Anda di halaman 1dari 7

LKM 6

TEORI MEDAN KRISTAL-2

Mata Kuliah : Senyawa Kompleks


Dosen Pengampu : Dra. Nina Kadaritna, M.Si.
Anggota kelompok 6 :
1) Mulyawan Saputra 2013023038
2) Setevi Ari Wibowo 1813023049
3) Yuli Andini 1913023040

1. Pemisahan orbital d dalam medan tetrahedral


a. Bandingkan bentuk-bentuk orbital d pada atom pusat dengan struktur tetrahedral dari
senyawa kompleks.
Jawab:

Gambar bentuk-bentuk orbital d pada atom pusat

Gambar struktur tetrahedral dari senyawa kompleks

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa kelima orbital d pada struktur tetrahedral
tidak identik. Dimana terdapat 3 orbital d yaitu orbital dxy, dxz, dyz, memiliki bentuk yang
sama dan arah orientasinya diantara sumbu x,y,dan z. Sedangkan untuk orbital dx2-y2 dan
orbital dz2 bentuknya berbeda dan arah orientasinya terletak di sepanjang sumbu. Untuk
orbital dz2 arah orientasinya pada sumbu z dan terdapat cincin pada bidang xy. Sehingga
orbital-orbital tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu orbital t 2g (orbital dxy, dxz,
dyz) dan orbital eg (orbital dx2-y2 dan dz2). Kelima orbital d tersebut pada atom pusat
memiliki energy yang degenerate.
Sedangkan pada orbital d struktur tetrahedral dari senyawa kompleks, posisi keempat
ligannya terdapat pada sudut-sudut kubus.

b. Bagaimana posisi ligan dalam kompleks tetrahedral tersebut? Bandingkan dengan bentuk
orbital d atom pusatnya!
Jawab:
Perhatikan gambar berikut.

Gambar diatas menunjukkan bahwa dalam medan tetrahedral, posisi keempat ligan ada
pada sudut-sudut kubus. Oleh karena itu, tidak ada orbital d yang langsung mengarah pada
atom-atom donor dari ligan. Akan tetapi, ligan-ligan tersebut lebih dekat mengarah ke
orbital-orbital dalam kelompok t2g, dibandingkan dengan orbital-orbital d dalam kelompok
orbital eg.

c. Orbital d mana yang mendapat tolakan lebih besar? Apa yang terjadi pada orbital d dalam
kompleks tetrahedral tersebut? Jelaskan lengkap dengan diagramnya!
Jawab :
Karena ligan-ligan tersebut lebih dekat mengarah ke orbital-orbital dalam kelompok t 2g,
dibandingkan dengan orbital-orbital d dalam kelompok orbital eg. Akibatnya interaksi
antara ligan dengan dengan orbital-orbital d dalam kelompok orbital t 2g lebih kuat
dibandingkan dengan orbital-orbital d dalam kelompok orbital e g. Hal ini menyebabkan
tingkat energi dalam kelompok orbital t2g lebih tinggi dibandingkan dengan orbital-orbital
d dalam kelompok orbital eg sehingga tejadi pembelahan (split).

Karena posisi ligan tersebut dan pertimbangan geometri orbital yang menyebabkan energy
orbital-orbital d yang degenerate pada kompleks tetrahedral berkurang menjadi kira-kira
separuh dari energi orbital-orbital d pada kompleks oktahedral. Oleh karena itu, interaksi
secara tidak langsung antara empat ligan pada kompleks tetrahedral dengan orbital-orbital
d dari logam pusat menyebabkan medan tetrahedral yang dihasilkan adalah medan lemah
dan jauh lebih lemah dibandingkan dengan pada medan oktahedral.

Perbedaan tingkat energi kedua kelompok orbital tersebut juga diberi harga 10 Dq atau
∆ Td . Berdasarkan penyelidikan diperoleh hubungan harga 10 Dq pada kompleks
tetrahedral dengan harga 10 Dq pada kompleks octahedral, yakni setara dengan 4/9∆ Oh .
Berikut merupakan diagram energy yang terjadi pada orbital d dengan struktur tetrahedral
dari senyawa kompleks.

2. Pemisahan orbital d dalam medan bujur sangkar (sg-4 datar)


a. Bandingkan bentuk-bentuk orbital d pada atom pusat dengan struktur bujur sangkar
dari senyawa kompleks.

Jawab:

Bentuk-bentuk orbital d pada atom pusat Struktur bujur sangkar dari


senyawakompleks

Berdasarkan kedua gambar tersebut terlihat bahwa orbital d pada atom pusat terdiri dari lima
bentuk yaitu dxy, dxz, dyz, dx2−y2, dan 𝑑𝑧2. Kelima orbital d pada atom pusat ini memiliki
energi yang setingkat (degenerate). Tetapi jika suatu medan negatif berbentuk bola simetris
ditempatkkan disekitar logam pusat, maka orbital-orbital d akan mengalami kenaikan
tingkat energi sebagai akibat tolakan antara medan negatif dengan elektron-elektron yang
terdapat pada orbital-orbital d. Pengaruh dari medan negatif ini terhadap orbital d adalah
sama. Dimana orbital-orbital d mengalami kenaikan tingkat energi yang sama besar pula,
sehingga kelima orbital d masih dalam keadaan degenerate.

Sedangkan pada kompleks bujur sangkar yang dapat dipertimbangkan sebagai turunan dari
kompleks oktahedral terbentuk bila dua ligan yang posisinya berlawanan sepanjang sumbu z
dijauhkan dari ion logam pusat dengan jarak tak terhingga.

b. Bagaimana posisi ligan dalam kompleks bujur sangkar tersebut? Bandingkan dengan bentuk
orbital d atom pusatnya!

Posisi ligan dalam kompleks bujur sangkar tersebut yaitu berada pada sumbu x dan y. Pada
dasarnya medan bujur sangkar memiliki kemiripan dengan ligan oktahedral.
Medan oktahedral untuk menjadi bujur sangkar akan mengalami perubahan dimana ligan
pada sumbu z akan hilang. Sehingga geometri oktahedron mengalami distorsi
pemanjangan pada arah sumbu z yang mengakibatkan hilangnya peran 2 ligan pada
sumbu z.

c. Orbital d mana yang mendapat tolakan lebih besar? Apa yang terjadi pada orbital d dalam
kompleks bujur sangkar tersebut? Jelaskan lengkap dengan diagramnya!
Jawab:
Akibat distorsi, orbital- orbital d yang berhubungan dengan sumbu z yaitu orbital-
orbital dxz, dyz, dan dz, tingkat energinya lebih rendah atau mengalami penstabilan
dibandingkan dengan tingkat energi pada orbital d lainnya. Sebaliknya, orbital-orbital
yang tidak memiliki komponen z yaitu orbital dx 2-y2 dan dz² tingkat energinya
bertambah atau semakin tidak stabil, sehingga orbital d yang mengalami tolakan lebih
besar yaitu dx2 -y2 dan dz².
Pada umumnya kompleks bujur sangkar memiliki medan kuat sehingga pemisahan
energi dz² dan dx2-y2 adalah besar dan mengakibatkan kompleks spin rendah (low spin).
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan medan Kristal (harga 10 Dq), lengkap
dengan data dan contoh senyawa kompleksnya.
Jawab:
a. Muatan Ion logam pusat
Berdasarkan teori elektrostatik medan kristal, bertambahnya muatan logam pusat akan
menyebabkan gaya tarik elektrostatik antara logam pusat dengan ligan-ligan menjadi
kuat, sehingga ligan-ligan tertarik lebih dekat dengan logam pusat. Secara teoritis,
kenaikan muatan ion logam pusat dari +2 menjadi +3 akan menghasilkan harga 10Dq
sekitar 50%
b. Jumlah ligan dan bentuk geometri
Berdasarkan tabel 7.2 terlihat bahwa pembelahan medan octahedral lebih kuat dua
kalinya. Hal ini disebabkan hanya empat ligan yang mempengaruhi kompleks
tetrahedral, sedangkan ada enam ligan yang mempengaruhi kompleks octahedral.
Akibatnya, harga 10Dq kompleks tetrahedral sekitar 33% lebih rendah daripada
kompleks octahedral. Selain itu, pada kompleks tetrahedral posisi ligan kurang efektif
dibandingkan posisi ligan pada kompleks octahedral. Hal ini diindikasikan bahwa harga
10Dq kompleks tetrahedral adalah sekitar 4/9 harga 10Dq kompleks octahedral.
c. Jenis ligan
Ligan-ligan yang berbeda akan menghasilkan kekuatan mdan kristal yang berbeda pula.
Beberapa harga 10Dq untuk kompleks ion logam transisi disajikan dalam tabel
dibawah.
Fajans dan Tsuchida telah membuat urutan relative kekuatan beberapa yang selanjutnya
dikenal dengan deret spektrokimia, yaitu : I- < Br- < S2- < SCN- < Cl- < NO3- < F- < urea
~ OH- < ox2- ~ O2- < H2O < NCS- < CH3CN < NH3 ~ py ~ en ~ bipy ~ phen < NO 2- <
Fosfina <C6H5-< CN- < CO.
d. Jenis Ion logam pusat
Berdasarkan tabel diatas, jenis ion logam pusat ternyata memengaruhi harga 10Dq.
Logam yang terletak dalam satu periode, harga 10Dq-nya tidak terlalu jauh berbeda.
Lain halnya dengan logam pusat yang terletak dalam satu golongan. Logam pusat yang
melibatkan orbital 5d memiliki harga 10Dq yang lebih besar dibandingkan dengan
logam pusat yang melibatkan orbital 4d dan 3d. hal ini disebabkan karena aefek
pemerisaian orbital 5d<4d

Anda mungkin juga menyukai