Anda di halaman 1dari 34

Beberapa Terapan dan

Prinsip Ikatan Kimia


Ikatan Kimia Dalam Senyawa Kompleks

Senyawa Kompleks

adalah senyawa yang jumlah ikatan


diantara atom-atomnya lebih dari pada
yang diharapkan dari segi valensinya.
Contoh : [ Cu (NH3)4 ]2+ = Kation
[ Fe (CN)6 ]3- = Anion
Senyawa kompleks punya arti penting dalam
berbagai bidang

1. Hasil-hasil alam Vit. B12 2. Industri: Pemisahan logam


( Co dengan porpirin), dari bijihnya
hemoglobin (Fe dengan (Pt,Au,Ag)dengan
porpirin), kholorofil (Mg menggunakan KCN,
dengan porpirin) Elektroplating (penyepuhan).

3.Analisa kualitatif dan kuantitatif :


Penetapan ion Ag dalam larutan ;
Ag+ + Cl- AgCl(s) putih
AgCl + 2 NH3 Ag (NH3)2+ + Cl-
Cara Penamaan Senyawa Kompleks

Spesies Kation disebut sebelum spesies anion (sama dengan


senyawa ion
Dalam Ion kompleks, ligan disebut terlebih dahulu sebelum ion
logam
Nama ligan anion
Ligan berakhir ida menjadi o
Ligan berakhir -it atau at menjadi ito dan ato
Ligan netral namanya sama seperti molekul netralnya. Kecuali H2O
(akuo), NH3 (amin).
Bila ada lebih dari satu ligan; penomoran di, tri, tetra
Kompleks amin selalu berakhiran o,
Kompleks anion selalu berakhiran - at
Bilangan oksidasi dari logam dalam kompleks selalu ditulis dengan
angka romawi antara kurung mengikuti nama logamnya.
Cara Penamaan Senyawa Kompleks

Berinama:

1. [Cu(NH3)]2+

2. [Fe(CN)6]4-

3. Na[Al(OH)4]

4. [Cr(H2O)4Cl2]Cl

5. K4[Ni(CN)4]

6. (NH4)2[CuBr4]
Beberapa Teori Tentang Senyawa Kompleks

1. Teori Oktet (lewis)


Perhatikan reaksi pembentukan ion ammonium;
H H +
H+ + : N : H H:N:H
H
Bila ion H+ digantiakan ion logam akan terbebtuk ion kompleks
H H +
1. Ag+ + 2 : NH3 H : N : Ag : N : H
H H

NH3 2+
2. Cu2+ + 4 : NH3 H3N : Cu : NH3
NH3
2. Teori Ikatan Valensi

Ikatan pada ion kompleks merupakan


tumpang tindih orbital ligan
( molekul/ion ) yang punya pasangan
elektron bebas dengan ion logam
yang masih kosong.
Bentuk geometri dari ion kompleks
berdasarkan ikatan hibrida yang terbentuk
seperti :
d2sp3 ( octahedral )
sp3d2 ( octahedral )
sp3 ( tetrahedral )
dsp2 ( Planar segi empat )
dsp3 ( trigonal bipiramidal
[Ni(CO)4]; memiliki struktur geometris
tetrahedral
Ni28 : [Ar] 3d8 4s2
: [Ar]
3d8 4s2 4p0
Ni28: [Ar]
3d8 4s 4p
[Ni(CO)4]: [Ar]
3d10 sp3
KELEMAHAN TEORI IKATAN VALENSI

tidak dapat menjelaskan beberapa sifat ion


kompleks:

1.Terjadinya kompleks planar segiempat dari


[Cu(NH3)4] 2+

2. Terjadinya warna pada senyawa kompleks

3.Terjadinya spectra elektronik

4. Ion-Ion Ni2+, Pd2+, dan Au3+ yang berbentuk


planar segiempat dapat membentuk kompleks tetra/
kompleks dengan bilangan kordinasi 5
KELEMAHAN TEORI IKATAN VALENSI

TEORI MEDAN
KRISTAL
Bentuk Orbital-d
x x y

y z z

dxy dxz dyz

x x

y y

dx2-y2 dz2
Pemecahan energi yang terjadi pada orbital
d menjadi orbital eg dan t2g
dx2-y2 dz2
eg

o
0,6o

dxy dxz dyz dx2-y2 dz2

0,4 o

dxy dxz dyz

t2g
Daya tolak yang dialami ligan-ligan paling
besar pada orbital d sepanjang sumbu x, y
dan z (orbital dan )

karena ligan terdapat pada sumbu x,y dan


z maka pengaruh ligan terhadap orbital eg
( dan dyz ) > orbital t2g ( dxy , dxz, dyz)

Orbital eg energy > orbital t2g dinyatakan


sebagai atau 10 g

Energi yang menstabilkan ion kompleks dengan terjadinya pemisahan orbital d


menjadi t2g disebut energy stabilisasi medan Kristal (CFSE)
Contoh 1. Energi stabilisasi medan Kristal untuk ion Cr3+

eg = 3 x (- 2/5 q ) Penulisannya bisa juga sbb


= 3 x(-4)
= - 6/5 q = - 12

t2g

Contoh 2. Energi stabilisasi edan Kristal untuk ion Mn3+


eg
= 1 x 0.6 q + 3 x (-0.4 q)
= -0.6 q
t2g

Semakin kecil harga q Kristal semakin stabil


Nilai ditentukan oleh beberapa hal:

1.Jenis Ligan, semakin kuat ligan semakin besar

Deret spektrokimia dari beberapa ligan:

CO CN- > NO2 > Etilen diamin > piridin > NH3 > H2O > CNS-
> C2O42- > CH3COO- > OH- > Urea > F- > Cl- > Br- > I-

Ligan dengan pasangan electron sunyi sedikit,


medan kuat dari yang banyak.

2. Ion logam, makin besar muatan ion makin mudah


mempolarisasi electron ligan, maka semakin besar

3. Ukuran ion, makin besar ukuran ion makin besar


Bagaimana menjelaskan terbentuknya kompleks dengan spin
rendah untuk [ Fe(CN)6 ] 3- dan kompleks spin tinggi dari [Fe(F6) ]3-
secara teori medan Kristal?

1. Kompleks [ Fe(CN)6 ] 3-
- besar (ligan kuat)
- Spin rendah mempunyai 1 e- tidak berpasangan
-Momen magnit teori 1,73 BM, pecobaan 2,3 BM

Selisih energi orbital eg dengan t2g cukup besar sehingga e-


berpasangan di orbital t2g dengan energy rendah (kompleks spin
rendah)
2. Kompleks [Fe(F6) ]3-
- kecil (ligan lemah)
Kompleks spin tinggi, karena kecil e- lebih cendrung tidak
berpasangan. Momen magnit secara teori 5,92 BM, percobaan 6,0
BM
Bagaimana hubungan warna ion kompleks dan kuat ikatan
antara ligan dan ion logam?

Harga bergantung pada kuat ikatan antara ion logam dan ligan

Makin kecil harga , maka makin kecil energy diperlukan untuk eksitasi. makin
besar E, semakin pendek

Makin besar harga makin kuat ikatan antara ion pusat dan ligan dan E yang
diserap semakin kecil.
Contoh: spectra absorbs

22Ti : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d2 4s2


: (Ar) 3d1

eg

t2g
Warna sinar yang diserap dan komplemennya dari
sinar tampak.

yang diserap/ Warna yang diserap Warna komplemen

4000-4350 Ungu muda Kuning kehijauan

4350-4800 Biru Kuning


4800-4900 Biru kehijauan Oranye

4900-5000 Hijau kebiruan Merah

5000-5600 Hijau Ungu tua


5600-5800 Hijau kekuningan Ungu muda

5800-5950 Kuning Biru


5950-6050 Oranye Biru kehijauan

6050-7500 Merah Hijau kebiruan


Bila zat :
menyerap warna pada tertentu (sinar
tampak), maka zat itu akan meneruskan
warna komplemennya (yang Nampak pada
mata).

menyerap semua warna,


zat akan berwarna hitam.

menyerap semua warna,


zat akan berwarna hitam.
1. Kompleks Octahdral
Daya tolak yang dialami ligan-ligan paling
besar pada orbital d sepanjang sumbu x, y
dan z (orbital dan )

karena ligan terdapat pada sumbu x,y dan


z maka pengaruh ligan terhadap orbital eg
( dan dyz ) > orbital t2g ( dxy , dxz, dyz)

Orbital eg energy > orbital t2g dinyatakan


sebagai atau 10 g

Energi yang menstabilkan ion kompleks dengan terjadinya pemisahan orbital d


menjadi t2g disebut energy stabilisasi medan Kristal (CFSE)
2.Kompleks Tetrahedral
Ligan-ligan pada kompleks tetrahedral
tidak ada yang searah dengan orbital
eg dan t2g

Namun orbital t2g lebih dekat ke ligan


daripada orbital eg

Orbital t2g mendapat pengaruh yang


besar dari ligan akibatnya energy level
dari orbital t2g naik dan orbital eg turun.
= ligan
= ion logam
t2g

E
0,18

-0,27

eg
untuk kompleks tetrahedral : CFSE (0,18x-0,27y)
y jumlah electron orbital eg
x jumlah orbital t2g
3. Kompleks Planar segi empat

Ion kompleks, Tetrahedral


bilangan koordinasi 4
Planar segi 4

Posisi ligan terhadap orbital d


Orbital dx- dy berhadapan dengan ligan,
Tetrahedral/ Planar segi empat E > Orbital dxy sebidang dengan ligan,E
bertambah
Orbital dxz,dyz tetap degenerate

Energy stabilisasi
medan Kristal (CFSE)
Ditentukan oleh
elektronegativitas
Tolakan antar ligan
Besar ligan
Pemisahan orbital d untuk medan planar 4

1,224

E
0,23

-0,43

-0,51

dxz, dyz
Bagaimana menentukan CFSE dari medan
Kristal dengan konfigurasi d3 dan d9 ?
Untuk sistem d3, CFSE = (2x 0,51) + (-0,43) = -1,45

Untuk sistem d9 (dalam struktur planar segi empat, dsp2 )

CFSE =

Dalam struktur tetrahedral:

CFSE =

Berarti CFSE planar segi empat lebih stabil dari CFSE tetrahedral.
Maka kompleks lebih cenderung berbentuk planar segi empat dari
tetrahedral.
Teori orbital molekul
Menurut teori medan kristal: terjadi interaksi
antara ion pusat dengan ligan (ikatan ionik)
Tidak sesuai dengan fakta-fakta eksperimen

Tidak sesuai dengan fakta


eksperimen

Disamping ikatan ionic ada sifat


ikatan kovalen dalam Ikatan dan ant ion pusat dan
pembentuakn sen kompleks ligan

Menurut teori MO
Ikatan kovalen terjadi akibat adanya orbital molekul dalam kompleks, yaitu kombinasi
orbital atom ion pusat dengan orbital atom ligan (LCAO).
Gabungan dua orbital atom membentuk orbital bonding dan orbital anti bonding.
Dalam kompleks oktahedral:
Terbentuk orbital molekul

Keenam orbital ion pusat bergabung


dg orbital ligan membentuk 12 orb.
Orbital ligan energinya lebih
Molekul 6 orbital.mol.bonding &
rendah dari orbital ion pusat
orb.a bonding
Bila antara orbital molekul bonding t2g dengan orbital molekul (eg)
kecil,m maka hukun Hund diikuti seperi diagram di atas. Kompleks
Co(F6)3- merupakan kompleks high spin. Dalam orbital molekul terdapat:
6 orbital bonding (ikatan logam-ligan)
3 orbital bonding yaitu orbital t2g
2 orbital anti bonding yaitu orbital
Pada kompleks merupakan kompleks low spin karena
besar sehingga semua masuk pada orbital t2g. Diagram
energinya adalah sebagai berikut:
Teori OM dapat menjelaskan ligan yang berbeda akan
menghasilkan energy pemisahan yang berbeda.

Contoh :
1. Kompleks [ Co (F)6 ]3-
Ligan elektronegatif sangat rendah sehingga sukar
bergabung dengan orbital d ion logam akibatnya antara
t2g dengan * d menjadi kecil sehingga terbentuk spin
tinggi.
2. Kompleks [ Co (NH3)6 ]3+
Energi orbital ion logam dan ligan hampir sama, besar
sehingga terbentuk spin rendah.
Pemisahan orbital eg dan t2g

OM (Orbital Molekul)
Splitting terjadi akibat ikatan CFT (Medan Kristal)
kovalen overlaping yaitu orbital Spliting terjadi akibat daya tolak
logam d dengan orbital ligan. elektrostatik elektron orbital d oleh
Makin besar overlap makin tinggi ligan
energy orbital * d.

Teori OM dapat menjelaskan ligan yang berbeda akan


menghasilkan energi pemisahan yang berbeda
Contoh:

1. Kompleks [ Co (F)6 ]3-


2. Kompleks [ Co (NH3)6 ]3+
Ligan elektronegatif , energi sangat rendah
Energi orbital ion logam dan
sehingga sukar bergabung dengan orbital d ion
ligan hampir sama, besar
logam akibatnya antara t2g dengan * d
sehingga terbentuk spin rendah.
menjadi kecil sehingga terbentuk spin tinggi.
Latihan
1. Berilah nama senyawa kompleks berikut :
a.
b.
c.

2. Tentukan spektra absorpsi [Ni(CO)4] pada panjang gelombang


maksimum sebesar 620 nm !

3. Bagaimana pembentukan ikatan pada ion kompleks, serta bentuk


geometri molekul dari senyawa berikut !
a. [Ni(CO)4]
b. [Fe(CN)6]3-
c. Ni(CN)4]2-

Anda mungkin juga menyukai