Anda di halaman 1dari 33

Teori Medan

Kristal
Kelompok 1 : Kimia Koordinasi
Nama Anggota Kelompok

01 Masum Afandi 05 Ashabul Kahfi


20030234018 (KA) 20030234044 (KB)

02 Julzeti Putri R. 06 Dede Arif Mahendra


20030234026 (KB) 20030234060 (KB)

03 Dhea Tri Auliana 07 Nattaya Abdulloh


20030234042 (KA) 20030234064 (KA)

04 Yuni Fransiska
20030234043 (KA)
01
Pengertian Teori
Medan Kristal
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Teori medan kristal dikemukakan oleh Hans Bethe dan John Van Vleck pada tahun
1930. Teori ini mengasumsikan bahwa interaksi logam-ligan terjadi pada tingkat
yang berbeda. Oleh sebab itu, sebuah kompleks akan relative distabilkan dalam ion
bebas karena tarik-menarik antara muatan negatif ligan dan muatan positif logam
(Janes dan Moore, 2004).
Hal ini merupakan model elektrostatik dan menggunakan elektron ligan untuk
membuat sebuah medan listrik disekitar logam pusat (Housecroft dan Sharpe, 2005).
Pengaruh medan
listrik ligan, terutama pada elektron orbital d ion pusat menyebutkan tingkat energi
orbital d bertambah dan akhirnya terpisah dengan energi yang tidak sama.
Pemisahan kelima orbital d ion pusat disebut medan kristal (Huheey, dkk., 1993).
Ligan-ligan yang berbeda akan menghasilkan kekuatan medan kristal yang
berbeda pula. Sebagai contoh adalah kekuatan medan kristal atau harga 10 Dq
untuk ion-ion kompleks [CrCl6]3-, [Cr(NH3)6]3+ dan [Cr(CN)6]3-.Harga 10 Dq
untuk ion-ion kompleks tersebut secara berturut-turut adalah adalah 163 kJ/mol,
259 kJ/mol, dan 314 kJ/mol. Hal ini disebabkan kekuatan ligan CN> NH3 > Cl
Oleh sebab itu, Fajans dan Tsuchida berhasil membuat urutan relatif kekuatan
beberapa ligan yang disebut dengan deret spektrokimia atau deret Fajans-Tsuchida
(Effendy, 2007).

I< Br< S2-< SCN< Cl< NO3< F< urea - OH< ox2- - O2-< H2O< NCS< CH3CN <
NH3 - py < en < bipy –phen < NO2< fosfina < C6H5<CN< CO
02
Kompleks
Oktahedral
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Pada kompleks oktahedral, ion logam dikelilingi oleh enam ion negatif atau enam
gugus polar dengan muatan negatif yang mengarah pada ion logam.
Contoh pada kompleks [Ni(Benzyl-2-4-dinitrophenylhidrazone)2 (H2O)2 ] yang
bergeometri octahedral,ion logam Ni2+ dikelilingi oleh enam ion negatif yaitu
empat ion N dari ligan dan dua molekul air yang muatan negatifnya mengarah
pada ion logam
Nikel dengan konfigurasi elektron d8 dalam medan oktahedral, orbital d-nya akan
mengalami pembelahan. Orbital yang berada pada sumbu oktahedral (orbital dz2
dan dx2,y2 atau disebut orbital eg), mengalami tolakan yang lebih besar
dibanding dengan orbital yang berada diantara sumbu oktahedral (orbital dxy, dxz
dan dyz atau disebut orbital t2g).Tolakan antara atom pusat dengan ligan akan
menimbulkan medan listrik, hal itu yang menyebabkan orbital d terpisah, t2g
memiliki energi lebih rendah, sedangkan eg dengan energi yang lebih tinggi.
Pembelahan orbital t2g dan eg dalam orbital molekul akan menghasilkan energi
yang berbeda yang biasanya dinyatakan sebagai Δ0 atau 10 Dq dan juga
merupakan ukuran kekuatan medan kristal. Energi orbital t2g adalah 0,4 Δ0 (4 Dq)
yang terletak dibawah,sedangkan eg sebesar 0,6 Δ0 (6 Dq) terletak diatas. Tiga
orbital t2g mempunyai energi orbital -0,4 Δ0 x 3 = -1,2 Δ0 dan dua orbital eg
mempunyai energi total +0,6 Δ0 x 2 = +1,2 Δ0 (Miessler and Tarr, 1991:308).
Ligan lemah dan ligan kuat memberikan interaksi yangberbeda terhadap orbital-
orbital logam. Ligan kuat memberikan interaksi yang sangat kuat yang
menyebabkan jarak pembelahan antara orbital t2g dan eg besar (Δ0
besar),sehingga elektron menyukai posisi berpasangan. Tipe ini disebut kompleks
spin rendah. Sedangkan ligan lemah berinteraksi lebih lemah sehingga
menghasilkan harga Δ0 pembelahan kecil (jarak pembelahan orbital t2g dan eg
dari interaksi ligan-logam kecil) karenanya elektron dari ion logam menempati
orbital t2g dan eg. Kompleks ini disebut spin tinggi (Miessler and Tarr, 1991:283-
284).
03
Energi Stabilitas
Medan Kristal
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Energi Stabilisasi
Medan Kristal
Energi stabilisasi medan kristal (CFSE)
adalah stabilitas yang dihasilkan dari
penempatan ion logam pada medan kristal yang
dibentuk oleh sekelompok ligan-ligan.
Energi stabilisasi muncul ketika orbital d terpisah pada medan ligan.
Terpisah menjadi 2 orbital yaitu orbital t2g yang memiliki energi lebih

rendah dan orbital eg yang memiliki energi lebih tinggi. Jika pembelahan

antara orbital t2g dan eg besar maka nilai ∆o besar. Tetapi jika pembelahan

antara t2g dan eg kecil, maka nilai ∆o kecil.


Pada spin rendah energi
pembelahan ∆o kecil sehingga elektron

akan mengisi orbital t2g terlebih dahulu


dan memenuhinya dengan berpasangan
dan barulah mengisi orbital eg.

Pada spin tinggi energi


pembelahan ∆o besar, sehingga

elektron akan mengisi orbital t2g


terlebih dahulu dan mengisi
orbital eg.
04
Pengukuran
Magnetik
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Pengukuran magnetik digunakan untuk menentukan jumlah spin
elektron yang tidak berpasangan dalam senyawa kompleks dan untuk
mengidentifikasi konfigurasi dalam keadaan dasar. Perbedaan
eksperimental antara kompleks oktahedral spin tinggi dan spin rendah
adalah berdasarkan penentuan sifat kemagnetannya. Senyawa
diklasifikasikan sebagai diamagnetik jika ditolak oleh medan magnet dan
paramagnetik jika mereka ditarik oleh medan magnet. Besarnya
paramagnetisme kompleks biasanya dilaporkan dalam istilah momen
dipol magnet yang dimilikinya maka semakin tinggi momen dipol
magnet kompleks, semakin besar paramagnetisme sampel. Dalam atom
atau ion bebas, baik orbital dan momen sudut spin menimbulkan momen
magnetik dan berkontribusi pada paramagnetisme.
Tabel. Hitungan Momen Magnetik Spin-only
Konfigurasielektr
Ion N S Penghitunganμ/μB Eksperimental
on

Ti3+ 1 ½ 1,73 1,7 – 1,8

V3+ 2 1 2,83 2,7 – 2,9

Cr3+ 3 3/2 3,87 3,8

Mn3+ 4 2 4,90 4,8 – 4,9

Fe3+ 5 5/2 5,92 5,9

Momen magnetik spin-only untuk beberapa konfigurasi elektron tercantum dalam tabel di atas dan dibandingkan di sana
dengan nilai eksperimental untuk sejumlah kompleks 3d. Untuk sebagian besar kompleks 3d (dan beberapa kompleks 4d),
nilai eksperimental terletak cukup dekat dengan prediksi spin-only, sehingga menjadi mungkin untuk mengidentifikasi
dengan benar jumlah yang tidak berpasangan elektron dan menetapkan konfigurasi keadaan dasar.
Agar momentum sudut orbital berkontribusi, dan karenanya agar paramagnetisme berbeda
secara signifikan dari nilai spin-only, harus ada satu atau lebih yang tidak terisi atau
setengah terisi orbital yang energinya mirip dengan orbital yang ditempati oleh putaran
yang tidak berpasangan dan simetri yang sesuai (yang terkait dengan orbital yang
ditempati dengan rotasi di sekitar arah medan yang diterapkan). Jika demikian, medan
magnet yang diterapkan dapat memaksa elektron untuk bersirkulasi di sekitar ion logam
dengan menggunakan orbital dataran rendah dan karenanya menghasilkan momentum
sudut orbital dan kontribusi orbital yang sesuai dengan total magnet momen. Berangkat
dari nilai spin-only umumnya besar untuk spin rendah d 5 dan untuk 3d6 dan 3d7 spin tinggi
kompleks. Hal ini juga memungkinkan untuk keadaan elektronik dari ion logam berubah
(misalnya dengan suhu), yang mengarah ke perubahan dari spin tinggi spin rendah dan
perubahan momen magnet. Kompleks seperti itu disebut sebagai kompleks spincrossover.
05
Korelasi Termokimia
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Energi stabilisasi medan ligan atau ligan field
stabilization energy (LFSE) dapat membantu
menjelaskan variasi berpunuk ganda pada grafik
entalpi hidrasi dalam entalpi hidrasi ion logam
Mn2+ oktahedral 3d spin tinggi. Entalpi hidrasi
ion 2+ merupakan perubahan entalpi untuk
reaksi umum berikut ini:
Peningkatan energi hidrasi secara linear dikarenakan
jari-jari ionik dari logam transisi 3d dengan muatan 2 +
berkurang dari kiri ke kanan menghasilkan peningkatan
kekuatan ikatan ke ligan H2O. Garis lurus putus-putus
menunjukkan ketika energi stabilisasi medan ligan
(LSFE) telah dikurangi sehingga energi hidrasi
meningkat secara linier. Penyimpangan entalpi hidrasi
dari garis lurus muncul dari energi stabilisasi medan
ligan tambahan dalam kompleks oktahedral yang
terbentuk dari ion bebas. LFSE meningkat dari d1 ke d3,
menurun lagi ke d5, kemudian naik ke d8. Jadi punuk
ganda tersebut secara tidak langsung menunjukkan
keberadaan LFSE dalam kompleks logam transisi.
Lingkaran yang terisi penuh pada
grafikenergistabilisasitersebut
dihitung dengan mengurangkan
LFSE spin tinggi dari hydH dengan
menggunakan nilaispektroskopiO
pada tabeldisamping.
06
Kompleks
Tetrahedral
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Kompleks tetrahedral adalah kompleks koordinasi yang
memiliki atom logam pusat yang dikelilingi oleh empat
atom penyusun di sudut tetrahedron. Sudut ikatan
ikatan dalam struktur ini adalah sekitar 109,5 °. Namun,
jika konstituennya berbeda satu sama lain maka sudut
ikatannya bervariasi. . Kompleks tetrahedral empat
koordinat menempati urutan kedua setelah kompleks
oktahedral untuk logam 3d.
Bidang kristal tetrahedral membagi orbital d
menjadi dua set tetapi dengan dua orbital e
(dx2-y2 dan dz2) yang energinya lebih rendah
daripada tiga orbital t2 (dxy, dyz, dan dzx). Fakta
bahwa orbital e terletak di bawah orbital t2
dapat dipahami dari pertimbangan
pengaturan spasial orbital yaitu orbital e
menunjuk antara posisi ligan dan muatan
negatif parsialnya, sedangkan orbital t2
menunjuk langsung ke ligan. Kemudian
bahwa parameter pemisahan medan ligan
dalam kompleks tetrahedral nilai ∆T lebih
kecil dari ∆O. Untuk kompleks dengan ligan
lebih sedikit maka tidak ada yang
berorientasi langsung pada orbital d.
07
Kompleks
Persegi-Planar
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Square-planar complexes

Pada Square-planar complexes, elektron ligan hanya tertarik pada bidang xy. Setiap orbital di bidang xy
memiliki tingkat energi yang lebih tinggi Ada empat tingkat energi yang berbeda untuk kompleks planar
persegi (dari tingkat energi tertinggi ke tingkat energi terendah): d x2-y2, dxy, dz2, dxz dan dyz.
08
Efek Jahn-Teller
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Jahn-Teller effect atau bisa disebut distorsi Jahn-Teller merupakan
penyimpangan geometri kompleks (dari oktahedral menjadi
tetragonal) yang disebabkan oleh keberadaan elektron pada orbital d
pada ion pusatnya. Dalam hal ini ligan dipandang sebagai muatan
negatif, oleh karenanya akan mendapat tolakan oleh elektron (yang
juga bermuatan negatif) yang terdapat pada orbital d. Walaupun
demikian hanya elektron-elektron pada orbital-orbital tertentu yang
tolakannya efektif sehingga distorsi Jahn-Teller teramati.
Distorsi Jahn-Teller dari d9 kompleks logam
transisi oktahedral. Distorsi tetragonal
memperpanjang ikatan di sepanjang sumbu z
karena ikatan dalam bidang x-y menjadi lebih
pendek. Perubahan ini menurunkan energi secara
keseluruhan, karena dua elektron dalam dz2
orbital turun dalam energi sebagai satu elektron
dalam dx2-y2 orbital naik.
09
Koordinasi
Oktahedral dan Tetrahedral
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
Koordinasi Oktahedral dan Koordinasi Tetrahedral

koordinasi oktrahedral adalah Koordinasi di mana enam ligan ditempatkan di sekitar atom pusat seolah - olah
pada simpul oktahedron yang melingkupi atom itu Contoh senyawa oktrahedral adalah molibdenium
heksakarbonil(Mo(Co)6).
koordinasi tetrahedral adalah koordinasi dikelilingi oleh empat atom yang pusatnya berada di sudut-sudut
tetrahedron . Kompleks tetrahedral memiliki ligan di semua tempat yajg tidak dimiliki kompleks
oktrahedral.oleh karena itu , diagram pwmisahan medan kristal untuk kompleks tetrahedral adalah kebalikan dari
diagram oktrahedralb.orbital dx2,dy2,dan dz2 harus memiliki energi yang sama karena mereka berada diantara
sumbu ligan , memungkinkan mereka mengalami tolakan kecil.sebaliknya ,sumbu dxy,dyz,dan dxz terletak tepat
diatas tempat ligan pergi.ini memaksimalkan tolakan dan meningkatkan tingkat energi
perbedaan keduannya berada pada kompleks tetrahedral memiliki lebih sedikit ligan, besarnya pemecahan lebih
kecil. Selisih antara energi orbital t2g dan eg dalam kompleks tetrahedral ( t) sedikit kurang dari setengah
besarnya pemisahan dalam kompleks oktahedral
10
The Irving-Williams
Series
Kelompok 1: Kimia
Koordinasi
The Irving-Williams Series
Secara khusus, Deret Irving–Williams mengacu pada pertukaran ligan aqua (H2O) untuk ligan lain (L)
dalam kompleks logam. Dengan kata lain, Deret Irving–Williams hampir secara eksklusif tidak bergantung pada
sifat ligan(L) yang dating .
Aplikasi utama dari Seri adalah untuk secara empiris menyarankan urutan stabilitas dalam kompleks logam
transisi baris pertama (di mana logam transisi berada dalam keadaan oksidasi II).
Sebuah studi baru-baru ini tentang kompleks logam-tiolat menunjukkan bahwa interaksi antara kontribusi
kovalen dan elektrostatik dalam energi pengikatan logam-ligan mungkin menghasilkan deret Irving-Williams.
Thanks! Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai