NIM : G1C016018
SOAL:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ligan field theory (teori medan ligan)?
2. Jelaskan ligan field theory pada kompleks octahedral?
3. Apa perbedaan antara teori medan ligan dengan teori medan Kristal
(crystal field theory)?
4. Apa yang dimaksud dengan:
a. Ligan medan kuat (strong-field ligan)
b. Ligan medan lemah (weak-field ligan)
c. Berikan contoh kompleks untuk masing-masing kompleks diatas
5. Jelaskan pengaruh muatan atom pusat (logam) terhadap interaksinya dengan ligan
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan LFSE (Ligan Field Stabilisation Energy)
JAWAB
Ikatan σ
Orbital-orbital molekul yang dibentuk oleh koordinasi dapat dilihat sebagai akibat dari
donasi dua elektron oleh tiap-tiap donor σ ligan ke orbital-d logam. Pada kompleks
oktahedral, ligan mendekat ke logam sepanjang sumbu x, y, dan z, sehingga orbital simetri σ
nya membentuk kombinasi ikatan dan anti-ikatan pada orbital dz2 dan dx2−y2. Orbital dxy, dxz
dan dyz yang tersisa menjadi orbital non-ikatan. Beberapa interaksi ikatan (dan anti-ikatan)
yang lemah dengan orbital s dan p logam juga terjadi, menghasilkan total 6 orbital molekul
ikatan (dan 6 orbital anti-ikatan).
Dalam istilah simetri molekul, enam orbital pasangan menyendiri ligan-ligan membentuk
enam kombinasi linear simetri tersuai (Bahasa Inggris: Symmetry adapated linear
combination) orbital atau juga disebut sebagai orbital kelompok ligan (ligand group
orbitals). Representasi taktereduksinya adalah a1g, t1u dan eg. Logam juga mempunyai enam
orbital valensi yang memiliki representasi taktereduksi yang sama, yaitu orbital s berlabel
a1g, orbital p berlabel t1u, dan orbital dz2 beserta dx2−y2 berlabel eg. Enam orbital molekul
ikatan σ dihasilkan oleh kombinasi orbital SALC ligan dengan orbital logam yang bersimetri
sama.
Ikatan π
Ikatan π pada kompleks oktahedral terbentuk dengan dua cara: via orbital p ligan yang tidak
digunakan pada ikatan σ, ataupun via orbital molekul π atau π* yang terdapat pada ligan.
Orbital-orbital p logam digunakan untuk ikatan σ, sehingga interaksi π terjadi via orbital d,
yakni dxy, dxz dan dyz. Orbital-orbital ini adalah orbital yang tidak berikatan apabila hanya
terjadi ikatan σ.
Satu ikatan π pada kompleks koordinasi yang penting adalah ikatan π logam ke ligan, juga
dikenal sebagai ikatan balik π. Ia terjadi ketika LUMO ligannya adalah orbital π* anti-ikatan.
Orbital-orbital ini berenergi sangat dekat dengan orbital-orbital dxy, dxz dan dyz orbitals,
sehingga mereka dapat membentuk orbital ikatan. Orbital anti-ikatan ini berenergi lebih
tinggi daripada orbital anti-ikatan dari ikatan σ bonding, sehingga setelah orbital ikatan π
yang baru terisi dengan elektron dari orbital-orbital d logam, ΔO meningkat dan ikatan antara
ligan dengan logam menguat. Ligan-ligan pada akhirnya memiliki elektron pada orbital
molekul π*-nya, sehingga ikatan π pada ligan melemah.
Bentuk koordinasi ikatan π yang lain adalah ikatan ligan ke logam. Hal ini terjadi apabila
orbital simetri- π p atau orbital π pada ligan terisi. Ia bergabung dengan orbital dxy, dxz dan
dyz logam, dan mendonasikan elektron-elektronnya, sehingga menghasilkan ikatan simetri-π
antara ligan dengan logam. Ikatan logam-ligan menguat oleh interaksi ini, namun orbital
molekul anti-ikatan dari ikatan ligan ke logam tidak setinggi orbital molekul anti-ikatan dari
ikatan σ. Ia terisi dengan elektron yang berasal dari orbital d logam dan menjadi HOMO
kompleks tersebut. Oleh karena itu, ΔO menurun ketika ikatan ligan ke logam terjadi.
Stabilisasi yang dihasilkan oleh ikatan logam ke ligan diakibatkan oleh donasi muatan negatif
dari ion logam ke ligan. Hal ini mengizinkan logam menerima ikatan σ lebih mudah.
Kombinasi ikatan σ ligan ke logam dan ikatan π logam ke ligan merupakan efek sinergi dan
memperkuat satu sama lainnya.
Karena enam ligan mempunyai dua orbital simetri π, terdapat total keseluruhan dua belas
orbital tersebut. Kombinasi linear simetri tersuainya mempunyai empat degenerat triplet
representasi taktereduksi, salah satunya bersimetri t2g. Orbital dxy, dxz dan dyz pada logam
juga mempunyai simetri ini, sehingga ikatan π yang terbentuk antara logam pusat dengan
enam ligan juga mempunyai simetri tersebut.
Ligan yang medannya kuat (ligan kuat) : CO > CN- > NO2 > NH3 > SCN
Ligan-ligan yang menyebabkan Δ pemisahan orbital-d yang lebih besar disebut sebagai
ligan-ligan medan kuat. Senyawa kompleks yang memiliki ligan medan kuat tidak akan
menempatkan elektron-elektronnya ke orbital yang berenergi tinggi. Hal ini sesuai dengan
asas Aufbau. Kompleks yang demikian disebut sebagai “spin-rendah”. Efek ligan yang
lebih kuat akan menyebabkan perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang
berenergi tinggi dengan yang berenergi rendah.
Ligan yang medannya lemah (ligan lemah): H2O > C2O42- > OH- > F- > Cl- > Br- > I-
Ligan-ligan yang menghasilkan Δ orbital-d yang kecil disebut ligan medan lemah.
Menempatkan elektron di aras energi orbital yang lebih tinggi lebih mudah daripada
menempatkan dua elektron pada orbital yang sama. Ini dikarenakan gaya tolak antar dua
elektron lebih besar daripada Δ. Oleh karena itu, masing-masing elektron akan
ditempatkan pada setiap orbital-d terlebih dahulu sebelum dipasangkan. Hal ini, sesuai
dengan kaidah Hund dan menghasilan kompleks "spin-tinggi". Konsep ini kemudian
dikenal dengan nama HSAB yang singkatan dari “hard soft acids and base” (asam basa
keras lemah) atau yang biasa dikenal sebagai asam basa pearson.
c) Berikut contoh kompleks dari medan ligan kuat dan medan ligan lemah:
5. Interaksi elektrostatik antara atom pusat dengan ligan akan semakin kuat dengan
bertambahnya muatan atom pusat karena ligan akan lebih tertarik ke atom pusat.
Gaya tarik atom pusat dan ligan meningkat splitting orbitald meningkat medan
kristal akan semakin kuat
Contoh:
Nilai 10Dq untuk [CrF6]2- = 22.000 cm-1
Nilai 10Dq untuk [CrF6]3- = 15.060 cm-1
Nilai 10Dq untuk [Fe(CN)6]3- = 35.000 cm-1
Nilai 10Dq untuk [Fe(CN)6]4- = 32.200 cm-1
6. Ligand Field Stabilization Energy ( LFSE ) atau biasa disebut energi penstabilan medan
ligan. LFSE adalah parameter penting untuk menjelaskan kompleks logam transisi.
Konfigurasi elektron dengan nilai LFSE lebih kecil (dengan memperhitungkan tanda
minusnya) lebih stabil.