LKM 13
TEORI ORBITAL MOLEKUL
1. Jelaskan kelemahan dari teori medan kristal, sehingga muncul teori orbital molekul untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada senyawa kompleks.
Jawab:
Teori Medan kristal mampu menjelaskan fenomena-fenomena dengan baik yang tidak
mampu dijelaskan oleh Teori Ikatan Valensi, seperti sifat magnetik dan perubahannya
karena pengaruh temperatur, serta warna dari senyawa kompleks. Akan tetapi, Teori
Medan Kristal tidak mampu menjelaskan efek nephelauxetic yang terkait dengan
fenomena medan yang ditimbulkan oleh ligan negatif seharusnya lebih kuat dibandingkan
dengan Medan yang ditimbulkan oleh ligan netral.
Anggapan bahwa Interaksi yang terjadi antara logam pusat dan ligitan adalah
elektrostatik ternyata tidak tepat. Hal ini dikarenakan dijumpainya komplek stabil dengan
atom pusat dan ligannya yang tidak bermuatan (netral), seperti [Fe(CO)5]. Fenomena ini
juga tidak dapat dijelaskan oleh Teori Medan Kristal. Kajian lebih lanjut membuktikan
bahwa disamping terjadinya interaksi elektrostatik pada pembentukan senyawa
kompleks, juga Interaksi yang melibatkan pembentukan ikatan kovalen sehingga pada
tahun 1935, J. H. Van Vleck memodifikasi Teori Medan Kristal dengan memasukkan
interaksi yang melibatkan pembentukan ikatan kovalen sehingga hasil modifikasinya
dinamai Teori Medan Ligan atau Light Field Theory. Sesuai perkembangan teori ikatan
saat itu, Teori Medan Ligan menyesuaikan dengan Teori Orbital Molekul yang dikenal
oleh Hund dan Mulliken.
2. Bagaimana teori orbital molekul menjelaskan ikatan yang terjadi pada senyawa
kompleks? Jelaskan lengkap dengan diagram tingkat energinya.
Jawab:
Teori orbital molekul saat menjelaskan ikatan yang terjadi pada senyawa komplek, dapat
bandingkan lebih dulu perbedaan dasar antara teori medan kristal dengan teori orbital
molekul, misalnya ditinjau suatu sistem sederhana pembentukan spesi [AB]+ dari suatu
basa Lewis B yang memiliki sebuah orbital terisi sepasang elektron dan asam lewis A+
yang memiliki 2 orbital hibrida sp dan sebuah elektron.
Dalam asam lewis A+ terisolasi, 2 orbital hibrida sp berada dalam keadaan degenerate.
Akan tetapi sepasang elektron mendekat, kedua orbital tersebut terpisah menjadi orbital
dengan tingkat energi rendah A2 dan orbital dengan tingkat energi tinggi A1. Hal ini
disebabkan orbital A1 berhadapan langsung dengan basa Lewis B, sedangkan orbital A2
tidak berhadapan langsung. Interpretasi teori medan kristal sangat sederhana, yaitu
sebuah elektron pada ion A+ akan menempati orbital A2 karena tolakannya relatif kecil.
Tansisi elektron dapat terjadi dari orbital A2 ke orbital A1 dengan energi dinyatakan
dalam 10 Dq.
Teori orbital molekul juga menjelaskan proses pembentukan [AB]+ namun sedikit
berbeda. Dianggap bahwa orbital A1 pada logam pusat berhadapan dengan orbital B
kemudian mengalami tumpang-tindih. Menurut teori orbital molekul berdasarkan LCAO
dengan menganggap ikatan yang terbentuk adalah kovalen murni, maka akan terbentuk:
Orbital ikatan (Ψb) = A1 + B Orbital anti ikatan (Ψa) = A1 – B Orbital A2 tidak
mengalami tumpang-tindih atau tidak digunakan dalam pembentukan ikatan sehingga
energinya tidak berubah dan akan menjadi orbital bukan ikatan (nonbonding), Ψn.
Dalam kompleks hipotesis, ketiga elektron akan menempati orbital-orbital yang tingkat
energinya rendah seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Transisi elektron dapat
terjadi dari orbital Ψn ke orbital Ψa dengan energi dinyatakan dalam 10 Dq.
Perbedaan kedua teori itu disebabkan oleh anggapan yang berbeda tentang tingkat energi
awal. Teori medan kristal, menganggap bahwa tidak ada ikatan kovalen sehingga energi
orbital B harus jauh lebih rendah daripada energi orbital A. Apabila Interaksi yang terjadi
adalah interaksi kovalen murni, teori orbital molekul menganggap energi orbital tidak
jauh berbeda.
4. Jelaskan teori orbital molekul dalam kompleks oktahedral, lengkap dengan contoh ion
kompleksnya.
Jawab:
Jika dipandang suatu kompleks oktahedral, maka akan ada enam LGO. Keenam LGO
akan berinteraksi dengan enam orbital logam pusat menghasilkan dua belas molekul.
Pengisian elektron dalam OM dimulai dari OM dengan energi paling rendah, yakni
orbital ikatan, lalu orbital bukan ikatan, dan baru kemudian orbital anti ikatan. Contoh:
Fakta eksperimen menunjukkan bahwa ion kompleks [CO(NH3)6] 3+ bersifat
diamagnetik. Jumlah elektron pada orbital 3d ion logam pusat dan elektron-elektron pada
atom dan ion NH3 sebanyak 18 elektron. 18 elektron tersebut terdistribusi pada OM
kompleks oktahedral seperti pada gambar diatas.
5. Jelaskan teori orbital molekul dalam kompleks tetrahedral, lengkap dengan contoh ion
kompleksnya.
Jawab:
6. Jelaskan teori orbital molekul dalam kompleks bujur sangkar, lengkap dengan contoh ion
kompleksnya.
Jawab:
Diagram Om Kompleks bujur sangkar yang melibatkan interaksi elektrostatis maupun
interaksi kovalen ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Contoh: