Anda di halaman 1dari 4

TEORI–TEORI PADA SENYAWA KOMPLEKS

A. Teori Ikatan Valensi


i) Tanpa Proses Eksitasi
Contoh 1: [CoF6]3–
 Konfigurasi elektron atom 27Co = [18Ar] 3d7 4s2
Keadaan dasar ion Co3+ = [18Ar] 3d6
Hibridisasi ion Co3+ = [Ar]
orbital dari 6 ligan F-
Hibridisasi [CoF6]3– = [Ar]
s p3 d2

Contoh 2: [NiCl4]2–
 Konfigurasi elektron atom 28Ni = [18Ar] 3d8 4s2
Konfigurasi elektron ion Ni2+ = [18Ar] 3d8
Hibridisasi ion Ni2+ = [Ar]
orbital dari 4 ligan Cl-
Hibridisasi [NiCl4]2– = [Ar]
s p3

ii) Melibatkan Proses Eksitasi


Contoh : [Co(NH3)6]3–
 Konfigurasi elektron atom 27Co = [18Ar] 3d7 4s2
Keadaan dasar ion Co3+ = [18Ar] 3d6
Eksitasi ion Co3+ = [Ar]

Hibridisasi ion Co3+ = [Ar]


orbital dari 6 ligan NH3
Hibridisasi [Co(NH3)6]3– = [Ar]
d2 s p3

B. Teori Medan Kristal


i) Kompleks Oktahedral
Contoh:
Diagram Medan Kristal pada ion kompleks [CoF6]3– dengan nilai 10Dq < P
 Konfigurasi elektron atom 27Co = [18Ar] 3d7 4s2
Konfigurasi elektron ion Co3+ = [18Ar] 3d6

Diagram Medan Kristal pada ion kompleks [Co(NH3)6]3– dengan nilai 10Dq > P
 Konfigurasi elektron atom 27Co = [18Ar] 3d7 4s2
Konfigurasi elektron ion Co3+ = [18Ar] 3d6
eg eg

10Dq < P 10Dq > P


3d 3d

t2g t2g
Kompleks [CoF6]3- Kompleks [Co(NH3)6]3+

Pada ion kompleks [CoF6]3– merupakan kompleks oktahedral medan lemah


dengan sifat paramagnetik, hal tersebut dapat dilihat dari ion pusat pada orbital
memiliki elektron tak berpasangan. Sementara itu, pada ion kompleks [Co(NH3)6]3+
merupakan kompleks oktahedral medan kuat dengan dengan sifat diamagnetik, hal
tersebut dapat dilihat dari ion pusat pada orbital keseluruhan elektronnya berpasangan.

ii) Kompleks Tetrahedral


Contoh:
Diagram Medan Kristal pada ion kompleks [NiCl4]2–
 Konfigurasi elektron atom 28Ni = [18Ar] 3d8 4s2
Konfigurasi elektron ion Ni2+ = [18Ar] 3d8

Diagram Medan Kristal pada ion kompleks [FeCl4]2–


 Konfigurasi elektron atom 26Fe = [18Ar] 3d6 4s2
Konfigurasi elektron ion Fe2+ = [18Ar] 3d6

t2 t2

10Dq < P 10Dq < P


3d 3d

e e
Kompleks [NiCl4]2- Kompleks [FeCl4]2-

Pada ion kompleks [NiCl6]3– merupakan kompleks tetrahedral medan lemah


dengan sifat paramagnetik, hal tersebut dapat dilihat dari ion pusat pada orbital
memiliki elektron tak berpasangan, begitu pula dengan kompleks [FeCl4]2–.

C. Teori Orbital Molekul


i) Kompleks Oktahedral
Contoh:
Diagram Orbital Molekul pada ion kompleks [CoF6]3– dengan nilai 10Dq < P
 Konfigurasi elektron atom 27Co = [18Ar] 3d7 4s2
Konfigurasi elektron ion Co3+ = [18Ar] 3d6
Diagram Orbital Molekul pada ion kompleks [Co(NH3)6]3– dengan nilai 10Dq > P
 Konfigurasi elektron atom 27Co = [18Ar] 3d7 4s2
Konfigurasi elektron ion Co3+ = [18Ar] 3d6
t*1u t*1u

a*1g a*1g

t1u t1u

e*g e*g
4p a1g 4p a1g

4s eg 10Dq < P 4s eg 10Dq > P


σ σ

3d 3d
t2g Orbital t2g Orbital
t2g ligan-ligan t2g ligan-ligan
F- NH3
Orbital Orbital eg Orbital Orbital eg
3+ 3+
ion Co3+ ion Co ion Co3+ ion Co
bebas medan t1u bebas medan t1u
oktahedral oktahedral
a1g a1g

Orbital Orbital
senyawa senyawa
kompleks kompleks
[CoF6]3- [Co(NH3)6]3+

Pada diagram orbital molekul senyawa kompleks oktahedral, bagian kiri


menggambarkan orbital d milik atom/ ion pusat, sementara sebelah kanan
menggambarkan orbital milik ligan yang jumlahnya sama dengan jumlah ligan. Orbital d
milik atom/ ion pusat menjadi orbital t2g dan eg. Elektron yang dimiliki orbital d harus
diletakkan terlebih dahulu pada orbital t2g sebelum orbital eg karena tingkat energi t2g
lebih rendah daripada eg. Jika jumlah elektron pada orbital d lebih dari 3 elektron, maka
penempatan elektron selanjutnya berdasarkan nilai 10Dq (beda tingkat energi antara
orbital t2g dengan eg) dibanding nilai P (energi untuk membentuk elektron
berpasangan). Jika nilai 10Dq < P, maka elektron ke–4 dan ke–5 harus diletakkan di
orbital eg karena energinya tidak cukup untuk membentuk elektron semua berpasangan.
Sementara itu, jika nilai 10Dq > P, maka elektron ke–4 dan seterusnya dapat diletakkan
di orbital t2g karena energinya cukup untuk membentuk elektron berpasangan.

ii) Kompleks Tetrahedral


Contoh:
Diagram Orbital Molekul pada ion kompleks [NiCl4]2–
 Konfigurasi elektron atom 28Ni = [18Ar] 3d8 4s2
Konfigurasi elektron ion Ni2+ = [18Ar] 3d8

Diagram Orbital Molekul pada ion kompleks [FeCl4]2–


 Konfigurasi elektron atom 26Fe = [18Ar] 3d6 4s2
Konfigurasi elektron ion Fe2+ = [18Ar] 3d6
t*2 t *2

t2 t2
a*1 a*1

4p a1 4p a1
t*2 t*2

4s t2 4s t2

10Dq < P 10Dq < P


3d 3d
e e
e σ e σ

Orbital a1 Orbital Orbital a1 Orbital


Orbital Orbital
ion Ni2+ ion Ni2+ ligan-ligan ion Fe2+ ion Fe2+ ligan-ligan
t2 t2
bebas medan Cl- bebas medan Cl-
tetrahedral tetrahedral

Orbital Orbital
senyawa senyawa
kompleks kompleks
[NiCl4]2- [FeCl4]2-

Pada diagram orbital molekul senyawa kompleks tetrahedral, bagian kiri


menggambarkan orbital d milik atom/ ion pusat, sementara sebelah kanan
menggambarkan orbital milik ligan yang jumlahnya sama dengan jumlah ligan. Orbital d
milik atom/ ion pusat menjadi orbital t2 dan e. Elektron yang dimiliki orbital d harus
diletakkan terlebih dahulu pada orbital e sebelum orbital t2 karena tingkat energi e lebih
rendah daripada t2. Nilai 10Dq (beda tingkat energi antara orbital t2 dengan e) selalu
lebih rendah dibanding nilai P (energi untuk membentuk elektron berpasangan),
sehingga 10Dq < P. Oleh karena itu, elektron ke–3 hingga ke–5 harus diletakkan di
orbital t2, kemudian elektron selanjutnya dipasangkan mulai dari orbital e hingga t2. Jika
elektron ke–3 dan ke–4 tidak dapat diletakkan ke orbital e karena energinya cukup
untuk membentuk elektron berpasangan.

Anda mungkin juga menyukai