.A. Fe(III) O.M. [FeF6]3- O.A. 6 F-


p
Energi
s

4p

4s
d

3d
dxy dxz dyz

d 6 ligan F-

p

s

Gambar 5. Diagram orbital molekul [FeF6]3- high spin

Teori Orbital Molekul 5


Orbital-orbital 3dx2-y2; 3dz2; 4s; 4px; 4py; dan 4pz dari logam bergabung

dengan 6 buah orbital px dari keenam ligan F- yang mengelilingi logam pusat

tersebut. Orbital-orbital t2g dari logam membentuk orbital nonbonding atau non-

ikatan. Selisih tingkat energi antara orbital nonbonding ini dengan orbital

antibonding σ* yang terbentuk dinotasikan dengan Δ0. Pada kompleks [FeF6]3-,

karena harga Δ0 relatif cukup kecil, maka sebelum mengisi orbital nonbonding (dx;

dy; dz) secara berpasangan, elektron dari ligan juga mengisi orbital σ*d. Akibatnya

setiap orbital σ*d yang merupakan orbital antibonding masing-masing terisi satu

buah elektron. Terisinya orbital antibonding ini mengakibatkan ikatan antara

logam Fe dengan ligan F- tersebut menjadi lebih lemah. Dalam kompleks terdapat

sejumlah elektron yang tidak berpasangan, maka dapat diramalkan bahwa

kompleks [FeF6]3- merupakan kompleks yang bersifat paramagnetik.

2. Pembentukan Orbital π

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, orbital σ dapat terbentuk antar

orbital atom dengan simetri yang sama. Adapun orbital π dapat terbentuk antara

orbital px, py, pz, dxy, dxz, dan dyz dari logam dengan orbital atom dari ligan yang

tidak searah dengan orbital logam. Salah satu contoh bagaimana orbital π dapat

terbentuk antara orbital atom dari logam dengan orbital atom yang dimiliki ligan

ditunjukkan dalam gambar berikut :

Teori Orbital Molekul 6


z

- + y

- - + +
x

+ + - -
+ -

Gambar 6. Kombinasi orbital dxz dari logam dengan orbital py dan pz dari ligan

Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa orbital d xz berada sejajar dengan

orbital py dan pz dari ligan, sehingga kombinasi dari orbital atom logam dan

orbital atom ligan tersebut dapat menghasilkan orbital molekul π. Selain dari

penggabungan orbital dxz dari logam dengan orbital py dan pz, orbital molekul π

juga dapat terbentuk dari penggabungan antara orbital pz dari logam dengan

orbital pz dari ligan. Ilustrasi kedua orbital atom tersebut dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Teori Orbital Molekul 7


z

y
+
+ + +
+ - x

- - -
-
Gambar 7. Posisi orbital atom pz dari logam dan orbital pz ligan berada dalam posisi yang
sejajar, sehingga juga dapat bergabung dan menghasilkan orbital molekul π.

Jika pada pembentukan ikatan σ ligan berperan sebagai penyumbang

pasangan elektron, maka dalam pembentukan ikatan π ini, ligan dapat bertindak

sebagai penerima pasangan elektron yang didonorkan oleh logam.

Adanya ikatan π akan memperkuat ikatan antara logam dengan ligan,

sehingga meningkatkan kestabilan kompleks. Selain itu, konsep mengenai

pembentukan ikatan π juga dapat menjelaskan urutan kekuatan ligan dalam Deret

Spektrokimia.

Ligan dapat berperan sebagai akseptor π atau donor π, tergantung

keterisian orbital π yang dimiliki oleh ligan tersebut.

(a) Ligan akseptor π

Sejumlah ligan seperti CO, CN- dan NO+ memiliki orbital π kosong yang

dapat bertumpang tindih dengan orbital t2g dari logam, membentuk ikatan

Teori Orbital Molekul 8


π. Interaksi semacam ini seringkali disebut sebagai pembentukan ikatan

balik (backbonding). Tingkat energi dari orbital π yang dimiliki ligan ini

seringkali lebih tinggi dibandingkan tingkat energi dari logam, sehingga

dapat menaikkan harga ∆0. Ligan-ligan semacam ini merupakan ligan

medan kuat dan pada Deret Spektrokimia berada di sebelah kanan.

(b) Ligan Donor π

Sejumlah ligan tertentu memiliki orbital π yang telah terisi elektron dan

mengalami overlap dengan orbital t2g dari logam, menghasilkan ikatan π.

Rapatan elektron akan ditransfer dari ligan menuju logam melalui ikatan π

ini. Selain dari ikatan π yang terbentuk tadi, transfer elektron dari ligan ke

logam juga terjadi melalui ikatan σ. Interaksi semacam ini lebih sering

terjadi pada kompleks dari logam dengan bilangan oksidasi yang tinggi,

sehingga logam tersebut ”kekurangan elektron”. Orbital π dari ligan

biasanya memiliki tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan orbital

t2g logam, sehingga delokalisasi elektron π dari ligan melalui cara ini akan

memperkecil harga ∆0. Ligan yang merupakan donor π terletak di sebelah

kiri dari Deret Spektrokimia.

Teori Orbital Molekul 9

Anda mungkin juga menyukai