IKATAN KIMIA
PENDAHULUAN
Semua unsur berada dalam keadaan tidak stabil, kecuali unsur gas mulia, karenanya
unsur-unsur tersebut berproses untuk mencapai keadaan yang stabil sebagaimana
unsur gas mulia. Kestabilan masing-masing unsur dapat dicapai melalui interaksi dan
pembentukan ikatan dengan unsur lain baik sebagai homoatomik maupun sebagai
heteroatomik bahkan dapat membentuk poliatomik yang stabil, seperti pada makro
molekul atau polimer. Melalui ikatan kimia ubsur-unsur kemudian membentuk
molekul ataupun benda-benda yang selanjutnya menyusun dan menjadi bagian dari
alam semesta. Ikatan kimia dapat terjadi akibat adanya interaksi elektronik, dalam
berbagai wujud dan mekanisme. Sehubungan dengan itu maka dikenal beberapa jenis
ikatan kimia antara lain: ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan logam, ikatan koordinasi,
ikatan hidrogen, dan ikatan Van Der Wells.
Ikatan Ion terjadi karena adanya gaya tarik menarik antar ion yang
bermuatan positif dan ion yang bermuatan negatif. Contoh, pada pembentukan
natrium klorida, atom Na dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p63s1 menerima satu elektron
terluarnya, sehingga membentuk ion Na + dengan konfigurasi elektron 1s22s22p6.
Sedangkan atom Cl dengan konfigurasi 1s22s22p63s23p5 menerima satu elektron
sehingga membentuk Cl- dengan konfigurasi 2s22p63s23p6.
Interaksi antara ion Na+ dan ion Cl_ kemudian menghasilkan ion Na+Cl_
yang mempunyai energi potensial yang lebih rendah bila dibandingkan dengan energi
potensial unsur-unsur tersebut secara terpisah.
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa factor utama dalam pembentukan
senyawa ion adalah energi ionisasi, afinitas elektron dan energi kisi. Dengan
demikian, suatu senyawa ion mudah terbentuk jika:
1. Energi ionisasi salah satu atom relative rendah
2. Afinitas elektron atom yang lain lebih besar (membentuk ion negatif)
3. Energi kisi besar
Energi kisi merupakan factor yang banyak menentukan sifat ion suatu
senyawa. Senyawa ion yang umum dijumpai adalah senyawa ion yang terbentuk dari
logam-logam golongan IA dan IIA, serta unsur-unsur non-logam dari golongan VIA
dan VIIA pada susunan berkala unsur. Mudah tidaknya atom membentuk ion
tergantung pada berbagai factor. Menurut Fayans, atom dapat membentuk ion dengna
mudah, jikalau struktur ion yang bersangkutan stabil, muatan ion kecil, dan ukuran
atom besar pada pembentukan kation (+) dan ukuran atom kecil pada pembentukan
anion (-). Ion akan stabil jikalau ion itu mempunyai konfigurasi elektron gas mulia.
K 2.8.8.1 Br 2 . 8 . 18 . 7
K+ 2.8.8 Br 2 . 8 . 18 . 8
Ca 2.8.8.2 O 2.6
Ca++ 2.8.8 O-2 2.8
La 2 . 8 . 18 . 18 . 8 . 3 P 2.8.5
La3+ 2 . 8 . 18 . 18 . 8 P -3 2.8.8
Ag 2 . 8 . 18 . 18 . 1 Cd 2 . 8 . 18 . 18 . 2
Ag+ 2 . 8 . 18 . 18 Cd 2+
2 . 8 . 18 . 18
Berdasarkan aturan Fayans, maka unsur-unsur yang paling mudah
membentuk ikatan ion adalah unsur golongan IA dan VIIA. Unsur golongan IA yang
berbilangan kuantum besar pada keadaan dasar lebih mudah melepaskan elektron
terakhirnya. Hal ini berkaitan dengan energi orbitalnya sehingga gaya tarik antara
elektron dengan pusat inti tidak begitu kuat dibandingkan dengan elektron yang
jaraknya lebih dekat dengan inti atom. Misalnya unsur sesium (Cs) yang terletak di
periode 6 golongan IA, begitu mudah melepaskan elektron terluarnya sehingga
banyak dipakai dalam sel foto listrik.
Energi yang digunakan untuk melepaskan elektron kedua yang berbilangan
kuantum n = 3, 1 = 0, m = 0 dan s = ½ unsur magnesium pada pembentukan ion Mg2+
adalah 22,7 eV. Magnesium dapat membentuk ion Mg2+ disebabkan karena energi
interaksi yang besar antara ion Mg2+ dengan anion (misalnya ion O2- pada
pembentukan magnesium oksida).
Sifat senyawa ion antara lain adalah:
(1) Mempunyai titik leleh dan titik didih tinggi
Ini disebabkan oleh besarnya energi termal yang diperlukan untuk memutuskan
ikatan elektrostatik antara ion-ion yang terikat erat dalam kisi.
(2) Ion atau leburannya menghantar arus listrik
(3) Pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar
(4) Sangat keras dan getas (rapuh)
Pada senyawa-senyawa seperti H 2, , HCl, O2, Cl2 dan sebagainya, tidak terjadi
perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain sehingga ikatan pada senawa-
senyawa ini adalah bukan ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk karena pemakaian
bersama sepasang elektron ang berasal dari perjodohan elektron –elektron tunggal
(tidak berpasangan) dari masing-masing atom yang berinteraksi. Elektron seolah-
olah merupakan lem ang merekatkan kedua atom.
Senyawa Cl2, terbentuk melalui ikatan kovalen akibat pemakaian bersama
masing-masing satu elektron terluar dari tiap-tiap atom klor, sehingga konfigurasi
elektron kedua atom sama dengan konfigurasi elektron gas mulia dengan molekul Cl2.
Keadaan ini menunjukkan bahwa Cl2 lebih stabil dibandingkan atom-atom klor dalam
keadaan terpisah.
Ikatan kovalen juga terjadi antara atom-atom yang berbeda, misalnya pada
HCl.
1H 1s1 + 17Cl 1s2 2s2 2p6 3s2 3px2 3py2 3pz1
Pengikatan antara atom hidrogen dengan atom klor menghasilkan senyawa
hidrogen klorida yang tidak simetris baik ditinjau dari jari-jari atom maupun dari
keelektronegatifannya, perbedaan keelektronegatifan mengakibatkan senyawa
tersebut menghasilkan momen dipol dan dikenal sebagai senyawa polar. Sebaliknya
senyawa Cl2 yang jari-jarinya simetris dan keelektronegatifan atom pembentuknya
sama, tidak mempunyai momen dipol dan senyawanya tidak polar.
Jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk oleh suatu atom disebut kovalensi.
Contoh rumus bangun dari beberapa senyawa kovalen diberikan di bawah ini. Garis
yang digunakan untuk menghubungkan antara atom-atom dalam senyawa dinyatakan
sebagai ikatan kovalen, garis tersebut sesungguhnya lambing atau setara dengan
sepasang elektron yang terpaut.
Adakalanya dua atom dapat menggunakan bersama lebih dari sepasang
elektron membentuk ikatan rangkap. Pemakaian bersama dua pasang elektron
menghasilkan ikatan rangkap dua dan pemakaian bersama tiga pasang elektron
menghasilkan ikatan rangkap tiga, seperti pada senyawa N 2 dan CO2.
:N N: O C O
H Cl
δ+ δ-
Misalkan dipol moment LiH teramati 5,9 D. Pada jarak antar muatan r = 1,60
Ao (100% ionik), µ terhitung = 7,7 D. jadi sifat ion ikatan adalah:
Sifat ionik molekul LiH =
(Hasil eksperimen = 80%)
3.2.2 Elektronegativitas
Cara ini dilakukan dengan menggunakan tabel elektronegatifitas beberapa
unsur sebagai berikut:
Ikatan ini disebut juga Ikatan kovalen dativ karena mirip dengan ikatan
kovalen tetapi hanya satu atom yang menyediakan dua elektron untuk dipakai
bersama (pasangan elektron pengikat berasal dari satu atom saja). Sebagai contoh
perhatikan cara pembentukan suatu kompleks BCl3 NH3 yang stabil, yang terbentuk
dari amonia dan boron triklorida.
Atom nitrogen dalam amonia mengandung dua elektron yang tidak terikat
(sepasang elektron bebas) sedangkan atom boron dalam boron triklorida kekurangan
dua elektron untuk mencapai struktur oktet yang stabil.
Pada reaksi di atas nitrogen dapat disebut donor pasangan elektron bebas
sedangkan boron adalah akseptor pasangan elektron bebas.
Ikatan logam ini adalah gaya yang mengikat atom satu terhadap atom yang
lain, dimana atom itu mengadakan penyusunan ulang elektron yang tidak
berpasangan sehingga menjadi ion. Ion-ion itu terletak pada jarak tertentu satu
terhadap yang lain sehingga membentuk suatu bidang kristal, dengan demikian ion
logam dihubungkan oleh elektron yang selalu bergerak di bidang kristal-kristal
tersebut.
Pada ikatan logam atom-atom saling berkaitan dengan cara pemakaian
bersama elektron oleh semua atom dalam kisi. Pada kisi terdapat ion positif logam
yang saling tolak menolak, akan tetapi terdapat juga tarik-menarik antara ion-ion
positif dengan elektron yang bebas bergerak di antaranya. Elektron-elektron
terdelokalisasi di antara ion-ion logam.
Logam-logam Na, hablurnya berbentuk kubus dengan ion Na+ terletak di titik
sudut jikalau ada arus listrik mengalir lewat hablur ini, maka elektron akan bergerak
ke logam Na yang cenderung bermuatan positif, dari tegangan rendah ke tegangan
tinggi; akan tetapi ion Na+ tetap di kisi-kisi kristal.
Dengan demikian, senyawa berikatan logam ini dapat menghantarkan arus
listrik. Sifat umum senyawa berikatan logam:
1. Penghantar panas dan penghantar listrik yang baik
2. Keras, mudah ditempa dan lentur
3. Suhu lebur dan suhu didihnya tinggi
4. Kristalnya mempunyai bilangan koordinasi yang tinggi
Yang dimaksud dengan ikatan V.D Waals adalah gaya yang timbul antara
atom/molekul pada jarak tertentu sehingga seolah-oleh terjadi senyawa baru pada
jarak tertentu atom/senyawa itu saling tarik menarik yang sangat lemah , akan tetapi
bila jarak ini dilampaui maka keduanya akan saling menolak sehingga keduanya
menjauhi dengan demikian atom/molekul berada dalam suatu ruangan pada jarak
tertentu satu terhadap yang lain.
Teori ini bertitik tolak dari atom-atom secara terpisah, ikatan antar atom ini
terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom, dimana masing-
masing mengandung sebuah elektron. Agar didapatkan molekul yang stabil, kedua
elektron itu harus mempunyai spin yang berlawanan sehingga didapatkan suatu harga
yang minimum pada kurva energi yang potensial.
Dengan spin yang sejajar tidak akan terbentuk ikatan yang stabil.
Kekuatan ikatan bergantung pada derajat pertindihan yang terjadi. Makin
besar derajat pertindihan makin kuat ikatan. Pertindihan antara dua orbital s tidak
kuat, oleh karena distribusi muatan berbentuk bola; pada umumnya ikatan s-s relative
lemah. Orbital p dapat bertindih dengan orbital s atau orbital p lainnya dengan lebih
efektif karena orbital-orbital p terkonsentrasi pada arah tertentu.
Pada ketiga contoh di atas terjadi pertindihan pada sumbu molekul. Kerapatan
elektron maksimal. Ikatan yang terbentuk disebut ikatan sigma (ikatan σ).
Ikatan Pi (π) akan terbentuk apabila pertindihan terjadi antara orbital-orbital
yang tegak lurus pada sumbu molekul. Jadi, ikatan ini terjadi antara orbital-orbital p
yang sejajar.
Ikatan ini dijumpai misalnya pada N 2 (NN) dimana terdapat satu ikatan
sigma dan dua ikatan pi.
Pada teori ikatan valensi terdapat dua konsep penting yakni konsep resonansi
dan konsep hibridisasi.
3.7.1.1 Konsep Hibridisasi
Pembentukan ikatan dengan cara pertindihan dari dua buah orbital atom
mempunyai syarat bahwa masing-masing orbital itu hanya mengandung satu elektron
dan bahwa kedua elektron tersebut spinnya berlawanan. Perhatikan atom-atom Be, B,
dan C dengan susunan elekton sebagai berikut:
Berdasarkan susunan ini diharapkan bahwa Be akan bersifat seperti unsur gas mulia
(sulit membentuk ikatan), B hanya membentuk satu ikatan dan C membentuk dua
ikatan, kenyataannya:
Be dapat membentuk BeCl2 (bervalensi dua)
B dapat membentuk BCl3 (bervalensi tiga)
C dapat membentuk CCl4 (bervalensi empat)
Untuk dapat menerangkan ini dipostulatkan bahwa satu elektron dalam orbital 2s
dipindahkan ke orbital 2p.
Orbital molekul terbentuk dari hasil interaksi antara dua atau lebih orbital
atom. Jika dua orbital atom berinteraksi maka akan dihasilkan dua orbital molekul
pula , demikian seterusnya. Distribusi elektron dalam molekul tidak lagi berada
pada orbital atom masing-masing pembentuk melainkan ditempatkan atau yang
dikenal dengan istilah terlokalisasi (terlokalisir) pada daerah tumpang tindih yang
kita kenal sebagai orbital molekul.
Ditinjau dari profil energinya maka orbital molekul terbagi dua, yakni orbital
molekul bonding (ikatan) yang dilambangkan dengan OM dimana orbital molekul
memiliki tingkat energi rendah. Sedangkan orbital molekul antibonding (anti ikatan)
ayng dilambangkan dengan OM* adalah orbital molekul yang memiliki energi lebih
tinggi.
Prinsip yang berlaku pada konfigurasi elektron dalam atom berlaku pula
pada konfigurasi elektron dalam orbital molekul, seperti aturan afbau , aturan
Pauli dan aturan Hund. Dalam menggambarkan diagram energi level orbital
molekul bonding (OM), yang energi levelnya lebih rendah dari energi level atom-
atom pembentuknya.
Adanya orbital molekul bonding dan anti bonding dapat dibuktikan dalam
studi spekstroskopi molekul. Pengisian elektron dalam orbital-orbital molekul sesuai
dengan pengisian elektron dalam orbital atom yaitu: (1) orbital dengan energi
terendah diisi lebih dahulu (2) dalam satu orbital molekul terdapat maksimum dua
elektron, (3) jika terdapat orbital molekul yang energinya sama, sedapat mungkin
elektron tidak berpasangan (aturan Hund).
Orbital molekul yang terbentuk dari orbital atom dapat berupa orbita molekul
sigma (s) atau orbital molekul pi (p). Masing-masing orbital molekul dapat
merupakan orbital molekul bonding dan orbital molekul anti bonding (s*, p*). Orbital
sigma adalah orbital molekul yang simetris terhadap sumbu ikatan, sedangkan orbital
pi mempunyai bidang nodal (bidang tanpa kerapatan elektron) yang terdapat pada
sumbu antar-inti. Orbital pi terbentuk dari orbital atom p yang sejajar. Sebagai sumbu
digunakan sumbu x, y, z. orbital molekul untuk molekul diatomic homonuklear yang
terbentuk dari orbital-orbital atom dapat dinyatakan sebagai berikut:
σ1s σ* 1s terbentuk dari orbital atom 1s
σ2s σ* 2s terbentuk dari orbital atom 2s
σ2pz σ* 2pz terbentuk dari orbital atom 2pz
π2px π* 2pz terbentuk dari orbital atom 2px
π2py π* 2py terbentuk dari orbital atom 2py
Urutan tingkat energi dari orbital-orbital molekul mulai dai tingkat energi
terendah, ialah
σ1s < σ*1s < σ2s < σ*2s < σ2pz < σ*2pz < π2px = π2py < π*2px = π2py < σ2pz
Diagram tingkat energi orbital molekul dapat dilihat pada gambar 4 (hal….)
Jika ada interaksi antara σ2s dan σ2p, tingkat energi σ2p > π2px = π2py.
Konfigurasi elektron menurut teori orbital molekul H 2, He2, dan Li2 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Molekul H2
Molekul He 2.
Molekul Li2
Dengan cara yang sama dengan molekul H2 dan He2 diperoleh konfigurasi
untuk molekul Li2 sebagai berikut:
Li2 : [(σ1s)2 (σ*1s)2 (σ2s)2]
Contoh untuk molekul-molekul dimana terjadi interaksi antara σ2s dan σ2p
dapat dilihat pada molekul-molekul B2, C2, dan N2 berikut:
Pada H2 dan Li2 terdapat masing-masing satu pasang elektron yang berbentuk
ikatan tunggal kovalen. Dalam teori orbital molekul, kestabilan ikatan kovalen
berhubugan dengan orde ikatan. Orde ikatan adalah setengah dari perbedaan jumlah
elektron dalam orbital ikatan dan dalam orbital anti ikatan. Orde ikatan (OI) dapat
diungkapkan sebagai
Nb–Na
OI =
2
Untuk helium
Nb–Na 2–2
OI = = =0
2 2
*2pz
*2px *2py
2px 2py
2pz
*2s
ENERGI
2s 2s
2s
*1s
1s 1s
1s